PKM Arsip - Universitas Gadjah Mada https://ugm.ac.id/id/category/penelitian-dan-inovasi/pkm/ Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi Sun, 13 Oct 2024 00:53:51 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.1.7 Rektor UGM Lepas 54 Tim PKM untuk Berlaga di Pimnas ke-37 https://ugm.ac.id/id/berita/rektor-ugm-lepas-54-tim-pkm-untuk-berlaga-di-pimnas-ke-37/ https://ugm.ac.id/id/berita/rektor-ugm-lepas-54-tim-pkm-untuk-berlaga-di-pimnas-ke-37/#respond Sun, 13 Oct 2024 00:53:51 +0000 https://ugm.ac.id/?p=71565 Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OG(K)., Ph.D., melepas 54 tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) untuk berlomba dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-37 yang akan di gelar di Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, pada 14-19 Oktober. Kontingen Pimnas UGM ini secara simbolis dilepas Rektor UGM didampingi Direktur Kemahasiswaan, Dr. Sindung Tjahyadi, […]

Artikel Rektor UGM Lepas 54 Tim PKM untuk Berlaga di Pimnas ke-37 pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OG(K)., Ph.D., melepas 54 tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) untuk berlomba dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-37 yang akan di gelar di Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, pada 14-19 Oktober. Kontingen Pimnas UGM ini secara simbolis dilepas Rektor UGM didampingi Direktur Kemahasiswaan, Dr. Sindung Tjahyadi, Dekan dan Wakil Dekan, para Dosen Pembina dan Pendamping di Balairung Gedung Pusat UGM, Jumat sore (11/10).

Rektor berpesan agar kontingen Pimnas ke-37 bisa memberikan hasil terbaik karena tahun sebelumnya berhasil meraih juara umum. Selain mengukir prestasi, ajang pimnas ini menurut Rektor sebagai wadah bagi mahasiswa mengasah kemampuannya dalam bidang kreativitas. “Jadikan Pimnas ini sebagai momen belajar dan kesempatan untuk mengukirkan prestasi. Kami percaya para mahasiswa telah melewati proses dan pengorbanan yang panjang sehingga penting untuk tetap berjalan tegak tetapi tetap rendah hati,” pesannya.

Ova juga menyebut agar para peserta Pimnas untuk tidak terlalu terbebani dengan beban juara umum, tetapi tetap berjuang dan menikmati proses perjuangan selama perlombaan. “Tetap berjuang dan berikan hasil terbaik,” ujarnya.

Perwakilan mahasiswa, Brian Arianto Tanuwidjaja menyampaikan bahwa ajang ini menjadi wadah bagi mahasiswa guna berlatih sedari dini menjadi generasi bangsa yang berkualitas dan berkontribusi kepada masyarakat. “Sebagai mahasiswa, kita tidak melupakan pentingnya menjunjung kultur budaya dan kehormatan dimanapun dan kapanpun,” katanya.

Sindung Tjahyadi melaporkan sebanyak 54 tim UGM lolos ke tahap Pimnas. Sebelumnya, terdapat 181 tim UGM yang lolos ke tahap pendanaan dan melakukan tahap riset. “Kali ini terdapat 54 tim dengan total 260 mahasiswa yang siap berlaga di ajang Pimnas,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, ia menyebut agar mahasiswa untuk tetap menjaga kondisi dan tetap berkonsultasi dengan dosen pembina. Selama kompetisi, ia berpesan agar kontingen tetap optimis dan semangat. “Kita telah menyiapkan tenaga medis dan bantuan psikologis bagi mahasiswa selama berlomba. Bantuan ini diberikan untuk menunjang mahasiswa yang berlomba supaya dapat memberikan performa terbaiknya,” pungkasnya.

Penulis : Lazuardi

Foto : Donnie

Artikel Rektor UGM Lepas 54 Tim PKM untuk Berlaga di Pimnas ke-37 pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/rektor-ugm-lepas-54-tim-pkm-untuk-berlaga-di-pimnas-ke-37/feed/ 0
Mahasiswa UGM Bikin Semen dari Bahan Limbah Cangkang Kerang https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-bikin-semen-dari-bahan-limbah-cangkang-kerang/ https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-bikin-semen-dari-bahan-limbah-cangkang-kerang/#respond Fri, 11 Oct 2024 09:20:07 +0000 https://ugm.ac.id/?p=71548 Tim Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan (PKM-K) mengolah limbah cangkang kerang menjadi semen ramah lingkungan. Produk yang diberi nama INNOCEM yang merupakan kependekan dari Innovatively Efficient Instant Cement ini merupakan karya dari Vidhyazputri Belva Aqila mahasiswa Program Sarjana Studi Akuntansi angkatan 2023 berkolaborasi dengan […]

Artikel Mahasiswa UGM Bikin Semen dari Bahan Limbah Cangkang Kerang pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Tim Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan (PKM-K) mengolah limbah cangkang kerang menjadi semen ramah lingkungan. Produk yang diberi nama INNOCEM yang merupakan kependekan dari Innovatively Efficient Instant Cement ini merupakan karya dari Vidhyazputri Belva Aqila mahasiswa Program Sarjana Studi Akuntansi angkatan 2023 berkolaborasi dengan tiga rekannya Abla Salsabila (Teknik Sipil 2022), Aurellia Zaitun Candraningrum (Teknik Sipil 2022), dan Maureen Arsa Sanda Cantika (Sistem Informasi Geografis 2022).

Vidhyazputri Belva Aqila menjelaskan pengembangan produk Innocem berawal dari keresahan mereka akan fakta bangunan menjadi penghasil sekitar 37% emisi karbon. Hal tersebut diakibatkan pembangunannya berasal dari produk semen yang terbuat dari batu gamping dengan proses pengelolaannya melewati tahapan yang tidak ramah lingkungan. “Saat ini juga sedang gencar gerakan net zero emission dan kami berharap melalui inovasi pengembangan produk ini bisa mendukung gerakan tersebut,” tuturnya, Jumat (11/10) di FEB UGM.

Pengembangan produk INNOCEM ini juga diharapkan dapat mendukung terwujudnya konstruksi hijau berkelanjutan di Indonesia. Selain itu juga dapat membantu dalam mengatasi persoalan lingkungan dengan mengolah limbah cangkang kerang yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Sementara Abla Salsabila menambahkan pemilihan limbah kulit kerang sebagai bahan baku pembuatan semen karena di dalam cangkang kerang memiliki kandungan serupa dengan batu gamping yakni kalium oksida. Dalam sejumlah literatur disebutkan cangkang kerang memiliki kandungan kalium oksida yang cukup tinggi. “Limbah cangkang kerang saat ini sangat melimpah namun belum banyak dimanfaatkan sehingga hanya menumpuk sebagai sampah. Sementara itu kandungan kalium oksida dalam cangkang kerang ternyata cukup tinggi sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai pengganti batu gamping dalam pembuatan semen,” paparnya.

