Fakultas Kehutanan UGM Arsip - Universitas Gadjah Mada https://ugm.ac.id/id/tag/fakultas-kehutanan-ugm/ Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi Tue, 14 Jan 2025 08:50:53 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.1.7 Cetak 5.402 Insinyur, UGM Penyumbang Profesi Insinyur Terbanyak di Indonesia https://ugm.ac.id/id/berita/cetak-5-402-insinyur-ugm-penyumbang-profesi-insinyur-terbanyak-di-indonesia/ https://ugm.ac.id/id/berita/cetak-5-402-insinyur-ugm-penyumbang-profesi-insinyur-terbanyak-di-indonesia/#respond Tue, 14 Jan 2025 08:50:53 +0000 https://ugm.ac.id/?p=74698 Universitas Gadjah Mada melantik 859 insinyur baru. Sebanyak 859 insinyur baru berasal dari Fakultas Teknik (727), Fakultas Kehutanan (70) dan Fakultas Peternakan (62). Dengan penambahan 727 lulusan insinyur baru, Fakultas Teknik UGM tercatat hingga saat ini berhasil meluluskan 4.281 insinyur. Fakultas Kehutanan UGM dengan penambahan 70 lulusan insinyur baru maka hingga saat ini berhasil mencetak […]

Artikel Cetak 5.402 Insinyur, UGM Penyumbang Profesi Insinyur Terbanyak di Indonesia pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Universitas Gadjah Mada melantik 859 insinyur baru. Sebanyak 859 insinyur baru berasal dari Fakultas Teknik (727), Fakultas Kehutanan (70) dan Fakultas Peternakan (62). Dengan penambahan 727 lulusan insinyur baru, Fakultas Teknik UGM tercatat hingga saat ini berhasil meluluskan 4.281 insinyur. Fakultas Kehutanan UGM dengan penambahan 70 lulusan insinyur baru maka hingga saat ini berhasil mencetak 374 insinyur. Sedangkan Fakultas Peternakan UGM dengan meluluskan 62 insinyur baru maka hingga saat ini berhasil mencetak 747 insinyur. Dengan demikian UGM telah berhasil mencetak 5.402 profesi insinyur.

Prof. Ir. Selo, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng selaku Dekan Fakultas Teknik menyatakan dengan pelantikan insinyur oleh UGM dan PII maka para lulusan saat ini boleh dibilang sebagai insinyur yang beneran. Jika sebelumnya bergelar Sarjana Teknik dinilai masih terasa belum sah.  “Namun dengan pelantikan hari ini maka insinyur yang disandang beneran karena juga dilantik bersama PII”, katanya di Grha Sabha Pramana, Selasa (14/1).

Tidak banyak yang disampaikan Selo pada kesempatan ini. Ia hanya mengingatkan kembali tentang lagu himne Gadjah Mada dan himne PII. Kedua lagu tersebut, katanya mengandung kata-kata yang sangat bermakna. “Mengabdi, menjunjung tinggi kebudayaan untuk kejayaan nusantara. Kemudian ada himna PII,dan kita semua adalah insinyur Indonesia yang dibutuhkan oleh negara ini”, terangnya.

Sekali lagi, ia menyampaikan ucapan selamat atas dilantiknya para insinyur baru. Para insinyur lulusan UGM adalah insinyur-insinyur kebanggaan UGM, dan kebanggaan Indonesia yang mempunyai tanggung jawab besar membawa bangsa ini menjadi negara yang maju. “Sebagai insinyur tentu kita akan menghadapi banyak tantangan ke depan. Tidak hanya tantangan teknis yang terkait dengan dunia keinsinyuran, tetapi juga tantangan non-teknis yang kadang-kadang ini justru merupakan tantangan yang sulit kita hadapi”, imbuhnya.

Sejumlah pejabat hadir dalam pelantikan insinyur baru kali ini. Mereka yang hadir diantaranya Sekretaris Jendral Persatuan Insinyur Indonesia, Dr. Ir. Teguh Haryono, MBA., IPU., ACPE., ASEAN.Eng, Direktur Eksekutif PII, Santi Sirat, Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Teknik, Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Kehutananserta Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Peternakan. Teguh Haryono dalam sambutannya menyampaikan  visi besar Indonesia 2045 adalah menjadikan industri sebagai salah satu pilar utama yang menentukan daya saing bangsa. Kemajuan teknologi, penguatan kapasitas manufaktur, serta pengembangan sumber daya manusia yang unggul, disebutnya, menjadi kunci untuk mencapai visi tersebut. “Kita semua sebagai insinyur memiliki peran strategis dalam mengintegrasikan inovasi teknologi dengan kebutuhan masyarakat”, katanya.

Dalam pandangan Teguh, insinyur adalah agen perubahan yang dapat menjembatani antara potensi akademik dan penerapan praktis di dunia industri. Untuk itu, model triple helix yang terdiri dari akademisi, industri, dan pemerintah harus terus diperkuat untuk menciptakan ekosistem yang mendukung transformasi industri. “Dalam konteks ini, Universitas Gajah Mada telah menunjukkan komitmennya yang luar biasa dalam mencetak insinyur-insinyur berkualitas yang siap berkontribusi di berbagai sektor. Berdasarkan data yang kami terima, UGM telah mencetak kurang lebih 5.402 insinyur, dan seluruh Indonesia itu sekarang ada sekitar 28.000, dan UGM menyumbang paling banyak dari 45 perguruan tinggi penyelenggara PSBPI,” terangnya.

Penulis : Agung Nugroho

Foto : Donnie

 

Artikel Cetak 5.402 Insinyur, UGM Penyumbang Profesi Insinyur Terbanyak di Indonesia pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/cetak-5-402-insinyur-ugm-penyumbang-profesi-insinyur-terbanyak-di-indonesia/feed/ 0
Mahasiswa KKN UGM Ajak Petani dan Peternak Dusun Cangkring Bikin Pupuk Organik Cair https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-kkn-ugm-ajak-petani-dan-peternak-dusun-cangkring-bikin-pupuk-organik-cair/ https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-kkn-ugm-ajak-petani-dan-peternak-dusun-cangkring-bikin-pupuk-organik-cair/#respond Wed, 31 Jul 2024 02:41:36 +0000 https://ugm.ac.id/?p=68175 Tim Mahasiswa KKN-PPM UGM mengadakan edukasi dan praktik pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) di Dusun Cangkring, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta. Pupuk Organik Cair (POC) merupakan pupuk yang dibuat secara alami melalui proses fermentasi sehingga menghasilkan larutan hasil pembusukan dari kotoran kambing. Berkoordinasi dengan padukuhan setempat, para mahasiswa KKN-PPM UGM ini mengajak perwakilan warga berjumlah 5 […]

Artikel Mahasiswa KKN UGM Ajak Petani dan Peternak Dusun Cangkring Bikin Pupuk Organik Cair pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Tim Mahasiswa KKN-PPM UGM mengadakan edukasi dan praktik pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) di Dusun Cangkring, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta. Pupuk Organik Cair (POC) merupakan pupuk yang dibuat secara alami melalui proses fermentasi sehingga menghasilkan larutan hasil pembusukan dari kotoran kambing.

