mbkm Arsip - Universitas Gadjah Mada https://ugm.ac.id/id/tag/mbkm/ Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi Sat, 31 Aug 2024 12:25:12 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.1.7 Arungi Benua untuk Indonesia: Kisah Perjalanan Awardee IISMA dalam Menempuh Studi https://ugm.ac.id/id/berita/arungi-benua-untuk-indonesia-kisah-perjalanan-awardee-iisma-dalam-menempuh-studi/ https://ugm.ac.id/id/berita/arungi-benua-untuk-indonesia-kisah-perjalanan-awardee-iisma-dalam-menempuh-studi/#respond Sat, 31 Aug 2024 10:50:34 +0000 https://ugm.ac.id/?p=70147 “Aku merasa ini kesempatan terakhirku, jadi aku putusin buat segera daftar” Muhammad Najib (24) masih mengingat alasan dirinya memutuskan untuk mendaftar program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) tahun 2023 lalu. Menuntut ilmu di luar negeri telah menjadi impian Najib semenjak lulus SMK. Saat itu, Najib mengikuti rangkaian seleksi beasiswa Global Korean Scholarship (GKS) yang […]

Artikel Arungi Benua untuk Indonesia: Kisah Perjalanan Awardee IISMA dalam Menempuh Studi pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
“Aku merasa ini kesempatan terakhirku, jadi aku putusin buat segera daftar”

Muhammad Najib (24) masih mengingat alasan dirinya memutuskan untuk mendaftar program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) tahun 2023 lalu. Menuntut ilmu di luar negeri telah menjadi impian Najib semenjak lulus SMK. Saat itu, Najib mengikuti rangkaian seleksi beasiswa Global Korean Scholarship (GKS) yang diselenggarakan oleh National Institute For International Education (NIIED) Korea Selatan. Sayangnya, keberuntungan tak berpihak padanya. Najib harus mundur usai seleksi wawancara dan melanjutkan studi di Indonesia.

Di tahun keduanya sebagai mahasiswa Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada (UGM), Najib masih berpegang pada impiannya untuk berkuliah di luar negeri. Berbekal portofolio dan pengalaman yang telah ia kumpulkan selama berkuliah di UGM, Najib memutuskan untuk mengikuti seleksi program IISMA, salah satu beasiswa studi luar negeri yang ditawarkan oleh Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Sesuai dengan program studi yang ditempuhnya, Najib memilih Deggendorf Institute of Technology, Jerman sebagai kampus tujuannya.

Najib adalah salah satu dari banyaknya pelajar Indonesia yang berambisi untuk menuntut ilmu di luar negeri. Tak heran, banyak universitas terkemuka di dunia berada di negara maju. Dengan semangat membawa perubahan untuk Indonesia, para pelajar bersemangat untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya di luar negeri, lalu kembali untuk mengembangkan pengetahuan yang diperoleh di Indonesia. Namun, untuk dapat berkuliah di luar negeri, tentu saja mahasiswa harus menggocek biaya yang lumayan. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui program MBKM telah membentuk program unggulan untuk memfasilitasi mahasiswa Indonesia menggapai mimpi berkuliah di luar negeri tanpa halangan biaya.

Indonesian International Student Mobility Award (IISMA) adalah program pertukaran mahasiswa Indonesia di universitas ternama dunia selama satu semester. IISMA merupakan salah satu dari tujuh program flagship MBKM yang dicanangkan oleh Menteri Dikbud Ristek, Nadiem Makarim. Universitas sasaran IISMA tersebar di seluruh dunia, termasuk Singapura, Prancis, Australia, dan Amerika Serikat. Program IISMA mendanai kegiatan pertukaran mahasiswa mulai dari persiapan, transportasi, tempat tinggal, hingga uang saku setiap bulannya. 

Hingga tahun 2023, jumlah penerima beasiswa IISMA mencapai 6.522 mahasiswa, baik dari jenjang sarjana maupun diploma. IISMA menyediakan lima skema, yaitu reguler, afirmasi (mahasiswa pemegang KIP-K dan berasal dari daerah 3T), co-funding, vokasi (IISMAVO), dan entrepreneurship (IISMA-E). Lima skema tersebut dibuat agar seluruh lapisan mahasiswa dapat mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar di luar negeri.

Membangun Jembatan Ilmu di Benua Lain

Menimba ilmu di tempat baru yang jauh nan asing tidak sekadar tentang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Mahasiswa harus bisa beradaptasi dengan kurikulum dan kultur pembelajaran yang ada di negara tujuan. Tak hanya itu, mahasiswa juga mempelajari bidang keilmuan lain di luar disiplin ilmu yang telah mereka pelajari di kampus asalnya. 

Sebagai mahasiswa Teknologi Rekayasa dan Instrumentasi, Najib selalu tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan ilmu komputasi (computer science), terutama di kecerdasan buatan (artificial intelligence; AI) dan machine learning. Sayangnya, disiplin ilmu tersebut kurang dieksplor di jurusan Najib ketika di Indonesia. Oleh karena itu, ia memanfaatkan kesempatan belajarnya di Jerman untuk mempelajari ilmu komputasi.

Mempelajari hal baru di negara asing tentu saja tidak ditempuh di jalan yang mulus. “Mungkin bukan basic-ku, pas pertama kali belajar itu di Jerman,i aku agak susah mengikuti,” aku Najib.

