AI Arsip - Universitas Gadjah Mada https://ugm.ac.id/id/tag/ai/ Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi Wed, 18 Sep 2024 02:22:26 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.1.7 Pakar UGM Bahas Peluang AI Guna Perangi Hoaks Krisis Iklim  https://ugm.ac.id/id/berita/pakar-ugm-bahas-peluang-ai-guna-perangi-hoaks-krisis-iklim/ https://ugm.ac.id/id/berita/pakar-ugm-bahas-peluang-ai-guna-perangi-hoaks-krisis-iklim/#respond Wed, 18 Sep 2024 02:22:26 +0000 https://ugm.ac.id/?p=70662 Krisis iklim telah menjadi isu global yang dihadapi seluruh negara di dunia. Kegagalan panen, kekeringan, kenaikan suhu bumi, dan masalah lainnya timbul akibat aktivitas manusia yang menghasilkan karbon secara terus menerus. Pemerintah Indonesia sendiri telah mencanangkan berbagai kebijakan dan strategi untuk mengatasi krisis iklim. Sayangnya, masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya menaruh perhatian pada isu ini. […]

Artikel Pakar UGM Bahas Peluang AI Guna Perangi Hoaks Krisis Iklim  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Krisis iklim telah menjadi isu global yang dihadapi seluruh negara di dunia. Kegagalan panen, kekeringan, kenaikan suhu bumi, dan masalah lainnya timbul akibat aktivitas manusia yang menghasilkan karbon secara terus menerus. Pemerintah Indonesia sendiri telah mencanangkan berbagai kebijakan dan strategi untuk mengatasi krisis iklim. Sayangnya, masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya menaruh perhatian pada isu ini. Bahkan muncul kelompok-kelompok penentang yang mempercayai konspirasi asal muasal dan penyebab krisis iklim.

“Riset dari CfDS itu menemukan 24,2% dari responden percaya bahwa krisis iklim itu buatan elit global. Mereka ini disebut climate change denier atau kelompok yang menolak mempercayai krisis iklim,” jelas Dosen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM, Novi Kurnia, M.Si., M.A., Ph.D., saat menjadi pembicara di event UNESCO Digital Learning Week 2024: Steering Technology for Education pada 2-5 September lalu di Paris, Perancis. Dalam diskusi tersebut, Novi mengangkat isu maraknya misinformasi dan hoaks terkait krisis iklim.

Dalam pemaparannya, Novi mengatakan perhatian terhadap isu yang belum meningkat, serta munculnya kelompok penentang ini dikhawatirkan akan menghambat kebijakan pemerintah untuk menghadapi krisis iklim. Maka dari itu, strategi untuk memberantas misinformasi krisis iklim perlu dilakukan sedini mungkin.

Berdasarkan riset Center for Digital Society (CfDS), 98% misinformasi ditemukan berasal dari media sosial. Jumlah ini terdiri dari bermacam-macam bentuk misinformasi, seperti konten hoaks, parodi, kesalahan konteks, sampai konten palsu. Ditemukan 57,7% merupakan false connection atau kesalahan informasi terkait krisis iklim. Meskipun sebagian besar responden mampu memilah misinformasi krisis iklim, namun hanya 20% yang mampu menyangkal kembali segala bentuk misinformasi.

“Indonesia termasuk tinggi populasi yang tergolong climate change denier ini, karena mereka juga yang menyebarkan misinformasi. Mumpung pertumbuhannya masih belum banyak, justru harus segera dilawan,” tambah Novi.

Menurutnya, persebaran informasi seputar krisis iklim memang belum populer di masyarakat, riset pun harus dilakukan dengan menganalisis informasi yang sudah terverifikasi sebagai hoaks oleh fact-checker. Tapi potensi persebaran misinformasi tentu akan meningkat jika publik mulai menaruh perhatian pada isu krisis iklim.

Melalui diskusi panel bertema “Pathways to Sustainable Futures: Navigating Digital and Greening Transition”, Novi juga membawa isu Artificial Intelligence (AI) dalam melawan misinformasi krisis iklim. Saat ini, organisasi anti-hoaks seperti Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), hingga Google sudah menggunakan AI sebagai alat filtrasi hoaks dan misinformasi. AI mampu menyaring dan menyanggah artikel atau konten yang diidentifikasi sebagai hoaks. Kendati demikian, penggunaan AI juga memiliki beberapa tantangan yang perlu dihadapi. “Level akurasi fact checking menggunakan AI itu masih 30-90%. Sulit bagi AI untuk memfiltrasi konteks, jangan sampai nanti informasi yang benar diidentifikasi hoaks,” ujar Novi.

Sulit bagi AI untuk memfilter konteks dalam Bahasa Indonesia, karena sistem AI yang berkembang saat ini masih berbasis bahasa inggris. Menurutnya, AI berbasis Bahasa Indonesia, bahasa daerah, serta istilah-istilah masyarakat masih memerlukan pengembangan lebih lanjut. Selain itu, isu etika terkait kebebasan berekspresi juga menjadi tantangan tersendiri dalam menggunakan AI dalam memerangi misinformasi krisis iklim.

Peluang AI sebagai alat filtrasi misinformasi dan hoaks perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah dan Non-Government Organization (NGO). Karenanya, kolaborasi antar sektor sangat dibutuhkan supaya isu krisis iklim dapat tersalurkan ke masyarakat tanpa terhambat hoaks. Novi menambahkan, pengembangan AI harus dilandaskan pada kebutuhan masyarakat, tentu dengan basis data kearifan lokal dan nilai-nilai masyarakat. Jika tidak, AI justru berpotensi untuk memproduksi misinformasi dan hoaks itu sendiri.

Pertemuan akademisi, pemerintah, dan NGO dalam UNESCO Digital Learning Week 2024: Steering Technology for Education ini mengangkat isu-isu global yang dihadapi dalam menerapkan kehidupan berkelanjutan. Sebanyak 300-400 pemangku kebijakan dan pakar dari 50 negara di dunia berkumpul guna memulai strategi dan komitmen bersama menghadapi krisis iklim.

