SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak Arsip - Universitas Gadjah Mada https://ugm.ac.id/id/tag/sdg-6-air-bersih-dan-sanitasi-layak/ Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi Fri, 07 Feb 2025 09:56:39 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.1.7 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran, Pakar UGM Nilai Masih Minim Kejelasan Perencanaan dan Eksekusi  https://ugm.ac.id/id/berita/100-hari-pemerintahan-prabowo-gibran-pakar-ugm-nilai-masih-minim-kejelasan-perencanaan-dan-eksekusi/ https://ugm.ac.id/id/berita/100-hari-pemerintahan-prabowo-gibran-pakar-ugm-nilai-masih-minim-kejelasan-perencanaan-dan-eksekusi/#respond Fri, 07 Feb 2025 09:56:39 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75694 Seratus 100 hari pertama pemerintahan Prabowo-Gibran dalam pengambilan kebijakan di bidang hukum, ekonomi dan politik pemerintahan menjadi sorotan publik. Bahkan tidak jarang menuai kritikan terkait kebijakan blunder yang dilakukan oleh para menteri di tengah upaya pemerintah melakukan penghematan anggaran dan menurunnya kemampuan daya beli masyarakat. Kinerja pemerintahan dinilai belum berjalan efektif dan berbagai program yang […]

Artikel 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran, Pakar UGM Nilai Masih Minim Kejelasan Perencanaan dan Eksekusi  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Seratus 100 hari pertama pemerintahan Prabowo-Gibran dalam pengambilan kebijakan di bidang hukum, ekonomi dan politik pemerintahan menjadi sorotan publik. Bahkan tidak jarang menuai kritikan terkait kebijakan blunder yang dilakukan oleh para menteri di tengah upaya pemerintah melakukan penghematan anggaran dan menurunnya kemampuan daya beli masyarakat. Kinerja pemerintahan dinilai belum berjalan efektif dan berbagai program yang dijalankan masih minim kejelasan soal perencanaan dan tingkat implementasi di lapangan.

Di bidang supremasi hukum, penguatan demokrasi dan hukum ketatanegaraan, Dosen Fakultas Hukum Dr. Hendry Noor Julian, S.H., M.Kn menyoroti melemahnya sistem check and balance dalam pemerintahan saat ini. Ia mengutip teori Donald Black dalam The Behavior of Law yang menyebutkan bahwa kedekatan politik bisa membuat hukum kehilangan daya berlakunya. Hal itu merujuk pada dominasi koalisi di parlemen yang berpotensi mengurangi efektivitas pengawasan terhadap kebijakan pemerintah.  “Alih-alih menjadi mekanisme kontrol, hubungan eksekutif dan legislatif saat ini cenderung bersifat partnership,” jelas Hendry dalam Diskusi Pojok Bulaksumur yang bertajuk “Dari Janji ke Aksi: 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran” yang berlangsung di selasar tengah Gedung Pusat UGM, Jumat (7/2).

Di awal pemerintahan, kata Hendry, ide Prabowo yang akan memaafkan koruptor menuai banyak kritikan dan kecaman. Sebab menurut perspektif hukum, status seseorang sebagai koruptor harus didasarkan pada putusan hukum yang berkekuatan tetap. Jika benar ada mekanisme yang memungkinkan koruptor bebas setelah mengembalikan uang negara, hal ini akan menimbulkan banyak persoalan, terutama dalam hal penegakan hukum dan keadilan. “Kalau melihat pranata dan aparat yang ada sekarang, saya bahkan kurang yakin di atas 20 persen kebijakan ini bisa berhasil,” ujar Hendry.  

Sementara dari melalui kacamata ilmu politik dan pemrintahan, Dr. Mada Sukmajati dari Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM menilai bahwa janji-janji dalam Asta Cita atau delapan program prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran masih belum terealisasi secara konkret. Ia menyebut beberapa program seperti makan siang bergizi gratis, pemeriksaan kesehatan gratis, dan pembangunan sekolah unggul masih minim kejelasan dalam perencanaan dan eksekusi. “Kalau kita bicara program dengan hasil terbaik dan cepat, seharusnya dalam 100 hari ini desainnya sudah jelas. Tapi kenyataannya implementasi masih parsial dan bahkan dalam beberapa aspek kita tidak tahu bagaimana mekanismenya,” ujar Mada.  

Di sisi lain, Mada juga mempertanyakan tingkat kepuasan publik yang tinggi terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran meskipun realisasi kebijakan masih terbatas. “Approval rating 80 persen ini jadi tanda tanya besar. Apakah karena masyarakat masih optimis terhadap pemerintah, ataukah survei dilakukan dalam konteks tertentu yang mendukung hasil tersebut?” urainya.  

Soal kebijakan penghapusan utang UMKM, petani, dan nelayan, juga tidak luput dikuliti oleh Ekonom UGM, Dr. Yudistira Hendra Permana. Dirinya menganggap kebijakan ini lebih sebagai langkah desperatif ketimbang solusi jangka panjang untuk meningkatkan perekonomian. “Apakah ini langkah untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, atau justru tanda bahwa pemerintah sudah kehabisan opsi?” selidiknya.

Yudistira turut menanggapi soal kebijakan pemangkasan anggaran di berbagai sektor sebagai dampak dari defisit fiskal yang semakin membesar serta kebijakan yang kurang memperhitungkan keberlanjutan ekonomi dalam jangka panjang. 

Selain itu, target pertumbuhan ekonomi hingga 8% juga dinilainya terlalu ambisius mengingat kondisi ekonomi global yang masih mengalami perlambatan. Bahkan, dalam beberapa bulan terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia justru menghadapi tekanan deflasi “Capaian 8% dalam lima tahun ke depan saya rasa tidak realistis tanpa strategi konkret dan kebijakan ekonomi yang lebih terstruktur,” ujarnya.

Menjawab pertanyaan wartawan, dalam konteks politik, Mada Sukmajati menyebutkan pemerintahan Prabowo-Gibran dinilai masih mencari keseimbangan dalam dinamika kekuasaan dan kepentingan oligarki. Konstelasi hubungan antara penguasa dan pengusaha tengah mengalami rekonfigurasi dengan jejaring ekonomi-politik masa lalu dan baru saling bernegosiasi untuk menentukan dominasi dalam kebijakan pemerintahan saat ini.

Mada juga menanggapi terkait kebijakan Presiden Prabowo yang mengandalkan jejaring militer dalam mendukung program pemerintah. Ia menilai bahwa pilihan ini masuk akal karena jejaring politik dan birokrasi yang terbatas membuat tentara menjadi alat utama dalam mendistribusikan program-program prioritas, seperti makan siang gratis. “Meski demikian, langkah ini juga berpotensi menimbulkan tantangan dalam aspek hukum dan demokrasi,“ imbuhnya.

