Kumpulan Artikel Penelitian dan Inovasi - Universitas Gadjah Mada https://ugm.ac.id/id/category/penelitian-dan-inovasi/ Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi Fri, 07 Feb 2025 05:13:08 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.1.7 Padukan Sains dan Teknologi, Tim UGM dan Edinburgh Bikin Robot dari Rangka Biawak https://ugm.ac.id/id/berita/padukan-sains-dan-teknologi-tim-ugm-dan-edinburgh-bikin-robot-dari-rangka-biawak/ https://ugm.ac.id/id/berita/padukan-sains-dan-teknologi-tim-ugm-dan-edinburgh-bikin-robot-dari-rangka-biawak/#respond Fri, 07 Feb 2025 05:13:08 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75676 Umumnya robot dibuat dari berbagai dari berbagai bahan seperti baja, aluminium karet, plastik atau kardus. Selanjutnya dipadu dengan berbagai komponen mikrokontroler dan sensor. Berbeda dengan yang satu ini, tim fakultas Biologi UGM dan universitas Edinburgh membuat robot dengan rangka asli seekor biawak. Kolaborasi ini menghasilkan necrorobot biawak yang dapat bergerak sederhana sebagai bahan pembelajaran di bidang sistematika […]

Artikel Padukan Sains dan Teknologi, Tim UGM dan Edinburgh Bikin Robot dari Rangka Biawak pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Umumnya robot dibuat dari berbagai dari berbagai bahan seperti baja, aluminium karet, plastik atau kardus. Selanjutnya dipadu dengan berbagai komponen mikrokontroler dan sensor. Berbeda dengan yang satu ini, tim fakultas Biologi UGM dan universitas Edinburgh membuat robot dengan rangka asli seekor biawak. Kolaborasi ini menghasilkan necrorobot biawak yang dapat bergerak sederhana sebagai bahan pembelajaran di bidang sistematika hewan. Teknologi ini memadukan antara ilmu sains dan engineering, melalui kerja sama antar kedua universitas.

Penelitian ini digagas oleh Dosen Fakultas Biologi Dr. Eko Agus Suyono dengan Dosen Edinburgh University, Dr. Parvez Alam pada September tahun lalu. Ide tersebut bermula saat Parves Alam mengajak dua mahasiswanya yang tengah menempuh pendidikan master degree School of Engineering di University of Edinburgh yakni Leo Foulds dan Nadia Ditta untuk datang dan bekerja di Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi UGM guna mempelajari kerangka reptil terutama biawak dan ular. “Saat itu dosen Biologi, Donan Satria Yudha,  memberikan informasi terkait cara bergerak reptil, taksonomi, dan anatomi reptil yang ada di Indonesia,” kata Eko dalam keterangan kepada wartawan, Jumat (7/2).

Selama 2 minggu pertama, kata Eko, kedua tim berbagi tugas  dari mempelajari pergerakan biawak dengan merekam biawak dewasa hidup saat berjalan yang dilakukan oleh Dr. Pervez Alam. Selanjutnya, kedua tim mempelajari mekanika tulang biawak dan melakukan CT Scan rangka biawak untuk membuat cetakan rangkanya. “Selanjutnya rangka ini akan dipasang mesin robot saat kembali ke Edinburgh,” katanya

Pada pertengahan Januari 2025, Parvez menghubungi Eko Agus Suyono beserta Donan untuk menunjukkan video yang berisi rekaman cetakan rangka biawak yang dapat berjalan setelah dipasang mesin necrorobot. Pada akhir Januari 2025, Parvez kembali lagi ke Fakultas Biologi UGM untuk merangkai mesin robot tersebut di kerangka biawak asli. “Selama merangkai mesin robot pada rangka biawak asli, dibantu oleh Donan Satria Yudha, ia juga dibantu oleh Frans dari staf Museum Biologi serta beberapa mahasiswa,”katanya.

Saat merangkai mesin robot ke rangka biawak tersebut melibatkan Donan Satria Yudha, M.Sc. yang merupakan dosen Laboratorium Sistematika Hewan Beliau bersama FX Sugiyo Pranoto, S.Si. atau dari Museum Biologi UGM, dan beberapa mahasiswa seperti Rashif Naufal Andika, S.Si., Ananto Puradi Nainggolan, S.Si., Maula Haqul Dafa, S.Pd., Arkanniti Dibyawedha Adisajjana dan Afif Fatah Rizki.

