Artikel Sekolah Vokasi UGM Gelar Temu Alumni pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.
]]>Di event Temu Alumni kali ini diadakan pemberian beasiswa Kavogama Awards, yaitu dana bantuan pendidikan yang diberikan kepada mahasiswa berprestasi dari Sekolah Vokasi UGM yang berasal dari donasi para alumni. Secara simbolis, pemberian beasiswa ini diberikan pada perwakilan 2 mahasiswa.
“Beasiswa ini sebagai bentuk kepedulian alumni pada Adik-Adik. Terima kasih untuk para alumni untuk donasinya, sebagai bentuk kepedulian kepada adik-adik,” ujar Yanto Harlianto sebagai Ketua Keluarga Alumni Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (Kavogama).
Harlianto menambahkan pihaknya akan terus membantu mahasiswa yang kurang mampu dan berprestasi secara akademik, serta memberi kesempatan mahasiswa untuk ikut program magang. “Kami akan membantu adik-adik mahasiswa untuk magang, juga saat sudah lulus, kita akan beri informasi lowongan pekerjaaan, serta membantu jika ada program kunjungan ke industri,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan Dekan Sekolah Vokasi UGM Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng., menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas bantuan beasiswa dari para alumni. Ia menyampaikan harapannya bahwa alumni bisa terus dapat membantu para mahasiswa yang saat ini tengah menempuh studinya.“Saya berharap, teman-teman dapat membantu adik-adik yang masih berkuliah, jika magang bisa dibantu diterima, jika sponsor bisa dibantu diberikan. Tidak perlu banyak, tidak apa-apa,” ujarnya.
Selain memberikan beasiswa, Sekolah Vokasi memberikan apresiasi dan penghargaan pada 6 alumni Sekolah Vokasi UGM terpilih yang berhasil menciptakan lapangan kerja atau berwirausaha. Enam alumni ini berasal dari program studi yang beragam, pula dengan usaha yang mereka geluti saat ini. Beberapa contoh dari usaha tersebut adalah di bidang FnB (Food and Beverage), pengelolaan tambang, travel, pembudidayaan maggot dan pupuk, dan lain sebagainya. Dalam kesempatan itu, para alumni tersebut pun menceritakan sedikit dari usaha dan kisah inspiratifnya. “Sebisa mungkin alumni memiliki usaha,” tutur Agus Maryono.
Agus mengemukakan bahwa para alumni berkesempatan besar untuk diundang kembali datang ke kampus sebagai dosen praktisi, atau tamu praktisi pada mata kuliah Kewirausahaan. Pengalaman yang didapat para alumni bisa dibagikan ke mahasiswa untuk menambah wawasan sekaligus mendapat gambaran secara nyata di dunia kerja dan wirausaha.
Penulis : Leony
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. Humas SV
Artikel Sekolah Vokasi UGM Gelar Temu Alumni pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.
]]>Artikel Pentas Ketoprak ‘Suminten Bukan Siti Nurbaya’ Semarakkan Temu Alumni FMIPA UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.
]]>Beragam suguhan acara dan hiburan disajikan mulai pukul 6 petang hingga menjelang tengah malam dengan beragam kuliner jadul seperti bakmi jawa, gulali, dan harum manis. Berbagai alumni lintas angkatan menghadiri acara malam temu alumni kali ini. “Jauh-jauh dari seluruh Indonesia, ada yang dari Jakarta dan Nusa Tenggara. Kita bangga atas kehadiran Bapak dan Ibu senior yang telah hadir malam ini,” kata Kuwat dalam sambutannya.
Sejalan dengan tema Dies Natalis yang bertajuk “Inovasi untuk Hilirisasi: Mewujudkan Kemandirian Bangsa melalui Sains dan Teknologi”, Prof Kuwat turut menuturkan bahwa FMIPA saat ini telah membangun speed up company sebagai inkubator dan akselerator yang harapannya akan melahirkan berbagai start up ke depannya.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan beragam pertunjukkan seperti tarian kreasi dan band oleh mahasiswa dan alumni, pembagian doorprize, kuis, paduan suara, penghargaan mahasiswa berprestasi, inspirational talk alumni, dan ketoprak.
Salah satu acara yang cukup memantik kemeriahan acara adalah kethoprak atau drama dengan bahasa Jawa dengan judul Suminten Bukan Siti Nurbaya. Cerita drama tersebut menceritakan tentang Suminten (Bella, mahasiswa Matematika FMIPA) yang akan dijodohkan dengan sosok lelaki tua beristri 4 Den Mono (Prof. Harno Dwi Pranowo). Namun, Suminten telah memiliki seorang kekasih dan ingin melanjutkan studi S2 di FMIPA terlebih dahulu. Hal ini, sempat ditentang oleh sang Ayah (Prof. Kuwat) yang akhirnya luluh setelah mengetahui maksud dari anak gadisnya tersebut yang memiliki pujaan hati yang tengah menempuh pendidikan ilmu sains.
Selain suguhan ketoprak, ada yang unik di akhir pementasan. Seluruh penonton dan pemain beramai-ramai menyalakan flashlight ponsel sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Prof. Kuwat yang kebetulan bertepatan dengan hari ulang tahunnya.
Penulis : Febriska/Humas FMIPA
Editor : Gusti Grehenson
Artikel Pentas Ketoprak ‘Suminten Bukan Siti Nurbaya’ Semarakkan Temu Alumni FMIPA UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.
]]>