 Tradisi evaluasi 100 hari pemerintahan ini dipandang para pakar sebagai momen penting untuk menilai langkah awal kebijakan pemerintah. Meski bukan penentu akhir keberhasilan pemerintahan, 100 hari pertama seringkali menunjukkan arah kebijakan serta komitmen pemimpin dalam merealisasikan janji kampanye. Oleh karena itu, masyarakat dan media diharapkan terus mengawal program-program utama agar dapat memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan rakyat.

Penulis : Bolivia

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Firsto

Artikel 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran, Pakar UGM Nilai Masih Minim Kejelasan Perencanaan dan Eksekusi  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/100-hari-pemerintahan-prabowo-gibran-pakar-ugm-nilai-masih-minim-kejelasan-perencanaan-dan-eksekusi/feed/ 0
Kampanye Zero Waste, UGM Olah Sampah secara Mandiri https://ugm.ac.id/id/berita/kampanye-zero-waste-ugm-olah-sampah-secara-mandiri/ https://ugm.ac.id/id/berita/kampanye-zero-waste-ugm-olah-sampah-secara-mandiri/#respond Wed, 22 Jan 2025 09:16:43 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75047 Permasalahan sampah terus terjadi di berbagai kota Indonesia dan menjadi hal yang harus ditangani secara serius, terutama di kota Yogyakarta yang saat ini tengah mengalami darurat sampah. Universitas Gadjah Mada sebagai kampus yang aktif dalam pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, saat ini saat ini tengah gencar mengadakan kampanye Zero Waste dengan cara pengelolaan sampah secara mandiri […]

Artikel Kampanye Zero Waste, UGM Olah Sampah secara Mandiri pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>

Permasalahan sampah terus terjadi di berbagai kota Indonesia dan menjadi hal yang harus ditangani secara serius, terutama di kota Yogyakarta yang saat ini tengah mengalami darurat sampah. Universitas Gadjah Mada sebagai kampus yang aktif dalam pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, saat ini saat ini tengah gencar mengadakan kampanye Zero Waste dengan cara pengelolaan sampah secara mandiri di lingkungan kampus.

Pengelolaan sampah di UGM mencakup upaya menjaga kelestarian lingkungan dengan mengedarkan anjuran untuk membuang sampah sesuai dengan jenisnya, mengurangi penggunaan wadah makan dari styrofoam, membawa tumbler air sendiri, serta mengajak sivitas akademika gemar menjaga kesehatan dengan berolahraga secara rutin.

Nurudin Basyori, S.P., dari bagian pemeliharaan sarana dan Prasarana, Direktorat Aset Universitas Gadjah Mada mengatakan setiap harinya hanya mengangkut sebanyak 3 truk sampah setiap hari atau sekitar 6-7 kubik sampah. “Setiap harinya kita mengangkut sebanyak 6-7 kubik sampah,” katanya di kompleks Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM di Berbah, Kalitirto, Sleman, Rabu (22/1).

Sesuai anjuran dari peraturan Rektor, katanya, sampah yang diangkut adalah sampah yang sudah dipilah yang ada di tempat sampah yang ada di sudut -sudut lingkungan kampus. “Yang belum dipilah tidak akan kita angkut,” katanya.

Namun anjuran ini tidak semua berjalan semestinya, karena ada di beberapa lokasi tertentu seperti di Jalan Sekip misalnya sampah masih dicampur sehingga petugas harus memilah sampah tersebut. “Jadi, masih ada beberapa yang sudah, tapi belum semua yang mematuhi peraturan,” tuturnya..

Meski bagian petugas dari Aset hanya sebatas pengangkutan, namun Basyori tetap meminta petugas ke petugas kebersihan untuk memilah sesuai dengan jenisnya. Edukasi soal memilah sampah sampah berdasarkan jenisnya ini menurutnya perlu dilakukan secara terus menerus.

Selain bertanggung jawab menjaga kebersihan lingkungan kampus, pihaknya juga ikut melakukan pengolahan sampah. “Alurnya dari fakultas yang sudah melakukan pemilahan sesuai dengan jenisnya kami ambil bawa ke PIAT,” ujarnya.

Di kompleks PIAT yang berada di Berbah, Kalitirto, Sleman,  sampah yang berdasarkan jenisnya ini akan diolah. Untuk sampah organik seperti dedaunan akan diolah menjadi pupuk kompos. “Hasilnya pupuknya digunakan taman-taman di sekitar kampus,” katanya.

Adanya campaign Zero Waste di Universitas Gadjah Mada ini terus digencarkan agar bisa meminimalisir volume sampah yang dihasilkan setiap harinya serta memudahkan bagi petugas kebersihan untuk mengangkut sampah dan mengolah sampah tersebut untuk menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Pipit Noviyanti yang mengkoordinir kegiatan unit pengolahan sampah di PIAT UGM mengatakan rumah inovasi daur ulang yang ada di komplek PIAT menerima tiga kategori sampah yang berasal dari kampus UGM. Yang pertama adalah sampah sapuan daun, sampah ranting, dan yang ketiga adalah sampah residu yang sudah tercampur.

Untuk sampah daun dan juga sampah ranting, dikomposkan di PIAT UGM dengan metode windrow composting dan juga menggunakan bak pengomposan. Sedangkan untuk sampah residu, digunakan pemilahan secara manual terlebih dahulu dan kemudian akan dilakukan cacah pilah pada sampah tersebut. “Untuk pengolahan sampah organik outputnya merupakan kompos yang dimanfaatkan untuk lingkungan internal PIAT sendiri dan juga dimanfaatkan untuk wilayah kampus untuk pemupukan tanaman,’ paparnya.

Sedangkan untuk sampah campur dari hasil cacah pilah outputnya ada 3 macam, yaitu yang pertama adalah bubur organik untuk pengomposan, sedangkan dua produk lainnya yaitu low value plastic atau plastik yang dia sudah tidak memiliki nilai yang saat ini diolah oleh mitra pihak ketiga menjadi bahan bangunan, dan yang terakhir adalah sampah residu yang tidak dapat diolah lebih lanjut masuk ke tahap pemrosesan akhir.

Untuk mendukung proses pemilihan dan pengolahan sampah ini, kata Pipit, memerlukan dukungan semua pihak untuk bertanggung jawab terkait dengan penanganan sampah di semua aktivitas masing-masing. Termasuk mahasiswa, pegawai hingga tenaga pendidik. “Harapan kita UGM bisa bersih dari sampah walaupun ada, tapi sampahnya sudah terpilah sesuai dengan jenisnya,”ujarnya.

