Artikel UGM Raih Penghargaan Universitas Terproduktif dalam Publikasi pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.
]]>Di kategori penghargaan Institusi Universitas Terproduktif tersebut, UGM disebutkan menghasilkan 43 publikasi yang dimuat di The Conversation Indonesia, disusul Universitas Indonesia (UI) sebanyak 41 publikasi dan Universitas Islam Indonesia (UII) sebanyak 38 publikasi.
Direktur Penelitian UGM Prof. Mirwan Ushada menyampaikan apresiasi atas penghargaan yang telah diberikan oleh The Conversation Indonesia. Penghargaan ini, kata Mirwan, makin melecut semangat dari para peneliti di lingkungan UGM dalam menyebarkan pengetahuan baru dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. “UGM sebagai institusi pendidikan tinggi terus berkomitmen membangun collective intelligence keilmuan dari hulu hingga hilir, “ katanya.
Menurutnya setiap publikasi yang disampaikan oleh kalangan peneliti perguruan tinggi bisa menjadi alat bantu dalam memvalidasi dari berbagai kesimpangsiuran informasi dan data yang beredar di media sosial. “Selain sebagai bahan refleksi dari tulisan para peneliti namun juga sebagai alat bantu dalam memvalidasi data dan fakta,” katanya.
Sebanyak 13 kategori penghargaan yang diberikan di malam penghargaan TCID, selain berhasil meraih penghargaan Universitas terproduktif, salah satu asisten peneliti di Pusat Kedokteran Tropis UGM, Ronny Soviandhi, berhasil meraih penghargaan sebagai penulis pilihan editor bidang kesehatan.
Ronny mengaku senang dan bangga, sekaligus bersyukur mendapat penghargaan sebagai penulis pilihan editor kesehatan. Penghargaan ini menurutnya makin memotivasi dirinya untuk terus bersemangat menyampaikan informasi terkait penyakit yang semakin dilupakan oleh banyak orang, yakni penyakit Kusta, TBC dan HIV. “Kita ingin terus menyebarkan pengetahuan dengan gap masyarakat yang belum banyak terliterasi. Pengetahuan jadi kunci untuk memberdayakan komunitas sekaligus menjadi rujukan dalam pengambilan keputusan yang lebih baik,” ujarnya.
Dalam penghargaan TCID kali ini, ada 700 artikel dari lebih dari 600 peneliti yang berasal dari perguruan tinggi maupun dari kementerian dan lembaga. Pemberian penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi kepada peneliti yang mempublikasikan artikel dalam membangun peningkatan literasi pengetahuan di masyarakat.
Penulis : Gusti Grehenson
Artikel UGM Raih Penghargaan Universitas Terproduktif dalam Publikasi pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.
]]>Artikel Tingkatan Literasi, Mahasiswa KKN PPM UGM Buat Pojok Baca Bagi Siswa SD Alung Banua pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.
]]>Sekolah SD ini berada persis di seberang Gereja. Terdiri dari empat kelas dengan bentuk letter L. Di pojok kiri, terdapat ruangan perpustakaan yang berukuran kecil. Selama ini lama tidak terawat dengan baik karena dinding sudah retak akibat terkena gempa bumi yang melanda Manado bulan Mei lalu. Beberapa rak buku sudah rusak dimakan rayap dan dinding retak serta plafon yang sudah usang. Untuk menuju sekolah ini, setidaknya membutuhkan waktu hampir lebih dari setengah jam dari Dermaga menggunakan kendaraan roda tiga sebagai salah satunya alat transportasi di pulau Bunaken.
Mahasiswa KKN PPM UGM melaksanakan program membangun ruang pojok baca sebagai upaya peningkatan literasi di kalangan siswa sekolah dasar. Selain melakukan renovasi ruang baca, mahasiswa juga menambah koleksi buku. “Kita ingin meningkatkan literasi masyarakat di Alung Banua, kita menambah buku baru dan koleksi lainnya. Kami kerja sama dengan Kompas memberi kami koleksi 70 hingga 100 buku,” katanya Pniel Abigail Nathane Saragih.