Penulis : Tasya

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Pakar UGM Bahas Peluang AI Guna Perangi Hoaks Krisis Iklim  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/pakar-ugm-bahas-peluang-ai-guna-perangi-hoaks-krisis-iklim/feed/ 0
CfDS Fisipol UGM Gelar Mata Kuliah Riset Digital dan AI untuk Publik https://ugm.ac.id/id/berita/cfds-fisipol-ugm-gelar-mata-kuliah-riset-digital-dan-ai-untuk-publik/ https://ugm.ac.id/id/berita/cfds-fisipol-ugm-gelar-mata-kuliah-riset-digital-dan-ai-untuk-publik/#respond Tue, 03 Sep 2024 02:57:32 +0000 https://ugm.ac.id/?p=70355 Polemik perkembangan artifisial intelijen (AI) menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir. Keberadaan AI menawarkan berbagai kemudahan dan efisiensi, namun juga memunculkan berbagai dampak negatif. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM bersama Center for Digital Society (CfDS) menginisiasi Mata Kuliah Kecerdasan Digital (MKKD) sebagai upaya meningkatkan kesiapan masyarakat menghadapi perkembangan teknologi. MKKD ke-5 […]

Artikel CfDS Fisipol UGM Gelar Mata Kuliah Riset Digital dan AI untuk Publik pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Polemik perkembangan artifisial intelijen (AI) menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir. Keberadaan AI menawarkan berbagai kemudahan dan efisiensi, namun juga memunculkan berbagai dampak negatif. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM bersama Center for Digital Society (CfDS) menginisiasi Mata Kuliah Kecerdasan Digital (MKKD) sebagai upaya meningkatkan kesiapan masyarakat menghadapi perkembangan teknologi.

MKKD ke-5 digelar pada Senin (2/9) melalui siaran Live Youtube. Mata kuliah ini sengaja digelar secara terbuka dan gratis untuk publik. Topik yang diangkat adalah “Mendalami Riset Digital di Era Kecerdasan Artifisial” dengan menghadirkan pembicara dan ahli dari bermacam-macam bidang. 

Hadir dalam diskusi tersebut Janitra Haryanto, sebagai Perwakilan Pengajar Kelas Kecerdasan Digital Dasar MKKD 2024, Sidiq Hari Madya, Perwakilan Pengajar Kelas Metode Riset Digital MKKD 2024, dan Ratri Arista, mewakili Alumni MKKD tahun sebelumnya.

Wawan Mas’udi, selaku Dekan Fisipol UGM menyatakan bahwa MKKD merupakan salah satu kontribusi kampus untuk mewujudkan pendidikan inklusif. “Merupakan komitmen kami untuk memastikan agar berbagai bentuk transformasi digital yang berlangsung bisa berakhir pada kesejahteraan untuk semuanya,” ujarnya.

Menurutnya, perkembangan digital harus bermanfaat bagi masyarakat untuk meningkatkan dan mendorong kesejahteraan, bukan hanya pada golongan tertentu saja. Maka dari itu, penting bagi kampus sebagai institusi pendidikan untuk membuka pintu pengajaran bagi masyarakat luas. 

Berkembangnya teknologi digital menyebabkan pergeseran di sektor ketenagakerjaan. Kemudahan menggunakan AI bahkan bisa mempersingkat pekerjaan hingga 30%. Sayangnya, tidak seluruh individu memiliki kesempatan untuk menguasai penggunaan AI. Hal ini mengakibatkan banyaknya pekerjaan yang dengan mudah digantikan dengan AI, tapi tidak diimbangi dengan peningkatan kompetensi tenaga kerja. Padahal AI diproyeksikan akan memiliki tingkat pertumbuhan tahunan sebesar lebih dari 24,4 persen dari tahun 2023-2030. “Ketika seseorang telah menggunakan AI, waktu yang telah dihemat menggunakan AI, 30 persennya digunakan untuk kegiatan administrasi rutin. Padahal, waktu ini bisa digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang lebih strategis dan bernilai lebih tinggi,” ucap Janitra selaku pengajar MKKD 2024. 

Pemerintah saat ini telah mencanangkan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial 2020-2045 sebagai arah kebijakan nasional menghadapi AI. Poin-poin dalam kebijakan tersebut digunakan sebagai panduan penggunaan AI bagi industri, organisasi, bahkan individu masyarakat.

Memahami teknologi dan potensinya bagi masyarakat memerlukan riset mendalam. Riset digital dipelajari dalam rangka memproduksi insight, informasi, dan pengetahuan di tengah situasi masyarakat sebagai produsen data. Sidiq Hari Madya yang juga salah satu pengajar MKKD membahas pentingnya riset dan analisis data dalam industri masa kini. Banyak sektor yang mengutamakan pengolahan data konsumen untuk melihat insight, informasi, dan perilaku konsumen guna menyusun strategi pemasaran maupun kebijakan. “Kita memerlukan satu pendekatan baru yang adaptif di tengah konteks masyarakat digital. Riset digital dikembangkan untuk menyesuaikan dengan konteks perkembangan teknologi, mulai dari media sosial, IoT, semua alat rekam yang bahkan kita bawa sehari-hari,” tutur Sidiq. Ia menekankan bahwa kompetensi digital menjadi nilai tambah bagi individu di tengah persaingan tenaga kerja masa kini.

Salah satu alumni MKKD, Ratri Arista mengaku sangat terbantu dengan adanya kuliah keterampilan digital yang diselenggarakan CfDS dan Fisipol UGM. Skill Digital membantu seseorang mengembangkan critical thinking di segala bidang, termasuk pengolahan data. Saat ini, Ratri berprofesi sebagai consumer insight researcher yang bertugas memetakan kebutuhan konsumen dengan kapasitas brand atau perusahaan. “Sebagai peneliti, atau sebagai pengguna data yang bijak, kita perlu mempertimbangkan semua perspektif dan ‘ngobrol’ untuk kemudian akhirnya dapat mengembangkan suatu produk. Ketika kita melihat suatu masalah, perlu melihat secara komprehensif,” jelas Ratri. 

Perkembangan teknologi sejatinya ditujukan untuk mempermudah segala aktivitas manusia. Namun seiring berjalannya waktu, manusia yang tidak bisa beradaptasi akan kesulitan dengan keberadaan teknologi yang semakin canggih. Sayangnya tidak semua masyarakat memiliki kesempatan mengenyam pendidikan untuk meningkatkan kompetensi penguasaan digital. Karenanya, kelas terbuka yang diselenggarakan Fisipol UGM ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan masyarakat agar “melek” digital dan dapat bersaing di ranah profesional. 

