peternakan' Arsip - Universitas Gadjah Mada https://ugm.ac.id/id/tag/peternakan/ Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi Thu, 04 Jul 2024 06:56:32 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.1.7 Tim PKM-PM DryFarm UGM Kembangkan Transformasi Pertanian Presisi 3E https://ugm.ac.id/id/berita/tim-pkm-pm-dryfarm-ugm-kembangkan-transformasi-pertanian-presisi-3e/ https://ugm.ac.id/id/berita/tim-pkm-pm-dryfarm-ugm-kembangkan-transformasi-pertanian-presisi-3e/#respond Thu, 04 Jul 2024 06:56:32 +0000 https://ugm.ac.id/?p=65762 Kebutuhan pangan saat ini menjadi poin sangat krusial. Hal ini disebabkan karena persediaan kebutuhan pangan di dalam negeri belum bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Laporan Neraca Bahan Makanan yang dikeluarkan oleh Badan Pangan Nasional menyatakan hingga saat ini semua kebutuhan pangan strategis di Indonesia belum dapat dipenuhi dengan produksi domestik. Sejumlah pangan utama masih harus impor. […]

Artikel Tim PKM-PM DryFarm UGM Kembangkan Transformasi Pertanian Presisi 3E pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Kebutuhan pangan saat ini menjadi poin sangat krusial. Hal ini disebabkan karena persediaan kebutuhan pangan di dalam negeri belum bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Laporan Neraca Bahan Makanan yang dikeluarkan oleh Badan Pangan Nasional menyatakan hingga saat ini semua kebutuhan pangan strategis di Indonesia belum dapat dipenuhi dengan produksi domestik. Sejumlah pangan utama masih harus impor.

Ngawis, Gunungkidul merupakan salah satu daerah pemasok kebutuhan pangan seperti padi, kacang-kacangan, jagung, dan cabai cukup banyak di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan ketua Karang Taruna Harapan Jaya di Dusun Ngawis 2 didapati sejumlah permasalahan pertanian yang menjadi keluhan para mitra.

Permasalahan tersebut mulai dari masalah hama, menurunnya produktivitas lahan, kekeringan, metode pemupukan dan manajemen pemeliharaan tanaman yang masih sederhana, hingga sistem pertanian yang belum modern.

Berbagai permasalahan tersebut tentunya memerlukan solusi karena Dusun Ngawis 2 memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang bisa dikembangkan menjadi lebih baik. Karenanya dusun ini sangat mengharapkan solusi dan penyuluhan dari pihak luar yang bisa membantu mengurai permasalahan pertanian di Dusun Ngawis 2.

“Saat ini permasalahan pertanian yang sedang dihadapi mulai dari hama, manajemen pertanian, kekeringan, hingga sistem pertanian yang masih tradisional. Kami sangat berharap adanya penyuluhan dari pihak luar agar bisa mengubah ini semua dan bisa mendatangkan sumber bisnis tambahan bagi kami,” ujar Sutar selaku anggota Karang Taruna Harapan Jaya.

Berangkat dari permasalahan tersebut, lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada bersama mitra Karang Taruna Harapan Jaya mengembangkan transformasi melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) yang berjudul “Drylands Farming“: Penguatan Potensi Karang Taruna Berbasis Agroedutainment and Smart Innovation Menuju Transformasi Pertanian Presisi 3E di Dusun Ngawis, Gunungkidul.

Tim ini beranggotakan Faris Ariwibowo, Awaliyatul Mukaromah, Sofi, Adry Aqwam Thoriq (Mahasiswa Fakultas Peternakan), Ana Nur Fauziah  (Mahasiswa Teknologi Pertanian), dan Vania Zerlin Azaria (Mahasiswa Fakultas Pertanian). Dengan dosen pendamping Dr. Ir. Siti Andarwati, S.Pt., M.P., IPM., ASEAN Eng, dosen Fakultas Peternakan, Departemen Sosial Ekonomi Peternakan.

Faris Ariwibowo selaku ketua Tim PKM-PM mengatakan para mahasiswa UGM dalam program ini berusaha mengembangkan sistem pertanian di Dusun Ngawis 2 melalui pemberdayaan Karang Taruna berbasis agroedutainment dan smart innovation sebagai agen of change. Dengan pemberdayaan yang dilakukan diharapkan mampu membawa perubahan kedepannya sekaligus seiring dengan tujuan pembangunan  berkelanjutan (SDGs). Saat melakukan survei lokasi, dia menyampaikan hadirnya smart innovation melalui penciptaan inovasi smart bag fertinnovation and sprinkler application diharapkan akan memudahkan masyarakat dalam mengembangkan potensi pertanian di Dusun Ngawis 2 dengan efektif, efisien, dan ekonomis.

“Dengan keberlanjutan program ini tentunya akan membuka kemungkinan adanya pembuatan usaha konveksi smart bag fertinnovation dan juga penjualan pupuk kompos mandiri, sehingga akan mampu menjadi usaha tambahan bagi masyarakat dan mitra,” ujar Faris, di Kampus UGM, Kamis (4/7).

Menurut Faris skala prioritas yang perlu dilakukan adalah menghadirkan penguatan potensi karang taruna berbasis agroedutainment dan smart innovation. Kegiatan agroedutainment terdiri dari program pelatihan pengolahan lahan, penanaman, pengecekan kondisi tanah, metode pemupukan, irigasi, pembuatan pupuk kompos mandiri, praktik pembuatan inovasi, dan pemanenan.