Abigail menuturkan kondisi perpustakaan sebelumnya dalam kondisi kurang terawat, bahkan banyak buku yang rusak dimakan rayap. Sedangkan untuk rak buku pun sudah usang sehingga mahasiswa memperbaiki rak buku agar layak. “Kita ingin anak- anak bisa membaca dengan nyaman dan menambah pengetahuan mereka,” katanya.
Selain memperbaiki ruang perpustakaan, mahasiswa juga mengajar pelajaran bahasa inggris untuk anak SD GMIM di sela waktunya melaksanakan 123 program kerja KKN PPM.
Austin Anderson, perwakilan kelompok KKN PPM UGM menerangkan, tempat pojok baca yang sebenarnya perpustakaan tersebut selama beberapa bulan kosong dan tidak terawat. “Kosong sekitar 6 bulan, ini dulu sempat kena gempa juga, ada beberapa bagian temboknya juga retak,” katanya.
“Kami renovasi sedikit, kami tata dan tambah buku-buku baru juga,” sambungnya.
Menyoal buku-buku yang disediakan, ia berujar bahwa banyak diantaranya datang dari donasi. Buku yang disediakan juga sangat beragam, mulai dari buku seni dan budaya, ensiklopedia, sejarah dan budaya Indonesia, budi pekerti, hingga buku soal kerajinan dan hobby.
Terkait jumlah buku secara keseluruhan, Austin mengaku tidak cukup yakin secara spesifik. Sebab, banyak juga buku dari pihak sekolah yang masih bagus dan layak dipertahankan. “Total keseluruhan ratusan, banyak juga buku dari SD GMIM yang masih bagus, beberapa sudah koyak itu kami singkirkan,” lontarnya.
Disebutkan, kurang lebih sejak dua minggu pojok baca tersebut diresmikan, antusiasme para siswa sendiri juga cukup tinggi untuk datang dan membaca. “Semoga antusiasme siswa terjaga, bahkan saat kami sudah selesai KKN,” harapnya.
Kepala Sekolah SD GMIM Alung Banua, Yureny Tukunang, mengaku sangat terbantu dengan kehadiran para mahasiswa KKN. Diakuinya, selama ini sekolahnya cukup jarang didatangi oleh mahasiswa KKN dengan durasi yang lama. “Biasanya hanya survei atau program sementara dari kampus di Manado sini, cuma beberapa hari itu biasanya,” terangnya.
Ia bertutur, sejak kehadiran para mahasiswa KKN, antusiasme para siswa sangat tinggi untuk berlama-lama di sekolah, salah satunya antusias untuk datang ke pojok baca. “Dampaknya siswa jadi senang, antusias mereka bertemu kakak-kakak KKN ini,” bebernya.
Ke depannya, Yureny berharap bahwa ragam program yang sudah dilakukan saat ini, bisa dilanjutkan oleh kelompok KKN UGM di periode selanjutnya. “Harapannya ada lagi, dan ini jadi program yang dilanjutkan. Mereka banyak bantu kami di sini,” tuturnya.
Disebutnya, hampir semua aspek di wilayah Alung Banua tidak lepas dari program kerja para mahasiswa KKN. Mulai dari siswa-siswi SD, hingga masyarakat umum juga dilibatkan secara aktif. “Selain program sekolah ini, ada juga program filtrasi air hingga sosialisasi UMKM, ini sangat penting dan membantu,” tandasnya
Lurah Alung Banua, Yola Moko, mengaku kehadiran mahasiswa KKN, sangat membantu masyarakat melatih kelompok ibu rumah tangga mengolah selai pisang dan mangga menjadi produk UMKM, memperbaiki pompa air, mengajari les bahasa inggris hingga memperbaiki ruang perpustakaan sekolah. Yola menyampaikan sebagian besar warganya yang berjumlah ratusan kepala keluarga ini berprofesi sebagai nelayan dan beberapa ada juga yang menjadi petani. Ia mengaku sebagai pimpinan pemerintah desa sangat terbantu sekali dengan berbagai program kerja yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN UGM. “Torang merasa mahasiswa KKN sangat- sangat membantu di sini,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Firsto
Artikel Tingkatan Literasi, Mahasiswa KKN PPM UGM Buat Pojok Baca Bagi Siswa SD Alung Banua pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.