Penulis : Tasya

Editor : Gusti Grehenson

Artikel CfDS Fisipol UGM Gelar Mata Kuliah Riset Digital dan AI untuk Publik pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/cfds-fisipol-ugm-gelar-mata-kuliah-riset-digital-dan-ai-untuk-publik/feed/ 0
Kampus Perlu Optimalisasi Pemanfaatan AI Dalam Pendidikan  https://ugm.ac.id/id/berita/kampus-perlu-optimalisasi-pemanfaatan-ai-dalam-pendidikan/ https://ugm.ac.id/id/berita/kampus-perlu-optimalisasi-pemanfaatan-ai-dalam-pendidikan/#respond Thu, 01 Aug 2024 04:29:58 +0000 https://ugm.ac.id/?p=68301 Perguruan tinggi di diharapkan bisa sinergi antara berbagai pihak dalam mengembangkan dan mengimplementasikan Generative AI untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kawasan Asia-Pasifik. Upaya tersebut sebagai langkah penting dalam menjawab tantangan pendidikan di era digital. Hal itu mengemuka dalam International Seminar & Collaborative Digital Literacy Workshop yang diselenggarakan oleh Indonesia Cyber Education Institute (ICE Institute) dalam rangka merayakan ulang tahun ke-3 […]

Artikel Kampus Perlu Optimalisasi Pemanfaatan AI Dalam Pendidikan  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Perguruan tinggi di diharapkan bisa sinergi antara berbagai pihak dalam mengembangkan dan mengimplementasikan Generative AI untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kawasan Asia-Pasifik. Upaya tersebut sebagai langkah penting dalam menjawab tantangan pendidikan di era digital. Hal itu mengemuka dalam International Seminar & Collaborative Digital Literacy Workshop yang diselenggarakan oleh Indonesia Cyber Education Institute (ICE Institute) dalam rangka merayakan ulang tahun ke-3 ICE Institute, pada tanggal 29-31 Juli 2024 di University Club Universitas Gadjah Mada.

Mengusung tema “The Future of Learning: Unveiling the Challenges and Opportunities of Generative AI (GenAI) in Higher Education”, Seminar yang diselenggarakan oleh Indonesia Cyber Education Institute (ICE Institute), Universitas Terbuka,  Asian Development Bank (ADB), Tsinghua University (THU), XuetangX serta didukung penuh oleh Universitas Gadjah Mada, dihadiri oleh para pendidik, pembuat kebijakan, pemimpin industri, peneliti, akademis, dan mahasiswa dari wilayah Asia-Pasifik.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. Wening Udasmoro, menyampaikan dukungan UGM dalam acara ini merupakan bagian dari komitmen universitas untuk terus mendukung perkembangan teknologi dan inovasi dalam dunia pendidikan. “Kami percaya bahwa seminar ini akan memberikan kontribusi signifikan dalam mengeksplorasi potensi dan tantangan yang dihadapi dalam penerapan Generative AI di pendidikan tinggi. Melalui kolaborasi ini, kami berharap dapat mendorong kemajuan pendidikan di wilayah Asia-Pasifik,” kata Wening

Direktur ICE Institute Prof. Dr. Paulina Pannen, M.Ls., menyampaikan tantangan pendidikan di era digital ini memerlukan sinergi dan kerja sama dengan berbagai pihak. Oleh karena itu, diperlukan komitmen dari masing-masing perguruan tinggi. Menurutnya di pertemuan ini dibahas soal potensi Generative AI (GenAI) dalam merevolusi dunia pendidikan dan mewujudkan Edutech Institution. “Seminar ini merupakan langkah penting dalam menjawab tantangan pendidikan di era digital dan kami berterima kasih kepada semua mitra yang telah bekerja sama untuk mewujudkannya,” katanya.

Seperti diketahui, kegiatan utama pada seminar ini meliputi presentasi penelitian terbaru tentang GenAI, diskusi panel tentang tantangan dan peluang teknologi siber dalam pendidikan tinggi yang dilaksanakan pada hari pertama dan kedua, serta lokakarya interaktif untuk meningkatkan literasi digital peserta yang dilaksanakan pada hari ketiga.

Seminar pada hari pertama seminar, Kepala Direktorat Kajian dan Inovasi Akademik (DKIA) UGM, Dr. Ir. Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Si., IPU, ASEAN Eng. menyampaikan materi “Online Learning in AI Era – Universities and Government Initiatives”. Sementara itu, pada hari kedua, Prof. Wening Udasmoro menyampaikan materi “Introduction to Digital Literacy” yang mempromosikan pemanfaatan AI dalam berbagai aspek Tri Dharma perguruan tinggi.

Penulis : Gusti Grehenson

Artikel Kampus Perlu Optimalisasi Pemanfaatan AI Dalam Pendidikan  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/kampus-perlu-optimalisasi-pemanfaatan-ai-dalam-pendidikan/feed/ 0
UGM Dorong Penguatan Regulasi Tata Kelola Kecerdasan Artifisial https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-dorong-penguatan-regulasi-tata-kelola-kecerdasan-artifisial/ https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-dorong-penguatan-regulasi-tata-kelola-kecerdasan-artifisial/#respond Fri, 08 Mar 2024 12:21:50 +0000 https://ugm.ac.id/ugm-dorong-penguatan-regulasi-tata-kelola-kecerdasan-artifisial/ Pertumbuhan ekonomi digital RI pada tahun 2030 diperkirakan tumbuh pesat dengan kontribusi ekonomi mencapai 366 miliar dolar Amerika Serikat. Namun potensi pertumbuhan ekonomi digital ini dipengaruhi sejauh mana pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial (AI) di sektor industri. Oleh karena itu diperlukan peraturan perundang-undangan yang lebih mengikat soal tata kelola penggunaan AI agar tidak menimbulkan kerugian bagi […]

Artikel UGM Dorong Penguatan Regulasi Tata Kelola Kecerdasan Artifisial pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Pertumbuhan ekonomi digital RI pada tahun 2030 diperkirakan tumbuh pesat dengan kontribusi ekonomi mencapai 366 miliar dolar Amerika Serikat. Namun potensi pertumbuhan ekonomi digital ini dipengaruhi sejauh mana pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial (AI) di sektor industri. Oleh karena itu diperlukan peraturan perundang-undangan yang lebih mengikat soal tata kelola penggunaan AI agar tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat.

Hal itu mengemuka dalam Diskusi Publik yang bertajuk Kebutuhan Mengembangkan Regulasi Tata Kelola Kecerdasan Artifisial di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM, Jumat (8/3). Diskusi yang diselenggarakan oleh Fakultas Filsafat UGM bekerja sama dengan Kominfo dan ELSAM ini menghadirkan pembicara kunci Wamenkominfo Nezar Patria, Dekan Filsafat UGM Dr. Siti Murtiningsih, Direktur Government Relations Microsoft Indonesia and Brunei Darussalam, Ajar Edi, Direktur Eksekutif ELSAM Wahyudi Djafar, dan Kepala Prodi Magister Kecerdasan Artifisial FMIPA UGM Afiahayati, Ph.D.,

Wamenkominfo, Nezar Patria, mengatakan untuk saat ini kontribusi ekonomi digital pada GDP masih dibawah 10 persen, namuan dari hasil sejumlah studi diperkirakan pertumbuhan ekonomi digital RI akan meningkat pesat hingga 366 miliar dolar Amerika Serikat pada tahun 2030. “Dibandingkan di Asia Tenggara pertumbuhanya bisa mencapai 1 triliun dolar maka kontribusi ekonomi digital memberikan kontribusi hampir 40 persen,” katanya.