Penulis : Kezia Dwina Nathania
Editor   : Gusti Grehenson

Foto      : Firsto

Artikel Kampanye Zero Waste, UGM Olah Sampah secara Mandiri pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/kampanye-zero-waste-ugm-olah-sampah-secara-mandiri/feed/ 0
Pengungsi di Indonesia, Myanmar dan Palestina Belum Mendapat Perlindungan Layak https://ugm.ac.id/id/berita/pengungsi-di-indonesia-myanmar-dan-palestina-belum-mendapat-perlindungan-layak/ https://ugm.ac.id/id/berita/pengungsi-di-indonesia-myanmar-dan-palestina-belum-mendapat-perlindungan-layak/#respond Wed, 22 Jan 2025 07:52:21 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75037 Sebanyak 453 akademisi dan aktivis organisasi internasional dari 50 negara mengikuti konferensi internasional tentang migrasi paksa atau International Association for the Study of Forced Migration Conference (IASFM) ke-20 yang berlangsung di kampus UGM, 21-23 Januari. Konferensi yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali ini mengangkat tema Forced Displacement in an Urbanizing World. Konferensi digelar dalam rangka menanggapi permasalahan isu […]

Artikel Pengungsi di Indonesia, Myanmar dan Palestina Belum Mendapat Perlindungan Layak pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Sebanyak 453 akademisi dan aktivis organisasi internasional dari 50 negara mengikuti konferensi internasional tentang migrasi paksa atau International Association for the Study of Forced Migration Conference (IASFM) ke-20 yang berlangsung di kampus UGM, 21-23 Januari. Konferensi yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali ini mengangkat tema Forced Displacement in an Urbanizing World. Konferensi digelar dalam rangka menanggapi permasalahan isu mengenai migrasi paksa yang banyak terjadi di negara seperti di Myanmar, Palestina, dan Indonesia.

“Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi ancaman bencana alam yang lumayan besar. Maka dari itu tidak dipungkiri bahwa migrasi paksa harus dilakukan untuk memberikan jaminan keselamatan bagi masyarakat,” kata Peneliti Pusat Riset Politik, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Dr. Tri Nuke Pudjiastuti, M.A., saat menyampaikan pidato kuci dalam pembukaan IASFM di Grha Sabha Pramana, Selasa (21/1).

Menurut Nuke, migrasi paksa memang memiliki sejarah panjang di Asia Tenggara. Ia menyebutkan terdapat tiga periode sejarah mengenai migrasi paksa di Asia Tenggara. Namun migrasi paksa semakin parah sejak adanya krisis laut Andaman. Hingga saat ini setiap kontinen pun cenderung menerapkan peraturan yang defensif dan tidak kooperatif demi menjaga kepentingan masing-masing. “Migrasi paksa terjadi karena tidak adanya perlindungan yang legal dan layak dalam pemenuhan atas dasar kemanusiaan,” ungkapnya.

 

Dr. Kwaku Arhin-Sam, akademisi dan peneliti dari Friedrich Schiller University Jena, Jerman, mengatakan dirinya saat ini tengah melakukan riset soal migrasi internasional menemukan banyak negara dengan kebijakan politik yang berorientasi menjadi negara anti imigran. “Orang-orang yang dipaksa pergi dan pindah dari asal mereka,” ujarnya.

Dosen dari Departemen Antropologi, Dr. Realisa Darathea Masardi, menegaskan konferensi internasional ini diharapkan mampu memperkuat kekuatan akademik dalam menanggapi isu migrasi paksa. “Universitas Gadjah Mada sebagai universitas yang leading dalam bidang research, sudah saatnya para akademisi untuk berkolaborasi dengan aktivis dan organisasi yang berhubungan dengan isu migrasi paksa ini,” katanya.

Menurutnya, hasil dari konferensi ini tidak hanya berdampak untuk keperluan akademik, namun juga harus mampu memberikan awareness kepada masyarakat Indonesia. Pasalnya, tujuan akhir dari kegiatan ini yaitu mampu memberikan pemahaman yang lebih luas sehingga mampu mempengaruhi kebijakan pemerintah yang masih belum inklusif dengan adanya pengungsi yang ada di Indonesia. “Saya kira konferensi ini untuk mendukung suara-suara yang tidak didengarkan agar sampai kepada pemerintah,” harapnya.

 

Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., dalam pidato sambutannya menyampaikan apresiasi para akademisi dan peneliti serta aktivis organisasi internasional yang datang  sebagai pembicara dan partisipan yang turut hadir dalam konferensi ini. “Suatu kehormatan bagi Universitas Gadjah Mada dapat menjadi tuan rumah IASFM ke-20. Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung keberlangsungan konferensi ini,” katanya.

Universitas Gadjah Mada, kata Rektor, berkomitmen untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian kontemporer yang mana nantinya akan berdampak positif dalam pengembangan kebijakan dan mampu menyediakan wadah untuk menyalurkan suara para migran.

Penulis : Jelita Agustine

Editor   : Gusti Grehenson

Foto     : Lazuardi

Artikel Pengungsi di Indonesia, Myanmar dan Palestina Belum Mendapat Perlindungan Layak pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/pengungsi-di-indonesia-myanmar-dan-palestina-belum-mendapat-perlindungan-layak/feed/ 0
Mahasiswa KKN PPM UGM Bikin Fermentasi Pakan Ternak dan Pengenalan Teknologi Pengolahan Air Bersih di Pacitan https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-kkn-ppm-ugm-bikin-fermentasi-pakan-ternak-dan-pengenalan-teknologi-pengolahan-air-bersih-di-pacitan/ https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-kkn-ppm-ugm-bikin-fermentasi-pakan-ternak-dan-pengenalan-teknologi-pengolahan-air-bersih-di-pacitan/#respond Wed, 22 Jan 2025 04:54:07 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75015 Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) PPM UGM berhasil membantu mengatasi kesulitan masyarakat Desa Kendal dan Desa Sooka, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, dalam hal penyediaan pakan ternak dan pengenalan teknologi pengolahan air bersih. Dalam pengabdiannya, para mahasiswa KKN UGM juga membuat web profil desa dan pembaruan data desa serta pembinaan pelaku UMKM. Dalam kegiatan […]

Artikel Mahasiswa KKN PPM UGM Bikin Fermentasi Pakan Ternak dan Pengenalan Teknologi Pengolahan Air Bersih di Pacitan pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) PPM UGM berhasil membantu mengatasi kesulitan masyarakat Desa Kendal dan Desa Sooka, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, dalam hal penyediaan pakan ternak dan pengenalan teknologi pengolahan air bersih. Dalam pengabdiannya, para mahasiswa KKN UGM juga membuat web profil desa dan pembaruan data desa serta pembinaan pelaku UMKM.

Dalam kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) KKN yang dilakukan di Desa Kendal, Selasa (22/1), Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si menyambut baik dan mengapresiasi kerja dan karya para mahasiswa UGM. Dia merasa senang karena baru tiga minggu mahasiswa melakukan kerja hasilnya sudah bisa dirasakan masyarakat. Baginya Kuliah Kerja Nyata sebagai sarana terbaik mahasiswa praktek berinteraksi dengan masyarakat desa. Dengan srawung di tengah masyarakat, katanya, mahasiswa berkomunikasi dengan masyarakat sekaligus menyelami berbagai persoalan yang dihadapi. “Mahasiswa ini belajar srawung, belajar berinteraksi. Ini adalah cara UGM untuk mendidik mereka berinteraksi, supaya belajar di masyarakat,” katanya.