Selain itu, Najib harus beradaptasi dengan sistem akademik di Jerman yang berbeda dengan sistem akademik di Indonesia. Di Jerman, penilaian tiap mata kuliah hanya dilakukan di akhir semester. Hal ini dapat menjadi hal yang menguntungkan mengingat kehadiran mahasiswa tidak termasuk dalam aspek penilaian. Namun, selain urusan akademik, Najib sebagai student representative (SR) IISMA di Jerman harus menjalani berbagai acara di luar kegiatan akademik. Untungnya, ia masih dapat menjalaninya dengan baik. “Alhamdulillah, (nilainya) aman, lah!” ujar Najib.

Pengalaman serupa juga dijalani oleh Rachel Adeline Wiguna, mahasiswa Psikologi UGM angkatan 2021 yang mendapatkan beasiswa IISMA tahun 2023 di University of Adelaide, Australia.

Rachel mengaku bahwa sistem pembelajaran di Australia memiliki perbedaan yang signifikan dengan sistem pembelajaran di Indonesia. Di sana, satu mata kuliah memiliki tiga jenis kelas, yaitu lecture (perkuliahan), workshop (lokakarya), dan tutorial. Ketiga kelas itu memiliki mekanisme pelaksanaan yang berbeda. Workshop dan tutorial memiliki jumlah mahasiswa yang lebih sedikit daripada kuliah umum, yaitu maksimal 20 orang dalam satu kelas. 

Sistem akademik yang fleksibel memungkinkan mahasiswa mengambil jadwal yang berbeda setiap minggunya. “Hari Selasa ada kuliah dan bisa jadi Hari Kamis ada kuliah lagi. Mengulang materi di hari Selasa untuk mengakomodasi semua mahasiswa, agar semuanya kebagian materi,” ujar Rachel.

Dosen juga mengambil peran yang besar dalam proses pembelajaran setiap mahasiswa. Keterbukaan dosen dengan sesi diskusi personal dan kemudahan untuk mengontak dosen menjadi salah satu keuntungan kuliah di Australia. “Kalau ada yang bingung, aku sempat tanya dosen dan (beliau) mau membantu,” aku Rachel.

Perbedaan kultur akademik juga dirasakan dalam konteks hubungan sosial, utamanya pertemanan antarmahasiswa. Sebagai mahasiswa pertukaran, Najib dan Rachel tentunya ingin memanfaatkan kesempatan untuk memperluas jejaring (networking) dengan mahasiswa di kampus setempat. Cara bersosialisasi di Indonesia tidak dapat serta merta diterapkan ketika berinteraksi dengan mahasiswa di luar negeri.

Budaya basa-basi atau beating the bush dengan orang asing nyatanya kurang cocok dilakukan di Australia. Rachel mengakui bahwa kebiasaan ngobrol sepulang kuliah bukan merupakan hal yang lumrah dilakukan di Adelaide. Di sana, para mahasiswa langsung kembali ke asrama atau pergi ke tempat tujuan selanjutnya tanpa sempat mengobrol dengan sesama teman. “Itu nggak kualami di kelas aja, tetapi waktu aku bergabung dengan klub orkestra di sana, ketika selesai latihan, (mereka) pulang gitu,” tutur Rachel.

Bagi Rachel, menambah teman mahasiswa lokal membutuhkan usaha lebih. Namun, ia tidak lantas mengartikan itu sebagai mahasiswa pertukaran tidak bisa bergaul dengan mahasiswa lokal. “Mungkin memang culture-nya mereka lebih sat-set, ya. Memang (diskusi) seperlunya aja, gitu,” ucap Rachel.

Pengalaman berbeda dirasakan oleh Najib semasa menjalani studi di Jerman. Najib yang mengaku memiliki kepribadian yang kikuk merasa belum memanfaatkan pengalaman bertemu dengan mahasiswa internasional dengan baik. Menurutnya, ia masih bisa menambah jejaring yang lebih luas dengan berteman dengan mahasiswa lain. Meskipun demikian, Najib tetap mendapatkan teman sebaya yang sefrekuensi dengannya. “Kalau soal pengalaman pertemanan di sana, culture-nya aku suka, sih,” kenang Najib.

Di sana, Najib memanfaatkan waktunya untuk bergabung di perhimpunan mahasiswa internasional yang dijuluki dengan Erasmus Student Network (ESN) Deggendorf. Melalui organisasi tersebut, ia mendapatkan kolega sesama mahasiswa internasional dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan di sana. Najib juga mengikuti program Host Family dan mendapatkan orang tua angkat selama berkuliah di Jerman.

Memandang Dunia Lewat IISMA

Tak terasa sudah satu tahun terlewati dari kali pertama Najib menginjakkan kakinya di Deggendorf, sebuah kota di tepian Jerman yang jauh dari riuhnya ibukota. Baginya, Jerman terlalu berkesan sehingga membuatnya ingin kembali ke sana untuk menempuh studi magister (S-2). Sebagai mahasiswa yang terdaftar di program beasiswa Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K), mengikuti IISMA menjadi salah satu pengalaman yang mengubah hidupnya. “Aku yakin aku bisa mengelola uang dengan baik. Kondisi finansialku semakin membaik,” ujar Najib.