Data BPS tahun 2021 menyebut Kecamatan Karangmojo memiliki luas lahan produktif sekitar 2.021 hektare. Luas lahan ini mencakup lahan yang ada di Dusun Ngawis 2. Dengan program drylands farming yang terdiri dari kegiatan agroedutainment sebagai penguatan potensi karang taruna diharapkan dapat membentuk jiwa entrepreneur sebagai modal peningkatan taraf hidup masyarakat dan mitra.

“Keterlibatan anggota karang taruna dalam hal ini Karang Taruna Harapan Jaya yang memiliki usia produktif akan menciptakan sumber daya manusia yang unggul, meningkatkan segi ekonomi, dan mengenalkan inovasi yang tepat guna sebagai upaya peralihan menuju pertanian yang modern. Tercapainya sistem pertanian presisi 3E (efisien, efektif, dan ekonomis) dimungkinkan mempermudah bagi masyarakat mitra dalam mengembangkan potensi pertanian yang lebih baik,” paparnya.

Penulis: Agung Nugroho

Artikel Tim PKM-PM DryFarm UGM Kembangkan Transformasi Pertanian Presisi 3E pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/tim-pkm-pm-dryfarm-ugm-kembangkan-transformasi-pertanian-presisi-3e/feed/ 0
Menjelang Iduladha, Pakar UGM Bagikan Tips Menyimpan dan Mengolah Daging Kurban https://ugm.ac.id/id/berita/menjelang-iduladha-pakar-ugm-bagikan-tips-menyimpan-dan-mengolah-daging-kurban/ https://ugm.ac.id/id/berita/menjelang-iduladha-pakar-ugm-bagikan-tips-menyimpan-dan-mengolah-daging-kurban/#respond Mon, 13 May 2024 02:00:14 +0000 https://ugm.ac.id/menjelang-iduladha-pakar-ugm-bagikan-tips-menyimpan-dan-mengolah-daging-kurban/ Iduladha identik dengan daging kurban, baik itu daging sapi maupun kambing.  Namun demikian, sampai saat ini masih banyak masyarakat yang  melakukan kesalahan dalam menyimpan dan mengolah daging kurban tersebut. Wakil Ketua Halal Center UGM, Ir. Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM, ASEAN.Eng., mengatakan daging kurban harus segera dimasak atau disimpan setelah lepas dari tubuh […]

Artikel Menjelang Iduladha, Pakar UGM Bagikan Tips Menyimpan dan Mengolah Daging Kurban pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Iduladha identik dengan daging kurban, baik itu daging sapi maupun kambing.  Namun demikian, sampai saat ini masih banyak masyarakat yang  melakukan kesalahan dalam menyimpan dan mengolah daging kurban tersebut.

Wakil Ketua Halal Center UGM, Ir. Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM, ASEAN.Eng., mengatakan daging kurban harus segera dimasak atau disimpan setelah lepas dari tubuh karena semakin lama dibiarkan akan semakin banyak mikroba hidup dan tumbuh di dalam daging tersebut.

“Jangan sampai mikroba tumbuh dalam daging sehingga segera masak atau simpan,” papar Nanung, Kamis (9/5).

Nanung mengingatkan ketika menyimpan daging kurban kualitasnya harus tetap dijaga. Caranya jika kotor segera cuci dengan air bersih dan segera dimasak. Jika kondisi daging masih bersih tidak perlu dicuci dan lngsung bisa  disimpan. Selain itu, saat menyimpan daging kurban diharapkan dipotong kecil-kecil terlebih dulu dan masukan dalam plastik bening ukuran 1 kg.

“Jangan langsung memasukan daging dalam freezer. Biarkan transit dulu dalam kulkas 12-24 jam terlebih dulu,” kata dosen Fakultas Peternakan UGM ini.

Teknik thawing

Dalam kesempatan ini Nanung juga menyampaikan teknik thawing. Teknik thawing merupakan proses atau usaha mengembalikan keempukan daging yang telah beku.

Lantas bagaimana proses thawing yang benar? Berikut tips yang ia sampaikan jangan memasak daging beku yang baru keluar dari freezer, membiarkan daging tetap utuh di dalam plastik pembungkusnya, dan meletakan daging di bawah air kran (pada suhu normal), serta jika sudah kembali empuk buka kantung, cuci bersih daging dan bilas beberapa kali hingga daging benar-benar bersih.

Dia juga mengingatkan agar masyarakat benar-benar jeli ketika memilih hewan kurban. Selain memilih hewan kurban yang sehat masyarakat diimbau untuk tidak membeli hewan kurban yang dipelihara di tempat pembuangan sampah.

“Waspadai mengonsumsi limbah logam berat,” pesan Nanung.