Pada saat monev berlangsung, rombongan dari UGM mendengarkan pemaparan kegiatan KKN dari Raden Razaq Farel Aryabima selaku Kormanit KKN PPM UGM Unit 2024-JI060 Punung Pacitan, Jawa Timur dan Ari Cahyono, S.Si., M.Sc selaku dosen pendamping lapangan. Disamping berdiskusi, para peserta monev berkesempatan meninjau pameran UMKM yang menampilkan produk makanan kemasan berupa Krupuk Bawang Andini, Criping Asih, Bakpia Pacitan, Criping Pisang dan Sale Pisang Ambar Arum.

Pudji Haryono selaku Camat Punung Pacitan menyampaikan apresiasi dan ucapa berterima kasih karena desa-desa di wilayahnya telah dipilih menjadi kegiatan KKN PPM UGM. Menurutnya dengan KKN mahasiswa UGM sungguh membantu pelaksanaan pembangunan di Kecamatan Punung Pacitan, khususnya di dua desa yaitu Desa Sooka dan Desa Kendal. “Mahasiswa KKN UGM telah memberikan sesuatu nilai yang sangat bermanfaat bagi warga masyarakat. Khususnya masalah pemberdayaan, hanya saja kami berharap apa yang ditinggalkan nanti untuk bisa dilanjutkan. Apa-apa yang sudah diberikan oleh adik-adik, sebesar apapun kalau tidak ada keberlanjutannya saya rasa tentunya akan hilang begitu saja,” ungkapnya.

 

Pudji menyampaikan sudah tiga tahun berturut-turut, Kecamatan Punung menerima penempatan mahasiswa KKN PPM UGM. Pengabdian para mahasiswa UGM selama tiga tahun berturut-turut, mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat. Selain melaksanakan program utama, para mahasiswa juga melakukan kegiatan-kegiatan pendukung seperti membantu pelayanan posyandu, khususnya posyandu untuk lansia. “Saya mendengar pada sore hari, mereka membantu kegiatan pengajian. Adik-adik mengajar mengaji, itu kan luar biasa, sementara di wilayah ini memang masih kekurangan tenaga untuk mengajar ngaji, dan masalah keagamaan ini sangat penting karena dalam rangka membangun manusia tidak hanya secara fisik, tetapi secara mental pun harus kita bangun”, terangnya.

Lurah Sooka, Eko Wahyudi, A.Md merasa bersyukur atas kehadiran para mahasiswa KKN UGM. Kehadiran para mahasiswa, disebutnya, sangat membantu warga Sooka terutama dalam mempersiapkan sediaan pakan ternak untuk musim kemarau. Disebutnya, Desa Sooka di saat musim kemarau merasakan kekurangan pakan ternak, namun di musim penghujan sangat berlimpah sehingga terbuang. “Karena kepada masyarakat diperkenalkan pembuatan silase dan fermentasi pakan ternak untuk persediaan. Selain itu, diperkenalkan teknologi untuk menarik sumber air di bawah dengan teknologi PLTS, tapi sayang biayanya tidak murah”, katanya.

Kuliah Kerja Nyata PPM UGM Unit 2024-JI060 Punung Pacitan, Jawa Timur mengambil tema besar pengabdian Pembaharuan data Kewilyahan desa di Desa Sooka dan Desa Kendal, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi kali ini  dihadiri sejumlah ketua dan sekretaris Senat Akademik Prof. Dr. Sulistiowati, S.H., M.Hum dan Prof. Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni, S.IP., M.Si., Ketua Komisi I, Prof. Dr. drg. Regina TC. Tandelilin, M.Sc, Ketua dan Sekretaris komisi II, Prof. Ir.T. Yoyok Wahyu Subroto, M.Eng., Ph.D., IPU, Dr. dra. Raden Roro Upiek Ngesti Wibawaning Astuti, B.Sc., DAP&E., Biomed., Prof. Dr. Ganis Lukmandaru, S.Hut., M.Agr, Dr. Ahmad Zubaidi, M.Si, serta Sekretaris DPkM UGM, Dr. Djarot Heru Santoso, M.Hum, Lurah Sooka, Eko Wahyudi, A.Md, Lurah Kendal, Bambang Widodo serta beberapa pimpinan lainnya.

Penulis  : Agung Nugroho

Foto      : Donnie

Artikel Mahasiswa KKN PPM UGM Bikin Fermentasi Pakan Ternak dan Pengenalan Teknologi Pengolahan Air Bersih di Pacitan pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-kkn-ppm-ugm-bikin-fermentasi-pakan-ternak-dan-pengenalan-teknologi-pengolahan-air-bersih-di-pacitan/feed/ 0
Mahasiswa UGM dan SUTD Rancang Model Pemasangan Panel Surya di Kota Yogyakarta https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-dan-sutd-rancang-model-pemasangan-panel-surya-di-kota-yogyakarta/ https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-dan-sutd-rancang-model-pemasangan-panel-surya-di-kota-yogyakarta/#respond Thu, 16 Jan 2025 07:23:35 +0000 https://ugm.ac.id/?p=74794 Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI), Fakultas Teknik UGM kembali menyelenggarakan Freshmore Asian Cross-Curricular Trips (FACT) bekerja sama dengan Singapore University of Technology and Design (SUTD). Kegiatan Freshmore Asian Cross-Curricular Trips (FACT), ini sebagai bentuk komitmen atas perannya dalam penyediaan energi bersih dan terbarukan serta sebagai salah satu bentuk pengabdian masyarakat. Kegiatan yang berlangsung selama […]

Artikel Mahasiswa UGM dan SUTD Rancang Model Pemasangan Panel Surya di Kota Yogyakarta pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI), Fakultas Teknik UGM kembali menyelenggarakan Freshmore Asian Cross-Curricular Trips (FACT) bekerja sama dengan Singapore University of Technology and Design (SUTD). Kegiatan Freshmore Asian Cross-Curricular Trips (FACT), ini sebagai bentuk komitmen atas perannya dalam penyediaan energi bersih dan terbarukan serta sebagai salah satu bentuk pengabdian masyarakat. Kegiatan yang berlangsung selama 5 hari, 6-10 Januari  lalu mengusung tema Modelling Uncertainty dengan topik Designing PV System for Riverside Community. Kegiatan FACT kali ini diikuti 43 orang mahasiswa UGM dari DTMI, Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (DTETI), dan Departemen Teknik Kimia (DTK) serta 33 mahasiswa SUTD.

Ir. Achmad Pratama Rifai, Ph.D., dari DTMI UGM mengatakan para peserta kegiatan FACT melaksanakan aktivitas bersama secara berkelompok di Laboratorium Menggambar Teknik DTMI, RW 05 Kalurahan Terban, dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kalurahan Cokrodiningratan. Sesuai dengan tema yang diberikan, para peserta diminta untuk membuat sebuah perancangan model berkaitan dengan pemasangan panel surya yang dapat dimanfaatkan oleh warga masyarakat di Terban dan Cokrodiningratan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari yang membutuhkan listrik, antara lain kegiatan perkumpulan warga, penyediaan air bersih melalui pompa, dan pengolahan air limbah.