Saat ini produk Innocem telah dipasarkan secara daring melalui platform lokapasar dan situs web resmi milik Innocem. Kehadiran produk ini tidak hanya menjadi terobosan baru dalam mendukung terwujudnya konstruksi hijau ramah lingkungan, tetapi juga menjadi solusi dalam pengurangan limbah cangkang kerang.

Reportase : Orie Priscylla Mapeda Lumalan
Penulis : Kurnia Ekatiningrum/Humas FEB

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Mahasiswa UGM Bikin Semen dari Bahan Limbah Cangkang Kerang pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-bikin-semen-dari-bahan-limbah-cangkang-kerang/feed/ 0
Mahasiswa UGM Kembangkan Alat Pemisah Sperma untuk Tingkatkan Peluang Anakan Betina Sapi Perah https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-kembangkan-alat-pemisah-sperma-untuk-tingkatkan-peluang-anakan-betina-sapi-perah/ https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-kembangkan-alat-pemisah-sperma-untuk-tingkatkan-peluang-anakan-betina-sapi-perah/#respond Thu, 03 Oct 2024 09:36:17 +0000 https://ugm.ac.id/?p=71221 Pemerintah kini tengah gencar menyiapkan pasokan susu di dalam negeri untuk menyukseskan program pemberian susu gratis bagi siswa-siswi di tanah air yang diinisiasi oleh pemerintahan presiden terpilih. Untuk memenuhi kebutuhan susu dalam program tersebut, tentunya peternak sapi perah dalam negeri membutuhkan banyak pedet atau anak sapi berjenis kelamin betina yang dapat digunakan sebagai replacement indukan […]

Artikel Mahasiswa UGM Kembangkan Alat Pemisah Sperma untuk Tingkatkan Peluang Anakan Betina Sapi Perah pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Pemerintah kini tengah gencar menyiapkan pasokan susu di dalam negeri untuk menyukseskan program pemberian susu gratis bagi siswa-siswi di tanah air yang diinisiasi oleh pemerintahan presiden terpilih. Untuk memenuhi kebutuhan susu dalam program tersebut, tentunya peternak sapi perah dalam negeri membutuhkan banyak pedet atau anak sapi berjenis kelamin betina yang dapat digunakan sebagai replacement indukan sehingga nantinya pemerintah dapat mengurangi impor sapi bibit. Tersedianya pedet betina dengan kualitas unggul tentunya akan memecahkan permasalahan di masyarakat peternak karena mampu meningkatkan populasi dan mutu genetik sehingga akan berdampak pada meningkatnya produksi susu secara nasional.

Sejalan dengan itu, lima mahasiswa lintas disiplin ilmu yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) berhasil mengembangkan alat untuk memisahkan sperma yang membawa sifat kelamin anakan sapi perah. Nantinya jenis kelamin yang dilahirkan dapat disesuaikan dengan keinginan peternak. Tim PKM-KC yang terdiri dari Diva Aurellia Mahsanabila (Kedokteran Hewan 2021), Nuhita Aunilah (Teknik Biomedis 2021), Lukas Ivander Mario Andrean (Kedokteran Hewan 2022), Farhan Rahmat (Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol 2023), dan Ahmad Aziz Adyatma Salman (Teknik Mesin 2022) ini didampingi oleh drh. Agung Budiyanto, M.P., Ph.D., yang memiliki keahlian di bidang reproduksi ternak.

BoXing, alat yang Tim PKM-KC kembangkan, memang masih dalam bentuk prototype atau purwarupa, tetapi sudah bisa digunakan secara fungsional. Inovasi ini diharapkan menjadi terobosan baru yang dapat dikembangkan di industri sapi perah untuk mendapatkan pedet berjenis kelamin betina. “Proyeksi kebutuhan susu Indonesia ini perlu dibarengi dengan inovasi yang dapat meningkatkan efisiensi inseminasi buatan (IB) dengan menggunakan sperma dari pejantan unggul yang sudah dilakukan pemisahan. Jadi jenis kelamin anakan dapat disesuaikan,” tegas Diva selaku ketua tim.

Ide yang dibawa oleh Tim PKM-KC adalah teknologi pemisahan sperma dengan memanfaatkan sifat dielektris dari sperma. Sperma yang membawa jenis kelamin betina memiliki panjang kepala dan ketebalan membran yang lebih besar dibandingkan sperma yang membawa jenis kelamin jantan. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap respon yang dihasilkan akibat medan listrik yang diterapkan. Dengan demikian, dalam medan listrik yang tidak homogen, sperma yang membawa jenis kelamin betina (X) dan sperma yang membawa jenis kelamin jantan (Y) akan menghasilkan respon berupa menjauhi elektroda sperma X dan mendekati elektroda sperma Y.

“Perbedaan respons inilah yang kemudian dimanfaatkan sebagai prinsip utama dalam sexing sperma sapi perah,” ujar Lukas Ivander, salah satu anggota tim.

Lebih lanjut, Lukas menjelaskan, dengan prinsip tersebut, perakitan BoXing menerapkan metode Dielektroforesis-Mikrofluida yang diintegrasikan sehingga membentuk Lab-on-a-chip (LoC). Tim PKM-KC berharap agar prototype BoXing ini mampu dikembangkan lebih lanjut guna meningkatkan efisiensi program IB dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang veteriner, sehingga dapat membantu pihak-pihak terkait dalam melakukan pemisahan sperma untuk mendapatkan anakan ternak unggul yang diinginkan.