Penulis: Humas Fapet/Satria

Foto: Margiyono

Artikel Menjelang Iduladha, Pakar UGM Bagikan Tips Menyimpan dan Mengolah Daging Kurban pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/menjelang-iduladha-pakar-ugm-bagikan-tips-menyimpan-dan-mengolah-daging-kurban/feed/ 0
Pemerintah Diminta Menambah Populasi Sapi Perah dan  Melindungi Usaha Peternakan Rakyat https://ugm.ac.id/id/berita/pemerintah-diminta-menambah-populasi-sapi-perah-dan-melindungi-usaha-peternakan-rakyat/ https://ugm.ac.id/id/berita/pemerintah-diminta-menambah-populasi-sapi-perah-dan-melindungi-usaha-peternakan-rakyat/#respond Wed, 13 Mar 2024 09:02:20 +0000 https://ugm.ac.id/pemerintah-diminta-menambah-populasi-sapi-perah-dan-melindungi-usaha-peternakan-rakyat/ Pemerintah berencana akan melaksanakan program pemberian makan siang dan susu gratis pada 82,9 juta orang yang terdiri dari siswa sekolah, santri dan ibu hamil. Untuk pemenuhan susu gratis ini saja, diperkirakan sekitar 4,1 juta ton kebutuhan susu sapi per tahun. Diluar program tersebut, kebutuhan reguler untuk konsumsi susu nasional sekitar 4,6 juta ton.  Sementara produksi […]

Artikel Pemerintah Diminta Menambah Populasi Sapi Perah dan  Melindungi Usaha Peternakan Rakyat pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Pemerintah berencana akan melaksanakan program pemberian makan siang dan susu gratis pada 82,9 juta orang yang terdiri dari siswa sekolah, santri dan ibu hamil. Untuk pemenuhan susu gratis ini saja, diperkirakan sekitar 4,1 juta ton kebutuhan susu sapi per tahun. Diluar program tersebut, kebutuhan reguler untuk konsumsi susu nasional sekitar 4,6 juta ton.  Sementara produksi susu nasional hanya 0,9 juta ton per tahun. ”Artinya kita ada kekurangan sekitar 7,8 juta ton atau setara 2 juta ekor sapi perah laktasi,” kata Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Kementan RI, Ir. Tri Melasari, M.Sc., dalam ’Sarasehan Arah Kebijakan Pembangunan Industri Ternak Perah dan Persusuan’ di Auditorium drh. R. Soepardjo Fakultas Peternakan UGM, Sabtu (9/3).

Untuk produksi sapi perah nasional sekarang ini menurutnya masih didominasi oleh skala usaha peternakan rakyat dengan prosentase sekitar 90 persen. Umumnya setiap peternak memiliki 2-3 ekor sapi dengan produksi rata-rata 8-13 liter per ekor per hari. Jumlah produksi tersebut diperkirakan terjadi penurunan pasca  terjadi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sebagian besar menyerang ternak sapi perah.”Diperlukan upaya khusus untuk mendorong peningkatan produksi dan produktivitas sapi perah nasional,” katanya.

Khusus program pemenuhan pemberian susu gratis 200 ml per hari, menurut  Tri Melasari diperlukan mendatangkan 1,1 juta ekor sapi perah dari Australia,  Selandia Baru, Brasil, dan Amerika Serikat.

Sementara untuk wilayah peruntukan pemberian susu gratis ini menurut hitungannya, alokasi terbanyak sekitar 55,95 persen di area pulau Jawa, diikuti area Sumatera 21,75 persen , lalu Kalimantan 6,18 persen, Sulawesi 7,36 persen, Bali, NTT dan NTB sekitar 5,57 persen. Adapun Papua dan Maluku sekitar 3,19 persen.

Selain masih minimnya produksi susu sapi nasional, pemerintah juga menghadapi kualitas pemenuhan susu agar sesuai standar dan usaha untuk meningkatkan manajemen usaha. ”Peternakan rakyat ini berpotensi bisa menyerap tenaga, tapi masih minim perusahaan yang bergerak di peternakan sapi perah sehingga diperlukan dukungan pemerintah apalagi lahan untuk peternakan sapi perah masih sangat luas di luar pulau Jawa,” katanya.

Guru Besar Fakultas Peternakan UGM Prof. Dr. Ir. Ali Agus mengatakan dukungan dan perlindungan pemerintah sebenarnya masih lemah pada peternak sapi perah. Ia menyebutkan  dari 84 perusahaan industri pengolahan susu dan produk turunannya, hanya 14 industri yang bermitra dengan koperasi dan peternak sapi perah. Ia menyebutkan saat ini jumlah populasi sapi perah sekitar 507 ribu ekor dengan produktivitas 12,4 liter per ekor per hari dimana setiap  tahun produksi susu mencapai 837 ribu ton. ”Populasi sapi perah lagi terpuruk karena penyakit PMK dan penyakit lain sehingga produksi turun hingga 30 persen. Akibat PMK, harga jual susu di level peternak menjadi tidak menarik, padahal harga pakan terus semakin naik,” katanya.

Menurutnya diperlukan inpres soal persusuan nasional, peningkatan kemitraan industri dan peternak sapi perah, peningkatan mekanisasi kandang dan pemerahan, mendatangkan sapi perah 300 ribu ekor per tahun serta dan penguatan koperasi. Disamping itu juga mendorong pendirian pabrik pakan sapi, memperbanyak industri pengolahan susu, pemberdayaan peternak, penjaminan mutu sapi, dan hasil produk sapi perah.

