digitalisasi Arsip - Universitas Gadjah Mada https://ugm.ac.id/id/tag/digitalisasi/ Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi Wed, 21 Feb 2024 08:48:46 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.1.7 Pengaruh Dunia Digital dalam Membentuk Pola Hidup dan Mental yang Sehat https://ugm.ac.id/id/berita/pengaruh-dunia-digital-dalam-membentuk-pola-hidup-dan-mental-yang-sehat/ https://ugm.ac.id/id/berita/pengaruh-dunia-digital-dalam-membentuk-pola-hidup-dan-mental-yang-sehat/#respond Wed, 21 Feb 2024 08:48:46 +0000 https://ugm.ac.id/pengaruh-dunia-digital-dalam-membentuk-pola-hidup-dan-mental-yang-sehat/ Perkembangan dunia digital telah memberikan perubahan pada aktivitas dan kebiasaan masyarakat. Kemudahan bertransaksi, arus informasi, serta jarak dan waktu yang tidak terbatas mengantarkan kita pada era digital. Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia pada 2023, tercatat 215 juta orang Indonesia adalah pengguna internet. Dampak positif maupun negatif dari digitalisasi tidak dapat terhindarkan, termasuk dalam kebiasaan […]

Artikel Pengaruh Dunia Digital dalam Membentuk Pola Hidup dan Mental yang Sehat pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Perkembangan dunia digital telah memberikan perubahan pada aktivitas dan kebiasaan masyarakat. Kemudahan bertransaksi, arus informasi, serta jarak dan waktu yang tidak terbatas mengantarkan kita pada era digital. Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia pada 2023, tercatat 215 juta orang Indonesia adalah pengguna internet. Dampak positif maupun negatif dari digitalisasi tidak dapat terhindarkan, termasuk dalam kebiasaan digital. Center for Digital Society (CfDS) UGM mengulas isu ini dalam tajuk Difussion #106 bertajuk “Kesejahteraan Digital: Langkah Praktis Mengelola Keseimbangan Mental” pada Selasa (13/2).

“Teknologi digital memberikan dampak terhadap kesejahteraan dan pemahaman dari kita tentang apa artinya menjalani kehidupan yang baik bagi kita sebagai masyarakat, yang semakin digital. Ternyata sebagian besar dari publik sebenarnya sudah tahu tentang digital wellbeing, contohnya aplikasi pendeteksi dan mengurangi screen time. Tapi apakah itu betul-betul efektif di masa depan,” papar Rizka Herdiani, Peneliti CfDS. Ia menyebutkan paparan digital sejak pandemi yang meningkat terbukti membentuk karakter dan kebiasaan digital baru.

Salah satu gejala yang banyak ditemui adalah perasaan akan ketertinggalan informasi atau Fears of Mission Out (FOMO). Gejala ini ditemukan oleh kalangan pengguna internet aktif, khususnya anak muda. Meskipun istilah FOMO biasa digunakan hanya untuk menjelaskan sikap seseorang, namun gejala ini dapat berujung pada kondisi yang lebih parah. Contohnya, perasaan cemas apabila tidak memegang gawai, atau perasaan takut tertinggal informasi hingga memengaruhi keseimbangan mental. Inilah mengapa digital wellbeing atau kesejahteraan digital penting dipahami.

Sayangnya, kebiasaan digital yang baik masih sangat bergantung pada kebiasaan pengguna. Regulasi dan fitur pada platform digital belum mampu menghalau atau setidaknya mendukung kebiasaan digital yang sehat. “Seringkali pengguna ketika menemukan konten yang tidak disukai, dan mungkin sudah melakukan pengaturan agar konten tersebut tidak muncul lagi, ternyata masih muncul. Jadi kita tidak bisa mengandalkan sepenuhnya pada aplikasi, lagi-lagi bergantung pada pengguna. Tapi tetap saja, hal ini harus menjadi pertimbangan perusahaan-perusahaan platform digital tersebut,” tambah Rizka.