Penulis: Triya Andriyani

Artikel Mahasiswa UGM Kembangkan Alat Pemisah Sperma untuk Tingkatkan Peluang Anakan Betina Sapi Perah pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-kembangkan-alat-pemisah-sperma-untuk-tingkatkan-peluang-anakan-betina-sapi-perah/feed/ 0
Tim Mahasiswa UGM Ciptakan Sandal Terapi untuk Membantu Pemulihan Pasien Patah Tulang https://ugm.ac.id/id/berita/tim-mahasiswa-ugm-ciptakan-sandal-terapi-untuk-membantu-pemulihan-pasien-patah-tulang/ https://ugm.ac.id/id/berita/tim-mahasiswa-ugm-ciptakan-sandal-terapi-untuk-membantu-pemulihan-pasien-patah-tulang/#respond Thu, 26 Sep 2024 08:32:26 +0000 https://ugm.ac.id/?p=70906 Tim mahasiswa UGM berhasil menciptakan kreativitas dalam bidang kesehatan dengan produk inovasi berupa sandal berbasis Loadcell-Accelerometer untuk membantu pasien patah tulang ekstremitas bawah. Sandal ini dirancang untuk membantu pasien melakukan latihan weight bearing (penumpuan beban) dan range of motion (langkah) dengan lebih tepat selama proses pemulihan. Hasil inovasi ini dikembangkan oleh Maya Aida dari prodi […]

Artikel Tim Mahasiswa UGM Ciptakan Sandal Terapi untuk Membantu Pemulihan Pasien Patah Tulang pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Tim mahasiswa UGM berhasil menciptakan kreativitas dalam bidang kesehatan dengan produk inovasi berupa sandal berbasis Loadcell-Accelerometer untuk membantu pasien patah tulang ekstremitas bawah. Sandal ini dirancang untuk membantu pasien melakukan latihan weight bearing (penumpuan beban) dan range of motion (langkah) dengan lebih tepat selama proses pemulihan.

Hasil inovasi ini dikembangkan oleh Maya Aida dari prodi Manajemen Informasi Kesehatan Sekolah Vokasi angkatan 2022, Aditya Kyran Santoso (Elektronika dan Instrumentasi FMIPA 2022), Nathasya Angelliya (Ilmu Keperawatan, FKKMK 2022), Ignatius Gerald Handono (Elektronika dan Instrumentasi FMIPA 2022), dan Bitta Nathaniela Purwoko (Manajemen Informasi Kesehatan Sekolah Vokasi 2023) dengan mendapat bimbingan dari Dina Fitriana Rosyada, SKM., MKL  selaku dosen pendamping.

Maya Aida, selaku ketua tim menjelaskan inovasi bidang kesehatan yang mereka ciptakan untuk mengatasi kesulitan monitoring ketercapaian latihan beban atau weight bearing (WB) yang kerap dialami oleh dokter ortopedi dan pasien patah tulang. Bahkan terciptanya Sandal Berbasis Loadcell-Accelerometer berawal dari keluh kesah salah satu pasien patah tulang (fraktur) ekstremitas bawah di RSUP Sardjito Yogyakarta, yang sekaligus seorang praktisi HRD UMKM  yang pernah berbagi ilmu kewirausahaan di UGM. “Kami kemudian lantas mengangkat permasalahan ini dalam penelitian sebagai bagian dari program kreativitas,” ujar Maya di Kampus UGM, Kamis (26/9).

Maya Aida lebih lanjut menjelaskan sandal terapi yang diciptakan dilengkapi dengan sensor loadcell dan accelerometer yang dapat mengukur dan memberikan umpan balik real-time kepada pengguna mengenai distribusi beban dan langkah yang benar pada kaki yang fraktur. Sandal inipun terintegrasi dengan smartphone sebagai komunikasi software untuk pengaturan saran persentase beban dari dokter ortopedi dan pencatatan serta monitoring latihan beban yang dilakukan oleh pasien. “Sandal terapi ini dapat memudahkan dokter ortopedi dan pasien dalam memantau ketercapaian latihan beban yang telah dilakukan, yang secara umum dimulai minggu ke-4 pasca operasi patah tulang ekstremitas bawah sampai waktu-waktu berikutnya secara bertahap  pasien dapat berjalan tanpa menggunakan alat bantu,” terangnya.

Nathasya Angelliya menambahkan prototipe saat ini tengah dalam proses pengajuan paten untuk melindungi karya dan mendorong penggunaan lebih luas di dunia medis/kesehatan. Kreativitas sandal untuk pasien fraktur kaki ini, menurutnya mendukung meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. “Penggunaan teknologi sensor load cell dan accelerometer dalam kreativitas ini membuka peluang untuk pemanfaatan lebih lanjut dalam pengembangan IPTEK di bidang kesehatan”, imbuhnya.

Menurut Ignatius Gerald Handono keberhasilan inovasi ini tidak terlepas dari kerjasama dan dedikasi tim PKM-KC UGM dalam mengembangkan solusi inovatif yang memadukan teknologi dan kesehatan. Mereka berharap sandal terapi ini dapat menjadi alat bantu yang andal bagi para pasien dalam menjalani terapi pasca fraktur ekstremitas bawah.

Dalam proses pengembangan, tim PKM-KC UGM merasa bersyukur karena mendapat bantuan dari dokter ortopedi yaitu dr. Dananjaya Putramega, Sp. OT (K) yang sangat berperan memastikan bahwa desain dan fungsi sandal ini sesuai dengan kebutuhan pasien. “Adanya inovasi ini, diharapkan dapat membantu pasien fraktur ekstremitas bawah dalam memonitoring ketercapaian latihan beban dan langkah selama proses pemulihan. Sehingga pemulihan berlangsung dengan baik sehingga pasien dapat kembali beraktivitas normal dengan lebih cepat dan aman,” papar Gerald Handono.

Penulis : Agung Nugroho

Artikel Tim Mahasiswa UGM Ciptakan Sandal Terapi untuk Membantu Pemulihan Pasien Patah Tulang pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/tim-mahasiswa-ugm-ciptakan-sandal-terapi-untuk-membantu-pemulihan-pasien-patah-tulang/feed/ 0
Tim Mahasiswa UGM Kembangkan ReuMate Alat Deteksi Dini Penyakit Rheumatoid Arthritis https://ugm.ac.id/id/berita/tim-mahasiswa-ugm-kembangkan-reumate-alat-deteksi-dini-penyakit-rheumatoid-arthritis/ https://ugm.ac.id/id/berita/tim-mahasiswa-ugm-kembangkan-reumate-alat-deteksi-dini-penyakit-rheumatoid-arthritis/#respond Tue, 24 Sep 2024 09:24:57 +0000 https://ugm.ac.id/?p=70843 Data WHO tahun 2019 menyebutkan sebanyak 18 juta orang hidup dengan rheumatoid arthritis (RA). Penyakit ini adalah jenis penyakit yang tidak dapat disembuhkan, sehingga penderita RA harus melakukan pengobatan dan penanganan jangka panjang. Penyakit autoimun inflamasi sistemik kronis ini, dapat mempengaruhi kualitas hidup, kehidupan sehari-hari, dan kegiatan sosial karena menyebabkan peradangan dan kerusakan struktur sendi […]

Artikel Tim Mahasiswa UGM Kembangkan ReuMate Alat Deteksi Dini Penyakit Rheumatoid Arthritis pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Data WHO tahun 2019 menyebutkan sebanyak 18 juta orang hidup dengan rheumatoid arthritis (RA). Penyakit ini adalah jenis penyakit yang tidak dapat disembuhkan, sehingga penderita RA harus melakukan pengobatan dan penanganan jangka panjang. Penyakit autoimun inflamasi sistemik kronis ini, dapat mempengaruhi kualitas hidup, kehidupan sehari-hari, dan kegiatan sosial karena menyebabkan peradangan dan kerusakan struktur sendi dan tulang.