Berkoordinasi dengan padukuhan setempat, para mahasiswa KKN-PPM UGM ini mengajak perwakilan warga berjumlah 5 dari setiap RT dan Kelompok Wanita Tani (KWT) sebagai representasi wakil petani dan peternak kambing untuk membuat pupuk bersama. Dengan mengajak para petani dan peternak, POC yang telah jadi diharapkan bisa secara langsung dapat diaplikasikan pada lahan-lahan milik petani.

Titis Putri Dika Amalia, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan, di Kampus UGM, dalam keterangan kepada wartawan, Selasa (30/7), mengatakan banyak peternak kambing di Dusun Cangkring yang belum memanfaatkan kotoran kambing menjadi produk potensial seperti pupuk organik cair (POC). Padahal POC ini dinilai sebagai pupuk yang relatif lebih baik karena terhindar dari bahan-bahan kimia atau sintetis.“Pupuk ini aman untuk kesehatan dibandingkan pupuk kimia, menjadikan tanah lebih subur,” paparnya.

Selain itu, kata Titis, POC memiliki keunggulan yaitu mengatasi terjadinya defisiensi unsur hara dan menyuplai hara dengan cepat sehingga dapat meningkatkan nutrisi tanaman.

Aliyya Hastuti, anggota mahasiswa KKN lainnya  menambahkan program kegiatan pengenalan pupuk POC dilakukan lewat kegiatan sosialisasi edukasi seputar pengertian POC, kegunaan POC, dan cara pembuatan POC. Menurutnya, warga yang kebanyakan berprofesi sebagai petani dan peternak ini sangat antusias pada pelatihan proses pembuatan pupuk POC ini. “Kita ajak warga warga pun melakukan praktik pupuk secara langsung,” ujarnya. 

Pembuatan POC dengan menggunakan beberapa peralatan dan bahan seperti kotoran kambing, EM4, molase, abu kayu, ember, karung, dan air. Proses pembuatan POC diawali dengan mencampurkan kotoran kambing dan abu kayu, kemudian dimasukkan ke dalam karung dan diikat. Selanjutnya, larutan garam grosok dimasukkan ke dalam ember, lalu karung berisi kotoran kambing juga dimasukkan.

Setelah itu, campuran tetes tebu dengan air dimasukkan ke dalam ember dan ditambahkan EM4. Proses fermentasi berlangsung secara anaerob selama 1-2 minggu. Apabila POC sudah terfermentasi, maka akan dilakukan pengukuran kepekatan nutrisi dalam POC dengan menggunakan TDS meter dan dapat segera diaplikasikan pada palawija milik warga.

Dengan adanya pelaksanaan program edukasi dan praktik pembuatan POC, warga Dusun Cangkring ini menurut Aliyya diharapkan dapat menyalurkan pengetahuannya secara getok tular kepada warga lainnya. “Kami berharap melalui program kegiatan ini dapat meningkatkan wawasan petani dan peternak terkait inovasi kotoran kambing milik warga sekitar yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair guna meningkatkan kualitas pertumbuhan dan produktivitas palawija,” pungkasnya.

Penulis : Agung Nugroho

Editor   : Gusti Grehenson

Artikel Mahasiswa KKN UGM Ajak Petani dan Peternak Dusun Cangkring Bikin Pupuk Organik Cair pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-kkn-ugm-ajak-petani-dan-peternak-dusun-cangkring-bikin-pupuk-organik-cair/feed/ 0
Tim PKM RSH UGM Kaji Tradisi Lisan Sadranan Upaya Pencegahan Deforestasi Hutan Wonosadi https://ugm.ac.id/id/berita/tim-pkm-rsh-ugm-kaji-tradisi-lisan-sadranan-upaya-pencegahan-deforestasi-hutan-wonosadi/ https://ugm.ac.id/id/berita/tim-pkm-rsh-ugm-kaji-tradisi-lisan-sadranan-upaya-pencegahan-deforestasi-hutan-wonosadi/#respond Tue, 23 Jul 2024 03:29:27 +0000 https://ugm.ac.id/?p=67535 World Meteorological Organization, memperkirakan bahwa suhu rata-rata dunia diperkirakan akan naik sebesar 1,5°C pada tahun 2025 dibandingkan tahun 1900-an. Salah satu faktor penyebabnya adalah deforestasi. Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa luas hutan Indonesia mengalami penurunan sebesar 956.258 hektar (0,5 persen dari total daratan) antara tahun 2017 hingga 2021. Dengan terjadinya penurunan luasan […]

Artikel Tim PKM RSH UGM Kaji Tradisi Lisan Sadranan Upaya Pencegahan Deforestasi Hutan Wonosadi pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
World Meteorological Organization, memperkirakan bahwa suhu rata-rata dunia diperkirakan akan naik sebesar 1,5°C pada tahun 2025 dibandingkan tahun 1900-an. Salah satu faktor penyebabnya adalah deforestasi.

Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa luas hutan Indonesia mengalami penurunan sebesar 956.258 hektar (0,5 persen dari total daratan) antara tahun 2017 hingga 2021. Dengan terjadinya penurunan luasan hutan di Indonesia ini tentunya memerlukan upaya konservasi oleh banyak pihak.

Salah satu contoh keberhasilan konservasi terjadi di Hutan Wonosadi di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hutan di Wonosadi ini terus lestari saat ini berkat kesadaran masyarakat dan tradisi lisan Sadranan Wonosadi.

Melihat fenomena ini, lima mahasiswa UGM melakukan kajian terhadap tradisi sadranan sebagai kesadaran kolektif untuk mempertahankan Hutan Wonosadi dari deforestasi. Kelima mahasiswa UGM yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) adalah Ghina Danilah (Bahasa dan Sastra Indonesia, 2022), Syifa Hasna Yunifa (Kehutanan, 2023), Muhammad Lodhi Firmansyah (Antropologi Budaya, 2023), Afif Naufal Widiadi (Antropologi Budaya, 2021), dan Febriano Agung Nugroho (Hukum, 2023), dengan mendapat bimbingan Dr. Aprillia Firmonasari, S.S., M.Hum., DEA, dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM.

Ghina Danilah selaku ketua Tim PKM UGM menjelaskan Hutan Wonosadi merupakan sebuah hutan di Dusun Duren, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul. Hutan ini berstatus Sultan Ground (SG) dan berfungsi sebagai hutan lindung yang melindungi sistem penyangga kehidupan.

“Hutan Wonosadi di tahun 1960 mengalami deforestasi besar-besaran akibat pergeseran ideologi PKI. Meski begitu, berkat tradisi lisan Sadranan, masyarakat disana hingga saat ini berhasil mengembalikan kelestarian hutan,” ungkapnya di FIB UGM, Selasa (23/7).