Perjalanannya di Deggendorf membuat Najib sadar bahwa ia hanyalah satu fragmen kecil di dunia yang sebesar ini. Selama menempuh studi di Jerman, Najib bertemu dengan orang Indonesia hebat dan berbagi kisah inspiratif dengan mereka. Ia juga bertukar cerita dengan teman yang sudah terlebih dahulu bekerja di Jerman. “Dari situ aku ingin menjadi orang yang berarti dan membantu orang lain dengan ilmu yang aku dapat,” kata Najib. 

Pengalaman internasional yang didapatkan Rachel lewat IISMA juga mengantarnya untuk bertukar pikiran dengan mahasiswa internasional lain. “Salah satu manfaat yang paling berasa itu cultural exchange, sih,” ujar Rachel. Melalui IISMA, Rachel berdiskusi dengan mahasiswa lain tentang masalah sosial yang terjadi di masing-masing negara dan mencari potensi jalan keluar lewat diskusi-diskusi di ruang kelas. 

Perbedaan dinamika antara dosen dan mahasiswa juga menjadi pengalaman paling berkesan Rachel selama berkuliah di University of Adelaide. Di sana, dosen sangat menghargai usaha mahasiswa dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan. Berbeda dari pengalamannya di UGM, Rachel mendapatkan umpan balik dari dosen sehingga ia dapat mengetahui sejauh mana kemampuan, kekurangan, serta hal yang dapat diperbaiki di penugasan selanjutnya.

Setiap langkah dari perjalanan Najib dan Rachel telah membentuk mereka menjadi pribadi yang tangguh dan berpikiran terbuka. Melalui IISMA, mereka berani melangkah keluar dari zona nyaman dan menemukan jati diri untuk menentukan langkah hidup selanjutnya.

Penulis  : Tiefany Ruwaida Nasukha/ BPPM Balairung UGM

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Arungi Benua untuk Indonesia: Kisah Perjalanan Awardee IISMA dalam Menempuh Studi pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/arungi-benua-untuk-indonesia-kisah-perjalanan-awardee-iisma-dalam-menempuh-studi/feed/ 0
Hasil Riset, Mahasiswa MBKM Lebih Mudah Mendapat Pekerjaan https://ugm.ac.id/id/berita/hasil-riset-mahasiswa-mbkm-lebih-mudah-mendapat-pekerjaan/ https://ugm.ac.id/id/berita/hasil-riset-mahasiswa-mbkm-lebih-mudah-mendapat-pekerjaan/#respond Tue, 02 Jul 2024 09:52:58 +0000 https://ugm.ac.id/?p=65660 Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi salah satu bentuk upaya transformasi pendidikan tinggi dalam mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul dan berkualitas. Pasalnya, keikutsertaan mahasiswa dalam program ini selain memberikan nilai tambah bagi mahasiswa dalam hal pengembangan kompetensi namun juga menambah wawasan mereka soal prospek dunia kerja. Lebih dari itu, bagi mahasiswa yang ikut […]

Artikel Hasil Riset, Mahasiswa MBKM Lebih Mudah Mendapat Pekerjaan pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi salah satu bentuk upaya transformasi pendidikan tinggi dalam mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul dan berkualitas. Pasalnya, keikutsertaan mahasiswa dalam program ini selain memberikan nilai tambah bagi mahasiswa dalam hal pengembangan kompetensi namun juga menambah wawasan mereka soal prospek dunia kerja. Lebih dari itu, bagi mahasiswa yang ikut program MBKM ternyata membantu mereka untuk lebih mudah mendapatkan pekerjaan setelah lulus.

“Hasil riset MBKM mengungkapkan bahwa mahasiswa yang berpartisipasi dalam program unggulan MBKM hanya membutuhkan waktu 7,64 bulan untuk mendapatkan pekerjaan pertama, terhitung dari empat tahun masa studi,” kata Tim Pelaksana Pusat Kampus Merdeka, Rr. Tur Nastiti, M.Si., Ph.D., saat menjadi pembicara dalam Diskusi Pojok Bulaksumur yang bertajuk “Melanjutkan Transformasi Pendidikan Tinggi Melalui MBKM Mandiri” yang dilaksanakan pada Jumat (28/6) di Balairung UGM.

Nastiti menegaskan angka masa tunggu kerja ini jauh lebih baik dibandingkan rata-rata sebelumnya yang mencapai 10 bulan, hingga membuktikan adanya dampak positif dari program MBKM dalam mempersiapkan mahasiswa memasuki dunia kerja. “Temuan ini menunjukkan efektivitas program MBKM terhadap prospek kerja lulusan,” ujar Dosen FEB UGM ini.

Selain itu, tambahnya, hasil survei lainnya menunjukkan bahwa sebanyak 33% program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) diikuti oleh peserta dengan latar belakang keluarga yang kurang mampu memberikan ruang bagi mahasiswa yang termarjinalisasi untuk mengakses dan belajar untuk memperkuat jenjang karirnya maupun memberikan kebermanfaatan sosial.

Namun yang tidak kalah lebih penting menurutnya, dosen juga harus membuka diri untuk immersive pattern learning. Sebab Mahasiswa harus diberikan kesempatan untuk belajar bukan hanya dari satu sumber saja, melainkan dari program lainnya.