Penulis: Gusti Grehenson

Foto: Freepik

Artikel Pemerintah Diminta Menambah Populasi Sapi Perah dan  Melindungi Usaha Peternakan Rakyat pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/pemerintah-diminta-menambah-populasi-sapi-perah-dan-melindungi-usaha-peternakan-rakyat/feed/ 0
Tim Tekari UGM Raih Prestasi di Malaysia Technology Expo https://ugm.ac.id/id/berita/tim-tekari-ugm-raih-prestasi-di-malaysia-technology-expo/ https://ugm.ac.id/id/berita/tim-tekari-ugm-raih-prestasi-di-malaysia-technology-expo/#respond Thu, 29 Feb 2024 08:46:02 +0000 https://ugm.ac.id/tim-tekari-ugm-raih-prestasi-di-malaysia-technology-expo/ Universitas Gadjah Mada kembali berbangga melalui raihan prestasi mahasiswanya. Kelompok mahasiswa yang tergabung dalam tim bernama Tekari MTE  berhasil meraih silver award dalam ajang Asian Youth Innovation Award untuk kategori Agriculture, Livestock, and Horticulture, Aquaculture and Fisheris di Malaysia Technology Expo (MTE). Tim Tekari MTE UGM terdiri dari Nadya Aji Salsabila, Ali Mochtar Ahdina Sabilarrosyad (Teknik Biomedis), Eblin Alle Azarya […]

Artikel Tim Tekari UGM Raih Prestasi di Malaysia Technology Expo pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Universitas Gadjah Mada kembali berbangga melalui raihan prestasi mahasiswanya. Kelompok mahasiswa yang tergabung dalam tim bernama Tekari MTE  berhasil meraih silver award dalam ajang Asian Youth Innovation Award untuk kategori Agriculture, Livestock, and Horticulture, Aquaculture and Fisheris di Malaysia Technology Expo (MTE).

Tim Tekari MTE UGM terdiri dari Nadya Aji Salsabila, Ali Mochtar Ahdina Sabilarrosyad (Teknik Biomedis), Eblin Alle Azarya (Teknik Mesin), Nur Fitriana Wulandari, Akyas Kalis Rubedo, Laylaturrohmah, dan Reza Ananta Putra Rizky (Ilmu Peternakan). Dalam kompetisi ini, mereka mendapat bimbingan dari Ahmad Ataka Awwalur Rizki, S.T., Ph.D, dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Dr. Ir. Miftahush Shirotul Haq S.Pt., IPP., dosen Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan UGM.

“Penghargaan tersebut telah diterima tim Tekari MTE pada 24 Februari lalu pada ajang pameran yang diselenggarakan di World Trade Centre Kuala Lumpur pada 22 – 24 Februari 2024,” ujar Nadya Aji Salsabila, di Kampus UGM, Kamis (29/2).

Nadya menjelaskan dalam kegiatan tersebut, tim Tekari MTE UGM bersaing dengan 12 negara lain yaitu China, Iran, Hongkong, Malaysia, Polandia, Republic of Azerbaijan, Saudi Arabia, Singapura, Taiwan ROC, Thailand, Vietnam, dan Yaman. Adapun inovasi yang berhasil mencuri perhatian tim juri diberi nama Tekari.

“Tekari ini sebuah teknologi peternakan berupa integrasi smart tech yang didukung big data,” terangnya.

Dia menerangkan Tekari hadir dengan produk unggulannya yaitu SS-23 yang berupa timbangan pintar berbasis Artificial Intelligence (AI). Produk ini merupakan solusi atas ketidakakuratan hasil pengukuran ternak.

Tekari memiliki kemampuan menganalisis suhu, berat, tinggi badan, panjang, dan lingkar perut hewan ternak sehingga ternak dapat diukur secara tepat dan akurat. Hasil analisa Tekari akan dibandingkan dengan standar masing-masing jenis hewan.

“Tentu saja dengan Tekari juga mampu memberikan rekomendasi pakan dan perawatan hewan ternak kepada peternak. Tekari hadir dibuat memang dengan tujuan untuk membantu para peternak dalam mengoptimalkan perawatan hewan ternaknya,” imbuhnya.

Penulis : Agung Nugroho

Artikel Tim Tekari UGM Raih Prestasi di Malaysia Technology Expo pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/tim-tekari-ugm-raih-prestasi-di-malaysia-technology-expo/feed/ 0
Fransiskus Trisakti Dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Peternakan, Tegaskan Peran Peternak Kecil dalam Pidato Pengukuhannya https://ugm.ac.id/id/berita/fransiskus-trisakti-dikukuhkan-sebagai-guru-besar-fakultas-peternakan-tegaskan-peran-peternak-kecil-dalam-pidato-pengukuhannya/ https://ugm.ac.id/id/berita/fransiskus-trisakti-dikukuhkan-sebagai-guru-besar-fakultas-peternakan-tegaskan-peran-peternak-kecil-dalam-pidato-pengukuhannya/#respond Thu, 15 Feb 2024 06:00:30 +0000 https://ugm.ac.id/fransiskus-trisakti-dikukuhkan-sebagai-guru-besar-fakultas-peternakan-tegaskan-peran-peternak-kecil-dalam-pidato-pengukuhannya/ Prof Ir. Fransiskus Trisakti Haryadi, M.Si., Ph.D., IPM resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sosial Ekonomi Peternakan pada Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Selasa (13/2) lalu. Dalam upacara pengukuhannya, ia menyampaikan pidato yang menyoroti potensi dan tantangan petani peternak kecil menghadapi perubahan iklim serta bagaimana transformasi teknologi digital dapat menjadi pendorong yang baik […]

Artikel Fransiskus Trisakti Dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Peternakan, Tegaskan Peran Peternak Kecil dalam Pidato Pengukuhannya pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Prof Ir. Fransiskus Trisakti Haryadi, M.Si., Ph.D., IPM resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sosial Ekonomi Peternakan pada Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Selasa (13/2) lalu. Dalam upacara pengukuhannya, ia menyampaikan pidato yang menyoroti potensi dan tantangan petani peternak kecil menghadapi perubahan iklim serta bagaimana transformasi teknologi digital dapat menjadi pendorong yang baik untuk pemberdayaan mereka menuju peternakan presisi.