Ghina menjelaskan tradisi lisan yang berperan penting dalam konservasi Hutan Wonosadi adalah wasiat Ki Onggoloco. Wasiat tersebut menyatakan bahwa Hutan Wonosadi harus dijaga demi kemakmuran anak-cucu.

“Dipesankan pula dalam wasiat itu jika hutan ini menyimpan banyak tanaman obat, dan karenanya setiap tahun perlu diadakan ritual Sadranan untuk mempererat silaturahmi” jelas Ghina.

Muhammad Lodhi Firmansyah menambahkan Tim PKM mahasiswa UGM mengusung tema riset mengenai tradisi sadranan ini guna mengkaji terkait adanya kesadaran kolektif untuk mempertahankan Hutan Wonosadi dari deforestasi. Penelitian menggunakan ecocriticism sebagai pendekatan utamanya sehingga tujuan utama dari kajian ini untuk menemukan formula baru dalam menginternalisasi nilai-nilai pada Tradisi Lisan Sadranan sebagai upaya pelestarian lingkungan demi menekan laju perubahan iklim.

Penelitian ini melibatkan survei terhadap 78 masyarakat Dusun Duren dengan metode observasi dan wawancara kepada juru kunci, jagawana, jagabaya, carik, serta lurah Desa Beji. “Sebagai data pendukung, kami melakukan pembacaan arsip dan sensus penduduk,” ujar Lodhi.

Syifa Hasna Yunifa memaparkan hasil survei memperlihatkan mayoritas responden (43,9 persen) termasuk dalam kelompok yang aktif dan berkomitmen dalam melestarikan tradisi. Sebagian kecil (8,5 persen) berada dalam kelompok yang ikut dan percaya namun tidak memahami dan menyebarkan tradisi.

Analisis ecocriticism dalam Tradisi Lisan Sadranan, kata Syifa memperlihatkan adanya kesadaran manusia terhadap alam, dan mereka dapat menjaga keseimbangan ekosistem serta menciptakan konservasi ekologi. “Meski begitu, faktor sosial dan ekonomi dapat mengancam kelestarian ini, terutama minimnya partisipan dalam kelompok usia muda, dibawah 25 tahun yang berisiko mengikis budaya lokal,” terangnya.

Febriano Agung Nugroho bersyukur karena partisipasi aktif dan komitmen masyarakat dalam melestarikan tradisi lisan Sadranan menunjukkan sistem sosial di Dusun Duren telah mencapai keseimbangan dan keberlanjutan. Melalui tradisi ini, masyarakat berhasil membangun sistem dan struktur sosial yang mendukung pelestarian Hutan Wonosadi.

“Dengan pendekatan ecocriticism, penelitian ini menegaskan pentingnya integrasi tradisi lokal dalam strategi konservasi ekologi untuk mitigasi perubahan iklim, dan membuka pandangan baru terhadap upaya konservasi di hutan-hutan lain di Indonesia,” ucap Febriano Agung.

Penulis: Agung Nugroho

Artikel Tim PKM RSH UGM Kaji Tradisi Lisan Sadranan Upaya Pencegahan Deforestasi Hutan Wonosadi pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/tim-pkm-rsh-ugm-kaji-tradisi-lisan-sadranan-upaya-pencegahan-deforestasi-hutan-wonosadi/feed/ 0
UGM melantik 699 Program Profesi Insinyur https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-melantik-699-program-profesi-insinyur/ https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-melantik-699-program-profesi-insinyur/#respond Wed, 17 Jul 2024 05:07:33 +0000 https://ugm.ac.id/?p=66950 Universitas Gadjah Mada kembali melantik 699 insinyur baru. Sebanyak 699 insinyur baru berasal dari tiga fakultas yaitu Fakultas Teknik (592), Fakultas Kehutanan (70) dan Fakultas Peternakan (37). Pelantikan insinyur baru berlangsung di Gedung Grha Sabha Pramana Bulaksumur, Selasa (16/7) dihadiri Prof. Ir. Selo, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng., Dekan Fakultas Teknik, Prof. Ir. […]

Artikel UGM melantik 699 Program Profesi Insinyur pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Universitas Gadjah Mada kembali melantik 699 insinyur baru. Sebanyak 699 insinyur baru berasal dari tiga fakultas yaitu Fakultas Teknik (592), Fakultas Kehutanan (70) dan Fakultas Peternakan (37).

Pelantikan insinyur baru berlangsung di Gedung Grha Sabha Pramana Bulaksumur, Selasa (16/7) dihadiri Prof. Ir. Selo, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng., Dekan Fakultas Teknik, Prof. Ir. Budi Guntoro,S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Dekan Fakultas Peternakan dan Sigit Sunarta, S.Hut., M.P., M.Sc., Ph.D., Dekan Fakultas Kehutanan.

Hadir pula sejumlah pejabat diantaranya Direktur Sumber Daya Manusia PT. Pertamina (Persero), Ir. M. Erry Sugiharto, S.T., M.H., IPU, Sekretaris Jenderal PII Pusat Ir. Bambang Goeritno, M.Sc., M.P.A., IPU., APEC Engineer, dan Direktur Bina Pengelolaan dan Pemulihan Ekosistem (BPPE) Ditjen KSDAE Kementerian LHK, Dr. Ir. Ammy Nurwati, M.M.

Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng mewakili sambutan para dekan menyatakan saat ini lulusan Program Studi Pendidikan Profesi Insinyur atau PSPPI dari perguruan tinggi penyelenggara insinyur masih sangat jauh dari jumlah ideal yang menjadi ketentuan guna menghadapi kompetisi global. Terlebih dalam mobilisasi tenaga profesional menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang akan berakhir di tahun 2025.

Karena itu, katanya, bila tidak ada upaya keras dalam mengisi kekosongan profesi insinyur bisa diperkirakan ketika MEA berakhir di 2025 nanti maka jumlah insinyur di Indonesia tidak akan cukup memenuhi target. Sementara kebutuhan minimal tidak kurang dari 1 juta insinyur.

Dengan jumlah yang masih sedikit ini bisa dipastikan Republik Indonesia akan mengalami masalah besar dalam berkompetensi di tingkat global. Untuk menghadapi hal tersebut tidak ada jalan lain adalah meningkatkan kesadaran visi globalisasi pada kalangan profesional, praktisi, kalangan pendidikan dan asosiasi insinyur Indonesia untuk secara bersama menyadari akan pentingnya mematuhi UU No 11 tahun 2014.

“Dengan begitu maka jumlah insinyur Indonesia dapat bertambah, dan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga bisa bersaing di tingkat global,” katanya.

Sementara itu Erry Sugiharto salah satu lulusan yang mewakili penerima sertifikat insinyur profesional menyatakan salah satu aspek penting dari perjalanan profesi insinyur adalah pengakuan terhadap keahlian. Memiliki sertifikasi resmi sebagai insinyur menjadi saksi atas integritas dalam memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.

“Ini bukan sekedar formalitas melainkan jaminan bahwa kita siap menjalankan tanggung jawab besar yang datang dari profesi keinsinyuran ini,” katanya.