]]>Artikel Mahasiswa UGM Teliti Pengaruh Konten Tiktok Terhadap Kemampuan Literasi Pelajar pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.
]]>Rizqi Vazrin dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (20/5), mengatakan penelitian yang mereka lakukan berangkat dari hasil Performa akademik pelajar biasanya diukur melalui survei Programme for International Student Assessment (PISA). Terhitung sejak tahun 2010-2024 Indonesia mengalami penurunan skor. Sementara pada tahun 2022, TikTok telah muncul sebagai salah satu platform media sosial yang paling diminati, menawarkan penggunaannya dengan menyuguhkan video-video singkat berkisar antara lima detik hingga tiga menit. “Pada saat itu juga, teknologi secara masif mulai masuk ke dalam kehidupan kultural masyarakat Indonesia. Kemajuan teknologi yang di dalamnya ada Tiktok, membuka wacana baru tentang dampak teknologi terhadap performa akademik seorang pelajar,” kata Rizqi.
Berdasarkan dari hasil penelurusna literatur disebutkan bahwa fenomena antara konsumsi konten singkat bisa berdampak dengan penurunan daya attention span. Sebab jika terus menerus terpapar oleh konten video singkat dapat mengakibatkan attention span seseorang menjadi lebih pendek. “Attention span yang pendek akan berpengaruh terhadap penurunan performa akademik seorang pelajar,” paparnya.
Penelitian ini yang menargetkan survei ke kelompok pelajar SMP hingga SMA yang berumur 15 tahun ini, kata Rizqi, bertujuan untuk mengetahui performa akademik dalam kaitannya dengan kebiasaan menonton video singkat TikTok dan apakah terjadi penurunan attention span pelajar tersebut.
Kegiatan penelitian yang didanai oleh Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) ini berjudul Short Video Storm: Menilik Pengaruh Konten Video Singkat TikTok terhadap Attention Span Pelajar dan Konsekuensinya Terhadap Tren Penurunan Nilai PISA, ujarnya, diharapkan dapat menemukan implikasi yang mungkin terjadi atas fenomena tersebut baik secara positif maupun negatif, sehingga dapat dirumuskan upaya pencegahan dan perbaikan sistem pendidikan Indonesia. “Dari hasil riset ini diharapkan dapat menjadi bentuk wacana baru dalam menyikapi fenomena penurunan attention span dan tren penurunan nilai PISA sehingga masyarakat menjadi lebih bijaksana dalam pengimplementasian nilai tersebut,” pungkasnya.
Penulis: Gusti Grehenson
Foto: Freepik
Artikel Mahasiswa UGM Teliti Pengaruh Konten Tiktok Terhadap Kemampuan Literasi Pelajar pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.
]]>Artikel UGM Edukasi Pengelolaan Sampah Lewat Pengarustamaan Sekolah Ekonomi Sirkular pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.
]]>Salah satunya yang terjadi di TPA Regional Piyungan, Bantul yang kondisinya sudah melebihi kapasitas daya tampungnya. Pemerintah Provinsi DIY pun mengeluarkan kebijakan penutupan TPA Piyungan pada 5 Maret 2024. Ke depan, setiap kabupaten/kota diminta untuk melakukan pengelolaan sampah secara mandiri.
Peneliti Ekonomi Sirkular UGM, Suci Lestari Yuana, S.IP., MIA., memandang perlunya solusi terpadu dengan melibatkan berbagi pihak untuk mengurai persoalan sampah di tanah air, termasuk Yogyakarta. Masyarakat dalam hal ini memiliki peran penting dalam proses pengelolaan sampah. Karenanya ia dan tim di FISIPOL UGM berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat melalui sektor pendidikan dengan memberikan edukasi dan literasi terkait pengelolaan sampah yakni dengan menginisiasi sekolah ekonomi sirkular.