Sekretaris Direktorat Pendidikan dan Pengajaran, Dr. Sigit Priyanta, S.Si., M.Kom., menuturkan Universitas Gadjah Mada berkomitmen dalam mendukung kebijakan MBKM melalui program flagship: Magang dan Studi Independen Bersertifikat, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Kampus Mengajar, Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), Wirausaha Merdeka hingga Praktisi Mengajar.

Menurutnya, program MBKM telah memberikan hak bagi mahasiswa untuk belajar di luar program studi maupun di luar perguruan tinggi dengan berbagai program yang ada sehingga memberikan manfaat agia mahasiswa dalam hal peningkatan kompetensi dan penambahan jejaring.

Arya Yudhistira, mahasiswa program studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, diterima magang di empat perusahaan sekaligus melalui program MSIB di tahun 2024 ini. Ia menyebutkan bahwa dapat mengimplementasikan ilmu yang dipelajarinya di FEB UGM dalam perusahaan magangnya, Huawei. “Huawei juga menjadi salah satu dari 201 mitra yang highly committed dengan MSIB,” tambah Nastiti.

Chriselda Erina Dewi Winarto, mahasiswa Universitas Kristen Indonesia Maluku yang menjadi peserta Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas Gadjah Mada berbagi cerita terkait dampak positif yaitu komunikasi lintas budaya. “Saya merasa PMM itu menyatukan nusantara, dari Sabang hingga Merauke sehingga saya banyak belajar terkait banyak budaya melalui PMM di UGM ini,” ucap Erina.

Penulis: Dita dan Tiefany

Editor: Gusti Grehenson

Foto: Firsto

Artikel Hasil Riset, Mahasiswa MBKM Lebih Mudah Mendapat Pekerjaan pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/hasil-riset-mahasiswa-mbkm-lebih-mudah-mendapat-pekerjaan/feed/ 0
Ratusan Mahasiswa PMM Luar Jawa Kuliah Satu Semester di UGM https://ugm.ac.id/id/berita/ratusan-mahasiswa-pmm-luar-jawa-kuliah-satu-semester-di-ugm/ https://ugm.ac.id/id/berita/ratusan-mahasiswa-pmm-luar-jawa-kuliah-satu-semester-di-ugm/#respond Tue, 02 Jul 2024 06:03:17 +0000 https://ugm.ac.id/?p=65638 Sebanyak 265 mahasiswa dari 71 perguruan tinggi menyelesaikan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Modul Nusantara yang dimulai sejak bulan februari hingga juni lalu. Umumnya para mahasiswa ini berasal dari perguruan tinggi di luar pulau Jawa, seperti dari Universitas Andalas, Sumatera Barat; Universitas Udayana, Bali; Universitas Syiah Kuala, Aceh; Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan; Universitas Lampung […]

Artikel Ratusan Mahasiswa PMM Luar Jawa Kuliah Satu Semester di UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Sebanyak 265 mahasiswa dari 71 perguruan tinggi menyelesaikan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Modul Nusantara yang dimulai sejak bulan februari hingga juni lalu. Umumnya para mahasiswa ini berasal dari perguruan tinggi di luar pulau Jawa, seperti dari Universitas Andalas, Sumatera Barat; Universitas Udayana, Bali; Universitas Syiah Kuala, Aceh; Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan; Universitas Lampung dan Universitas Tadulako.

Selama lima bulan para mahasiswa ini mengambil mata kuliah di kampus UGM. Selain aktif mengikuti perkuliahan, mereka juga aktif di berbagai event kegiatan dan perlombaan yang ada di kampus. “Ada 61 mata kuliah yang ditawarkan. Setidaknya ada 20 sks yang sudah diambil akan dikonversi di masing perguruan tinggi asal mereka,” kata Ketua Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Modul Nusantara UGM, Ir. Endang Sulastri, S.Pt., M.A.,Ph.D., dalam keterangan yang dikirim ke wartawan, Selasa (2/7).

Menurut Endang Sulastri, program PMM Modul Nusantara ini bertujuan untuk memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk menikmati atmosfer akademik yang ada di luar kampusnya. Di samping para peserta juga saling mengenal keragaman budaya masing-masing. “Keikutsertaan mahasiswa dalam program ini makin membuka wawasan bahwa kita bangsa yang beragama, memberikan pengalaman atmosfer akademik selama berkuliah di UGM sehingga mereka mengetahui sejauh mana effort masing-masing,” katanya.

Gilang Pangestu (21), salah satu peserta PMM yang berasal dari Universita Pendidikan Ganesha, Bali,  mengatakan selama mengikuti program pertukaran mahasiswa modul nusantara ini makin menambah dan memperkaya wawasan keragaman budaya di Indonesia. “Kita makin tahu tentang keragaman dan pemahaman budaya, menjaga sikap toleransi dan menghargai perbedaan untuk menciptakan kehidupan yang harmonis,” katanya.

Berkesempatan menikmati bangku kuliah di UGM, di sini, Gilang mengaku berterima kasih telah dinobatkan sebagai kepala suku untuk program PMM batch IV UGM ini. Menurutnya banyak cerita senang dan sedih selama berkuliah di UGM yang bisa menjadi kenangan yang tidak terlupakan. “Adanya program ini, saya bisa menjejakkan kaki saya menjalankan kuliah selama satu semester. Banyak cerita bersama, sedih, senang, dan emosinya jadi mahasiswa di universitas yang paling didambakan,” katanya.