Merangkai robot pada kerangka biawak asli menurut Eko tidaklah mudah. Parvez berhasil menyelesaikan dalam tiga hari hingga akhirnya berhasil menyusun necrorobot biawak yang dapat bergerak sederhana. Hasil ini sangat melegakan, mengingat perbedaan bahan, komposisi serta struktur antara cetakan dengan tulang aslinya. Necrorobot biawak tersebut selanjutnya dihibahkan oleh Parvez ke Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi UGM, agar dapat menjadi pembelajaran baru bagi dosen dan para mahasiswa umumnya. “Bagi Fakultas Biologi kegiatan mempelajari dan merangkai necrorobot dari rangka biawak ini merupakan pengetahuan yang baru,” pungkasnya.

Penulis : Jelita Agustine

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Padukan Sains dan Teknologi, Tim UGM dan Edinburgh Bikin Robot dari Rangka Biawak pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/padukan-sains-dan-teknologi-tim-ugm-dan-edinburgh-bikin-robot-dari-rangka-biawak/feed/ 0
Peneliti UGM Berhasil Kembangkan Imunostimulan Ikan dan Udang dari Rumput Laut Cokelat https://ugm.ac.id/id/berita/peneliti-ugm-berhasil-kembangkan-imunostimulan-ikan-dan-udang-dari-rumput-laut-cokelat/ https://ugm.ac.id/id/berita/peneliti-ugm-berhasil-kembangkan-imunostimulan-ikan-dan-udang-dari-rumput-laut-cokelat/#respond Thu, 06 Feb 2025 07:25:45 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75609 Guru Besar Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc., berhasil memperoleh penghargaan dari The Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award 2025. Penghargaan ini diberikan kepada 14 peneliti dari 26 perguruan tinggi di Asia Tenggara. Alim menerima penghargaan ini bersama dua dosen UGM lain, yaitu Rachma Wikandari, S.T.P., M.Biotech., Ph.D. dari Fakultas […]

Artikel Peneliti UGM Berhasil Kembangkan Imunostimulan Ikan dan Udang dari Rumput Laut Cokelat pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Guru Besar Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc., berhasil memperoleh penghargaan dari The Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award 2025. Penghargaan ini diberikan kepada 14 peneliti dari 26 perguruan tinggi di Asia Tenggara. Alim menerima penghargaan ini bersama dua dosen UGM lain, yaitu Rachma Wikandari, S.T.P., M.Biotech., Ph.D. dari Fakultas Teknologi Pertanian dan Prof. drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D. dari Fakultas Kedokteran Gigi.

Alim meraih penghargaan kategori Best Innovation Award dengan inovasinya mengenai proses nir limbah dalam pemanfaatan rumput laut cokelat untuk penanggulangan penyakit ikan atau udang dan produksi pupuk hayati. “Inovasi ini terinspirasi dari kekayaan laut Indonesia yang masih belum banyak digarap oleh peneliti maupun industri,” kata Alim kepada wartawan, Kamis (6/2).

Menurut Alim, rumput laut cokelat atau Phaeophyceae, memiliki kandungan alginat yang tinggi. Selain itu, rumput laut cokelat juga mengandung fucoidan. “Alginat dapat diterapkan di bidang medis, industri, pangan, pakan dan perikanan,” ujarnya.

Penelitiannya, kata Alim, berkutat pada pemanfaatan kandungan senyawa alginat dan fucoidan yang terdapat pada rumput laut cokelat untuk bidang akuakultur. Sebagai dosen Departemen Perikanan Fakultas Pertanian, Alim menggunakan senyawa alginat untuk meningkatkan kekebalan ikan dan udang. Sementara senyawa fucoidan digunakan untuk meningkatkan efektivitas vaksin ikan. “Penelitian ini menghasilkan beberapa formulasi imunostimulan yang berbasis pada alginat dan fucoidan,” paparnya.

Alim berharap hasil penelitian ini dapat diaplikasikan di masyarakat, baik oleh industri maupun pembudidaya ikan. Pasalnya, industri farmasi veteriner dapat memproduksi vaksin ikan dengan tambahan adjuvant yaitu fucoidan dan immunostimulan. “Vaksin ini telah didistribusikan ke petani ikan laut untuk meningkatkan sistem kekebalan ikan.  Kita juga bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan untuk mengkomersialisasikan produk-produk tersebut,” terangnya.

Ke depannya, Alim berharap penelitian ini dapat dilanjutkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan sempurna. Salah satu upayanya adalah dengan meng-upgrade teknologi yang digunakan untuk membuat vaksin dan immunostimulan. Alim mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mulai membuat nanopartikel berupa nanoalginat dan nanofucoidan. Dengan membuat partikel-partikel nano, efektivitas produk hasil formulasi diharapkan akan meningkat. “Kita ingin meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi perikanan sebagai sumber protein untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan masyarakat,” tutur Alim.