“Melalui naskah pidato ini saya ingin mengungkapkan rasa kepedulian dan keberpihakan pada salah satu kelompok marginal dalam pembangunan di bidang pertanian dan peternakan yaitu petani peternak kecil di Indonesia yang selama ini menjadi mitra dan rekan saya dalam melakukan kegiatan tridharma perguruan tinggi,” tuturnya.

Diperkirakan ada sekitar 1,3 miliar petani kecil di seluruh dunia yang menyediakan lebih dari 80% pangan yang dikonsumsi di negara berkembang, sehingga mereka bisa dikatakan menjadi bagian penting dalam ketahanan pangan global. Pentingnya petani peternak skala kecil di sektor pertanian dan peternakan tidak hanya terbatas pada negara-negara berkembang saja, namun juga di negara-negara maju 

Trisakti menuturkan, bagi para petani peternak, pertanian termasuk peternakan merupakan sumber mata pencaharian utama bagi mereka. Namun, terdapat beberapa tantangan yang menghalangi mereka untuk mengubah pertanian atau peternakan menjadi sumber mata pencaharian yang layak dan berkelanjutan. 

“Petani peternak kecil menjadi pihak yang kurang beruntung karena produktivitas dan hasil pertanian dan peternakan yang masih rendah, kurangnya akses terhadap input, kredit, dan pasar. Mereka juga sangat rentan terhadap guncangan seperti peristiwa cuaca ekstrem yang kini semakin sering terjadi akibat perubahan iklim terutama di daerah tropis,” terangnya.

Sistem petani kecil secara historis mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan sosial ekonomi karena memiliki berbagai kapasitas adaptasi seperti pengetahuan, jaringan, dan teknik pengelolaan. Namun seiring dengan perubahan zaman, kebutuhan sektoral yang juga berubah dan ketergantungan pada tanda-tanda alam yang bersifat asumtif tidak hanya menjadi tidak memadai, tetapi juga menimbulkan risiko karena ketidakpastian yang terkait dengannya. 

“Pada saat itulah inovasi teknologi dibutuhkan untuk menjembatani kesenjangan tersebut. Dengan akses informasi yang lebih baik, maka peternak akan mudah memperoleh informasi pasar untuk bisa mendapatkan informasi harga terbaik dan juga produk-produk yang dibutuhkan pasar,” imbuhnya.

Selain informasi pasar, peternak akan mudah mendapatkan informasi iklim dan berbagai penyakit sehingga pengelolaan bencana dan risiko juga menjadi lebih baik. Peternak juga lebih mudah mengakses layanan penyuluhan terutama terkait dengan layanan teknologi tepat guna sehingga dapat menghasilkan produksi yang lebih baik pula.

Dalam pidatonya Trisakti juga berbicara mengenai konsep pertanian/peternakan presisi yang (precision livestock farming) pertama kali muncul di Amerika Serikat pada awal tahun 1980-an. Praktik ini memungkinkan petani kecil untuk menggunakan sumber daya mereka yang terbatas secara lebih efektif dan efisien. 

“Petani peternak kecil adalah sumber daya yang paling penting. Solusi peternakan presisi yang tepat untuk peternak kecil dapat membantu mengatasi berbagai persoalan dengan memungkinkan generasi penerus keluarga petani peternak kecil untuk mengambil keputusan menjadi peternak dengan menggunakan konsep dan peralatan peternakan yang lebih modern, atau pengusaha penyedia layanan yang menjual teknologi peternakan presisi di daerah pedesaan,” pungkasnya.

 

Penulis: Gloria

Fotografer: Donnie

Artikel Fransiskus Trisakti Dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Peternakan, Tegaskan Peran Peternak Kecil dalam Pidato Pengukuhannya pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/fransiskus-trisakti-dikukuhkan-sebagai-guru-besar-fakultas-peternakan-tegaskan-peran-peternak-kecil-dalam-pidato-pengukuhannya/feed/ 0
UGM Mengukuhkan Guru Besar Baru Bidang Fisiologi dan Reproduksi Ternak https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-mengukuhkan-guru-besar-baru-bidang-fisiologi-dan-reproduksi-ternak/ https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-mengukuhkan-guru-besar-baru-bidang-fisiologi-dan-reproduksi-ternak/#respond Tue, 06 Feb 2024 13:56:13 +0000 https://ugm.ac.id/ugm-mengukuhkan-guru-besar-baru-bidang-fisiologi-dan-reproduksi-ternak/ Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada memiliki satu guru besar baru setelah Prof. Dr. Ir. Sigit Bintara, M.Si., IPU., ASEAN Eng. dikukuhkan sebagai guru besar di bidang Fisiologi dan Reproduksi Ternak, Selasa (6/2) di Balai Senat UGM. Dalam pengukuhannya, ia menyampaikan pidato berjudul “Peningkatan Kualitas Sperma Dengan Berbagai Bahan Lokal Dalam Rangka Perbaikan Reproduksi Ternak”. “Pemilihan […]