Icha, mahasiswi  dari Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah, mengaku sangat terkesan selama menempuh kuliah di UGM. Selain mengikuti program modul nusantara, pihaknya juga berkesempatan menikmati objek wisata yang ada di Jogja. “Banyak sekali di Jogja, kita sempat pergi ke lava tour, membuat aku terkenang,” katanya.

Pengalaman selama satu semester kuliah di UGM diakui  Icha meninggalkan kesan yang mendalam. Icha berharap ia bisa mengenyam kuliah di UGM suatu saat kelak. “Pengen sekali kuliah di UGM. Harapan bisa kuliah S2 di UGM,” harapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Davina (20) dari universitas Lampung. Menurutnya selama mengikuti PMM Modul Nusantara ia bisa mengenal lebih dekat soal budaya Jawa. “Kita diajarkan main gamelan juga,” katanya

Davina menceritakan selama di UGM ia  mengambil berapa mata kuliah di Prodi Psikologi, prodi Hubungan Internasional dan prodi Ilmu Hukum. “Selama ikut program, banyak sukanya karena di sini punya banyak teman dan menambah pengalaman baru,” katanya.

Penulis   : Tiefany

Editor     : Gusti Grehenson

Artikel Ratusan Mahasiswa PMM Luar Jawa Kuliah Satu Semester di UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/ratusan-mahasiswa-pmm-luar-jawa-kuliah-satu-semester-di-ugm/feed/ 0
33 Mahasiswa Psikologi Mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa IISMA https://ugm.ac.id/id/berita/33-mahasiswa-psikologi-mengikuti-program-pertukaran-mahasiswa-iisma/ https://ugm.ac.id/id/berita/33-mahasiswa-psikologi-mengikuti-program-pertukaran-mahasiswa-iisma/#respond Sat, 22 Jun 2024 05:14:08 +0000 https://ugm.ac.id/?p=65327 Sebanyak 33 mahasiswa dari Fakultas Psikologi UGM sukses menjadi awardee Program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2024. Para mahasiswa akan diberangkatkan ke lebih dari 7 negara berbeda, yakni Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Irlandia, Australia, Selandia Baru, Jepang, serta negara-negara di Asia dan Eropa. Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., jumlah mahasiswa […]

Artikel 33 Mahasiswa Psikologi Mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa IISMA pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Sebanyak 33 mahasiswa dari Fakultas Psikologi UGM sukses menjadi awardee Program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2024. Para mahasiswa akan diberangkatkan ke lebih dari 7 negara berbeda, yakni Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Irlandia, Australia, Selandia Baru, Jepang, serta negara-negara di Asia dan Eropa.

Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., jumlah mahasiswa yang diberangkatkan tahun ini merupakan pencapaian baru bagi Fakultas Psikologi UGM. Ia menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi atas keberhasilan mahasiswa bisa lolos program IISMA.“Selamat untuk para mahasiswa yang mendapatkan kesempatan mengikuti IISMA tahun ini. Dari tahun ke tahun menunjukkan semakin banyak mahasiswa Fakultas Psikologi bisa mendapatkan program seperti ini,” ungkap Rahmat, Sabatu (22/6).

Menurut Dekan, jumlah mahasiswa yang diberangkat mengikuti program IISMA menyamai dengan 10 persen dari seluruh total jumlah mahasiswa aktif jenjang sarjana. “Bisa dikatakan, Fakultas Psikologi UGM berkontribusi sebesar lebih dari 10% dari total mahasiswanya, atau 33 dari 250 mahasiswa,” terangnya.

Seperti diketahui, program IISMA ini diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pelajar Indonesia mengenyam pendidikan di luar negeri dengan pendanaan penuh. Seluruh awardee IISMA 2024 akan melangsungkan pembelajaran selama satu semester mulai bulan Oktober 2024 mendatang.

Pramudyawardhani Mahira Kusumaningtyas, mahasiswa Psikologi UGM yang diterima di University of Padua, Italia menceritakan perjuangannya meraih kesempatan tersebut. Ia mengaku sudah tertarik dengan Program IISMA sejak masih duduk di bangku SMA. “Saya mengetahui program IISMA saat duduk di kelas 11, di tahun yang sama ketika program ini pertama kali diluncurkan. Oleh karena itu, ketika saya diterima di UGM, saya berencana untuk mendaftar IISMA di tahun kedua kuliah,” tutur Mahira.

Sayangnya, pendaftaran pertamanya di tahun 2023 lalu belum membuahkan hasil. Walaupun sempat merasa pesimis, Mahira tetap bertekad mendaftar kembali di tahun ini. Ia pun melakukan banyak evaluasi dari hasil seleksi sebelumnya agar tidak mengulang kesalahan yang sama. Mahira juga menjelaskan strateginya melalui tiga tahap seleksi, yakni seleksi administrasi, esai, dan interviu. Belajar dari pengalaman sebelumnya, Mahira berusaha meningkatkan kemampuan menulis esainya dengan meminta bantuan IISMA awardee sebelumnya. Selain itu, Mahira juga sangat berhati-hati dalam mencantumkan berkas yang diminta. “Berkas-berkas yang harus dikumpulkan juga harus dipastikan lengkap dan tidak ada kesalahan, karena dapat memengaruhi proses seleksi. Bahkan saya harus mengurus berkas di kota asal saya,” ujarnya.