Dari berbagai data yang dihimpun, kata Erry, jika dibandingkan negara tetangga seperti Vietnam dan Korea Selatan maka jumlah ketersediaan Insinyur di Indonesia masih tergolong sedikit yaitu 2.670 dibanding 1 juta penduduk. Sedangkan di Vietnam ada sebanyak 9.000 dan Korea Selatan 25.000 dibanding 1 juta penduduk.

Fakta lainnya, melihat fenomena Pemerintah Indonesia yang begitu agresif dalam menyusun roadmap menuju Indonesia maju dengan berbagai proyek strategis di berbagai perimeter wilayah Indonesia tentu menjadikan peran Insinyur sangat dibutuhkan agar dapat mewadahi dan mendeliver hal tersebut.

Belum lagi di era revolusi industri society 5.0 yang menuntut pemanfaatan teknologi terkini seperti artificial intelligent, robotic, dan machine learning tentunya perlu dibarengi dengan skill set dan learning agility yang tinggi dari para Insinyur terhadap teknologi untuk bisa beradaptasi dengan cepat dan berinovasi tanpa batas.

“Di sinilah menjadi kesempatan kita membangun kredibilitas dan bersinergi secara inklusif dalam menopang kemajuan industri,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan Ammy Nurwati. Ia menyampaikan menuju Indonesia Emas di tahun 2045, peran Insinyur semakin banyak dibutuhkan di berbagai bidang, diantaranya bidang konstruksi-teknik industri yang dituntut tidak hanya memahami sisi teknikal tetapi juga sisi manajemen dari suatu industri.

Begitu juga di bidang kehutanan maupun lingkup agro maka di era profesionalisme saat ini profesi keinsinyuran kehutanan diharapkan memberikan peran dalam mempertahankan bahkan meningkatkan produktivitas serta  kelestarian fungsi ekosistem hutan dengan mendasarkan pada kode etik insinyur, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai.

“Selain itu dituntut memiliki karakter unggul, beretika, berintegritas dan bertanggungjawab terhadap segala keputusan dan pekerjaan yang dilakukannya,” papar Ammy wakil para Insinyur yang dilantik.

Bambang Goeritno selaku Sekretaris Jenderal PII Pusat mengingatkan bahwa profesionalisme merupakan wujud tingkah laku, kepakaran dan kualitas seseorang yang profesional. Semua tindakan seorang profesional dipagari oleh etika profesi.

“Dengan demikian insinyur profesional adalah mereka yang secara utuh dan lengkap menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki pengalaman dan memegang teguh etika profesi,” imbuhnya.

Penulis: Agung Nugroho

Foto: Donnie

Artikel UGM melantik 699 Program Profesi Insinyur pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-melantik-699-program-profesi-insinyur/feed/ 0
Sarapan Pagi Bersama di Fakultas Kehutanan UGM https://ugm.ac.id/id/berita/sarapan-pagi-bersama-di-fakultas-kehutanan-ugm/ https://ugm.ac.id/id/berita/sarapan-pagi-bersama-di-fakultas-kehutanan-ugm/#respond Thu, 27 Jun 2024 05:58:53 +0000 https://ugm.ac.id/?p=65498 Sebagai upaya mendukung mahasiswa dalam menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS), Fakultas Kehutanan UGM mengadakan Sarapan Pagi Bersama. Untuk Ujian Akhir Semester di bulan Juni 2024, inipun Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menyelenggarakan kegiatan sarapan pagi bersama mahasiswa. Sekretaris  Program Studi Kehutanan (S1) Fakultas Kehutanan UGM, Dr. Daryono Prehaten, S.Hut., M.Sc. mengatakan kegiatan Sarapan […]

Artikel Sarapan Pagi Bersama di Fakultas Kehutanan UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Sebagai upaya mendukung mahasiswa dalam menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS), Fakultas Kehutanan UGM mengadakan Sarapan Pagi Bersama. Untuk Ujian Akhir Semester di bulan Juni 2024, inipun Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menyelenggarakan kegiatan sarapan pagi bersama mahasiswa.

Sekretaris  Program Studi Kehutanan (S1) Fakultas Kehutanan UGM, Dr. Daryono Prehaten, S.Hut., M.Sc. mengatakan kegiatan Sarapan Pagi Bersama ini merupakan agenda tahunan dan telah dimulai sejak tahun 2023. Dengan kegiatan Sarapan Pagi Bersama ini diharapkan membantu mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM dalam mempersiapkan diri menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS) agar dapat menjalani ujiannya dengan lebih baik.

”Kita mempersiapkan itu untuk menyediakan makanan bagi mahasiswa yang tidak berkesempatan sarapan dari rumah atau kos agar tetap prima selama ujian,” ujarnya di Kampus UGM, Kamis (27/6).

Untuk program Sarapan Pagi Bersama mahasiswa berlangsung selama satu pekan, 24-28 Juni 2024. Fakultas Kehutanan UGM setiap harinya menyiapkan sebanyak 80 porsi sarapan, dan para mahasiswa bisa menikmati sarapan di selasar gedung IFFLC, Fakultas Kehutanan UGM.

Daryono Prehaten menjelaskan kegiatan Sarapan Pagi Bersama ini merupakan bentuk kepedulian sivitas Fakultas Kehutanan UGM terhadap mahasiswanya. Dengan asupan gizi yang cukup dan suasana yang santai, diharapkan para mahasiswa dapat mengikuti UAS dengan lebih optimal dan mencapai hasil yang memuaskan.

”Terima kasih kepada Persatuan Orang Tua Mahasiswa Kehutanan (Potmahut) angkatan 2021, 2022, dan 2023 atas dukungan mereka dalam penyelenggaraan kegiatan ini,” katanya.

Menurutnya dukungan Potmahut dalam kegiatan ini sebagai wujud nyata partisipasi aktif orang tua dalam mendukung proses belajar mengajar di Fakultas Kehutanan UGM. Kegiatan sarapan pagi bersama mahasiswa iniun, disebutnya selaras dengan upaya Fakultas Kehutanan UGM untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 2 (tanpa kelaparan) dan SDG 4 (pendidikan berkualitas).

Hilal Robbani mahasiswa kehutanan angkatan 2021 sebagai salah satu yang sempat mengikuti kegiatan sarapan pagi memberikan testimoninya. Menurutnya, kegiatan Sarapan Pagi Bersama di Fakultas Kehutanan sangat membantu para mahasiswa.

”Saya dan teman-teman bersyukur dengan kegiatan sarapan ini. Sarapan pagi bersama sangat membantu kita-kita dan membantu dalam proses berfikir saat ujian. Tentu saja kita juga bisa berhemat uang bulanan. Ya berharap saja ini menjadi rutin, syukur porsi dan menunya ditambah, misal ada tambahan buah atau susu,” ucapnya sambil tersenyum.