Pertumbuhan ekonomi digital ini sedikit banyak dipengaruhi oleh masifnya pemanfaatan teknologi AI di sektor industri sehingga Kominfo mengeluarkan surat edaran soal panduan etik penggunaan AI sejak bulan Desember 2023 lalu yang ditujukan pada pengemban AI dan sektor industri. “Panduan ini dapat membantu dari sisi aspek etis karena ada dampak sosial, ekonomi, dan budaya dari AI,” katanya.

Surat edaran ini menurut Wamen memang tidak bisa memberikan sanksi hukum karena belum ditindaklanjuti pada peraturan perundang-undangan karena pemerintah masih menunggu dan memantau pertumbuhan AI di sektor industri di tanah air. “Kita masih bergerak di soft regulation dengan mencermati pertumbuhan AI di sektor industri. Prinsipnya, kita ingin mengambil manfaat sebesar-besarnya namu juga memitigasi risiko yang muncul,” jelasnya.

Beberapa resiko yang kemungkinan akan muncul sebagai dampak penggunaan AI menurut Wamen diantaranya besarnya kemungkinan penyalahgunaan AI untuk memicu diskriminasi sosial hingga munculnya produk disinformasi yang bisa memberikan dampak pada harmonisasi sosial.

Selain memberikan panduan etika penggunaan AI di sektor industri, Kominfo juga mendorong lahirnya talenta digital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital dalam rentang lima hingga enam tahun ke depan. “Kita membutuhkan 9 juta talenta digital,” katanya.

Siti Murtiningsih mengatakan di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat maka kehadiran teknologi AI menimbulkan tantangan etis. Oleh karena itu perkembangannya harus sejalan dengan nilai moral dan etika di masyarakat, serta tidak merugikan dari sisi aspek kemanusiaan.

Menurutnya diperlukan instrumen hukum yang lebih mengikat bagi semua kepentingan masyarakat dan industri terkait dengan penggunaan teknologi kecerdasan buatan. “Kita perlu menyusun Undang-Undang terkait prinsip etis AI dari pandangan lintas keilmuan,” ujarnya.

Sementara Ajar Edi menuturkan sebenarnya banyak miskonsepsi tentang AI di tengah masyarakat namun bagi para eksekutif dan staf di perusahaan, pemanfaatan AI digunakan untuk mendukung tugas dan pekerjaan yang memberikan efisiensi dan efektifitas waktu kerja. “Meski ada potensi bias namun untuk memastikan sebuah keputusan, manusialah selaku pemegang keputusan yang paling tepat,” pungkasnya.

Penulis: Gusti Grehenson

Foto: Donnie

Artikel UGM Dorong Penguatan Regulasi Tata Kelola Kecerdasan Artifisial pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-dorong-penguatan-regulasi-tata-kelola-kecerdasan-artifisial/feed/ 0
TVR Parlemen dan DIKOM UGM Gelar Sosialisasi untuk Menjaring Talenta Muda Kampus di Industri Berita https://ugm.ac.id/id/berita/tvr-parlemen-dan-dikom-ugm-gelar-sosialisasi-untuk-menjaring-talenta-muda-kampus-di-industri-berita/ https://ugm.ac.id/id/berita/tvr-parlemen-dan-dikom-ugm-gelar-sosialisasi-untuk-menjaring-talenta-muda-kampus-di-industri-berita/#respond Mon, 04 Mar 2024 01:30:56 +0000 https://ugm.ac.id/tvr-parlemen-dan-dikom-ugm-gelar-sosialisasi-untuk-menjaring-talenta-muda-kampus-di-industri-berita/ TVR Parlemen Indonesia menggelar seleksi penjaringan talenta kampus di Departemen Ilmu Komunikasi (DIKOM) Fisipol UGM pada Kamis (29/2). Program ini merupakan bentuk kerja sama media parlemen dengan Universitas Gadjah Mada. Selama dua hari, yakni 29 Februari-1 Maret 2024, TVR Parlemen akan menjaring lima talenta muda kampus yang akan berkesempatan menjadi news anchor TVR Parlemen. “Kerja […]

Artikel TVR Parlemen dan DIKOM UGM Gelar Sosialisasi untuk Menjaring Talenta Muda Kampus di Industri Berita pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
TVR Parlemen Indonesia menggelar seleksi penjaringan talenta kampus di Departemen Ilmu Komunikasi (DIKOM) Fisipol UGM pada Kamis (29/2). Program ini merupakan bentuk kerja sama media parlemen dengan Universitas Gadjah Mada. Selama dua hari, yakni 29 Februari-1 Maret 2024, TVR Parlemen akan menjaring lima talenta muda kampus yang akan berkesempatan menjadi news anchor TVR Parlemen.

“Kerja sama Fisipol UGM dengan parlemen ini sudah lama terjalin. Ini acara yang sangat penting, dan dimulai dari beberapa bulan lalu ketika teman-teman dari TVR Parlemen datang untuk bekerja sama dengan kita. Saya kira parlemen itu perlu disosialisasikan ke masyarakat. Selama ini kalau ada yang bagus di parlemen, susah diberitakan. Tapi kalau ada yang buruk sedikit itu diberitakan di mana-mana,” ujar Ketua Prodi Ilmu Komunikasi UGM, Nyarwi Ahmad, S.I.P., M.Si., Ph.D.

TVR Parlemen merupakan kanal berita kehumasan yang didirikan untuk mengakomodasi informasi dari DPR RI ke masyarakat. Sejak didirikan pada tahun 2007, TVR Parlemen tidak hanya menyajikan berita informatif, namun juga menjadi penghubung antara masyarakat dengan pemerintah. Memasuki usia ke-17 tahun, TVR Parlemen berkomitmen untuk menjaring talenta muda melalui kampus-kampus. Program ini juga merupakan upaya untuk menyalurkan bakat dan memberikan kesempatan karier kepada mahasiswa sebelum nantinya lulus dari perguruan tinggi.