“Implementasi ekonomi sirkular penting dilakukan di level praktik sehari-hari dalam merespons tantangan ini, di mana limbah dianggap sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan kembali dan bisa menjadi sumber penghasilan,” tutur Dosen HI FISIPOL sekaligus peneliti di Pusat Studi Perdagangan Dunia (PSPD) UGM ini, Kamis (7/3).
Ia menjelaskan dalam riset ini yang dilakukan bersama tim, mereka mengamati bagaimana 68 sekolah di Indonesia yang tergabung dalam sekolah ekonomi sirkular dalam menerapkan prinsip 5R (Rethink, Reduce, Reuse, Repair, Recycle) di lingkungan sekolah. Sekolah ekonomi Sirkular diinisiasi sejak tahun 2021 silam dengan melibatkan sebanyak 68 sekolah yang tersebar di Sumatera Utara, Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Kalimantan Utara.
Dalam konteks praktik-praktik 5R, lanjutnya, peran sekolah dan institusi pendidikan menjadi kunci sebagai agen perubahan. Sebab, implementasi praktik-praktik 5R di lingkungan pendidikan tidak hanya memengaruhi pola pikir siswa, tetapi juga membentuk generasi yang tanggap terhadap tanggung jawab lingkungan.
Menurutnya, sekolah memiliki potensi besar untuk membentuk perilaku berkelanjutan dengan mengintegrasikan konsep 5R dalam kurikulum dan kegiatan sekolah sehari-hari. Selain itu, sekolah dapat menjadi pusat penyuluhan bagi siswa dan masyarakat sekitar tentang pentingnya pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang sampah.
Lebih lanjut Suci menyampaikan bahwa pemerintah memiliki peran krusial dalam upaya mendukung implementasi praktik-praktik 5R di sekolah dan institusi pendidikan. Pemerintah dalam hal ini berperan untuk memotivasi dan mendorong transformasi sirkular.
Saat ini, lanjutnya, inisiatif seperti Indonesia Green Principal Awards (IGPA) telah memainkan peran penting dalam mendorong sekolah untuk mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan. Namun, terdapat tantangan dengan sedikitnya partisipasi sekolah di Yogyakarta. Karenanya kehadiran pemerintah sangat dibutuhkan dengan merancang kebijakan yang memberikan insentif kepada sekolah yang aktif dalam melakukan transformasi sirkular. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melibatkan alokasi dana khusus, penghargaan, atau dukungan teknis bagi sekolah yang berhasil mengimplementasikan praktik-praktik 5R secara efektif.
“Kebijakan ini dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi sekolah di Yogyakarta untuk terlibat lebih aktif dalam perubahan menuju praktik berkelanjutan,”pungkasnya.
Penulis: Ika
Artikel UGM Edukasi Pengelolaan Sampah Lewat Pengarustamaan Sekolah Ekonomi Sirkular pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.
]]>Artikel UGM Beri Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Bagi Pelajar SMK dan Mahasiswa pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.
]]>Kegiatan ini diselenggarakan sebagai wujud komitmen UGM dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) terutama dalam pencapaian pendidikan berkualitas dan kesetaraan gender. Lewat pelatihan dan workshop diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terkait pencegahan dan penanganan kekerasan seksual kepada pelajar dan mahasiswa sekaligus mencegah terjadinya kasus kekerasan seksual di dunia pendidikan.
Dalam pelaksanaannya Satgas PPKS UGM bekerja sama dengan Satgas PPKS Universitas Hasanuddin memberikan pelatihan intensif penanganan kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus pada tanggal 21-22 September 2023. Pelatihan dilakukan di ruang Rapat lantai 4, Rektorat Universitas Hasanuddin, Makassar diikuti 21 orang meliputi Satgas PPKS Unhas, Psikolog dari Pusat Layanan Psikologi Unhas, dan Tim Yayasan.