Penulis & Foto: Humas FKT

Editor: Agung Nugroho

Artikel Sarapan Pagi Bersama di Fakultas Kehutanan UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/sarapan-pagi-bersama-di-fakultas-kehutanan-ugm/feed/ 0
Menjadi Rimbawan Muda yang Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman https://ugm.ac.id/id/berita/menjadi-rimbawan-muda-yang-adaptif-terhadap-perkembangan-zaman/ https://ugm.ac.id/id/berita/menjadi-rimbawan-muda-yang-adaptif-terhadap-perkembangan-zaman/#respond Wed, 22 May 2024 04:54:26 +0000 https://ugm.ac.id/?p=68165 Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada, Ir. Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D., IPU. dalam sambutanya mewakili Dekan berharap bahwa para Sarjana Kehutanan sebanyak 7.531 sejak tahun 1963, akan terus mewarnai dan saling bahu membahu dalam proses-proses penyelamatan dan pengelolaan hutan di Indonesia untuk lebih lestari dan lebih mensejahterakan. “Terdapat 6 mahasiswa […]

Artikel Menjadi Rimbawan Muda yang Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada, Ir. Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D., IPU. dalam sambutanya mewakili Dekan berharap bahwa para Sarjana Kehutanan sebanyak 7.531 sejak tahun 1963, akan terus mewarnai dan saling bahu membahu dalam proses-proses penyelamatan dan pengelolaan hutan di Indonesia untuk lebih lestari dan lebih mensejahterakan. “Terdapat 6 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa ikatan dinas dari PT Musi Hutan Persada, mereka akan langsung bekerja di perusahaan tersebut yang merupakan salah satu HTI besar di Sumatera, selamat kepada para rimbawan muda yang telah berhasil meraih gelar akademis jenjang sarjana di Universitas Gadjah Mada,” tutur Dwiko pada acara Tasyakuran dan Pelepasan Wisudawan/Wisudawati yang berlangsung di Selasar IFFLC, Rabu (22/5).

Ketua Prodi Sarjana S1 Kehutanan Dr. Ir. Emma Soraya, S.Hut., M.For., IPU. menyampaikan bahwa jumlah lulusan pada periode III Mei 2024 sebanyak 60 wisudawan dan wisudawati dengan 63% didominasi oleh wisudawati dengan IPK rata-rata 3.47 dan masa studi 4 tahun 4 bulan. “Empat terbaik dari masing-masing minat diraih oleh Viola Cantika Amadea, S.Hut. dengan IPK 3.8 (minat Manajemen Hutan), A’an Yosa Hanna, S.Hut. dengan IPK 3.79 (minat Silvikultur), Dea Sany Granita, S.Hut. dengan IPK 3.75 (minat Teknologi Hasil Hutan) dan Ivania Ayu Puspitasari, S.Hut.  dengan IPK 3.66 (minat Konservasi Sumber Daya Hutan),” tutur Emma Soraya.

A’an Yosa Hanna, S.Hut., dalam sambutannya menyampaikan jangan sampai kita melupakan prinsip dasar yang telah ditanamkan pada kita yaitu kelestarian. “Mari kita senantiasa membawa nama baik sarjana kehutanan dengan selalu bijak dalam menjaga alam, kesadaran atas lingkungan ini mari kita ubah dalam bentuk aksi dan kita tularkan ke masyarakat luas dan untuk rekan-rekan yang kelak mendapat peran sebagai pemimpin lahirkanlah Keputusan yang sebijak mungkin, keputusan yang tidak hanya menguntungkan diri sendiri atau suatu golongan namun keputusan yang dapat menghidupi generasi berikutnya maka mari kita memanfaatkan alam dengan lestari” ujar Yosa.

Dr. G. Sri Nurhartanto, S.H., LL.M. selaku orang tua dari wisudawati Amelia Nur Puspita, S.Hut., sekaligus Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang mewakili orang tua wisudawan/wisudawati menyampaikan bahwa Hutan itu sangat penting jika hutan digunduli maka air menjadi barang yang langka, maka 60 sarjana baru ini harus bersama-sama, bergandengan tangan dan merapatkan barisan memulai menjadi pasukan-pasukan baru dalam upaya untuk melestarikan hutan karena sebagai sebuah bangsa, Indonesia merupakan anggota Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) yang punya kewajiban untuk mensukseskan Sustainable Development Goals yang salah satunya adalah menjaga kelestarian kehidupan di permukaan tanah dan di dalam air yang terkait erat dengan ilmu yang diperoleh. Beliau berharap kepada seluruh Sarjana Kehutanan untuk bisa mendarmabaktikan ilmunya demi kemaslahatan umat manusia khususnya bangsa dan negara Indonesia untuk menjaga kelestarian hutan Indonesia serta pentingnya hardskill dan softskill karena hardskill jika tidak dipadu dengan softskill maka kita akan menciptakan manusia-manusia yang tidak punya hati nurani.

Pelaksanaan dari program ini merupakan bagian dari usaha mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals(SDGs) yaitu SDGs 4 Pendidikan Berkualitas, serta SDGs 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Diharapkan para rimbawan muda dapat menjadi adaptif terhadap perkembangan zaman, lincah terhadap perubahan, berpikir secara kritis, menggunakan logika akal sehat untuk menyelesaikan masalah di lapangan, berkolaborasi serta mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asing.

Penulis: Hadianto

Artikel Menjadi Rimbawan Muda yang Adaptif Terhadap Perkembangan Zaman pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/menjadi-rimbawan-muda-yang-adaptif-terhadap-perkembangan-zaman/feed/ 0
Pakar Pemuliaan Pohon UGM Tingkatkan Produktivitas Jati, Pinus dan Meranti https://ugm.ac.id/id/berita/pakar-pemuliaan-pohon-ugm-tingkatkan-produktivitas-jati-pinus-dan-meranti/ https://ugm.ac.id/id/berita/pakar-pemuliaan-pohon-ugm-tingkatkan-produktivitas-jati-pinus-dan-meranti/#respond Thu, 16 May 2024 02:15:21 +0000 https://ugm.ac.id/?p=67972 Saat ini beberapa jenis pohon tropika, seperti jati, pinus dan meranti berhasil tumbuh sangat cepat. Produktivitas dan pertambahan volume pohon atau riap tegakan semakin besar per satuan waktunya. Pertumbuhan yang begitu mengesankan tersebut berkat penelitian dan inovasi bidang pemuliaan pohon. Sebelum ini, hasil penebangan pohon jati biasa pada akhir daur dengan rerata umur 40 tahun […]

Artikel Pakar Pemuliaan Pohon UGM Tingkatkan Produktivitas Jati, Pinus dan Meranti pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Saat ini beberapa jenis pohon tropika, seperti jati, pinus dan meranti berhasil tumbuh sangat cepat. Produktivitas dan pertambahan volume pohon atau riap tegakan semakin besar per satuan waktunya. Pertumbuhan yang begitu mengesankan tersebut berkat penelitian dan inovasi bidang pemuliaan pohon. Sebelum ini, hasil penebangan pohon jati biasa pada akhir daur dengan rerata umur 40 tahun hanya mencapai 68,7 meter kubik per hektar. Sementara itu, setelah penemuan klon jati unggul yang secara komersial dikenal sebagai Jati Plus Perhutani (JPP) I dan II, hasilnya menjadi berlipat ganda. Saat penebangan JPP berumur 14 tahun dengan diameter 21 cm dapat mencapai volume kayu 137 meter kubik per hektar.