Peradangan ini seringkali menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan kerusakan sendi secara permanen. RA sering kali tidak diketahui gejala dan penyebabnya, sehingga langkah diagnosisnya juga terkadang terlambat, dan masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui tentang penyakit RA dan memiliki akses minimum dalam mendapat diagnosis dini RA di fasilitas kesehatan.

Penemuan alat deteksi dini yang akurat, memungkinkan intervensi lebih awal, sehingga dapat memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup penderita RA. Tim mahasiswa UGM mengembangkan inovasi alat deteksi dini RA untuk menekan jumlah pasien RA setiap tahunnya melalui teknologi termografi inframerah untuk melihat persebaran suhu pada telapak tangan yang didukung dengan teknologi machine learning untuk meningkatkan keakuratan diagnosis.

Tim mahasiswa ini terdiri atas Awaliya Shabrina, mahasiswa Fakultas Teknik UGM bersama empat orang rekannya, yakni Laila Nur Rizqi Tasnimiyah, Javana Avita Prameswari, Amir Fren Afrizal, dan Muhammad Irfan dengan mendapat bimbingan dari Dr. Eng. Ir. Prapto Nugroho, S.T., M.Eng., IPM. 

Awaliya Shabrina menjelaskan penelitian-penelitian sebelumnya menyebutkan bila pemeriksaan RA masih menggunakan alat invasif dan besar. Karena itu, ia bersama tim berinisiatif merancang sebuah prototipe diagnosis RA yang bisa digunakan di mana saja dan kapan saja. “Terlambat mendiagnosis RA, katanya, dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup hingga kecacatan permanen.  Salah satu penyebabnya dikarenakan diagnosis yang terlambat dan kurangnya pengetahuan dan informasi terkait penyakit ini,” katanya.

Lebih lanjut, Awaliya memaparkan prototipe tersebut diberi nama ReuMate yaitu sebuah alat pendeteksi dini rheumatoid arthritis menggunakan machine learning terintegrasi mobile app. Pengembangan prototipe deteksi dini RA yang bersifat non-invasive dan portabel dengan integrasi metode termografi inframerah dan machine learning ini diperlukan untuk meningkatkan akurasi deteksi kondisi RA pada telapak tangan, serta menyediakan akses informasi edukatif mengenai penanganan dan pencegahan penyakit tersebut. Selain itu alat ini juga dilengkapi dengan informasi edukasi terkait penanganan dan pencegahan penyakit RA yang dapat diakses dengan mudah. 

“Perancangan prototipe ini bermanfaat untuk membantu pendeteksian sedini mungkin penyakit RA secara non invasive, memungkinkan penanganan cepat agar kondisi tidak semakin memburuk, monitoring penanganan dan edukasi untuk pasien RA melalui mobile app,” katanya.

Dengan inovasi ReuMate. Kata Awaliya, tidak hanya meningkatkan akses layanan kesehatan, khususnya di daerah terpencil, tetapi juga berkontribusi signifikan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Dengan deteksi dini RA, ReuMate memungkinkan pengobatan yang lebih efektif, meningkatkan kualitas hidup penderita. “Adanya prototipe ini bisa digunakan di berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia, termasuk di daerah-daerah terpencil karena alat ini mudah untuk dibawa,” jelasnya.

Penulis : Agung Nugroho

Artikel Tim Mahasiswa UGM Kembangkan ReuMate Alat Deteksi Dini Penyakit Rheumatoid Arthritis pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/tim-mahasiswa-ugm-kembangkan-reumate-alat-deteksi-dini-penyakit-rheumatoid-arthritis/feed/ 0
Tim Mahasiswa UGM Mengungkap Tabir Child Sex Tourism di Bali https://ugm.ac.id/id/berita/tim-mahasiswa-ugm-mengungkap-tabir-child-sex-tourism-di-bali/ https://ugm.ac.id/id/berita/tim-mahasiswa-ugm-mengungkap-tabir-child-sex-tourism-di-bali/#respond Tue, 24 Sep 2024 06:26:30 +0000 https://ugm.ac.id/?p=70823 Pariwisata telah menjadi sektor penting bagi masyarakat Indonesia, terutama di daerah Bali. Meski begitu, maraknya kasus yang terjadi akibat banyaknya turis yang datang ini tentu merubah gaya hidup masyarakat Bali. Termasuk adanya  pelibatan anak-anak dalam pariwisata. Pelibatan anak-anak yang sudah termasuk ilegal di mata hukum ini diperparah dengan adanya kasus Child Sex Tourism (CST) yang dalam hal […]

Artikel Tim Mahasiswa UGM Mengungkap Tabir Child Sex Tourism di Bali pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Pariwisata telah menjadi sektor penting bagi masyarakat Indonesia, terutama di daerah Bali. Meski begitu, maraknya kasus yang terjadi akibat banyaknya turis yang datang ini tentu merubah gaya hidup masyarakat Bali. Termasuk adanya  pelibatan anak-anak dalam pariwisata. Pelibatan anak-anak yang sudah termasuk ilegal di mata hukum ini diperparah dengan adanya kasus Child Sex Tourism (CST) yang dalam hal ini termasuk juga pedofilia hingga mengarah pada pelecehan anak di bawah umur.

Berdasarkan hal tersebut, empat mahasiswa Universitas Gadjah Mada dari berbagai macam disiplin ilmu tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa  dengan bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) Universitas Gadjah Mada melakukan penelitian dan analisa secara langsung mengenai hal ini di Bali. Keempat mahasiswa tersebut adalah I Ketut Aditya Prayoga dari jurusan pariwisata yang menganalisis peran pariwisata dalam memicu kasus CST di Bali. Sementara itu, Adit Surya mahasiswa jurusan hukum meneliti tentang viktimisasi atau proses timbulnya penyintas CST. Selanjutnya, Putu Daryatti mahasiswa dari jurusan psikologi melakukan pengukuran terhadap trauma yang dialami penyintas baik secara psikis maupun fisik. Serta, Ni Luh Feby Riveranika mahasiswa dari jurusan sosiologi melakukan analisis proteksi yang dapat dilakukan Pentahelix pariwisata untuk meminimalisir, bahkan menghentikan kasus CST ini.