Sama halnya dengan Mahira, Laras Utami juga membeberkan pengalamannya selama seleksi IISMA. Ketika memasuki tahap interviu, Laras sempat mengalami hambatan di perangkatnya. “Tiba-tiba kamera laptop aku mati, panik dan harus beralih ke ponsel. Sedangkan interviunya menunggu di ruang meeting. Aku nggak punya harapan lagi sejak itu,” kenangnya.

Ia sempat merasa putus asa karena mengetahui tingginya minat peserta lain yang ikut mendaftar IISMA. Gangguan sekecil apapun nantinya akan diperhitungkan dalam proses seleksi. Kejadian selama proses seleksi membuat Laras selalu kepikiran dan gelisah namun saat melihat hasil pengumuman, ia tidak menyangka jika ia diterima di University of Birmingham. “Saya sangat bersyukur apalagi beberapa teman yang ikut mendaftar juga ternyata dinyatakan lolos sebagai IISMA awardee,” terangnya.

Baik Mahira maupun Laras, keduanya merasa sangat senang mendapatkan kesempatan mengikuti program pertukaran mahasiswa tersebut. Kini mereka pun sibuk mempersiapkan keberangkatan, seperti tempat tinggal, visa, pertemuan dengan kampus tujuan, dan rangkaian kegiatan lainnya bersama awardee IISMA seluruh Indonesia.

Program IISMA menawarkan kesempatan bagus bagi mahasiswa untuk mempelajari bidangnya di lintas negara. UGM secara khusus memberikan fasilitas terbaik bagi mahasiswa yang berminat mengikuti program ini. Harapannya, mahasiswa mendapat pengalaman terbaik dan bisa bermanfaat ketika kembali ke tanah air.

Penulis: Erna/Tasya
Editor: Gusti Grehenson

Artikel 33 Mahasiswa Psikologi Mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa IISMA pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/33-mahasiswa-psikologi-mengikuti-program-pertukaran-mahasiswa-iisma/feed/ 0
26 Mahasiswa FEB Lulus Seleksi Program IISMA 2024 https://ugm.ac.id/id/berita/26-mahasiswa-feb-lulus-seleksi-program-iisma-2024/ https://ugm.ac.id/id/berita/26-mahasiswa-feb-lulus-seleksi-program-iisma-2024/#respond Wed, 17 Apr 2024 08:15:27 +0000 https://ugm.ac.id/26-mahasiswa-feb-lulus-seleksi-program-iisma-2024/ Sebanyak 26 mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) berhasil lulus seleksi akhir pada program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2024. Para mahasiswa yang lulus seleksi tersebut berasal dari tiga program studi, yaitu Manajemen, Akuntansi, dan Ilmu Ekonomi. FEB UGM patut bersyukur atas keberhasilan para mahasiswa yang lolos seleksi program IISMA 2024. […]

Artikel 26 Mahasiswa FEB Lulus Seleksi Program IISMA 2024 pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Sebanyak 26 mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) berhasil lulus seleksi akhir pada program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2024. Para mahasiswa yang lulus seleksi tersebut berasal dari tiga program studi, yaitu Manajemen, Akuntansi, dan Ilmu Ekonomi.

FEB UGM patut bersyukur atas keberhasilan para mahasiswa yang lolos seleksi program IISMA 2024. IISMA sendiri merupakan program beasiswa dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mendukung para pelajar Indonesia untuk studi di universitas mitra luar negeri yang bereputasi selama satu semester.

Program ini terbuka bagi mahasiswa sarjana dan vokasi, dan memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk mengalami atmosfir studi internasional dan memperoleh pengetahuan tentang budaya lintas negara (cross-cultural understanding). Dalam prosesnya, FEB UGM memberikan pendampingan secara terpadu melalui unit Global Relations and Mobility Office (GREAT) bagi para mahasiswa yang mendaftar program IISMA.

Pendampingan yang diberikan tentunya sangat membantu para mahasiswa FEB UGM. Salah satunya Ancilla atau akrab disapa Sisi, mahasiswi Manajemen 2021 yang diterima program IISMA 2024 ke Lund University, Swedia.

“FEB UGM itu super duper suportif kepada mahasiswa-mahasiswi untuk menjalani program apapun, salah satunya IISMA. Dari awal pendaftaran, semua jalan sangat dipermudah, sehingga kita sangat termotivasi untuk mendaftar tanpa ada rasa ragu,” ujarnya di FEB UGM, Rabu (17/4).

Pencapaian ini menegaskan komitmen FEB UGM dalam mendukung penuh proses perkembangan mahasiswa. Bahkan, FEB UGM memberikan bantuan bagi mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) yang ingin mendaftar IISMA dengan menyediakan fasilitas Duolingo English Test secara gratis, dan pada tahun ini tercatat 12 mahasiswa mendapatkan bantuan tersebut.