“Kegiatan ini merupakan kegiatan yang digelar oleh bagian televisi dan pemberitaan parlemen, sebagai upaya untuk sosialisasi program serta mendekatkan TV dan Radio Parlemen kepada masyarakat umum. Melalui program ini, diharapkan mahasiswa juga mengetahui program-program dari parlemen, di mana kami juga akan terus mensosialisasikan apa yang sudah dilakukan,” Suprihartini, S.IP., M.Si, Deputi Persidangan Sekretariat Jenderal DPR RI. Selain itu, TVR Parlemen juga berperan penting dalam membangun citra dan kepercayaan masyarakat terhadap parlemen.

Membangkitkan minat terhadap jurnalisme di era ini dinilai cukup sulit. Perkembangan informasi di media digital membuat masyarakat berada di era perputaran informasi yang begitu cepat. Akibatnya, persebaran hoaks dan misinformasi menjadi tidak terkendali. Hal inilah yang sebenarnya menjadi peran besar jurnalisme di masyarakat. Mengumpulkan, memilah, dan menyajikan informasi kredibel adalah tugas sekaligus tantangan dalam menghadapi era digital. Rangkaian proses tersebut terlampau lebih sulit dan lambat jika dibandingkan persebaran hoaks dan misinformasi di media sosial.

“Jurnalisme itu berbeda dengan jurnalistik. Kalau sekarang jurnalistik saja bisa digantikan dengan Artificial Intelligence (AI). Tapi nilai-nilai jurnalisme itu tidak bisa. Paling tidak jurnalisme itu memiliki dua prinsip, pertama menyajikan berita yang kredibel dan kedua berpihak pada kepentingan masyarakat. Ini yang perlu dipahami oleh teman-teman yang berminat di bidang jurnalistik,” terang Imam Wahyudi, Praktisi dan Pakar Media Alumnus Fisipol UGM.

Program kolaborasi antara TVR Parlemen dengan Departemen Ilmu Komunikasi UGM juga menjadi salah satu impelementasi dari Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-4 tentang “Pendidikan Bermutu” dan 17, “Kemitraan untuk Mencapai Tujuan”. Melalui kerja sama ini, diharapkan akan muncul program-program lain untuk mendukung bakal calon talenta muda di masa depan. 

Penulis: Tasya

Artikel TVR Parlemen dan DIKOM UGM Gelar Sosialisasi untuk Menjaring Talenta Muda Kampus di Industri Berita pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/tvr-parlemen-dan-dikom-ugm-gelar-sosialisasi-untuk-menjaring-talenta-muda-kampus-di-industri-berita/feed/ 0
UGM Luncurkan Smart Agri Plant Factory Dukung Pertanian Modern Berkelanjutan https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-luncurkan-smart-agri-plant-factory-dukung-pertanian-modern-berkelanjutan/ https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-luncurkan-smart-agri-plant-factory-dukung-pertanian-modern-berkelanjutan/#respond Fri, 23 Feb 2024 08:18:42 +0000 https://ugm.ac.id/ugm-luncurkan-smart-agri-plant-factory-dukung-pertanian-modern-berkelanjutan/ UGM berkomitmen untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan di masa depan guna mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Salah satu wujud komitmen tersebut dengan mengembangkan Smart Agri Plant Factory. Pengembangan Smart Agri Plant Factor merupakan langkah inovatif dalam mewujudkan penerapan pertanian modern, cerdas dan berkelanjutan yang dilakukan Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB), Fakultas Teknologi Pertanian […]

Artikel UGM Luncurkan Smart Agri Plant Factory Dukung Pertanian Modern Berkelanjutan pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
UGM berkomitmen untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan di masa depan guna mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Salah satu wujud komitmen tersebut dengan mengembangkan Smart Agri Plant Factory.

Pengembangan Smart Agri Plant Factor merupakan langkah inovatif dalam mewujudkan penerapan pertanian modern, cerdas dan berkelanjutan yang dilakukan Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (DTPB), Fakultas Teknologi Pertanian (FTP). Fasilitas ini dibangun untuk menjawab kebutuhan solusi pertanian yang inovatif dan adaptif. Dilengkapi dengan pemanfaatan teknologi tanpa tanah seperti otomatisasi untuk pemberian nutrisi, pengamatan kualitas air dan udara, serta pencahayaan. Lalu, hidroponik dan kecerdasan buatan untuk memperkirakan perumbuhan tanaman, panen, serta diagnosis kesehatan tanaman. Melalui sistem ini memungkinkan pertumbuhan tanaman dalam lingkungan terkontrol sepenuhnya.

“Ini memungkinkan pertanian dilakukan di dalam ruangan, terlindung dari variabilitas cuaca dan tantangan lingkungan eksternal,” jelas koordinator penelitian di Smart Agriculture Research, Dr. Andri Prima Nugroho, Jumat (23/2) di sela-sela peresmian Smart Agri Plant Factory  di FTP UGM.

Pengembangan teknologi ini, lanjutnya, bertujuan sebagai wahana riset dan pengembangan teknologi pertanian terkini. Selain itu, juga sebagai alternatif untuk meningkatkan produktivitas tanaman guna memastikan keamanan pangan yang berkelanjutan, mengurangi penggunaan pestisida dan air, serta meminimalkan jejak karbon aktivitas pertanian.

Andri menjelaskan penelitian yang dilakukan berfokus pada optimasi kondisi lingkungan untuk berbagai jenis tanaman, respon pertumbuhan, dan perilaku tanaman untuk memastikan Smart Agri Plant Factory dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik berbagai ekosistem dan kondisi geografis. Teknologi pengamatan pertumbuhan tanaman secara non-kontak dan non-destruktif, baik 2D maupun 3D, serta studi perilaku pergerakan tanaman, digunakan untuk menilai kondisi tanaman selama budidaya dalam lingkungan terkontrol. “Harapannya dengan mengetahui kondisi optimal dan respon tanaman, dapat diimplementasikan dalam pengaturan berbagai macam parameter input dalam ekosistem pertanian,”paparnya.

Inovasi ini dirancang sebagai solusi atas tantangan global seperti perubahan iklim, keamanan pangan, dan kebutuhan akan efisiensi penggunaan lahan. Menggabungkan teknologi canggih dengan prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan, Smart Agri Plant Factory bertujuan untuk merubah paradigma produksi pangan menjadi lebih efisien, ramah lingkungan, modern dan berkelanjutan.

Ketua DTBP FTP UGM, Prof. Dr. Lilik Sutiarso, menegaskan bahwa Smart Agri Plant Factory bukan sekedar inovasi. Namun, merupakan revolusi dalam melihat dan mengelola produksi pangan di masa depan.