Digital Wellbeing tidak hanya seputar kebiasaan baik sebagai pengguna dunia digital. Kesejahteraan digital dapat diterapkan dengan bagaimana digitalisasi atau layanan digital mampu mendukung kebiasaan sehat dalam pola hidup masyarakat. Anis Fuad, S.Ked.,DEA, Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM menjelaskan, digitalisasi saat ini memberikan pengaruh kuat terhadap pelayanan kesehatan. Sebelum adanya aplikasi, masyarakat umumnya mengantri di unit-unit kesehatan selama berjam-jam, namun sekarang hal itu dapat dihindari dengan pendaftaran awal melalui aplikasi. 

“Ada riset menarik dalam topik ini, bahwa internet memiliki fungsi untuk mendukung pola hidup sehat. Contohnya aplikasi penghitung langkah kaki, detak jantung, atau pengingat waktu tidur. Kemudian healthy mind, bagaimana ukuran mental kita. Ukuran-ukuran seperti ini mulai dimanfaatkan sebagai aspek penting dalam menjaga kesehatan,” ucap Anis. Salah satu inovasi yang dikembangkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah aplikasi Electronic Health Record (EHR) untuk memantau rekam medis individu. Melalui aplikasi tersebut, masyarakat dapat melakukan pencatatan kunjungan rumah sakit, data screening kesehatan, bahkan resiko penyakit secara mandiri.

Perwujudan digital wellbeing penting untuk ditekankan kembali pada masyarakat digital era ini. Selain untuk mendukung pola hidup sehat, digital wellbeing menjadi bagian dari 17 Tujuan Pembagunan Berkelanjutan, yakni poin 3 tentang kehidupan sehat dan sejahtera. Harapannya, digitalisasi mampu menghimbau masyarakat untuk lebih peduli pada kesehatan jiwa dan raga dengan memanfaatkan kemudahan teknologi. 

Penulis: Tasya

Artikel Pengaruh Dunia Digital dalam Membentuk Pola Hidup dan Mental yang Sehat pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/pengaruh-dunia-digital-dalam-membentuk-pola-hidup-dan-mental-yang-sehat/feed/ 0
Mahasiswa KKN UGM Inisiasi Desa Digital di Pacitan https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-kkn-ugm-inisiasi-desa-digital-di-pacitan/ https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-kkn-ugm-inisiasi-desa-digital-di-pacitan/#respond Thu, 28 Dec 2023 04:29:15 +0000 https://ugm.ac.id/mahasiswa-kkn-ugm-inisiasi-desa-digital-di-pacitan/ Sebanyak 28 mahasiswa KKN-PPM UGM diterjunkan di Kabupaten Pacitan untuk melaksanakan program inisiasi desa digital di Desa Kendal dan Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Selama hampir dua bulan ke depan, para mahasiswa akan menggali potensi untuk mengembangkan desa ke arah digitalisasi, belajar terlibat dalam aktivitas masyarakat, serta menyelesaikan persoalan yang tengah dihadapi  oleh warga. […]

Artikel Mahasiswa KKN UGM Inisiasi Desa Digital di Pacitan pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Sebanyak 28 mahasiswa KKN-PPM UGM diterjunkan di Kabupaten Pacitan untuk melaksanakan program inisiasi desa digital di Desa Kendal dan Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.

Selama hampir dua bulan ke depan, para mahasiswa akan menggali potensi untuk mengembangkan desa ke arah digitalisasi, belajar terlibat dalam aktivitas masyarakat, serta menyelesaikan persoalan yang tengah dihadapi  oleh warga. Adapun mahasiswa KKN-PPM UGM yang diterjunkan di Kecamatan Punung berasal dari tiga klaster keilmuan, yaitu berupa klaster Sains dan Teknologi (SAINTEK), Sosial dan Humaniora (SOSHUM), dan klaster Agro. Ketiga klaster tersebut mencakup mahasiswa dari Fakultas Geografi, Peternakan, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, MIPA, Psikologi, Teknologi Pertanian, dan Hukum.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN UGM di Punung, Ari Cahyono, mengatakan KKN-PPM UGM yang dilaksanakan di Kecamatan Punung akan difokuskan pada pemberdayaan masyarakat menuju desa digital. Terdapat berbagai pelatihan yang akan dilakukan untuk melakukan digitalisasi desa, seperti pelatihan digital marketing untuk UMKM masyarakat setempat, pelatihan administrasi keuangan secara digital, serta melakukan updating berbagai data untuk database desa.