Pemuliaan pohon sudah diterapkan pula pada pinus dan meranti. Dahulu, rerata produktivitas getah pinus konvensional hanya 6 gram per pohon per hari. Sementara itu, jenis unggul pinus bocor getah menghasilkan 19 gram per pohon per hari atau minimal 50 gram dalam tiga hari. Lain lagi dengan jenis meranti. Pemuliaan pohon meranti disertai pengembangan teknik penanaman yang dikenal sebagai Silvikultur Intensif (SILIN).

Hal ini terungkap dari pemaparan Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Perum Perhutani, Endung Trihartaka dan Sekretaris Jenderal APHI, Ir. Purwadi Soeprihanto, S.Hut., M.E. dalam Seminar Nasional “Implementasi Pemuliaan Pohon dalam Mendukung Perhutanan Sosial dan Kelestarian Pengelolaan Hutan Indonesia” di Wisma MM UGM, Kamis(16/5). Seminar Nasional ini bertepatan dengan Purna Tugas Guru Besar Bidang Pemuliaan Pohon UGM, Prof. Dr. Ir. Mohammad Na’iem, M.Agr.Sc. Nampak hadir pula Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ir. Dyah Murtiningsih, M.Hum, mantan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Prof. Dr. Ir. San Afri, M.Sc., Sekretaris Utama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Dr. Ir. Ayu Dewi Utari, M.Si., Sekretaris Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Dr. Ir. Mahfudz, M.P., Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Ir. Sigit Sunarta, S.Hut., MP.,M.Sc., Ph.D., IPU., Dekan Fakultas Vokasi Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Ir. Muh. Restu, M.P., dan tamu undangan lainnya.

Prof. Mohammad Na’iem bersama pakar-pakar pemuliaan pohon UGM lainnya, antara lain: (alm.) Prof. Dr. Oemi Hani’in Suseno dan (alm.) Prof. Dr. Ir. Soekotjo telah berhasil mempelopori pengembangan pemuliaan pohon dan program breeding di Indonesia. Di samping itu, alumni Universitas Tsukuba Jepang (1985-1992) ini juga sukses membangun uji genetik beberapa jenis pohon hutan, hutan jati prospektif (JAPRO), hutan untuk produksi pangan (Integrated Forestry Farming System), hutan tanaman meranti prospektif, serta kebun konservasi dan uji keturunan durian. Kemudian Prof. Mohammad Na’iem merintis pula fasilitas riset pemuliaan pohon seperti Laboratorium Isozim Fakultas Kehutanan UGM, Balai Besar Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta, Hutan Pendidikan Wanagama, dan Pusat Pemuliaan Pohon Jati (P3J) Cepu.

Dalam pidato purna tugasnya yang berjudul “Perkembangan Ilmu Pemuliaan Pohon dalam Meningkatkan Produktivitas dan Menjaga Kelestarian Pengelolaan Hutan”, Prof. Mohammad Naiem menjelaskan bahwa program pemuliaan pohon jati diawali pada tahun 1981 melalui eksplorasi pencarian 600 pohon plus jati ke seluruh ras lahan di Indonesia, baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa. Sifat unggulnya berupa batang kayunya lurus dari pangkal sampai ujung sehingga volumenya akan lebih besar. Kemudian mulai 1997 dilakukan pembangunan plot-plot uji keturunan half-sib (1997-2003), uji klon (1998-2008), kebun pangkas, serta kebun benih semai dan kebun benih klon.

“Hasil koleksi pohon plus jati tersebut kemudian kami uji keturunan dan uji multi lokasi untuk menguji performance setiap pohon plus terseleksi dari berbagai wilayah Perum Perhutani di Jawa,” ungkap Prof. Mohammad Naiem. Menurutnya pula pembangunan kebun pangkas dan perhutanan klon secara masif bertujuan untuk memperoleh hasil pertumbuhan jati yang seragam dengan produksi kayu yang tinggi.

Capaian peningkatan produktivitas tersebut sejalan dengan harapan bisnis Perum Perhutani. Hingga tahun 2023, Perum Perhutani telah menanam jati unggul hasil pemuliaan seluas 483.720,7 hektar dari keseluruhan seluas 1,2 juta hektar kelas perusahaan jati. Sedangkan kebun pangkas jati unggul tersebar di 25 Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) dengan 350.000 indukan berkapasitas produksi sekitar 35 juta bibit per tahun. Pihaknya pun mengelola sekitar 2,4 juta hektar hutan di Pulau Jawa yang meliputi hutan produksi dan hutan lindung. Semua hal tersebut disajikan dalam presentasi Endung berjudul “Kontribusi Pemuliaan dalam Peningkatan Aktivitas Hutan Tanaman Perhutani”.

“Sebagai salah satu upaya peningkatan bisnis perusahaan maka diperlukan peningkatan produktivitas masing-masing produk bisnis melalui riset pemuliaan pohon dan pengembangan tanaman,” ungkap Endung yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah.

Adapun Purwadi menguraikan “Strategi Pemuliaan Pohon dalam Pengelolaan Hutan Tanaman dan Hutan Alam untuk Mendukung Peningkatan Serapan Karbon dan Kegiatan Pengusahaan Hutan. Selaku Direktur Eksekutif APHI, walaupun sektor kehutanan menghadapi tantangan yang luar biasa besar, namun Purwadi berharap bahwa penebangan kayu di hutan alam haruslah sangat selektif. Hal ini mengingat bahwa kini hutan alam tinggal 4,5 juta hektar. Luasannya telah menurun drastis dari sekitar 15 juta hektar pada tahun 2013. Untuk itu, penerapan SILIN oleh Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) diupayakan sesuai target capaian sebesar 1,4 juta hektar.

Pola tanam dengan teknik SILIN ini merupakan strategi pemuliaan pohon dalam hutan alam karena mampu meningkatkan produktivitas. Selain itu, Purwadi menambahkan pula diversifikasi kelompok jenis, penetapan daur optimal, serta memperkuat program tambahan pemanfaatan NEK dan mempertimbangkan utilisasi di dalam industri plywood dan wood working.