Pada pelatihan ini, Satgas PPKS UGM membagikan praktik baik pencegahan dan penanganan kasus yang selama ini sudah dilakukan di lingkungan UGM. Ketua Satgas, Sri Wiyanti Eddyono, S.H., LL.M, Ph.D bersama Prof. Dra. Raden Ajeng Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D selaku Sekretaris I merangkap anggota unsur pendidik dan Istiqomah Yungsiana, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku anggota dari unsur tenaga kependidikan berkesempatan memaparkan materi mulai dari urgensi pencegahan dan penanganan kekerasan seksual dan sinergitas antara Fakultas dan Universitas, bentuk-bentuk kekerasan seksual, mekanisme penanganan kasus, asesmen, penyusunan kronologis, pendokumentasian dan pencatatan laporan, pemeriksaan terlapor, saksi, dan pembuktian kasus, penetapan sanksi, dan refleksi.
Dalam pelatihan tersebut turut mengundang psikolog klinis, Iyan Afriyani Hasbullah. Ia banyak memaparkan materi mengenai kondisi psikologis dan dampak korban kasus kekerasan seksual dan sharing pengalaman menangani korban kekerasan seksual.
Ketua Satgas PPKS UGM, Sri Wiyanti Eddyono, S.H., LL.M, Ph.D., menyampaikan kolaborasi dan keterlibatan UGM dalam memberikan pelatihan ini sejalan dengan komitmen UGM terhadap isu kesetaraan gender, khususnya dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs). Ia berharap, pelatihan ini dapat memberikan pemahaman dan ilmu baru kepada peserta.
“Harapannya dengan adanya pelatihan ini dapat memperkuat Satgas PPKS Unhas dalam melakukan mandat Permendikbudristek nomor 30 tahun 2021 melakukan pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di Perguruan Tinggi,”imbuhnya.
Sementara satgas PPKS Unhas Prof. Dr. Farida Patittingi, SH., M.Hum menyampaikan bahwa menjelang satu tahun setelah pelantikan, satgas PPKS Unhas telah bekerja membuat instrumen-instrumen SOP yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta menangani kasus. Namun dalam penanganan kasus masih terdapat sejumlah kendala sehingga perlu dilakukan sosialisasi secara masif terkait keberadaan dan tugas satgas PPKS Unhas agar penanganan kasus kekerasan seksual bisa terlaksana secara aktif.
“Pelatihan ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan satgas PPKS Unhas supaya dapat mendukung dan menguatkan satgas PPKS Unhas dalam menangani kasus kekerasan seksual,”tuturnya.
Workshop Bagi Pelajar di DIY
Selain menyelenggarakan pelatihan penanganan kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi, Satgas PPKS UGM juga mengadakan workshop pencegahan kekerasan seksual bagi pelajar di tingkat SMK. Workshop digelar di SMK Budi Mulia Dua Yogyakarta diikuti 40 siswa dan 10 guru pada 17 Oktober 2023.
Workshop menghadirkan Prof. Dra. Raden Ajeng Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D dan Istiqomah Yungsiana, S.Psi., M.Psi., Psikolog yang memberikan penjelasan tentang kekerasan seksual, bentuk-bentuk kekerasan seksual, pencegahan kekerasan seksual yang dilakukan secara individual maupun secara kelompok, mekanisme penanganan, serta tahapan dalam penanganan kasus, asesmen kasus kekerasan seksual. Selain itu juga tentang upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadi keberulangan kasus kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.
Yayi menyebutkan diselenggarakannya kegiatan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang tercantum dalam agenda Sustainable Development Goals (TPB/SDGs), terutama pencapaian pendidikan berkualitas dan kesetaraan gender. Harapannya dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan literasi dan menyosialisasikan terkait kekerasan seksual pada jenjang pendidikan di tingkat Sekolah Menengah. Selain itu, kegiatan ini juga dapat membangun sinergi antar perguruan tinggi dengan sekolah menengah supaya tidak ada lagi kasus kekerasan seksual terjadi di lingkungan pendidikan jenjang manapun.