Pendampingan penelitian ini dilakukan oleh Dr. Fahmi Prihantoro, S.S., M.A. yang memiliki ketertarikan dalam kebijakan pariwisata membantu tim PKM-RSH untuk menganalisis lebih dalam kasus CST mulai dari faktor timbulnya korban, trauma yang dialami penyintas, dan upaya-upaya proteksi yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kasus ini kedepannya. Hasilnya terdapat tiga bentuk viktimisasi CST yang dialami subjek yakni viktimisasi pedofil, tindak perdagangan dan penjualan orang, serta keikutsertaan anak dalam aplikasi MiChat. Viktimisasi yang terjadi disebabkan karena pretisipasi, gaya hidup, tempat sesaat, dan kegiatan rutin.

Ketut menuturkan, dalam proses viktimisasi ditemukan bagaimana proses sehingga anak-anak tersebut menjadi korban melalui riset dan wawancara. Dari mulai perolehan informasi tidak senonoh yang membawa mereka berhubungan dengan para turis, hingga adanya tindak pidana perdagangan orang. Tim mengungkap bahwa alasan utama dari terjerumusnya anak-anak ini adalah kurangnya kepedulian dari orang tua. Adit mengatakan, anak-anak diberikan ponsel sedari kecil sehingga menjadi lebih bebas dalam mengakses informasi yang seharusnya tidak mereka dapatkan. “Kita menemukan bahwa memang anak-anak ini dibawa ke arah seperti itu oleh orang tuanya, atas dasar kemiskinan, masalah-masalah ekonomi, pendidikan, dan sebagainya,” ujar Adit.

Sebenarnya, sudah ada undang-undang yang mengatur perlindungan anak di Indonesia mengenai bagaimana anak seharusnya dilindungi dari adanya kekerasan seksual, eksploitasi seksual, dan sebagainya. Namun, tim PKM-RSH mengungkapkan bahwa mereka masih merasa penegakan atas peraturan ini masih cukup rendah. “Sejatinya karena eksploitasi seks ini mungkin dalam hukum dikenal dengan istilah aduan, jadi ketika tidak ada aduan, pemerintah itu tidak akan mengetahuinya,” tambah Adit.

Setelah melewati kurang lebih empat bulan proses penelitian, pada akhirnya didapatkan tiga penyintas CST sebagai subjek inti penelitian. Selain itu, terdapat Pentahelix pariwisata yakni pemerintah (dinas terkait), NGO, bisnis wisata, akademisi, dan media yang menjadi subjek. “Kami menghubungi yayasan Gerasa Bali dan Lentera Anak Bali, ada beberapa anak yang statusnya masih terlibat. Cuma kami mengakses penyintasnya untuk menceritakan pengalaman mereka kepada kami,” ungkap Feby.

Terkait dampak traumatis, penyintas mengalaminya secara fisik yakni cedera serius yakni sayatan pada kaki hingga penyakit seks menular. Sementara, efek traumatis lainnya menyerang psikologi penyintas yang mengalami mimpi distressing, kilas balik, pengindraan yang persisten terhadap stimulus, perubahan kognisi yang negatif, dan perubahan dalam reaktivitas. “Kami menganalisa menggunakan DSM-5 yang berfokus pada PTSD atau trauma yang mereka alami. Kami mendapatkan mereka itu memang mendapatkan trauma dalam beberapa bentuk,” imbuh Feby.

Mirisnya, orang tua korban juga belum sepenuhnya memahami terkait kejadian ini. Putu Daryatti mengatakan bahwa sang turis yang menjadi pelaku dianggap baik oleh orang tuanya sehingga tidak timbul kecurigaan. “Jadi kayak dibiarin tuh anaknya waktu kecil, bawa aja nih main gitu. Terus orangtuanya dikasih uang, tapi kan orang tuanya nggak ngerti anaknya itu dibawa itu mau diapain,” katanya.

Selain berfokus pada kegiatan penelitian, Tim PKM-RSH CST Bali juga bersikeras untuk menyalurkan edukasi mengenai hal ini. Ketut menyebutkan bahwa salah satu luaran program mereka bertujuan untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat melalui medium yang lebih luas. “Kami juga diminta untuk membuat beberapa media sosial untuk persebaran informasi. Mungkin bisa lihat akun media sosial Instagram, ada juga TikTok dan juga Twitter,” ungkapnya.

Berdasarkan hasil penelitian ini, tim mahasiswa UGM menekankan bahwa diperlukan seluruh peran berbagai pihak terutama keluarga dan juga termasuk Pentahelix pariwisata dalam menciptakan lingkungan yang protektif terhadap anak. Lingkungan yang ramah akan anak-anak, demi mewujudkan pariwisata Bali yang berkelanjutan. “Bisa juga dengan cara memperkuat undang-undang perlindungan anak. Begitu juga dengan prakteknya. Dan kami rasa memang perlu banyak praktik langsung, turun langsung ke lapangan oleh pemerintah,” pungkas Adit.

Penulis : Lintang

Editor   : Gusti Grehenson

Foto.    : Freepik

Artikel Tim Mahasiswa UGM Mengungkap Tabir Child Sex Tourism di Bali pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/tim-mahasiswa-ugm-mengungkap-tabir-child-sex-tourism-di-bali/feed/ 0
CoolNest, Alat Pencegah Heat Stress Ayam Broiler Besutan Mahasiswa UGM https://ugm.ac.id/id/berita/coolnest-alat-pencegah-heat-stress-ayam-broiler-besutan-mahasiswa-ugm/ https://ugm.ac.id/id/berita/coolnest-alat-pencegah-heat-stress-ayam-broiler-besutan-mahasiswa-ugm/#respond Wed, 18 Sep 2024 05:26:53 +0000 https://ugm.ac.id/?p=70665 Permintaan daging ayam yang terus meningkat setiap tahun menjadikan peternakan ayam broiler sebagai salah satu sektor industri potensial di Indonesia. Tingginya konsumsi masyarakat terhadap daging ayam dan didukung dengan pertumbuhan populasi yang stabil membuat industri ini menjadi salah satu sektor yang menjanjikan bagi para pelaku usaha di bidang peternakan. Meski begitu, industri peternakan ayam di […]

Artikel CoolNest, Alat Pencegah Heat Stress Ayam Broiler Besutan Mahasiswa UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Permintaan daging ayam yang terus meningkat setiap tahun menjadikan peternakan ayam broiler sebagai salah satu sektor industri potensial di Indonesia. Tingginya konsumsi masyarakat terhadap daging ayam dan didukung dengan pertumbuhan populasi yang stabil membuat industri ini menjadi salah satu sektor yang menjanjikan bagi para pelaku usaha di bidang peternakan.