Wakil Dekan Bidang Akademik FEB UGM, Bayu Sutikno, S.E., M.S.M., Ph.D. menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian ke-26 mahasiswa yang berhasil lulus sebagai penerima IISMA Awardee 2024. Capaian ini tidak hanya merupakan prestasi dan wujud kualitas dari proses pembelajaran di FEB UGM sehingga menghantarkan 26 mahasiswa tersebut ke sekolah-sekolah bisnis terbaik di dunia, tetapi juga merupakan global passport bagi mahasiswa untuk menempa diri menjadi global leaders di masa mendatang.

“Selamat kepada ke-26 mahasiswa penerima beasiswa IISMA 2024. Capaian ini merupakan hasil kerja keras mahasiswa, doa orang tua dan berbagai program pengembangan yang dilakukan oleh GREAT bersama Career and Student Development Unit (CSDU) FEB UGM bersama rekan-rekan pengelola Program Studi Sarjana FEB UGM,” terangnya.

Adapun ke 26 mahasiswa yang lolos mendapatkan beasiswa penuh pada program IISMA 2024 adalah Ancilla Patsy Martani (Management-IUP 2021), Lund University, Swedia, Ghina Tsabitah (Manajemen 2021), Universitat Pompeu Fabra, Spanyol, Mohamad Sultan Rayhan Arivano (Manajemen 2021), Boston University, Amerika Serikat, Nihel Mardaria Amna (Manajemen 2021), Korea University, Korea Selatan, Rio Agustino Handoyo (Manajemen 2021), Sciences Po, Prancis, Yusuf Wibowo (Management-IUP 2021), Victoria University of Wellington, Selandia Baru, Zahra Nurhikmah (Manajemen 2021), Massey University, Selandia Baru, Alimah Taqiyah (Manajemen 2022), Singapore Management University, Singapura, Brantandari Alina As-Shafhah (Management-IUP 2022), University of New South Wales, Australia, Frank Richard Yambe Yabdi (Management-IUP 2022), University of Pennsylvania, Amerika Serikat, Shafira Adara Irsyad (Management-IUP 2022), University of Melbourne, Australia, dan Yoanita Dinda Pasavrilia (Management-IUP 2022), University of Groningen, Belanda.

Berikutnya Abdullah Mufidan (Akuntansi 2021), Universiti Malaya, Malaysia, Annisa Wahyuningtyas (Akuntansi 2021), University of Granada, Spanyol, Bagus Suryo Setyo Wardono (Akuntansi 2021), Western University, Kanada, Nicolas Ekaputera Samuel (Akuntansi 2021), University of California, Amerika Serikat, Putri Nafisah Intani (Akuntansi 2021), Sophia University, Jepang, Benjamin Nathanael Tjahjadi (Akuntansi 2022), University of Groningen, Belanda, Hendrik Andrianto Soedarsono (Akuntansi 2022), M. V. Lomonosov Moscow State University, Rusia, dan Steven Nathanael Liyanto (Accounting-IUP 2022), University of New South Wales, Australia.

Kemudian dari program studi ilmu ekonomi, mereka yang lolos adalah Anggita Ester Marsaulina (Ilmu Ekonomi 2021), University of Pécs, Hungaria, Diva Aprillia Simanjuntak (Ilmu Ekonomi 2021), Palacký University Olomouc, Ceko, Grace Zefanya Octovella Situmorang (Ilmu Ekonomi 2021), Maastricht University, Belanda, Mikael Bagas Ario Wicaksono (Ilmu Ekonomi 2021), Maastricht University, Belanda, Rizqi Surya Pamungkas (Ilmu Ekonomi 2021), RUDN University, Rusia, dan Rohinun (Ilmu Ekonomi 2021), Universitat Pompeu Fabra (UPF), Spanyol.

Penulis: Adella Wahyu Pradit/Humas FEB UGM

Editor: Agung Nugroho

Foto: dok. FEB UGM

 

Artikel 26 Mahasiswa FEB Lulus Seleksi Program IISMA 2024 pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/26-mahasiswa-feb-lulus-seleksi-program-iisma-2024/feed/ 0
UGM Sambut 265 Mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Modul Nusantara Angkatan 4 https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-sambut-265-mahasiswa-pertukaran-mahasiswa-merdeka-pmm-modul-nusantara-angkatan-4/ https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-sambut-265-mahasiswa-pertukaran-mahasiswa-merdeka-pmm-modul-nusantara-angkatan-4/#respond Mon, 25 Mar 2024 01:11:09 +0000 https://ugm.ac.id/ugm-sambut-265-mahasiswa-pertukaran-mahasiswa-merdeka-pmm-modul-nusantara-angkatan-4/ UGM kembali menyambut mahasiswa Program Mahasiswa Merdeka (PMM) pekan lalu Jumat (8/3) di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo, Gedung Magister Manajemen Kampus Yogyakarta FEB UGM. Kali ini, PMM angkatan 4 diikuti oleh 265 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Maria Dominika Mazzarello, salah satunya. Mahasiswi asal Universitas Hasanunddin, Makassar mengaku terharu saat  memasuki auditorium yang dipenuhi […]

Artikel UGM Sambut 265 Mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Modul Nusantara Angkatan 4 pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
UGM kembali menyambut mahasiswa Program Mahasiswa Merdeka (PMM) pekan lalu Jumat (8/3) di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo, Gedung Magister Manajemen Kampus Yogyakarta FEB UGM. Kali ini, PMM angkatan 4 diikuti oleh 265 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Maria Dominika Mazzarello, salah satunya. Mahasiswi asal Universitas Hasanunddin, Makassar mengaku terharu saat  memasuki auditorium yang dipenuhi jas almamater dari berbagai universitas di Indonesia dengan beragam warna. ”Saya hadir di tengah-tengah 265 peserta PMM yang berasal dari beragam daerah’, serunya.