Program kerja yang akan dilakukan oleh  mahasiswa KKN-PPM UGM di Kecamatan Punung pun selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 10, berupa berkurangnya kesenjangan. Upaya Mahasiswa KKN-PPM UGM untuk melakukan digitalisasi desa di Desa Kendal dan Desa Wareng diharapkan dapat memperkecil kesenjangan teknologi digital antara wilayah desa dengan kota.

“Inisiasi desa digital akan menjadi tema besar program KKN yang akan dilaksanakan oleh para mahasiswa,” tutur Dosen Fakultas Geografi UGM ini dalam upacara penerimaan tim KKN-PPM UGM di Kantor Kecamatan Punung pada snein (18/12) lalu.

Camat Punung, Puji Haryono, menyambut baik kehadiran mahasiswa KKN UGM untuk melaksanakan programnya di Desa Kendal dan Wareng. Lebih lanjut, pihaknya menjelaskan terkait beberapa permasalahan yang tengah dihadapi oleh desa, seperti potensi pengembangan UMKM, stunting, permasalahan sampah, serta masalah lainnya.

Tak hanya itu, Puji Haryono juga menghimbau agar mahasiswa nantinya dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar atau desa selama berlangsungnya kegiatan KKN. Harapannya, mahasiswa dapat membuat program yang tidak hanya bersifat sementara, tetapi juga dapat berjalan secara berkelanjutan.

“Sama seperti namanya, Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM). Kehadiran mahasiswa KKN UGM di sini diharapkan bisa membantu dan memberikan sumbangasih pemikiran program yang berkelanjutan serta memberi pelatihan digitalisasi pada masyarakat setempat,” tuturnya.

Penulis: Tim KKN Punung; Editor: Ika

Artikel Mahasiswa KKN UGM Inisiasi Desa Digital di Pacitan pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-kkn-ugm-inisiasi-desa-digital-di-pacitan/feed/ 0
Dukung Transformasi Kesehatan, Fakultas Farmasi Rilis Aplikasi Literasi Jamu Digital https://ugm.ac.id/id/berita/dukung-transformasi-kesehatan-fakultas-farmasi-rilis-aplikasi-literasi-jamu-digital/ https://ugm.ac.id/id/berita/dukung-transformasi-kesehatan-fakultas-farmasi-rilis-aplikasi-literasi-jamu-digital/#respond Thu, 16 Nov 2023 08:55:37 +0000 https://ugm.ac.id/?p=61850 Fakultas Farmasi UGM melakukan soft launching aplikasi Literasi Jamu Digital pada Selasa (14/11). Aplikasi yang dikembangkan melalui kerja sama dengan Dinas Kesehatan DIY ini dibuat untuk mendukung transformasi kesehatan di tanah air melalui upaya digitalisasi jamu. Ketua tim pengembang aplikasi Literasi Jamu Digital sekaligus Dosen Fakultas Farmasi UGM, Dr. rer. nat. apt. Yosi Bayu Murti, […]

Artikel Dukung Transformasi Kesehatan, Fakultas Farmasi Rilis Aplikasi Literasi Jamu Digital pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Fakultas Farmasi UGM melakukan soft launching aplikasi Literasi Jamu Digital pada Selasa (14/11). Aplikasi yang dikembangkan melalui kerja sama dengan Dinas Kesehatan DIY ini dibuat untuk mendukung transformasi kesehatan di tanah air melalui upaya digitalisasi jamu.