“Dengan menghadirkan solusi cerdas dan berkelanjutan, kami berharap dapat berkontribusi secara nyata dalam mengatasi masalah keamanan pangan global dan mitigasi perubahan iklim,”tuturnya.

Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Prof. Eni Harmayani, M.Sc., menyampaikan apresiasi atas diresmikannya Smart Agri Plant Factory yang merupakan hasil dari kerja keras dan dedikasi tim multidisiplin yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan peneliti di Smart Agriculture Research. Dikembangkan melalui kerja sama lintas disiplin ilmu Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian (EMP), dan Laboratorium Teknik Lingkungan dan Bangunan Pertanian (TLBP) dan diperkuat oleh dukungan dari mitra industri PT. Inamas Sintesis Teknologi (INASTEK) .

“Kehadiran Smart Agri Plant Factory ini harapannya menjadi salah satu pemicu untuk riset-riset selanjutnya dalam upaya memitigasi perubahan ilkim. Disamping itu, juga menjadi model sistem agroindustri yang cerdas dan berkelanjutan serta bisa mengakomodasi kearifan lokal,”urainya.

Sementara, Direktur Penelitian UGM, Prof. Dr. Mirwan Ushada, STP. M.App.Life.Sc., berharap Smart Agri Plant Factory ke depan mampu mendukung flagship penelitian di UGM. Mirwan menyebutkan ada lima flaghsip penelitian translasional dan transdisiplin. Dua diantaranya yang menjadi prioritas adalah kemandirian pangan dan perubahan iklim dan adaptasi lingkungan.

“Universitas akan mendukung pengembangan Smart Agri Plant Factory sebagai sarana riset dan percontohan,”terangnya.

Dalam acara peluncuran yang sama, UGM tidak hanya memperkenalkan Smart Agri Plant Factory, tetapi juga memamerkan serangkaian inovasi pertanian terdepan lainnya. Dr. Radi, kepala Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, memperkenalkan teknologi canggih seperti drone pertanian yang dikhususkan untuk pemantauan dan pengelolaan lahan, drone mapping yang mendukung analisis topografi dan manajemen sumber daya alam, serta robot lengan 6 axis yang menawarkan solusi automasi dalam penanganan panen. Selain itu, teknologi autonomous tractor yang memungkinkan pengolahan lahan dengan efisiensi dan akurasi tinggi, serta berbagai prototipe inovatif hasil kerja sama penelitian antara dosen dan mahasiswa, turut diperkenalkan. Inisiatif ini merupakan bukti nyata dari kerja sama tim peneliti di Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, yang berambisi menjadikan departemen tersebut sebagai pusat keunggulan dalam pengembangan teknologi pertanian modern. Melalui pengenalan teknologi-teknologi ini, UGM berkomitmen untuk memimpin transformasi pertanian menuju era yang lebih inovatif, efisien, dan berkelanjutan.

 

Penulis: Ika

Foto: Donnie

Artikel UGM Luncurkan Smart Agri Plant Factory Dukung Pertanian Modern Berkelanjutan pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-luncurkan-smart-agri-plant-factory-dukung-pertanian-modern-berkelanjutan/feed/ 0
Kelompok Rentan Berisiko Tinggi Terdampak Penyalahgunaan AI dan Disinformasi https://ugm.ac.id/id/berita/kelompok-rentan-berisiko-tinggi-terdampak-penyalahgunaan-ai-dan-disinformasi/ https://ugm.ac.id/id/berita/kelompok-rentan-berisiko-tinggi-terdampak-penyalahgunaan-ai-dan-disinformasi/#respond Thu, 16 Nov 2023 08:53:03 +0000 https://ugm.ac.id/?p=61842 Perkembangan teknologi informasi dan platform media sosial telah menyebabkan perubahan cukup besar dalam lanskap informasi. Indonesia dengan populasi yang besar dan akses internet yang terus berkembang turut menghadapi ancaman serius dari disinformasi yang dapat mendistorsi pola pikir dan cara pandang masyarakat. Terlebih perkembangan teknologi media digital membuka peluang bagi siapapun untuk berpartisipasi dalam proses produksi […]

Artikel Kelompok Rentan Berisiko Tinggi Terdampak Penyalahgunaan AI dan Disinformasi pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Perkembangan teknologi informasi dan platform media sosial telah menyebabkan perubahan cukup besar dalam lanskap informasi. Indonesia dengan populasi yang besar dan akses internet yang terus berkembang turut menghadapi ancaman serius dari disinformasi yang dapat mendistorsi pola pikir dan cara pandang masyarakat. Terlebih perkembangan teknologi media digital membuka peluang bagi siapapun untuk berpartisipasi dalam proses produksi dan viralisasi informasi dan konten.

Kelompok rentan seperti kaum muda yang cenderung lebih aktif secara digital, kaum  tidak luput dari fenomena disinformasi melalui teknologi media digital. Selain itu, masyarakat pedesaan yang memiliki akses informasi yang terbatas yang kredibel seringkali menjadi sasaran utama disinformasi yang berpotensi mengancam kohesi sosial dan stabilitas keamanan negara. Kelompok-kelompok rentan tersebut tidak hanya menjadi objek dari konten-konten media yang diskriminatif tetapi juga menjadi pihak yang rentan dan dirugikan oleh disinformasi.

“Karenanya risiko masifnya transformasi digital perlu direspons, terutama untuk kelompk rentan,” kata Wamenkominfo, Nezar Patria, Kamis (16/11) dalam Seminar Nasional bertajuk Disinformasi dan Kelompok Rentan di Era Manipulasi Media Digital.

Dalam seminar hasil kerja sama antara Prodi Kajian Budaya dan Media, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada dan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) melalui Safer Internet Lab (SAIL) ini, Nezar Patria menyampaikan bahwa transformasi digital perlu berpihak pada kelompok masyarakat yang rentan mengalami hambatan ekonomi dan sosial sehingga menempatkan mereka pada kondisi yang tidak menguntungkan. Kelompok rentan tidak hanya pada kaum muda, perempun, lansia, masyarakat pedesaan dan penyandang disabilitas, tetapi juga mereka  yang belum komperehensif mendapatkan pengetahuan digital. Kesenjangan hadir dalam bentuk kesenjangan akses layanan infrastruktur dan pemahaman TIK. Kondisi ini menghambat kelompok atau individu bisa merasakan transformasi digital.

Wacana ini disebutkan Nezar Patria perlu jadi perhatian mengingat seperempat populasi dunia belum terkoneksi internet dan mayoritas yang tinggal di pedesaan. Ketiadaan akses menghadirkan deepfake dan membentuk disparitas penduduk kota dan desa.