 

Penulis: Hadianto

Artikel Pakar Pemuliaan Pohon UGM Tingkatkan Produktivitas Jati, Pinus dan Meranti pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/pakar-pemuliaan-pohon-ugm-tingkatkan-produktivitas-jati-pinus-dan-meranti/feed/ 0
Rela Menunggu 10 tahun, Pasangan Suami Istri Dikukuhkan Bareng Jadi Guru Besar UGM https://ugm.ac.id/id/berita/rela-menunggu-10-tahun-pasangan-suami-istri-dikukuhkan-bareng-jadi-guru-besar-ugm/ https://ugm.ac.id/id/berita/rela-menunggu-10-tahun-pasangan-suami-istri-dikukuhkan-bareng-jadi-guru-besar-ugm/#respond Wed, 24 Apr 2024 06:03:01 +0000 https://ugm.ac.id/rela-menunggu-10-tahun-pasangan-suami-istri-dikukuhkan-bareng-jadi-guru-besar-ugm/ Sepasang suami istri dikukuhkan Guru Besar Universitas Gadjah Mada secara bersama pada Selasa (23/4), di ruang Balai Senat, Gedung Pusat UGM. Pasangan suami istri ini adalah Prof. Dr. Tata Wijayanta, S.H., M. Hum., dari Fakultas Hukum dan Prof. Dr. Ir. Sri Rahayu, M.P.,dari Fakultas Kehutanan UGM  dikukuhkan bersama tepat di hari ulang tahun sang istri […]

Artikel Rela Menunggu 10 tahun, Pasangan Suami Istri Dikukuhkan Bareng Jadi Guru Besar UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Sepasang suami istri dikukuhkan Guru Besar Universitas Gadjah Mada secara bersama pada Selasa (23/4), di ruang Balai Senat, Gedung Pusat UGM. Pasangan suami istri ini adalah Prof. Dr. Tata Wijayanta, S.H., M. Hum., dari Fakultas Hukum dan Prof. Dr. Ir. Sri Rahayu, M.P.,dari Fakultas Kehutanan UGM  dikukuhkan bersama tepat di hari ulang tahun sang istri yang ke-59.

Prof Tata mendapat kesempatan pertama menyampaikan pidato pengukuhan yang berjudul Balai Harta Peninggalan sebagai Kurator Publik dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dan Kepailitan: Peluang dan Tantangan.

Di ujung pidato pengukuhannya, Prof. Tata mengatakan meraih jabatan Guru Besar merupakan proses yang panjang. Jabatan ini bukan hanya capaian akademik, namun juga refleksi atas perjuangan yang tidak terwujud tanpa bantuan dan pengorbanan banyak pihak, termasuk dari dukungan istrinya.

Prof. Tata mengaku, ia harus menunggu selama 10 tahun untuk dapat dikukuhkan menjadi Guru Besar bersama sang istri. Meski selama kurun waktu itu, pihak Dekanat selalu mengingatkan dirinya untuk segera melaksanakan pidato pengukuhan. Namun ia tetap kukuh dan bersabar seraya menunggu sampai istrinya mendapat gelar Profesor. “Saya bersyukur, pada hari ini pidato pengukuhan Guru Besar ini dapat saya lakukan,” jelasnya.

Kepada sang istri, Prof Tata menyampaikan ucapan terima kasih karena selalu memberikan dukungan moril dengan pengorbanan tenaga, waktu, dan biaya sehingga ia bisa mendapat gelar Guru Besar. Namun di kesempatan itu,  Prof. Tata juga sempat menyampaikan ucapan selamat ulang tahun pada istri tercintanya.  “Tentunya secara khusus juga saya ucapkan pada momen yang sangat berbahagia ini, Selamat Ulang Tahun, sehat, sukses, dan selalu bermanfaat bagi sesamanya,” ucapnya.

Selanjutnya, pada pidato pengukuhan Prof. Sri Rahayu menyampaikan pidato pengukuhan tentang peran patologi hutan di tengah perubahan iklim global. Menurut Sri, terdapat ratusan jenis patogen yang berinteraksi dengan ekosistem hutan tanaman. Namun adanya perbedaan tingkat pengetahuan tentang fisiologi, siklus hidup dan iklim yang mendukung perkembangan patogen sehingga menjadi tantangan bagi para ahli penyakit hutan. Sementara daftar spesies patogen secara khusus telah ditangani oleh para peneliti jumlahnya masih sangat sedikit. “Perubahan iklim global akan terus terjadi termasuk juga di Indonesia, maka risiko akan terjadi outbreak penyakit hutan semakin meningkat potensinya. Permasalahan ini sangat kompleks dan perlu ditangani secara bersama-sama dengan melibatkan berbagai pihak terkait,”  katanya.

Di akhir pidatonya,  Prof. Sri Rahayu tidak lupa juga menyampaikan ungkapan rasa terima kasih dan perasaan cintanya pada sang suami atas dukungan yang telah diberikan dengan berjuang bersama-sama dari awal. “Terima kasih selalu memberikan doa dukungan dan kasih sayang dan cintanya selama ini. Sehingga saya berada pada tahap pencapaian ini. Semoga kita menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah dan selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa,”  pungkasnya.

Penulis: Gusti Grehenson

Foto: Firsto

Artikel Rela Menunggu 10 tahun, Pasangan Suami Istri Dikukuhkan Bareng Jadi Guru Besar UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/rela-menunggu-10-tahun-pasangan-suami-istri-dikukuhkan-bareng-jadi-guru-besar-ugm/feed/ 0
Fakultas Kehutanan dan Partido State University Filipina Jalin Kerja Sama https://ugm.ac.id/id/berita/fakultas-kehutanan-dan-partido-state-university-filipina-jalin-kerja-sama/ https://ugm.ac.id/id/berita/fakultas-kehutanan-dan-partido-state-university-filipina-jalin-kerja-sama/#respond Fri, 19 Apr 2024 10:03:28 +0000 https://ugm.ac.id/fakultas-kehutanan-dan-partido-state-university-filipina-jalin-kerja-sama/ Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada sepakat menjalin kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat dengan Partido State University – College of Environmental Science and Environmental Design, Filipina. Kedua universitas menyepakati kerja sama dalam bidang pertukaran mahasiswa, pertukaran staf pengajar dan/ atau peneliti, dan melaksanakan kegiatan bersama untuk penelitian dan publikasi. Naskah perjanjian […]

Artikel Fakultas Kehutanan dan Partido State University Filipina Jalin Kerja Sama pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada sepakat menjalin kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat dengan Partido State University – College of Environmental Science and Environmental Design, Filipina. Kedua universitas menyepakati kerja sama dalam bidang pertukaran mahasiswa, pertukaran staf pengajar dan/ atau peneliti, dan melaksanakan kegiatan bersama untuk penelitian dan publikasi.

Naskah perjanjian keduanya telah ditandatangani oleh Arnel B. Zarcedo, Ph.D, selaku Presiden SUC III, Universitas Negeri Partido, Goa, Camarines Sur, Filipina dan Sigit Suarta, S.Hut., MP., M.Si., Ph.D selaku Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Dalam penandatanganan perjanjian yang dilakukan secara daring, ini turut menyaksikan Dr. Michael A. Clores, Vice President for Academic Affairs, ParSU, Prof. Patricia M. Candelaria, Vice President for Research, Extension, and Knowledge Management, ParSU, Prof. Charlie M. Balagtas, Vice President for Administration and Finance, ParSU dan Ms. Leih Anne R. Odono, Board Secretary/ International Affairs Director, ParSU. Sementara dari pihak UGM antara lain Prof. Dr. Apt. Puji Astuti, Direktur Kemitraan dan Relasi Global, Prof. Widiyatno, Ph.D, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Fakultas Kehutanan, serta Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Kehutanan.