Meski begitu, industri peternakan ayam di Indonesia tidak lepas dari tantangan, salah satunya adalah kondisi iklim tropis dengan suhu lingkungan yang cenderung tinggi. Suhu yang panas dapat menyebabkan heat stress pada ayam sehingga berdampak negatif pada produktivitas ternak.

“Ayam yang mengalami heat stress seringkali mengalami penurunan nafsu makan, pertumbuhan yang terhambat, bahkan risiko kematian. Hal ini tentu saja mempengaruhi hasil produksi dan mengurangi keuntungan peternak”, ujar Levia Arkananta Sarjono, mahasiswa Program Studi Ilmu dan Industri Peternakan, Fakultas Peternakan UGM, Rabu (18/9).

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, katanya, diperlukan inovasi yang dapat membantu menjaga kesehatan dan produktivitas ayam meski dalam kondisi suhu tinggi. Salah satu inovasi yang mungkin bisa dikembangkan adalah membuat alat untuk pengaturan suhu dan kelembaban yang lebih baik.

Untuk itu, ia bersama mahasiswa UGM lainnya yang tergabung dalam Tim PKM-PI membuat CoolNest sebagai solusi inovatif. CoolNest dirancang untuk mencegah heat stress dengan menciptakan lingkungan kandang yang lebih optimal, melalui pengaturan suhu dan kelembaban yang lebih baik. “Dengan alat ini maka ayam dapat tumbuh dengan lebih optimal sesuai potensi genetiknya, sekaligus menjaga produktivitas tetap tinggi,” terang Levia.

Tim PKM-PI Universitas Gadjah Mada yang dibimbing oleh Dr. Danang Lelono, S. Si., M. T., dengan ketua tim Widha Rizqika Prasetya (Elektronika dan Instrumentasi) beranggotakan Levia Arkananta Sarjono, Arsyta Notari Lifty Azuhra (Ilmu dan Industri Peternakan), Heva Adlli Wijaya (Elektronika dan Instrumentasi), dan Ilyasa Ihsan Yasin (Teknik Mesin). Mereka berlima berhasil menciptakan inovasi alat yang dinamakan CoolNest: Smart Sprinkle berbasis Internet of Things Pencegah Heat Stress pada Ayam. Dalam perancangannya, kami dari Tim CoolNest telah melakukan kunjungan ke mitra dan studi literatur mengenai komponen alat. Pemrograman pada alat juga dilakukan setelah perancangan alat selesai sehingga dapat terintegrasi dengan Internet of Things (IoT)”, ungkap Rizqika Prasetya, selaku ketua Tim PKM-PI UGM.

Rizqika Prasetya menjelaskan CoolNest terdiri dari 4 komponen utama yaitu slave, master, sprinkle, dan aplikasi mobile. Slave akan mendeteksi kelembaban, suhu, dan kadar ammonia di dalam kandang. Data yang terbaca akan dikirimkan ke database dan dapat diakses melalui aplikasi mobile. “Ketika suhu di dalam kandang tinggi, sprinkle akan menyala sehingga suhu dalam kandang kembali normal. Aplikasi mobile berfungsi untuk memudahkan peternak dalam memantau lingkungan di dalam kandang sehingga manajemen pemeliharaan berjalan maksimal,”katanya.

Arsyta Notari Lifty Azuhra mengungkapkan bila alat CoolNest ini telah diterapkan pada kandang mitra yaitu salah satu peternak di Kebupaten Sleman. Dari praktik yang dilakukan, CoolNest berhasil meningkatkan produktivitas pada kandang mitra. “Data yang terdeteksi pada kandang seperti suhu, kelembaban, dan kadar amonia telah cukup akurat,” ucap Arsyta.

“Dengan adanya CoolNest, peternak dapat mengetahui kondisi kandang secara efisien sehingga peternak mampu meminimalkan hambatan dalam masa pemeliharaan,” sambung Arsyta.

Karya inovasi CoolNest dibuat oleh tim mahasiswa ini memiliki sejumlah keunggulan, selain mampu bekerja secara otomatis, data dari CoolNest dapat tersaji secara real time namun juga mampu mengatur kondisi kandang sesuai kebutuhan ayam.

Penulis : Agung Nugroho

Artikel CoolNest, Alat Pencegah Heat Stress Ayam Broiler Besutan Mahasiswa UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/coolnest-alat-pencegah-heat-stress-ayam-broiler-besutan-mahasiswa-ugm/feed/ 0
Mahasiswa UGM Kenalkan Program Olah Sampah Jadi Energi Listrik https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-kenalkan-program-olah-sampah-jadi-energi-listrik/ https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-kenalkan-program-olah-sampah-jadi-energi-listrik/#respond Tue, 17 Sep 2024 09:14:36 +0000 https://ugm.ac.id/?p=70646 Pengelolaan dan pemilahan sampah saat ini masih menjadi isu lingkungan yang mendesak dan membutuhkan solusi yang inovatif di berbagai kota besar di Indonesia, tidak terkecuali di Kelurahan Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Ditambah masih kurangnya pasokan aliran listrik di desa tersebut menyebabkan tidak semua jalan memiliki penerangan yang memadai.  Berangkat dari dua keprihatinan tersebut, Mahasiswa […]

Artikel Mahasiswa UGM Kenalkan Program Olah Sampah Jadi Energi Listrik pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Pengelolaan dan pemilahan sampah saat ini masih menjadi isu lingkungan yang mendesak dan membutuhkan solusi yang inovatif di berbagai kota besar di Indonesia, tidak terkecuali di Kelurahan Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Ditambah masih kurangnya pasokan aliran listrik di desa tersebut menyebabkan tidak semua jalan memiliki penerangan yang memadai. 

Berangkat dari dua keprihatinan tersebut, Mahasiswa UGM melalui Tim PKM-PM mengenalkan program mengolah sampah menjadi energi listrik yang dapat digunakan untuk lampu jalan di sepanjang Dusun Bojong. Program yang diberi nama Sustainable Streetlight ini berkolaborasi dengan Karang Taruna Pelangi Senja yaitu organisasi pemuda yang beranggotakan remaja usia 16-25 tahun.