Ketua tim pengembang aplikasi Literasi Jamu Digital sekaligus Dosen Fakultas Farmasi UGM, Dr. rer. nat. apt. Yosi Bayu Murti, M.Si., menyampaikan bahwa adanya aplikasi ini diharapkan dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat tentang jamu dan pengobatan tradisional Indonesia yang berbasis dari pengetahuan digital dengan dukungan kajian ilmiah.

“Pengembangan aplikasi ini tidak hanya berfokus pada obat tradisional, tapi kita juga sudah ada dukungan scientific, terutama masalah kebenaran bahan, karena itu adalah masalah keamanan. Jangan sampai masyarakat salah menentukan jenis bahan obat dan tidak bisa membedakannya, sehingga itu yang menjadi target kita,” ujarnya.

Yosi memaparkan digitalisasi jamu dilakukan untuk mendokumentasikan jamu yang merupakan budaya warisan nenek moyang. Digitalisasi juga akan mempermudah tenaga kesehatan maupun masyarakat dalam mempelajari dan menemukan berbagai macam informasi seputar jamu. Misalnya, proses pembuatan ramuan, alat-alat tradisional dalam pembuatan jamu, resep-resep kuno, serta pemanfaataan jamu untuk pengobatan tradisional dalam upaya menjaga kesehatan sekaligus sebagai upaya melestarikan budaya.

“Digitalisasi literasi jamu merupakan transformasi basis data informasi terkait literasi jamu, bahan baku, alat dan cara pembuatan dan bentuk sediaan jamu dalam bentuk audio-visual interaktif. Nantinya masyarakat bisa mengaksesnya di Museum Sonobudoyo dan Taman Pintar Yogyakarta melalui papan interaktif,”terangnya.

Sebagai wadah dari basis data informasi tersebut, lanjut Yosi, disediakan aplikasi teknologi informasi interaktif yang mudah dipahami dan dikemas dengan menarik. Dikembangan dengan konten utama berupa tumbuhan obat dan simplisia, naskah kuno terkait jamu, pembuatan jamu, dan konten video terkait jamu.

Diluncurkannya aplikasi Literasi Jamu Digital menjadi bukti nyata upaya Fakultas Farmasi UGM dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya dalam bidang kesehatan. Dekan Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. apt. Satibi, M.Si., berharap adanya digitalisasi jamu dapat memudahkan masyarakat untuk bisa mengkases beragam infromasi terkait jamu yang ada di Indonesia.

“Harapannya nanti bisa dikembangkan lagi agar bisa lebih mengglobal lagi,” tuturnya.

Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama dan Alumni Fakultas Farmasi UGM, Dr. rer.nat.apt. Nanang Fakhrudin, menyampaikan bahwa digitalisasi literasi jamu ini adalah salah satu upaya peningkatan kesehatan masyarakat kaitannya dengan pengenalan digitalisasi jamu tradisioanl agar warisan budaya ini tidak hilang. Hal tersebut relevan dengan tujuan SDGs yaitu kaitannya dengan peningkatan kesehatan masyarakat, mencegah penyakit, dan menjaga kebugaran sesuai dengan tujuan global.

Hadirnya literasi jamu digital disambut baik oleh berbagai pihak, terutama Wakil Gubernur DIY dan Ditjen Farmalkes RI yang memberikan dukungan penuh untuk pengembangan lebih lanjut aplikasi ini yang nantinya dapat bermanfaat untuk tenaga kesehatan dan masyarakat luas.

Peluncuran aplikasi Literasi Jamu Digital dilaksanakan bersamaan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 di Marriot Hotel Yogyakarta. Softlaunching Literasi Jamu Digital dilakukan oleh Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Asisten Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat Direktur Kementerian Kesehatan RI, Wakil Gubernur D.I. Yogyakarta, Dekan Fakultas Farmasi UGM, dan Kepala Dinas Kesehatan D.I. Yogyakarta.

Penulis: Humas Farmasi; Editor: Ika

Artikel Dukung Transformasi Kesehatan, Fakultas Farmasi Rilis Aplikasi Literasi Jamu Digital pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/dukung-transformasi-kesehatan-fakultas-farmasi-rilis-aplikasi-literasi-jamu-digital/feed/ 0