Para peserta di hari pertama mendapatkan brief dan materi latar belakang lokasi pemasangan panel surya. Hal ini perlu disampaikan agar mampu memberikan pemahaman awal mengenai lokasi yang akan dikunjungi. ”Terlebih karena di lokasi sudah terpasang beberapa panel surya di beberapa titik dan peserta akan memodelkan titik-titik yang potensial untuk dipasang panel surya”, jelas Achmad Rifai.

Ia menambahkan berbekal pengetahuan awal, pada hari kedua peserta dibawa untuk melaksanakan field trip dengan mengunjungi lokasi di Terban dan Cokrodiningratan secara langsung. Pelaksanaan field trip disambut oleh Ketua RW 05 Kalurahan Terban, Supriyanto S.Sos, di Aula Masjid Nidaul Jannah Terban. Kedatangan para peserta inipun mendapat sambuatan hangat warga Terban. ”Kami merasa senang bisa menerima kembali tamu dari SUTD, semoga kegiatan bisa berjalan lancar,” tutur Supriyanto.

Setelah memperoleh pembagian titik kunjungan, peserta yang telah dibagi dalam kelompok-kelompok pada hari pertama kemudian menuju ke titik masing-masing untuk mengumpulkan data-data terperinci yang diperlukan untuk mengerjakan tugas yang diberikan dengan didampingi oleh liaison officer (LO) dari Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) UGM dan perangkat masyarakat setempat. Sekembalinya dari field trip, peserta diberi kesempatan untuk merefleksikan hasil kunjungan sekaligus berdiskusi dalam menyusun pemodelan yang akan dipresentasikan.

Presentasi atas pemodelan yang telah dirancang pun selanjutnya dilaksanakan dengan durasi presentasi per kelompok adalah 7 menit dan durasi tanya jawab dengan para juri selama 10 menit. Adapun dewan juri terdiri dari Dr. Wong Wei Pin (SUTD), Ir. Achmad Pratama Rifai, Ph.D. (DTMI UGM), dan Ir. Robertus Dhimas Dhewangga Putra, Ph.D. (DTMI UGM). Para juri menilai beberapa hal dari presentasi peserta, antara lain penyusunan problem statement, penyajian data, penentuan hipotesis dan batasan analisis, penyusunan metode penyelesaian, penyajian solusi dan timbal baliknya, dan penampilan presentasi dari kelompok.

Dari penilaian yang dilakukan, ditentukan 1 tim terbaik dan 2 peserta terbaik dengan dipilih 1 mahasiswa UGM dan 1 mahasiswa SUTD. Setelah usai memberikan penilaian, dewan juri memilih Tim 9 sebagai tim terbaik, disusul Srikanth Srider (SUTD) dan Chika Zenita Sabrina (DTK UGM). Ketiga tim terbaik dinilai berhasil mengerjakan pemodelan instalasi panel surya. Selanjutnya, para peserta pun berkesempatan mengikuti perkuliahan dari dosen-dosen UGM dan SUTD. Mereka mengikuti perkuliahan yang disampaikan Dr. Wong Wei Pin (SUTD), Syahirul Alim Ritonga, S.T., MRes (UGM), Dr. Jose Rafael Martinez Garcia (SUTD), dan Yun Prihantina Mulyani, Ph.D. (UGM).

Dr. Jose Rafael Martinez Garcia dalam closing remarks mengingatkan kembali soal pemodelan. Meski pemodelan yang dikerjakan oleh para peserta bersifat kuantitatif, ada aspek lain yang perlu untuk diperhatikan. ”Mempertimbangkan aspek manusia dalam sebuah komunitas masyarakat juga merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan,” terang Jose Rafael.

Hal senada diungkap Dr. Wong Wei Pin. Ia berharap para peserta, baik dari SUTD maupun UGM bisa menarik manfaat pelajaran berharga dari program FACT ini. ”Kreativitas para peserta sungguh mengesankan, dan semoga semua memperoleh wawasan yang baik dan meneruskan untuk berinovasi merancang desain yang berpusat pada manusia,” tambahnya.

Dr. Adhika Widyaparaga selaku Sekretaris Departemen Teknik Mesin dan Industri UGM menjelaskan topik yang diangkat oleh FACT tahun ini dikaitkan dengan SDGs. Seperti energi bersih yang terjangkau merupakan bagian dari SDGs. ”Modelling uncertainty dalam FACT saya kira memainkan peran yang besar dalam mewujudkannya, dengan merancang pembangkit energi yang tepat guna tentu menghindari kesalahan yang bisa terjadi,” ungkapnya.

Adhika berharap kegiatan pengabdian dari kerja sama dua universitas ini bisa menginspirasi mahasiswa untuk terus berinovasi untuk menghasilkan energi bersih, terbarukan, dan terjangkau.

Penulis : Agung Nugroho

Artikel Mahasiswa UGM dan SUTD Rancang Model Pemasangan Panel Surya di Kota Yogyakarta pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-dan-sutd-rancang-model-pemasangan-panel-surya-di-kota-yogyakarta/feed/ 0
1.026 Mahasiswa KKN PPM UGM Diterjunkan di 17 Provinsi https://ugm.ac.id/id/berita/1-026-mahasiswa-kkn-ppm-ugm-diterjunkan-di-17-provinsi/ https://ugm.ac.id/id/berita/1-026-mahasiswa-kkn-ppm-ugm-diterjunkan-di-17-provinsi/#respond Fri, 20 Dec 2024 03:50:45 +0000 https://ugm.ac.id/?p=74116 Sebanyak 1.026 mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata  Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (KKN-PPM UGM) diterjunkan ke seluruh pelosok Indonesia untuk melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat. Ribuan mahasiswa ini terbagi dalam 42 unit yang tersebar 17 provinsi di Indonesia yang akan melaksanakan pengabdian hingga 50 hari ke depan. Ketujuh Belas provinsi tersebut diantaranya DIY, Bali, […]

Artikel 1.026 Mahasiswa KKN PPM UGM Diterjunkan di 17 Provinsi pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>

Sebanyak 1.026 mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata  Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (KKN-PPM UGM) diterjunkan ke seluruh pelosok Indonesia untuk melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat. Ribuan mahasiswa ini terbagi dalam 42 unit yang tersebar 17 provinsi di Indonesia yang akan melaksanakan pengabdian hingga 50 hari ke depan. Ketujuh Belas provinsi tersebut diantaranya DIY, Bali, Jawa Barat Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Kaltim, Papua Barat, Sulawesi Tenggara, dan Bengkulu.

Penerjunan mahasiswa KKN dilaksanakan simbolis dengan penyematan topi dan atribut KKN yang dilakukan oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital RI, Nezar Patria M.Sc. dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si., Kamis (19/12), di aula joglo Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM.