Tim riset PKM-PM Sustainable Streetlight beranggotakan lima mahasiswa, yaitu Adinda Putri Romadhon, Lafendra Amalia, Idam Sholikhah, Jane Angguningtyas Deanani, dan Qorina Nisrina Hafshah, berasal dari bidang keilmuan yang berbeda. Mereka tidak hanya memberikan pelatihan dan pengetahuan mengenai pengolahan sampah rumah tangga menjadi energi listrik, tetapi juga berfokus pada pengolahan abu keluaran yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pertanian. “Metode yang digunakan dalam pelaksanaan program ini meliputi beberapa tahap, yaitu koordinasi, sosialisasi, pelatihan teknis, serta evaluasi berkala untuk menilai efektivitas program,” ujar Ir. Eka Firmansyah, S. T., M. Eng., Ph. D., IPM., selaku dosen pembimbing.

Koordinasi internal antara tim PKM-PM dan Karang Taruna Pelangi Senja dimulai sejak 1 Mei 2024 yang dilanjutkan dengan sosialisasi pemilahan sampah dan sosialisasi program Sustainable Streetlight pada 19 Mei 2024. Pelatihan dan praktik pembuatan alat Sustainable Streetlight berlangsung dari 6 Juni hingga Juli 2024. Pada 10 Juli 2024, dilakukan pembentukan struktur organisasi, yang diikuti oleh pelatihan dan praktik pengolahan abu menjadi pupuk kompos pada 18 Juli 2024. “Pelatihan yang kami berikan tidak hanya memberikan keterampilan baru bagi Karang Taruna, tetapi juga memberikan peluang agribisnis yang berkelanjutan, bernilai jual tinggi, dan ramah lingkungan,” ungkap Qorina, salah satu anggota Tim PKM-PM.

Adinda, ketua Tim PKM-PM, mengungkapkan bahwa Program Sustainable Streetlight telah memberikan perubahan pada masyarakat Dusun Bojong. Jika sebelum program, banyak anggota Karang Taruna tidak mengetahui cara memilah sampah dengan baik, kini mereka mampu memilah sampah dan membuat pupuk kompos secara mandiri. “Selain itu, alat Sustainable Streetlight membantu permasalahan warga dalam memanfaatkan sampah anorganik yang sulit terurai dan dibakar di dalam alat menjadi energi listrik yang dapat menyalakan lampu penerangan jalan,” tuturnya.

Tiara, salah satu anggota Karang Taruna, memuji keberhasilan program Sustainable Streetlight yang menurutnya menjadi inspirasi bagi para pemuda di Dusun Bojong. “Para pelajar bahkan sering menanyakan cara membuat alatnya, mereka ingin menduplikasi sehingga manfaat yang dirasakan juga merata ke seluruh dusun tidak hanya di RT 05,” ujarnya.

Tim PKM-PM berharap Program Sustainable Streetlight mampu menciptakan kemandirian mitra Karang Taruna dan membantu menciptakan Dusun Bojong Bebas sampah 2025. Lima mahasiswa Tim PKM-PM percaya bahwa energi listrik berbasis sampah yang dihasilkan dari alat yang mereka ciptakan menjadi bagian dari implementasi ekonomi sirkular, yang mampu mendukung beberapa tujuan seperti kebersihan lingkungan, pengurangan konsumsi bahan bakar fosil, dan pemanfaatan material sisa untuk penyediaan energi.

Penulis: Triya Andriyani

Artikel Mahasiswa UGM Kenalkan Program Olah Sampah Jadi Energi Listrik pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-kenalkan-program-olah-sampah-jadi-energi-listrik/feed/ 0
Mahasiswa UGM Kembangkan Kit Pemeliharaan Anggrek Indoor Berbasis IoT https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-kembangkan-kit-pemeliharaan-anggrek-indoor-berbasis-iot/ https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-kembangkan-kit-pemeliharaan-anggrek-indoor-berbasis-iot/#respond Thu, 12 Sep 2024 11:17:17 +0000 https://ugm.ac.id/?p=70567 Dilansir dari Portal Informasi Indonesia tahun 2019, sekitar 500 spesies atau 10% dari 5.000 spesies anggrek Indonesia adalah komoditas bernilai komersial untuk dikembangkan. Bahkan, di provinsi D. I. Yogyakarta permintaan anggrek yang tinggi mendukung produksi tanaman tertinggi dari seluruh kategori komoditas florikultura pot yang terdata senilai 66.684 pot pada tahun 2022. Terlepas dari minat yang […]

Artikel Mahasiswa UGM Kembangkan Kit Pemeliharaan Anggrek Indoor Berbasis IoT pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Dilansir dari Portal Informasi Indonesia tahun 2019, sekitar 500 spesies atau 10% dari 5.000 spesies anggrek Indonesia adalah komoditas bernilai komersial untuk dikembangkan. Bahkan, di provinsi D. I. Yogyakarta permintaan anggrek yang tinggi mendukung produksi tanaman tertinggi dari seluruh kategori komoditas florikultura pot yang terdata senilai 66.684 pot pada tahun 2022. Terlepas dari minat yang tinggi terhadap tanaman anggrek, konsumen daerah perkotaan di Indonesia masih sering terkendala dalam perawatannya ketika memelihara anggrek di dalam ruangan.

Tim mahasiswa UGM yang terdiri atas Muhammad Ridwan Adyatama (Kedokteran Hewan), Faradila Azzahra Destriyanti (Kedokteran Hewan), Fayza Najma Athiya (Kedokteran Hewan), Arundina Wijaya (Teknologi Pertanian), dan Keffa Auna Rasyidina (Akuntansi), berhasil mengembangkan kit lengkap pemeliharaan anggrek indoor dengan media autorepair dan relief national heritage. ”Pencinta tanaman anggrek di daerah perkotaan masih sering kesulitan dengan perawatan anggrek, maka kami merintis dan mengembangkan Fitovare sebagai inovasi smart urban gardening di Indonesia,” tutur Muhammad Ridwan Adyatama selaku ketua tim dalam keterangan kepada wartawan, Kamis (12/9).