Penulis: Isti; Editor: Ika
Fotografer: Urga& Judith Wira
Artikel UGM Beri Pelatihan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Bagi Pelajar SMK dan Mahasiswa pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.
]]>Artikel Media Massa Miliki Peran Penting Dalam Pencegahan Bunuh Diri pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.
]]>“Apakah itu pengaruh positif atau negatif tergantung bagaimana jurnalisme itu dilakukan,” jelasnya dalam Sekolah Wartawan yang berlangsung Kamis (19/10) di Ruang Fortakgama UGM.
Sekolah Wartawan kali ini mengangkat tema Etika Pemberitaan di Media Terkait Kesehatan Mental dan Bunuh Diri. Kegiatan ini diselenggarakan untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan baru bagi insan media terkait pemberitaan bunuh diri agar tidak memicu perilaku bunuh diri.
Nurul menyebutkan bahwa paparan kasus bunuh diri atau perilaku bunuh diri bisa berasal dari mana saja mulai dari lingkungan keluarga, pertemanan sebaya hingga tayangan media. Paparan tersebut berpotensi meningkatkan kasus bunuh diri dan perilaku bunuh diri. Demikian halnya penyampaian informasi melalui berita di media jika tidak disampaikan dengan baik dapat memicu terjadinya copycat suicide.
“Pemberitaan bunuh diri di media ini berpotensi meningkatkan terjadinya copycat suicide atau tindakan bunuh diri yang dilatarbelakangi meniru kasus bunuh diri sebelumnya,” jelasnya.
Karenanya Nurul menyampaikan dalam pemberitaan seyogianya media mempertimbangkan berita yang diterbitkan apakah akan memperkuat atau justru melawan stigma. Selain itu juga penting dalam pemilihan bahasa karena cara penggambaran seseorang atau gangguan akan memengaruhi persepsi orang terhadap hal-hal tersebut. Lalu, meminta persetujuan narasumber dan memperhatikan dampak jangka panjang terhadap artikel yang diterbitkan.
“Wartawan akan melanjutkan hidup seperti biasa setelah artikel terbit. Namun, orang-orang yang jadi sorotan di dalamnya akan terus terhubung dengannya dalam jangka waktu yang panjang,”urainya.
Nurul menambahkan isu lain yang perlu diperhatikan insan media saat penulisan berita terkait bunuh diri dan kesehatan mental adalah mempertimbangkan soal trauma. Apakah proses pelaporan baik wawancara atau foto akan membuat seseorang mengalami trauma kembali yang pernah terjadi.
Lebih lanjut nurul menyampaikan bahwa dampak pelaporan bunuh diri tidak terbatas pada efek yang merugikan. Sebaliknya, liputan tentang cara mengatasi situasi sulit seperti yang dicakup dalam berita tentang ideasi bunuh diri bisa memiliki efek protektif.
“Penyampaian berita tentang bunuh diri oleh media juga bisa memiliki efek protektif seperti bagaimana deteksi dini bunuh diri, bagaimana saat menghadapi situasi sulit dan lainnya,”terangnya.
Di akhir paparannya Nurul menyampaikan kepada wartawan tentang kunci efektif intervensi untuk pencegahan bunuh diri. Terdapat empat intervensi berdasar penelitian untuk mencegah bunuh diri. Pertama, melakukan pembatasan terhadap akses sarana prasarana tindak bunuh diri. Kedua, interaksi yang intensif dengan media untuk pelaporan bunuh diri yang profesional dan bertanggung jawab. Ketiga, mengembangkan life-skill/kecakapan hidup sosio-emosional pada remaja.
“Terakhir, melakukan identifikasi/deteksi dini, observasi, mengelola tindak lanjut untuk para individu yang terpengaruh dengan tindak bunuh diri,” pungkasnya.
Penulis: Ika
Foto: Firsto
Artikel Media Massa Miliki Peran Penting Dalam Pencegahan Bunuh Diri pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.
]]>