“Kelompk rentan memiliki risiko lebih tinggi karena menjadi korban penyalahgunaan teknologi,”ucapnya.

Ia mencontohkan proses viktimisasi terutama dalam profiling algoritma AI yang cenderung bisa digunakan untuk  memarjinalkan kelomopk rentan. Misalnya pada kasus rekrutmen oleh Amazon yang menggunakan AI masih terjadi diskriminasi tinggi dan bias gender karena yang diterima semua laki-laki berkulit putih. Kondisi tersebut pun menuai protes besar dari masyarakat saat itu.

Mengingat ancaman dan plorifearsi serta disinformasi bagi kelompk renta, Nezar Patria memandang perlunya kerja sama dalam pemanfaatan teknologi digital dilakukan secara positif untuk melindungi kelompok rentan. Oleh sebab itu, transfomasi digital perlu menggunakan pendekatan transformasi digital inklusif. Langkah tersebut diharapkan mampu jawab persoalan yang dihadapi kelompok rentan. Upaya mitigasi transformasi digital dan kesenjangan yang ada bisa dilakukan  dengan memberikan akses yang memadai sehingga masyarakat bisa ikut terlibat dalam transformasi digital yang sedang berjalan.

Guna merespons kebutuhan tersebut Kemenkominfo melakukan sejumlah upaya strategis. Salah satunya melakukan pemutusan akses dan take down terhadap konten yang melanggar peraturan perundangan. Selama periode 17 Juli-14 November 2023 pihaknya telah melakukan pemutusan akses dan take down pada 962.719 konten, khususnya terkait judi online. Selain itu, Kemenkominfo aktif terlibat dalam forum intrenasional sebagai bentuk kontribusi penguatan tata kelola internet global.

Nezar Patria menyampaikan Kemenkominfo juga menyusun perencanan penguatan kebijakan tata kelola digital. Salah satunya revisi UU No. 11 Tahun 2008 tentang Infromasi dan Transaksi Elektronik. Dismaping itu, rencana peraturan persiden tentang lembaga penyelenggara pengawas data pribadi, rencana peraturan pemerintah tentang pelaksanaan UU No. 27 Tahun 2022 tentang perlindungan Data Pribadi, rencana revisi pertauran pemerintah No. 71 tahun 2019 tentang penyelenggaran sistem dan tarnsaksi elektronik, dan rencana revisi permen kominfo No. 5 tahun 2020 tentang penyelenggara sistem elektronik lingkup privat.

Selain Nezar Patria, dalam seminar nasional tersebut turut menghadirkan tiga panelis yakni Dr. Vidhyandika Djati Perkasa, M.Sc. (Peneliti Senior Department Politik dan Perubahan Sosial, CSIS), Tarlen Handayani (Peneliti di Ruang Arsip dan Sejarah Perempuan), dan Prof. Dr. Heru Nugroho (Guru Besar Sosiologi UGM dan Pengajar Prodi KBM UGM).

Penulis: Ika

Artikel Kelompok Rentan Berisiko Tinggi Terdampak Penyalahgunaan AI dan Disinformasi pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/kelompok-rentan-berisiko-tinggi-terdampak-penyalahgunaan-ai-dan-disinformasi/feed/ 0
Dosen Fakultas Teknik Dikukuhkan sebagai Guru Besar, Bahas Penggunaan Kecerdasan Artifisial dalam Dunia Medis https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-fakultas-teknik-dikukuhkan-sebagai-guru-besar-bahas-penggunaan-kecerdasan-artifisial-dalam-dunia-medis/ https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-fakultas-teknik-dikukuhkan-sebagai-guru-besar-bahas-penggunaan-kecerdasan-artifisial-dalam-dunia-medis/#respond Thu, 09 Nov 2023 10:05:05 +0000 https://ugm.ac.id/?p=61582 Kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) sudah menjadi topik yang tak asing lagi dan diperbincangkan di berbagai platform, mulai dari media massa, dunia akademik, hingga percakapan sehari-hari. Kecerdasan artifisial yang dahulu hanya dianggap sebagai imajinasi ilmiah, kini telah menjadi inti dari revolusi teknologi global. Kecerdasan artifisial, dalam aplikasinya, telah menembus berbagai bidang ilmu dan praktik. […]

Artikel Dosen Fakultas Teknik Dikukuhkan sebagai Guru Besar, Bahas Penggunaan Kecerdasan Artifisial dalam Dunia Medis pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) sudah menjadi topik yang tak asing lagi dan diperbincangkan di berbagai platform, mulai dari media massa, dunia akademik, hingga percakapan sehari-hari. Kecerdasan artifisial yang dahulu hanya dianggap sebagai imajinasi ilmiah, kini telah menjadi inti dari revolusi teknologi global.

Kecerdasan artifisial, dalam aplikasinya, telah menembus berbagai bidang ilmu dan praktik. Salah satu sektor yang mengalami dampak luar biasa dari revolusi ini adalah dunia kesehatan, khususnya dalam bidang pencitraan medis. Pencitraan medis telah bertransformasi melalui integrasi teknik AI, meningkatkan keakuratan dan efisiensi.

“Bayangkan kita berada di masa depan saat seorang tenaga medis di sebuah desa terpencil di suatu kepulauan terpencil di Indonesia mampu mendeteksi penyakit mata, tumor otak, demam berdarah atau malaria dengan bantuan sebuah perangkat kecil dan kemudian, dalam hitungan detik, mendapatkan rekomendasi hasil diagnosis dari suatu algoritma yang akurat. Hal ini terdengar seperti cerita fiksi ilmiah. Namun, apa yang disebutkan tersebut bukanlah sekedar khayalan,” terang Prof. Ir. Hanung Adi Nugroho, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM., SMIEEE.

Hal ini ia sampaikan dalam upacara pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam Bidang Teknik Biomedis pada Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Kamis (9/11). Pada kesempatan ini, Hanung menyampaikan pidato pengukuhan berjudul “Integrasi Kecerdasan Artifisial dalam Pencitraan Medis”. Ia berbicara mengenai potensi integrasi AI dalam pencitraan, pengolahan, dan analisis citra medis, serta bagaimana hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat dan kemajuan bangsa Indonesia.

Hanung menerangkan, kecerdasan artifisial dan teknik biomedis adalah dua bidang yang berkembang pesat dan memiliki potensi revolusioner dalam mentransformasi pelayanan kesehatan. AI kini mampu menganalisis citra medis yang dihasilkan oleh peralatan, seperti sinar-X, computed tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI), ultrasonography (USG), dan fundus camera dengan kecepatan dan akurasi yang mengesankan bahkan seringkali mengidentifikasi pola yang mungkin luput dari pandangan manusia. 