Arie Sujito dalam laporannya menyampaikan jumlah mahasiswa peserta KKN-PPM UGM Periode 4 ini sebanyak 1.026 mahasiswa, terdiri atas 42 unit yang tersebar 17 provinsi, 36 kabupaten, 42 kecamatan, dan 84 desa/kelurahan di Indonesia. “Termasuk menjangkau daerah 3T seperti di Papua Barat Daya dan Sulawesi Tenggara,” ujarnya.

Arie memberikan wejangan ke mahasiswa agar selalu belajar dari masyarakat dan mengutamakan keselamatan diri dan tim. Tidak hanya keselamatan fisik, Arie juga berpesan untuk menjaga satu sama lain dari pelecehan seksual. “Lindungi teman-teman kalian, lindungi nama baik almamater UGM,” kata Arie.

Senada dengan Arie, Wamen Komdigi, Nezar Patria, berpesan bahwa mahasiswa harus bisa mengontrol diri sendiri dan tim. Program KKN ini merupakan kesempatan untuk membangun tim yang tidak egois dan selalu berempati dengan kawan dan masyarakat. “Anda akan membuktikan kepada masyarakat bahwa apa yang kalian pelajari bisa diterapkan di masyarakat,” pesannya.

Nezar mengenang kisahnya saat melakukan KKN di Purworejo pada tahun 1994. Ia berpesan agar mahasiswa dapat meneruskan perjuangan dan pengabdian yang telah dilakukan UGM sejak dahulu. Mahasiswa harus membuka hati dan telinga ketika mendengarkan masalah di masyarakat. “Dengan demikian kalian akan belajar bahwa untuk menemukan jalan keluar yang tepat bagi masyarakat,” ucap Nezar.

Salah satu mahasiswa KKN yang akan ditempatkan di Raja Ampat, Papua Barat Daya, menyambut antusias program KKN tahun ini. Catharina dari Sastra Prancis, Fakultas Ilmu Budaya, memilih Raja Ampat sebagai lokasi KKN karena lokasi tersebut memiliki potensi untuk dieksplorasi lebih dalam. Melanjutkan pengabdian di KKN-PPM Periode 2, Tim Sorai Waisai Raja Ampat akan berusaha mengembangkan ekowisata melalui kelestarian hutan dan konservasi laut. “Kami berharap pengabdian ini dapat bermanfaat dan meninggalkan impresi yang berkesan bagi masyarakat sekitar,” pungkas Catharina.

Penulis : Tiefany

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Donnie

Artikel 1.026 Mahasiswa KKN PPM UGM Diterjunkan di 17 Provinsi pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/1-026-mahasiswa-kkn-ppm-ugm-diterjunkan-di-17-provinsi/feed/ 0
Dua Mahasiswa UGM Raih Best Paper Delegation di PGIS 2024 https://ugm.ac.id/id/berita/dua-mahasiswa-ugm-raih-best-paper-delegation-di-pgis-2024/ https://ugm.ac.id/id/berita/dua-mahasiswa-ugm-raih-best-paper-delegation-di-pgis-2024/#respond Fri, 15 Nov 2024 08:12:26 +0000 https://ugm.ac.id/?p=72896 Dua mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) menjadi delegasi Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk berpartisipasi dalam Padjadjaran Green Innovation Summit (PGIS) 2024 yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Padjadjaran (UNPAD) pada 30 Oktober—2 November 2024 lalu. Kedua mahasiswa tersebut adalah Muh. Ilham Kholid (Teknik Pertanian 2021) dan Nida Tiara Arrosikha (Teknologi Industri Pertanian […]

Artikel Dua Mahasiswa UGM Raih Best Paper Delegation di PGIS 2024 pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Dua mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) menjadi delegasi Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk berpartisipasi dalam Padjadjaran Green Innovation Summit (PGIS) 2024 yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Padjadjaran (UNPAD) pada 30 Oktober—2 November 2024 lalu. Kedua mahasiswa tersebut adalah Muh. Ilham Kholid (Teknik Pertanian 2021) dan Nida Tiara Arrosikha (Teknologi Industri Pertanian 2022). Mengangkat tema ‘Menuju Pengelolaan Sampah yang Berkelanjutan dan Berkeadilan di Indonesia’. Dalam kesempatan kompetisi PGIS kali ini, delegasi UGM menyampaikan inovasi pengelolaan sampah yang disusun dalam bentuk paper dan dipresentasikan dalam Forum Group Discussion (FGD).

Ilham dan Nida berhasil meraih penghargaan Best Paper Delegation dengan paper bertajuk ‘Implementasi Smart Permavillage sebagai Inovasi pengelolaan sampah Tingkat Desa di Huntap Gondang 3 Wukirsari, Sleman’. Ilham menjelaskan, paper tersebut merupakan hasil dari pelaksanaan social project program innovillage dari Telkom Indonesia. Program yang dilaksanakan pada 20 Desember 2023 hingga 20 Februari 2024 tersebut mengangkat peran masyarakat dalam mengelola sampah secara mandiri yang terintegrasi dan tersentralisasi. Nama Smart Permavillage berasal dari prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan berbasis permakultur melalui pengolahan menjadi biogas dan bio-slurry.

Selain itu, sampah yang dihasilkan oleh masyarakat diklasifikasikan berdasarkan tingkat pemanfaatannya dengan mengadopsi prinsip food recovery hierarchy. Program ini, setidaknya berdampak pada 3 aspek kehidupan masyarakat  huntap, yaitu keberlanjutan lingkungan, kesejahteraan ekonomi, dan ketahanan pangan. “Tujuannya untuk meminimalisasi sampah yang terbuah ke digaster dan menumbuhkan ekonomi sirkular,” ujar Ilham dalam keterangan yang dikirim ke wartawan, Jumat (15/11).

Keikutsertaan Ilham dan Nida dalam PGIS ini merupakan bagian dari kepedulian pemuda dalam berkontribusi mewujudkan pengelolaan sampah di Indonesia yang lebih baik. Ilham menyebutkan bahwa ini pengalaman pertamanya dalam mengikuti konferensi. Sebagai delegasi, Nida sangat senang mendapat pengalaman dan pengetahuan dari berbagai perspektif terkait inovasi pengelolaan sampah di Indonesia. “Acaranya sangat berkesan, semoga pengelolaan sampah di Indonesia segera mencapai keadilan,” ucapnya.