Dalam perjanjian ini keduanya juga menyepakati untuk penyelenggaraan bersama kegiatan-kegiatan seminar dan pertemuan akademik, perkuliahan dan penyelenggaraan seminar internasional, pertukaran materi akademik dan informasi lainnya, serta penyelenggaraan program akademik khusus jangka pendek. Untuk program pertukaran mahasiswa disebutkan bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar mendapat pengalaman kolaborasi dan pertukaran internasional, serta untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang Filipina dan Indonesia melalui pendidikan.

“Untuk masa studi bagi mahasiswa pertukaran diatur bahwa peserta program ini adalah satu semester atau satu tahun akademik tetapi dapat diperpanjang dengan persetujuan kedua universitas, dan jumlah mahasiswa yang ditukar berdasarkan Perjanjian ini tidak boleh lebih dari tiga mahasiswa di setiap universitas,” ujar Puji Astuti, di Kampus UGM, Jum’at (19/4).

Sedangkan untuk pertukaran fasilitas dan peneliti, disebutkan keduanya akan secara aktif berupaya untuk mendorong pertukaran dosen dan/atau peneliti bersama untuk jangka waktu tertentu. Pertukaran ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti kunjungan fakultas secara individu, jangka pendek, dan jangka panjang, penelitian bersama, dan proyek pengembangan.

“Tentunya kedua universitas juga akan secara bersama mencari sumber pendanaan eksternal untuk memfasilitasi pertukaran ini,” terang Puji.

Sigit Suarta merasa bersyukur telah ditandatangani kerja sama ini. Beberapa bidang yang akan dilakukan bersama meliputi student exchange, staff mobility, joint research, dan lain sebagainya, menurutnya akan memberi manfaat dan keuntungan bagi kedua universitas.

“Keuntungan yang akan didapat bagi kita adalah bahwa kita akan dipakai sebagai referensi pengembangan ilmu kehutanan tropika bagi prodi baru mereka,” ungkapnya.

Dalam kerja sama ini, mereka telah siap untuk mengirimkan dosen dan mahasiswanya untuk melanjutkan studi di Fakultas Kehutanan UGM. Dengan kerja sama ini memberi harapan bagi civitas akademika FKT UGM berupa kesempatan mendapatkan mitra kerja sama untuk pengembangan keilmuaan kehutanan.

“Tentu saja dengan kerja sama ini juga akan memperluas jejaring bagi aktivitas global dalam upaya menyelamatkan bumi dari pemananasan global,” imbuhnya.

Penulis: Agung Nugroho

Artikel Fakultas Kehutanan dan Partido State University Filipina Jalin Kerja Sama pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/fakultas-kehutanan-dan-partido-state-university-filipina-jalin-kerja-sama/feed/ 0
Fakultas Kehutanan UGM dan PT Paiton Energy Kembangkan Hutan Energi Bersama Masyarakat https://ugm.ac.id/id/berita/fakultas-kehutanan-ugm-dan-pt-paiton-energy-kembangkan-hutan-energi-bersama-masyarakat/ https://ugm.ac.id/id/berita/fakultas-kehutanan-ugm-dan-pt-paiton-energy-kembangkan-hutan-energi-bersama-masyarakat/#respond Thu, 07 Mar 2024 09:50:13 +0000 https://ugm.ac.id/?p=67872 Pengembangan energi berbasis biomassa menjadi salah satu alternatif untuk pengembangan kemandirian energi dan mengurangi ketergantungan pada energi berbasis bahan baku fosil. Berkenaan dengan hal tersebut PLTU Paiton sebagai salah satu pembangkit listrik tenaga uap mempunyai peran strategis untuk pengembangan energi biomassa tersebut. Untuk itu Fakultas Kehutanan UGM dengan PT Paiton Energi menjalin kerja sama melalui […]

Artikel Fakultas Kehutanan UGM dan PT Paiton Energy Kembangkan Hutan Energi Bersama Masyarakat pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Pengembangan energi berbasis biomassa menjadi salah satu alternatif untuk pengembangan kemandirian energi dan mengurangi ketergantungan pada energi berbasis bahan baku fosil. Berkenaan dengan hal tersebut PLTU Paiton sebagai salah satu pembangkit listrik tenaga uap mempunyai peran strategis untuk pengembangan energi biomassa tersebut.

Untuk itu Fakultas Kehutanan UGM dengan PT Paiton Energi menjalin kerja sama melalui Nota Kesepahaman  dalam bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat untuk Mendukung Pengelolaan Hutan Lestari  dan Ketahanan Energi yang ditandatangani pada Senin (4/3) oleh Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Ir. Sigit Sunarta, S.Hut., M.Sc., Ph.D., IPU dengan Bapak Bayu A. Widyanto (Chief Financial Officer PT Paiton Energi). Acara penandatanganan nota kesepahaman berlangsung di Ruang Sidang Pimpinan, disaksikan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerja Sama serta tim peneliti.

Dengan penandatanganan nota kesepahaman ini, Pusat Kajian Kehutanan Sosial Fakultas Kehutanan UGM sebagai tim utama dalam pengembangan perhutanan sosial akan melaksanakan pendampingan pembangunan hutan energi dan penyusunan dokumen rencana aksi mitigasi pada kelompok tani perhutanan sosial di Kabupaten Probolinggo.

Sebelum acara penandatanganan, kedua belah pihak juga melakukan kunjungan ke KHDTK Wanagama untuk melihat secara langsung berbagai hasil riset dan hasil pemuliaan pohon, termasuk melihat berbagai koleksi tanaman hutan serta persemaian bibit tanaman energi seperti Gamal, Indigofera dan Kaliandra merah.

Program ini diharapkan dapat meningkatkan tutupan lahan dan pengembangan energi alternatif berbasis biomassa serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga dalam jangka panjang dapat membantu mengurangi efek dari pemanasan global serta menjaga kelestarian ekosistem  hutan untuk kehidupan di masa mendatang.

Pelaksanaan dari program ini adalah sebuah kontribusi dalam usaha pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals(SDGs). Yaitu SDGs 7 Energi Bersih dan Terjangkau, SDGs 15 Ekosistem Daratan, serta SDGs 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Selain dapat menjaga kelestarian ekosistem hutan, pengembangan hutan energi ini juga diharapkan dapat memakmurkan masyarakat melalui pencapaian SDGs.

 

Penulis: Hadianto

Artikel Fakultas Kehutanan UGM dan PT Paiton Energy Kembangkan Hutan Energi Bersama Masyarakat pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/fakultas-kehutanan-ugm-dan-pt-paiton-energy-kembangkan-hutan-energi-bersama-masyarakat/feed/ 0