Integrasi antara AI dan teknik biomedis, menurutnya, membuka jalan bagi inovasi yang bertanggung jawab dalam pelayanan kesehatan. Sinergi ini berpotensi memperbaiki pencegahan, diagnosis, hingga terapi penyakit. 

“Misalnya, AI dapat membantu mendeteksi tumor atau kelainan lainnya yang mungkin sulit dilihat oleh mata manusia. Namun, ada tantangan yang harus dihadapi. Meski potensi penggunaan AI dalam teknik biomedis sangat besar, penerapannya dalam praktik klinis masih terbatas,” paparnya.

Hanung menggaris bawahi bahwa teknologi kecerdasan artifisial menawarkan solusi yang sangat menjanjikan karena memiliki kemampuan belajar dan mempelajari data dalam jumlah dan ukuran yang sangat besar (big data), kemudian menerapkan hasil pembelajarannya untuk menyelesaikan kasus nyata. Namun, Hanung menambahkan, secanggih apapun teknologi yang digunakan terutama dalam rangka menegakkan suatu keputusan atau mengambil kesimpulan, itu semua tetaplah sebuah alat bantu, yang tidak bisa menggantikan Intuisi, rasa, dan pengalaman yang dimiliki oleh manusia. 

“Tanpa menggunakan teknologi AI, seorang dokter ahli tetap dapat memeriksa dan menegakkan diagnosis suatu penyakit yang diderita seorang pasien dengan akurat. Namun dengan bantuan teknologi AI, seorang dokter ahli dapat melakukan ini dengan lebih cepat, akurat dan efisien,” pungkasnya.

 

Penulis: Gloria

Fotografer: Donnie

Artikel Dosen Fakultas Teknik Dikukuhkan sebagai Guru Besar, Bahas Penggunaan Kecerdasan Artifisial dalam Dunia Medis pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-fakultas-teknik-dikukuhkan-sebagai-guru-besar-bahas-penggunaan-kecerdasan-artifisial-dalam-dunia-medis/feed/ 0
Bertransformasi Menuju Smart Digital University, UGM Selenggarakan Focus Group Discussion Penguatan AI Society https://ugm.ac.id/id/berita/bertransformasi-menuju-smart-digital-university-ugm-selenggarakan-focus-group-discussion-penguatan-ai-society/ https://ugm.ac.id/id/berita/bertransformasi-menuju-smart-digital-university-ugm-selenggarakan-focus-group-discussion-penguatan-ai-society/#respond Thu, 12 Oct 2023 03:51:51 +0000 https://ugm.ac.id/?p=60330 Biro Transformasi Digital UGM menyelenggarakan Focus Group Discussion secara daring pada Rabu (11/10) sebagai salah satu langkah penguatan UGM Artificial Intelligence (AI) Society. Hal ini sejalan dengan arah transformasi UGM untuk menjadi Smart Digital University. Menurut Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., penggunaan teknologi kecerdasan buatan dan otomatisasi dapat membuat berbagai pekerjaan […]

Artikel Bertransformasi Menuju Smart Digital University, UGM Selenggarakan Focus Group Discussion Penguatan AI Society pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Biro Transformasi Digital UGM menyelenggarakan Focus Group Discussion secara daring pada Rabu (11/10) sebagai salah satu langkah penguatan UGM Artificial Intelligence (AI) Society. Hal ini sejalan dengan arah transformasi UGM untuk menjadi Smart Digital University.

Menurut Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., penggunaan teknologi kecerdasan buatan dan otomatisasi dapat membuat berbagai pekerjaan lebih efisien, meskipun ada dampak-dampak lain yang tidak dapat dihindari. Perguruan tinggi, dalam hal ini, perlu menjawab tantangan yang ada secara bijak.

“Dengan mengikuti perubahan ini memang ada banyak yang khawatir. Perubahan itu bukan sesuatu yang bisa dihindari, perubahan harus disikapi dengan menjawab tantangan yang ada,” ucapnya saat membuka kegiatan diskusi. 

Rektor menegaskan, sivitas UGM tidak perlu merasa takut akan ancaman kecerdasan buatan yang kerap disebut akan membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. Teknologi, menurutnya, justru menghadirkan berbagai potensi untuk berkarya. 

Ia berharap, UGM dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk mendukung berbagai layanan yang dilakukan. Setelah mencapai tahap Smart Digital University, selanjutnya UGM akan bergerak lebih jauh lagi menuju Intelligence University yang banyak menggunakan teknologi kecerdasan buatan dan otomatisasi. 

“Diskusi ini harapannya dapat menghimpun informasi dan ide-ide. Mudah-mudahan dengan saling berkomunikasi akan banyak usulan yang luar biasa untuk UGM ke depan,” tuturnya.

FGD kali ini dipimpin oleh Kepala Biro Transformasi Digital, Dr. Mardhani Riasetiawan, M.T., sebagai moderator. Pemateri yang dihadirkan di antaranya Direktur Penelitian UGM, Prof. Dr. Mirwan Ushada, STP. M.App.Life.Sc, yang berbicara mengenai arah artificial intelligence pada penelitian UGM; Dr. Irwan Endrayanto Aluicius, S.Si., M.Sc. yang berbicara mengenai artificial intelligence untuk pendidikan; serta Anis Fuad, S.Ked., DEA yang berbicara mengenai use case AHS.

Selanjutnya, Prof. Drs. Agus Harjoko, M.Sc., Ph.D.menjelaskan pengelolaan Deep Learning Research Centre FMIPA; Dr.Eng. Igi Ardiyanto, S.T., M.Eng. menjelaskan pengelolaan Artificial Intelligence Center FT UGM; dan ditutup oleh Prof. Yusril Yusuf, S.Si., M.Si., M.Eng., Ph.D. yang memberikan penjelasan terkait dukungan fasilitas penelitian.

“UGM AI Society sudah diinisiasi beberapa saat lalu, tapi kita ingin berlari lebih cepat agar bisa mencapai apa yang kita inginkan yaitu Smart Digital University dan Intelligence University,” terang Mardhani.

 

Penulis: Gloria

Artikel Bertransformasi Menuju Smart Digital University, UGM Selenggarakan Focus Group Discussion Penguatan AI Society pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/bertransformasi-menuju-smart-digital-university-ugm-selenggarakan-focus-group-discussion-penguatan-ai-society/feed/ 0