Muhammad Ridwan menjelaskan kit pemeliharaan anggrek yang ia kembangkan dilengkapi dengan perangkat IoT untuk memudahkan konsumen dalam memantau tanaman anggreknya. Bahkan media tanam mudah disisipkan di dalam ruangan, secara otomatis deteksi perubahan warna dan waktu penyiraman. “Kit yang kami kembangkan dilengkapi dengan teknologi internet of things agar pengguna dapat secara langsung memantau suhu dan kelembaban sekitar tanaman anggrek melalui telefon pintar,” urainya.

Saat ini tim Muhammad Ridwan dan teman-temannya dibimbing oleh Ir. Muhammad Arrofiq, S.T., M.T., Ph.D., IPM selaku dosen dari Sekolah Vokasi tengah mengembangkan lagi produk mereka dalam rangka persiapan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-37 di Universitas Airlangga. Meskipun kit yang ada sudah dapat membantu penggunanya dalam merawat anggrek, namun tim masih terus mengembangkan optimasi produk dari segi desain dan kualitas media tanam. ”Kami sedang menguji keberhasilan kit ini secara jangka panjang untuk menjamin bahwa kit kami benar-benar memberikan kepuasan bagi pengguna,” tutur Fayza Najma selaku anggota tim.

Penulis : Gusti Grehenson

Artikel Mahasiswa UGM Kembangkan Kit Pemeliharaan Anggrek Indoor Berbasis IoT pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-kembangkan-kit-pemeliharaan-anggrek-indoor-berbasis-iot/feed/ 0
Limbah Biji Salak dan Kulit Jeruk Berpotensi sebagai Alternatif Terapi Kanker Serviks https://ugm.ac.id/id/berita/limbah-biji-salak-dan-kulit-jeruk-berpotensi-sebagai-alternatif-terapi-kanker-serviks/ https://ugm.ac.id/id/berita/limbah-biji-salak-dan-kulit-jeruk-berpotensi-sebagai-alternatif-terapi-kanker-serviks/#respond Thu, 12 Sep 2024 07:37:41 +0000 https://ugm.ac.id/?p=70563 Kanker serviks menjadi salah satu penyakit yang sangat mengkhawatirkan bagi  masyarakat Indonesia. Pada tahun 2020, kasus kanker serviks di Indonesia  mencapai 36.633 jiwa. Angka ini berhasil menempatkan kanker serviks menjadi  kanker dengan jumlah penderita terbanyak kedua setelah kanker payudara, serta  peringkat ketiga dalam urutan kanker dengan angka kematian tertinggi. Namun begitu, sampai saat ini, penanganan […]

Artikel Limbah Biji Salak dan Kulit Jeruk Berpotensi sebagai Alternatif Terapi Kanker Serviks pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Kanker serviks menjadi salah satu penyakit yang sangat mengkhawatirkan bagi  masyarakat Indonesia. Pada tahun 2020, kasus kanker serviks di Indonesia  mencapai 36.633 jiwa. Angka ini berhasil menempatkan kanker serviks menjadi  kanker dengan jumlah penderita terbanyak kedua setelah kanker payudara, serta  peringkat ketiga dalam urutan kanker dengan angka kematian tertinggi.

Namun begitu, sampai saat ini, penanganan penyakit kanker hanya dapat dilakukan dengan kemoterapi, radioterapi, dan operasi. Adapun obat kemoterapi  yang umum digunakan dalam pengobatan kanker memiliki efek samping yang dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Oleh sebab itu, dibutuhkan  pengembangan alternatif pengobatan kanker serviks dengan efek samping yang  minimum.

Melihat urgensi dari permasalahan tersebut, lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang tergabung dalam tim Cisaheal, terdiri dari Aditya Latiful Azis (Biologi 2022), Asy Syifa Paras Ceria (Biologi 2022), Shabrina Farras Tsany (Kedokteran 2021), Rahmalia Diani Saffana (Kedokteran 2021), dan Faqih Fikri Nuryanto (Farmasi 2023) dengan dosen pembimbing Woro Anindito Sri Tunjung, M.Sc., Ph.D., melakukan penelitian yang dilakukan oleh bertujuan untuk melakukan eksplorasi potensi obat herbal anti kanker serviks menggunakan kombinasi ekstrak biji salak pondoh (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss) dan kulit jeruk pamelo (Citrus maxima (Burm.) Merr.). Penelitian yang ini didanai oleh Kemendikbudristek RI melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE).

Aditya menerangkan bahwa pemilihan biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo sebagai agen anti kanker serviks bukan tanpa alasan. Biji salak pondoh diketahui mengandung senyawa polifenol, alkaloid, dan terpenoid, yang berpotensi memiliki aktivitas antioksidan. Sementara itu, pada kulit jeruk pamelo ditemukan senyawa flavonoid dan likopen, yang berpotensi memiliki sifat sitotoksik pada sel kanker. “Pemanfaatan obat herbal sebagai alternatif terapi diyakini memiliki efek samping yang relatif lebih kecil dibandingkan obat modern,” kata Aditya dalam keterangan kepada wartawan, Kamis (12/9).

Ia menambahkan, kombinasi biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo berpotensi menjadi pengobatan alternatif kanker serviks dengan efek samping yang minimum. Pada bagian biji salak dan kulit jeruk pamelo terkandung metabolit sekunder yang berpotensi dalam pengobatan anti kanker serviks. Selain itu, produksi dan konsumsi salak dan jeruk pamelo menunjukkan tren meningkat setiap tahunnya di Indonesia.

“Sampah dari buah ini berpotensi meningkatkan jumlah limbah organik. Kami berharap dengan adanya penelitian ini dapat memperluas alternatif pengobatan pada kanker serviks menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan minim efek samping” ujar Adit selaku ketua tim.

Sebagai upaya membuktikan efikasi kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo, Adit dan rekan tim mahasiswa lainnya melakukan beberapa tahapan uji, yaitu skrining profil fitokimia, uji in silico, uji aktivitas antiinflamasi, uji sitotoksisitas dan uji antiproliferasi dengan MTT assay, uji penghambatan migrasi sel HeLa, serta uji apoptosis. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah mereka lakukan, terbukti kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo memiliki aktivitas anti inflamasi, menghambat migrasi sel HeLa, dan mampu memicu apoptosis pada sel kanker serviks.

“Kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo dapat menjadi alternatif terapi pada kanker serviks dengan memanfaatkan potensi alam,” ungkap Shabrina, selaku anggota tim.

Penulis : Gusti Grehenson

Artikel Limbah Biji Salak dan Kulit Jeruk Berpotensi sebagai Alternatif Terapi Kanker Serviks pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/limbah-biji-salak-dan-kulit-jeruk-berpotensi-sebagai-alternatif-terapi-kanker-serviks/feed/ 0