Maria mengaku, ia mengikuti PMM Modul Nusantara karena ingin belajar keragaman budaya yang ada di Indonesia. ”Saya ingin keluar dan merasakan kesempatan belajar di Perguruan Tinggi lain sambil mengenal budaya yang ada di sekitarnya” ungkapnya. Alasannya memilih UGM sebagai tujuan PMM Modul Nusantara karena ingin merasakan atmosfer pembelajaran di Perguruan Tinggi yang menjadi ikon di Kota Pelajar ini. ”Dulu, saya selalu ditolak oleh UGM melalui jalur Prestasi UGM, jalur SNMPTN bahkan jalur SBMPTN di pilihan pertama. Namun sekarang, berkat PMM 4 dan berkat dari Tuhan, saya bisa berada di UGM dan mengikuti perkuliahan layaknya mahasiswa reguler, walaupun hanya satu semester”, terangnya.

Di UGM, Maria mengikuti perkuliahan di Fakultas Peternakan untuk mata kuliah Dasar Teknik Industri Pembibitan Ternak Ruminansia dan Non Ruminansia, Toksikologi Pakan, Pengantar Kultur Jaringan dan Pemuliaan Tanaman Pakan, kemudian ada juga di Fakultas Vokasi untuk mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Ia mengambil materi perkuliahan yang berbeda dengan jurusan asalnya yang berfokus pada bidang Perikanan. ”Menarik, saya jadi tahu kehidupan mahasiswa Fakultas Peternakan dan Sekolah Vokasi serta pembelajaran dan praktikum-praktikumnya seperti kultur jaringan dengan laboratorium dan alat-alat yang memadai, juga praktikum Dasar Teknik Industri Perbibitan Ternak yang harus mengumpulkan data ternak dengan terjun langsung ke lapangan bersama masyarakat peternak.

Sama halnya dengan Maria Dominika Mazzarello, peserta lainnya, Marliyanti, mahasiswi Bisnis Digital, Universitas Muhammadiyah Kendari mengaku senang dan antusias mengikuti Penyambutan Mahasiswa PMM 4 UGM. ”Akhirnya, saya bisa bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah di Indonesia, sebelumnya kami hanya bercakap-cakap lewat Group Whatsapp,” ungkapnya. Di UGM, Marliyanti mengikuti perkuliahan lintas jurusan yang berfokus pada digitalisasi seperti Transformasi Digital, Pengembangan Start Up Digital, dan Business Digital di tiga program studi, Akuntasi (FEB), Ilmu Komputer (FMIPA) dan Teknologi Informasi (DTETI, Fakultas Teknik).

Ia  tertarik dengan nilai-nilai yang diajarkan di modul nusantara tentang Kebhinekaan, Inspirasi, Refleksi, dan Kontribusi Sosial. Ia sangat antusias dengan kegiatan eksplorasi lokasi budaya, museum, rumah ibadah, maupun kegiatan seperti bakti sosial, pentas budaya, menjadi relawan rumah sakit, bergabung di kelas inspirasi, dan kegiatan inspirasi lainnya. Inilah yang menjadikan alasan Marilyanti tertarik bergabung di PPM Modul Nusantara UGM angkatan 4.

Acara penyambutan dibuka oleh Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D, yang selanjutnya diisi dengan wawasan Nilai-nilai Jati Diri UGM. Para peserta PMM Modul Nusantara UGM juga dibekali dengan pengetahuan terkait Tata Kelola dan Perilaku serta Layanan Fasilitas yang ada di UGM oleh Kepala Subdirekorat Organisasi Fasilitas dan Kesejahteraan Mahasiswa, Direktorat Kemahasiswaan, Desi Yulianti, S.E., M.ACC.

Akhir sesi, acara ditutup dengan pemilihan Kepala dan Wakil Suku PMM Modul Nusantara angkatan 4. Dari total 197 suara, terpilih Gilang Pangestu, DS dari Universitas Pendidikan Ganesha, Bali sebagai Kepala Suku PMM Modul Nusantara UGM angkatan 4 dan Krismando Viktor Sinaga dari Universitas Mikroskil, Medan sebagai Wakil Kepala Suku PMM Modul Nusantara UGM angkatan 4.

Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Modul Nusantara yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemenristek) Pendidikan Tinggi, yang selanjutnya dikelola oleh UGM melalui Direktorat Pendidikan dan Pengajaran dan diikuti mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi senusantara ini, merupakan wujud dukungan terhadap pendidikan yang berkelanjutan sesuai dengan nilai-nilai SDGs (Sustainable Development Goals) point 4, Pendidikan Berkualitas (Quality Education).

 

Penulis: B. Diah Listianingsih

Artikel UGM Sambut 265 Mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Modul Nusantara Angkatan 4 pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-sambut-265-mahasiswa-pertukaran-mahasiswa-merdeka-pmm-modul-nusantara-angkatan-4/feed/ 0