Artikel UGM Mengukuhkan Guru Besar Baru Bidang Fisiologi dan Reproduksi Ternak pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada memiliki satu guru besar baru setelah Prof. Dr. Ir. Sigit Bintara, M.Si., IPU., ASEAN Eng. dikukuhkan sebagai guru besar di bidang Fisiologi dan Reproduksi Ternak, Selasa (6/2) di Balai Senat UGM. Dalam pengukuhannya, ia menyampaikan pidato berjudul “Peningkatan Kualitas Sperma Dengan Berbagai Bahan Lokal Dalam Rangka Perbaikan Reproduksi Ternak”.

“Pemilihan tema pidato pengukuhan ini berkaitan dengan bidang ilmu yang saya tekuni sejak memasuki jenjang Sarjana di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada serta topik-topik yang relevan dengan hasil-hasil penelitian yang saya lakukan bersama tim, selama menjadi dosen di Fakultas Peternakan UGM,” tuturnya.

Ternak lokal, menurut Sigit, bukan hanya bagian dari warisan budaya dan kekayaan alam Indonesia, tetapi juga merupakan aset genetik yang perlu dijaga dan dilestarikan. Peningkatan populasi ternak adalah suatu tantangan yang perlu dihadapi dalam dunia peternakan. Salah satu pendekatan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan perbaikan reproduksi melalui peningkatan kualitas sperma.

Dalam pidatonya ia mengulas pentingnya kualitas sperma dari pejantan dalam reproduksi ternak. Kualitas sperma yang baik akan mendukung program inseminasi buatan yang sudah cukup memasyarakat. “Pada proses reproduksi, kualitas sperma dari pejantan harus dipastikan agar perkawinan berhasil dengan baik. Tanpa adanya kualitas sperma yang baik maka perkawinan ataupun inseminasi buatan tidak akan berhasil dan perkembangan populasi menjadi terhambat,” paparnya.

Sigit memaparkan berbagai hal yang memengaruhi pejantan dalam menghasilkan sperma. Kualitas sperma yang dihasilkan oleh pejantan dipengaruhi beberapa hal antara lain genetik, pakan, umur, libido, dan juga exercise. Kualitas sperma selain dipengaruhi oleh pejantan, juga dipengaruhi oleh perlakuan terhadap sperma pasca dikeluarkan oleh pejantan atau setelah penampungan sperma. 

Salah satu upaya peningkatan kualitas sperma dapat dilakukan pada sperma yang telah ditampung, antara lain dengan memberikan bahan-bahan antioksidan pada sperma. Menurut Sigit, banyak bahan-bahan lokal yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas sperma. Bahan-bahan lokal mudah tersedia dan banyak mengandung antioksidan antara lain ekstrak bawang merah, ekstrak bawang putih, ekstrak daun kelor, ekstrak mengkudu, ekstrak kemangi, ekstrak tomat, ekstrak temulawak, dan minyak zaitun.

“Berbagai bahan lokal yang melimpah di sekitar kita dapat dimanfaatkan sebagai suplemen pakan dan tambahan pada bahan pengencer sperma. Pemanfaatan sumber daya lokal ini tidak hanya mendukung reproduksi ternak tetapi juga sekaligus melestarikan sumber daya genetik tanaman,” terangnya. 

Di akhir pidatonya, Sigit menuturkan bahwa riset-riset yang telah dilakukan mengenai pemanfaatan bahan-bahan lokal untuk meningkatkan kualitas sperma, menurutnya, telah membuka jalan bagi kemajuan peternakan yang lebih efektif dan berkelanjutan. “Dengan memanfaatkan pengetahuan ini, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih baik untuk mendukung peningkatan populasi ternak secara keseluruhan. Semoga langkahlangkah ini membawa dampak positif yang signifikan dalam memajukan sektor peternakan di Indonesia,” pungkasnya.

 

Penulis: Gloria

Fotografer: Donnie

Artikel UGM Mengukuhkan Guru Besar Baru Bidang Fisiologi dan Reproduksi Ternak pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-mengukuhkan-guru-besar-baru-bidang-fisiologi-dan-reproduksi-ternak/feed/ 0
Jumlah Guru Besar UGM Kembali Bertambah, Dyah Maharani Dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Peternakan https://ugm.ac.id/id/berita/jumlah-guru-besar-ugm-kembali-bertambah-dyah-maharani-dikukuhkan-sebagai-guru-besar-fakultas-peternakan/ https://ugm.ac.id/id/berita/jumlah-guru-besar-ugm-kembali-bertambah-dyah-maharani-dikukuhkan-sebagai-guru-besar-fakultas-peternakan/#respond Wed, 16 Aug 2023 04:56:07 +0000 https://ugm.ac.id/?p=58457 Prof. Ir. Dyah Maharani, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Pemuliaan Ternak pada Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Ia kini menjadi satu dari 399 guru besar aktif di UGM, dan satu dari 19 guru besar aktif di Fakultas Peternakan UGM.  Pada upacara pengukuhan yang berlangsung Selasa (15/8) di Balai Senat UGM, […]

Artikel Jumlah Guru Besar UGM Kembali Bertambah, Dyah Maharani Dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Peternakan pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Prof. Ir. Dyah Maharani, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Pemuliaan Ternak pada Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Ia kini menjadi satu dari 399 guru besar aktif di UGM, dan satu dari 19 guru besar aktif di Fakultas Peternakan UGM. 

