Tim Hi-Flex sendiri terdiri atas Aufa Nasywa Rahman, Ahmad Zaki Akmal, dan Petrus Aria Chevalier Rambing (Teknologi Informasi  2021) bersama Larasati Kinanti dan Laurencia Otniel Sukamto (Teknik Industri 2021). Dalam keterangan kepada wartawan, Minggu (27/1), Aufa mengatakan tim Hi-Flex merancang inovasi berdasarkan ide yang mereka cetuskan dan dalami sendiri. “Semua pembuatan dan pengembangan solusi (build solution) kami lakukan di DTETI,” ujarnya.

Di kompetisi ini, setiap melakukan pengembang teknologi informasi komunikasi (ICT) untuk menemukan solusi bagi permasalahan nyata dengan menggunakan teknologi cloud dari Huawei. “Seluruh tim berpartisipasi terbagi atas kategori Enterprise Track dan Student Track. Kedua kategori tersebut diperoleh masing-masing enam pemenang setelah melalui beberapa tahap seleksi, mulai dari pengumpulan proposal, presentasi demo solusi, hingga berkompetisi di babak final,” katanya.

Huawei Developer Competition Asia Pacific kali ini, dua dari enam tim kategori Student Track merupakan kontingen dari UGM. Selain Hi-Flex, tim lainnya adalah cloudia crew yang terdiri atas mahasiswa Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM. Tim ini berhasil menyabet Second Runner-up.

Reportase      : Rasya Swarnasta/Humas DTETI

Penulis           : Tiefany

Dokumentasi : Huawei

Artikel Mahasiswa UGM Raih Juara di Huawei Developer Competition Asia Pacific pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

Tim FEB UGM beranggotakan Alif Hasan Ramadhan (Akuntansi 2022), Alpha Daniel Pangihutan Simanjuntak (Akuntansi 2022), Cynthia Fransisca (Akuntansi 2022) ini berhasil menyabet juara tiga di ajang kompetisi bergengsi tersebut setelah melalui tahapan seleksi yang cukup ketat. 

Alif menerangkan kompetisi internasional ini diikuti 30 tim dari berbagai universitas di Indonesia maupun luar negeri. Kompetisi terdiri dari tiga babak yang diselenggarakan secara daring dan luring sejak bulan Juli hingga Agustus 2024. 

Lebih lanjut Alif menjelaskan pada babak penyisihan setiap tim diminta untuk menyelesaikan soal pilihan ganda dan esai. Kemudian, pada semifinal seluruh tim ditantang untuk mengerjakan siklus akuntansi perusahaan manufaktur. “Pada babak final, enam tim terbaik diminta untuk membuat esai bertema Carbon Trading Market, kami diminta menjelaskan mengenai peran akuntansi dalam hal tersebut dan mempresentasikan di hadapan dewan juri. Selain itu kami juga harus menjalani battle of three atau cerdas cermat,” paparnya saat dihubungi Senin (12/8).

Cynthia mengungkapkan rasa syukurnya terhadap prestasi yang berhasil mereka dapatkan. Mereka berharap dengan adanya pengalaman yang diperoleh dapat menjadi batu loncatan untuk meraih prestasi lebih baik kedepannya. Selain itu, capaian ini diharapkan bisa menginspirasi mahasiswa FEB UGM lainnya untuk berprestasi.

Reportase : Orie Priscylla Mapeda Lumalan
Penulis : Kurnia Ekaptiningrum/Humas FEB

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Tim Mahasiswa UGM Juara 3 Kompetisi Akuntansi Internasional  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.