Penulis : Tiefany

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Dua Mahasiswa UGM Raih Best Paper Delegation di PGIS 2024 pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/dua-mahasiswa-ugm-raih-best-paper-delegation-di-pgis-2024/feed/ 0
Mahasiswa UGM Gelar Aksi Bersih Lingkungan Kampus  https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-gelar-aksi-bersih-lingkungan-kampus/ https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-gelar-aksi-bersih-lingkungan-kampus/#respond Mon, 28 Oct 2024 00:47:43 +0000 https://ugm.ac.id/?p=72139 Ribuan mahasiswa melakukan aksi bersih di sekitar lingkungan kampus selama dua hari, 26-27 oktober di kompleks Bulaksumur dan Sekip. Mereka membawa sapu lidi, kantong sampah hingga memasang ember tumpuk untuk mengolah sampah organik. Aksi mahasiswa ini sebagai bagian dari kegiatan Bakti Kampus merupakan program yang rutin dijalankan sebelum mereka diterjunkan di berbagai wilayah di Indonesia […]

Artikel Mahasiswa UGM Gelar Aksi Bersih Lingkungan Kampus  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Ribuan mahasiswa melakukan aksi bersih di sekitar lingkungan kampus selama dua hari, 26-27 oktober di kompleks Bulaksumur dan Sekip. Mereka membawa sapu lidi, kantong sampah hingga memasang ember tumpuk untuk mengolah sampah organik. Aksi mahasiswa ini sebagai bagian dari kegiatan Bakti Kampus merupakan program yang rutin dijalankan sebelum mereka diterjunkan di berbagai wilayah di Indonesia dalam melaksanakan Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM). Rencananya, kegiatan KKN PPM Periode 4 ini, UGM akan menerjunakn 1.026 mahasiswa.

Di kegiatan bakti kampus kali ini, untuk pertama kalinya mahasiswa UGM tidak hanya mengadakan kerja bakti namun juga melakukan sosialisasi untuk memperkenalkan inovasi untuk pengolahan sampah organik. Inovasi ini menggunakan teknologi ember tumpuk yang ditemukan oleh salah satu dosen UGM yaitu Nasih Widya Yuwono, S.P., M.P.. Setiap Tim KKN yang hadir diminta untuk melakukan sosialisasi dan mengajak warga penduduk yang berkediaman di sekitar kampus untuk belajar bersama terkait teknologi pengolahan sampah organik tersebut.

Dr. dr. Rustamaji selaku Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM, berharap bahwa para mahasiswa bisa lebih jauh memperkenalkan teknologi ember tutup di masyarakat, supaya sampah organik yang dihasilkan oleh masyarakat dapat dijadikan pupuk organik yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman. “Teknologi ini tidak hanya ada di sini, tetapi juga ter-delivery dengan baik sampai ke wilayah-wilayah untuk mengatasi persoalan sampah dan kaitan dengan organik ini karena akan menjadi pupuk dan seterusnya, tentu akan memperkuat ketahanan pangan Indonesia,” jelas Rustamaji, Sabtu (26/10).

Sosialisasi terkait pengolahan sampah ini juga mendapat respon positif dari para mahasiswa.  Ahmad Rosyid Husnayain, mahasiswa dari Fakultas Sekolah Vokasi berharap dengan dilaksanakannya sosialisasi teknologi pengolahan sampah di bakti kampus kali, limbah sampah yang dimasukan ke Tempat Pembuangan Akhir menjadi berkurang. “Dengan melakukan daur ulang pada beberapa jenis sampah, harapannya limbah yang dihasilkan menjadi lebih sedikit dan tumpukan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) tidak terus meningkat secara signifikan,” ujarnya.

Kepala Subdirektorat Kuliah Kerja Nyata, Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) UGM,  Prof. Ir. Nanung Agus Fitriyanto, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPM., menerangkan mahasiswa yang melakukan bak kampus selama dua hari diberi kesempatan untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi pengolahan sampah supaya mereka dapat membantu untuk mengedukasi masyarakat sekitar. “Nah, mahasiswa KKN yang akan kami kirimkan ke masyarakat hari ini coba kita berikan kesempatan untuk bisa melakukan Sosialisasi terkait dengan teknologi  ember tumpuk. Harapannya, warga akan mendapatkan edukasi yang baik bagaimana cara memperlakukan sampah organik yang ada di rumah masing-masing,” katanya.

Penulis : Hanif

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Mahasiswa UGM Gelar Aksi Bersih Lingkungan Kampus  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-gelar-aksi-bersih-lingkungan-kampus/feed/ 0
Kenali Bahaya Penyakit Gondongan Mengintai Anak-anak https://ugm.ac.id/id/berita/kenali-bahaya-penyakit-gondongan-mengintai-anak-anak/ https://ugm.ac.id/id/berita/kenali-bahaya-penyakit-gondongan-mengintai-anak-anak/#respond Mon, 21 Oct 2024 08:46:54 +0000 https://ugm.ac.id/?p=71875 Menurut catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta melaporkan sebanyak 157 anak usia SD terpapar gondongan atau parotitis. Jumlah ini dinilai meningkat dari rentang Agustus hingga September 2024. Hal itu. Seperti diketahui, Gondongan adalah infeksi yang terjadi pada kelenjar ludah, letaknya ada di bawah daun telinga. Walaupun mayoritas kasus dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi gondongan dapat […]

Artikel Kenali Bahaya Penyakit Gondongan Mengintai Anak-anak pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Menurut catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta melaporkan sebanyak 157 anak usia SD terpapar gondongan atau parotitis. Jumlah ini dinilai meningkat dari rentang Agustus hingga September 2024. Hal itu. Seperti diketahui, Gondongan adalah infeksi yang terjadi pada kelenjar ludah, letaknya ada di bawah daun telinga. Walaupun mayoritas kasus dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi gondongan dapat menyebabkan komplikasi yang berakibat fatal.

Dokter Spesialis Anak RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, Dr. dr. Rr. Ratni Indrawanti, Sp.A, Subsp. IPT, menuturkan infeksi ini disebabkan oleh virus bernama paramyxovirus. Penderita akan merasakan gejala 16–18 hari lamanya. Pada 2–3 hari pertama, gejala yang mungkin timbul adalah demam, pusing, badan tidak nyaman, terkadang disertai batuk atau muntah. Gejala selanjutnya adalah pembesaran pada kelenjar ludah yang terasa sakit. “Pembesaran ini berlangsung 5–7 hari dan bisa terjadi di dua sisi leher. Setelahnya gondongan akan mengecil dengan sendirinya,” kata Ratni dalam podcast bulanan Tropmed Talk yang diselenggarakan oleh Pusat Kedokteran Tropis (PKT) UGM, Senin (21/10).

Walaupun mayoritas kasus dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi gondongan dapat menyebabkan komplikasi yang berakibat fatal “Jika menjalar sampai otak, bisa menyebabkan radang otak,” ungkap dr. Ratni.

Gejala yang muncul antara lain demam, kejang, dan penurunan kesadaran. Komplikasi lainnya yang dapat terjadi adalah pneumonia dan pankreatitis atau peradangan pada pankreas. Penularan pada usia remaja atau dewasa dapat menyebabkan orchitis atau peradangan testis pada laki-laki dan ovaritis atau peradangan ovarium pada wanita. “Ibu hamil juga turut terancam komplikasi berat hingga berakibat pada keguguran, terutama jika terjangkit saat usia kehamilan kurang dari 12 minggu,” katanya.