Pada upacara pengukuhan yang berlangsung Selasa (15/8) di Balai Senat UGM, ia menyampaikan pidato berjudul “Model Perbibitan dan Program Breeding untuk Ternak Lokal di Indonesia”. Ia menerangkan, sektor peternakan memainkan peran penting dalam kontribusi ekonomi Indonesia. Di samping itu, sub sektor peternakan mempunyai peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penyediaan dan pemenuhan protein asal ternak. 

Pemenuhan kebutuhan protein asal ternak, menurut Dyah, dapat terpenuhi jika usaha peternakan berjalan baik dan berkelanjutan. Dalam pidatonya, ia memaparkan beberapa model dan program breeding yang sesuai untuk perbibitan ternak lokal di Indonesia.

“Perbibitan merupakan pilar penting dalam usaha ternak. Untuk mendapat bibit yang berkualitas secara berkelanjutan diperlukan suatu program breeding yang mampu menjamin mutu genetik bibit yang akan dihasilkan,” tuturnya.

Salah satu model perbibitan yang dijelaskan adalah Kawasan Sentra Perbibitan Ternak (KSPT) Berbasis Korporasi, suatu konsep model pengembangan agribisnis perbibitan ternak yang berfokus pada pengelolaan terpadu dan terintegrasi dari lahan dan sumber daya alam untuk tujuan pengembangan ternak lokal secara profesional. 

Model KSPT ini dapat dibuat atau diterapkan baik oleh asosiasi peternak atau perusahaan swasta di kawasan sumber bibit yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yang memiliki ekosistem yang berbasis agribisnis yang dekat dengan pasar atau konsumen.

Selain itu, ada juga model perbibitan berbasis Community-Breeding Program (CBP), yang dirancang untuk melakukan kegiatan pemuliaan yang terorganisir di desa atau komunitas peternak. Dalam model ini program pemuliaan direncanakan, didesain, dan dilaksanakan oleh peternak kecil secara individu atau bekerja sama dengan pemangku kepentingan teknis untuk meningkatkan kualitas genetik ternak mereka.

“Model perbibitan CBP cocok untuk ternak lokal di wilayah sumber bibit di Indonesia bagian Timur atau wilayah yang terpencil dari akses pasar dan memiliki skala peternakan rakyat, sedangkan model KSPT lebih cocok diterapkan di wilayah Jawa dan wilayah sumber bibit lain yang memiliki ekosistem agribisnis berbasis pada pasar atau konsumen. Untuk wilayah sumber bibit yang berdekatan dengan perusahaan kelapa sawit seperti di Sumatera dan Kalimantan, model perbibitan yang sesuai adalah pola integrasi seperti SISKA,” paparnya.

Program breeding yang direkomendasikan untuk menghasilkan bibit unggul murni adalah closed nucleus breeding, sedangkan untuk bibit unggul silangan, open nucleus breeding lebih sesuai. Untuk program persilangan, pemerintah menurutnya perlu mengatur komposisi bangsa ternak yang akan disilangkan agar tujuan perbibitan di Indonesia jelas dan terarah. 

Metode seleksi gabungan antara pendekatan kuantitatif konvensional dan molekuler direkomendasikan di model KSPT dan CBP, bergantung pada fasilitas, dana dan sumber daya manusia yang tersedia.

“Model perbibitan dan program breeding yang sudah dipetakan kesesuaiannya sebaiknya dibuat oleh pemerintah pusat dan diimplementasikan di seluruh wilayah sumber bibit secara terarah dan berkelanjutan dengan dukungan dana, kebijakan, serta melibatkan stakeholders termasuk peternak, ilmuwan pemuliaan baik dari perguruan tinggi atau lembaga riset, instansi pemerintah dan non pemerintah serta konsumen,” kata Dyah.

 

Penulis: Gloria

Fotografer: Firsto

Artikel Jumlah Guru Besar UGM Kembali Bertambah, Dyah Maharani Dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Peternakan pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/jumlah-guru-besar-ugm-kembali-bertambah-dyah-maharani-dikukuhkan-sebagai-guru-besar-fakultas-peternakan/feed/ 0
Gama Umami, Rumput Gajah Unggul Hasil Mutasi Penelitian UGM https://ugm.ac.id/id/berita/gama-umami-rumput-gajah-unggul-hasil-mutasi-penelitian-ugm/ https://ugm.ac.id/id/berita/gama-umami-rumput-gajah-unggul-hasil-mutasi-penelitian-ugm/#respond Tue, 08 Aug 2023 08:47:36 +0000 https://ugm.ac.id/?p=58206 Pengembangan varietas tanaman pakan yang unggul dan adaptif terhadap kondisi iklim dan tanah di Indonesia perlu dilakukan dalam upaya mendukung pengembangan peternakan tanah air. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Peneliti Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ir. Nafiatul Umami, S.Pt., MP., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., beserta tim yang berhasil mengembangkan rumput Gama Umami Pennisetum purpureum). Rumput […]

Artikel Gama Umami, Rumput Gajah Unggul Hasil Mutasi Penelitian UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Pengembangan varietas tanaman pakan yang unggul dan adaptif terhadap kondisi iklim dan tanah di Indonesia perlu dilakukan dalam upaya mendukung pengembangan peternakan tanah air.

Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Peneliti Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ir. Nafiatul Umami, S.Pt., MP., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., beserta tim yang berhasil mengembangkan rumput Gama Umami Pennisetum purpureum). Rumput ini merupakan hasil mutasi dari rumput gajah (Pennisetum purpureum) yang telah diradiasi dengan sinar gamma yang telah diradiasi dengan sinar gamma. Rumput jenis ini selain cocok untuk ternak juga memiliki keunggulan produksi yang lebih tinggi dibanding rumput gajah lokal dengan masa panen 6 kali dalam setahun.

“Rumput hasil penelitian kami memiliki produksi biomassa lebih tinggi kandungan gula mereduksi lebih tinggi,”jelasnya saat menyampaikan pidato pengukuhan Guru Besar berjudul Inovasi Bioteknologi Dalam Pengembangan Hijauan pakan Ternak di Indonesia, Selasa (8/8) di Balai Senat UGM.

Umami menyampaikan pengembangan hijauan pakan ternak melalu inovasi berbasis teknologi yang dilakukannya bersama tim dilakukan karena adanya sejumlah kekurangan yang dimiliki rumput tropik. Beberapa diantaranya perbanyakan sebagian rumput hanya dapat dilakukan secara vegetatif karena tidak ada biji, sifat reproduksi melalui apomiksis (reproduksi nonseksual pada tumbuhan yang menghasilkan biji), dan level ploidi (himpunan kromosom) yang bervariasi dalam spesies. Perbanyakan rumput tropis secara vegetatif memiliki kekurangan sehingga perlu mendapat  perhatian karena variasi genetik pada rumput tropik menjadi kurang. Selain itu, keterbatasan dalam produksi massal bisa terjadi karena perbanyakan secara vegetatif membutuhkan waktu lebih lama dan upaya lebih intensif untuk menghasilkan tanaman dalam jumlah banyak.

“Oleh karena itu, sulit menggunakan teknik pemuliaan konvensional dengan metode crossing sehingga memerlukan strategi khusus dan kombinasi beberapa metode pemuliaan,” paparnya.

Mutasi dengan sinar gamma disampaikan Umami dapat menyebabkan perubahan dalam karakteristik fenotipe tanaman, seperti bentuk, warna, ukuran, atau sifat lainnya. Beberapa mutasi yang dihasilkan dapat meningkatkan produktivitas, ketahanan terhadap penyakit, atau adaptasi terhadap kondisi lingkungan tertentu.

“Rumput ini adalah hasil dari radiasi sinar gamma yang dilakukan dengan penyinaran 100 Gy,”ungkapnya.

Rumput Umami memiliki sejumlah kelebihan seperti produksi biomassa hijauan yang dapat mencapai 50 kg/m2. Lalu, kandungan bulu sangat sedikit sehingga tidak gatal, daun halus dan tidak melukai ternak, serta kandungan gula mereduksi lebih tinggi dari tetuanya.

Penelitian pengembangan rumput Gama Umami dilakukan Fakultas Peternakan UGM menggandeng tim dari BATAN-BRIN. Rumput Gama Umami yang telah mendapatkan tanda daftar rumput hasil pemuliaan dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian RI dengan tanda daftar No. 889/PVHP/2020 pada tahun 2021. Saat ini tim peneliti Fakultas Peternakan UGM juga melakukan penelitian pada menggunakan kolkisin pada Chloris gayana dan Cenchrus ciliaris, rumput padangan, yang diharapkan mampu meningkatkan produktivitasnya.

Disamping kegiatan pemuliaan dilakukan, Umami menyebutkan timnya melakukan optimalisasi produksi dengan menerapkan teknologi budidaya. Mereka melakukan introduksi tanaman pakan unggul yang bekerja sama dengan Crop Mark Seed Company New Zealand dengan izin pemasukan benih tanaman pakan ternak unggul dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Pengujian tanaman unggul dilakukan pada beberapa spesies lain, yaitu Cichorium intybus dan Brassica rapa. Hasilnya menunjukkan bahwa tanaman tersebut mampu tumbuh dengan baik di Indonesia,” terangnya.

Umami mengatakan keberadaan tanaman unggul ini menambah plasma nutfah tanaman pakan di Indonesia. Dengan begitu kedepan dapat menjadi material pemuliaan tanaman pakan.

Rumput Gama Umami merupakah satu dari ribuan penelitian yang dihasilkan oleh para peneliti di UGM. Beragam penelitian telah dan tengah dilakukan oleh para peneliti UGM diberbagai bidang untuk memajukan ilmu pengetahuan dan menjawab persoalan di masyarakat. Memberikan kebermanfaatan melalui kegiatan penelitian merupakan salah satgu upaya yang dilakukan UGM untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (SDGs) diberbagai aspek.

Penulis: Ika

Foto: Donnie

 

 

Artikel Gama Umami, Rumput Gajah Unggul Hasil Mutasi Penelitian UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/gama-umami-rumput-gajah-unggul-hasil-mutasi-penelitian-ugm/feed/ 0