Penularan gondongan ini tergolong mudah. Sebagian besar melalui droplet atau cipratan liur yang keluar saat bersin, berteriak, atau batuk. Virus dalam droplet dapat tetap hidup selama beberapa jam sehingga memungkinkan terjadinya penularan tidak langsung. Penularan ini terjadi jika seseorang menyentuh droplet yang ada di permukaan benda, lalu menyentuh hidung atau mulut. Oleh sebab itu, dr. Ratni menyarankan untuk mengisolasi penderita selama lima hari terhitung sejak mulai demam.

Usaha preventif dapat dilakukan untuk mencegah penularan ini. Pertama, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) perlu untuk ditegakkan agar virus segera mati dan tidak menyebar. Kedua, dapat pula dilakukan pemberian vaksin MMR, “Ini adalah vaksin kombinasi, bisa untuk mencegah tiga penyakit, jika pernah terjangkit gondongan dengan dibuktikan oleh tes antibodi, maka vaksinasi MMR boleh tidak diberikan,” katanya.

Penulis : Bolivia

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Freepik

Artikel Kenali Bahaya Penyakit Gondongan Mengintai Anak-anak pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/kenali-bahaya-penyakit-gondongan-mengintai-anak-anak/feed/ 0
Solar Panel dan Akses Air Bersih DTMI UGM Untuk Warga Terban https://ugm.ac.id/id/berita/solar-panel-dan-akses-air-bersih-dtmi-ugm-untuk-warga-terban/ https://ugm.ac.id/id/berita/solar-panel-dan-akses-air-bersih-dtmi-ugm-untuk-warga-terban/#respond Thu, 17 Oct 2024 00:44:01 +0000 https://ugm.ac.id/?p=71732 Departemen Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik UGM meresmikan pemasangan Panel Surya dan Pengelolaan Air Bersih untuk fasilitas umum di RT 21 RW 5 Kampung Terban, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. Peresmian ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk memberdayakan masyarakat Kampung Terban dalam hal ketahan energi dan akses air bersih. Program pengabdian […]

Artikel Solar Panel dan Akses Air Bersih DTMI UGM Untuk Warga Terban pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Departemen Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik UGM meresmikan pemasangan Panel Surya dan Pengelolaan Air Bersih untuk fasilitas umum di RT 21 RW 5 Kampung Terban, Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. Peresmian ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk memberdayakan masyarakat Kampung Terban dalam hal ketahan energi dan akses air bersih.

Program pengabdian kepada masyarakat bidang solar panel dikoordinasi oleh Dr. Ir. Budi Arifvianto, S.T., Biotech, dan bidang akses air bersih oleh Ir. Nur Mayke Eka Normasari, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM. Peresmian dilakukan Jimly Al faraby, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Manajer Layanan Kerjasama, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni selaku perwakilan dari Fakultas Teknik UGM didampingi Pelaksana Lurah Terban, Tutut Hari Kartono dan Ketua RW 05 Terban, Supriyanto. S.Sos di Kampung Terban, Rabu (16/10).

Jimly Al Faraby merasa bersyukur dengan selesainya dua program pengabdian yang dilakukan Fakultas Teknik UGM untuk masyarakat Kampung Terban. Peresmian  menunjukkan adanya sinergi antara kampus UGM dan masyarakat sekitar. “Apa yang kita lakukan ini menjadi bukti, bahwa kampus tidak hanya berisi orang pintar tetapi berdampak baik untuk masyarakat. Dari cerita inisiasinya telah 5 tahun berjalan, kita berharap ini akan terus berlanjut dan dikembangkan serta dipelajari di kampus agar terus bisa diterapkan di masyarakat”, ujarnya.

Hasil pengabdian berupa pemasangan Solar Panel dan akses air bersih di Kampung Terban, kata Jimly memperlihatkan kemanfaatan ilmu yang telah dikembangkan di kampus. Menurutnya akan merugi jika ilmu hanya dikembangkan dan diajarkan di kampus, dan tidak tidak kemana-mana karena manfaatnya akan sangat kurang. “Berbeda jika dibawa ke masyarakat akan banyak manfaatnya. Semua senang, dan kami pun yang di kampus mendapat manfaat karena merasa mampu mengaplikasikan pemanfaatan ilmu, dan dengan itu kami pun tentunya akan mendapat masukan dari masyarakat untuk semakin bisa mengembangkan dan kemudian kita kembalikan lagi ke masyarakat”, terangnya.

Jimly berharap Kampung Terban kedepannya mampu menjadi kampung mandiri energi. Menurutnya, Kampung Terban perlu didukung agar mampu mewujudkan mandiri energi yang ramah lingkungan. Jimly berharap Kampung Terban nantinya bisa branding menjadi kampung ramah energi. “Kita berharap seperti itu sehingga semua orang akan melihat Kampung Terban menjadi percontohan dimana masyarakat secara teknologi menerima untuk energi yang berkelanjutan. Ini tentunya bisa berdampak pada wisata dan lainnya, dan ujung-ujungnya ekonomi masyarakat bisa bertumbuh nantinya”, paparnya.

Pelaksana Lurah Terban, Tutut Hari Kartonom mewakili Pemerintah Kota Yogyakarta menyampaikan terima kasihnya atas pengabdian yang dilakukan Fakultas Teknik UGM di Kampung Terban Yogyakarta. Peresmian dan pemanfaatan solar panel dan akses air bersih memperlihat adanya sinergi keterlibatan 5 K dalam membangun dan mensejahterakan masyarakat kota. Yang dimaksud 5 K adalah Kota, Korporate, Kampus, Kampung dan Komunitas. “Ini Kampus dan Kampung bersinergi, sekali lagi terima kasih untuk UGM yang sudah ada transfer ilmu pengetahuan dari akademisi kepada warga masyarakat,” terangnya.

Ketua RW 05 Terban, Supriyanto, S.Sos. menuturkan kegiatan pengabdian ini dinilainya menyentuh kebutuhan pokok warga yaitu penerangan solar panel dan air bersih. “Kita berterima kasih karena dengan teknologi yang diterapkan disini mampu mengedukasi masyarakat, dan bisa menuntaskan kebutuhan dasar masyarakat”, imbuhnya.

Supriyanto bercerita semenjak pengurus RW membentuk kelompok-kelompok pemakai air maka setahap demi setahap yang biasanya berlangganan air bisa berhemat. Dengan bantuan air yang dikembangkan Fakultas Teknik UGM melalui pengabdian menghemat pengeluaran masing-masing kepala keluarga. “Kita bersyukur karena mampu menekan pengeluaran biaya untuk air hingga 70 persen. Jika biasanya mengeluarkan ratusan ribu untuk air sekarang masyarakat cukup mengeluarkan 20 ribu, bahkan kita bisa menabung untuk biaya perawatannya,” jelasnya.

Penulis : Agung Nugroho

Foto : Donnie

Artikel Solar Panel dan Akses Air Bersih DTMI UGM Untuk Warga Terban pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/solar-panel-dan-akses-air-bersih-dtmi-ugm-untuk-warga-terban/feed/ 0