Penelitian yang memanfaatkan rumput laut cokelat ini, diakui Alim, berbasis pada konsep zero waste process. Alim mengaku bersyukur mendapatkan penghargaan terkait risetnya dalam pemanfaatan rumput laut cokelat.  Selain mendapat penghargaan dari Hitachi Award, sebelumnya Alim juga mendapatkan penghargaan sebagai Academic Leader Bidang Kemaritiman dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 2023. “Saya bangga sebagai insan UGM, karena penghargaan ini juga menunjukkan reputasi UGM yang diakui secara nasional dan internasional” ujarnya.

Penulis  : Tiefany

Editor    :   Gusti Grehenson

Foto      : Firsto & Antara

Artikel Peneliti UGM Berhasil Kembangkan Imunostimulan Ikan dan Udang dari Rumput Laut Cokelat pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/peneliti-ugm-berhasil-kembangkan-imunostimulan-ikan-dan-udang-dari-rumput-laut-cokelat/feed/ 0
Dosen UGM Teliti Potensi Ragi Merah untuk Sumber Energi Alternatif https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-ugm-teliti-potensi-ragi-merah-untuk-sumber-energi-alternatif/ https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-ugm-teliti-potensi-ragi-merah-untuk-sumber-energi-alternatif/#respond Thu, 06 Feb 2025 04:42:16 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75591 Produksi sumber energi di seluruh dunia dihadapkan pada kendala ketergantungan pada bahan bakar fosil yang suatu saat pasti akan habis. Sementara tantangan pengembangan energi alternatif lainnya dihadapkan pada biaya produksi yang tinggi dan efisiensi produksi yang rendah. Dosen Biologi UGM Ganies Riza Aristya, S.Si., M.Sc., Ph.D., tengah meneliti Jamur Rhodotorula glutinis atau biasa disebut ragi merah sebagai […]

Artikel Dosen UGM Teliti Potensi Ragi Merah untuk Sumber Energi Alternatif pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Produksi sumber energi di seluruh dunia dihadapkan pada kendala ketergantungan pada bahan bakar fosil yang suatu saat pasti akan habis. Sementara tantangan pengembangan energi alternatif lainnya dihadapkan pada biaya produksi yang tinggi dan efisiensi produksi yang rendah.

Dosen Biologi UGM Ganies Riza Aristya, S.Si., M.Sc., Ph.D., tengah meneliti Jamur Rhodotorula glutinis atau biasa disebut ragi merah sebagai sumber energi bahan bakar alternatif. Jamur ini dapat ditemukan di beberapa lingkungan dan dapat diisolasi dari udara, tanah, rumput, danau, lautan, makanan, buah-buahan, kulit manusia, maupun kotoran manusia. Riset ini diharapkan mampu mengoptimalkan penggunaan mikroorganisme untuk produksi bioenergi sebagai sumber energi terbarukan sebagai pengganti sumber energi fosil

Soal seberapa besar potensi ragi merah untuk sumber energi alternatif, Ganies menyebutkan ragi merah ini berpotensi besar sebagai sumber energi karena jamur ini mampu mengakumulasi dan memproduksi lipid dalam jumlah yang besar. “Dalam beberapa kasus akumulasi lipid pada R. glutinis dapat mencapai 72,4% yang membuatnya berpotensi sebagai penghasil lipid untuk sumber energi,” kata Ganies kepada wartawan, kamis (7/2).

Kemampuannya dalam menghasilkan lipid dalam jumlah besar berasal dari jalur biosintesis yang memungkinkan mikroorganisme ini mengonversi berbagai sumber karbon menjadi senyawa bernilai tinggi, termasuk lipid ataupun biopolimer lainnya. Bahkan pengembangan produk lipid tidak hanya berupa biofuel namun bisa ke arah pengembangan produk biopolimer dapat berupa polimer penyusun bioplastik, polyhydroxybutyrate. “Pengoptimalan sintesis senyawa esensial pada ragi merah ini dapat dilakukan dengan rekayasa proses, rekayasa genetik, ataupun rekayasa metabolisme,” ungkapnya.

Dipilihnya Ragi merah atau R. glutinis dipilih sebagai bahan riset, kata Ganies, dirinya melihat kemampuannya jamur ini dalam mengakumulasi lipid dalam jumlah tinggi, terutama dalam bentuk triasilgliserol (TAG) yang dapat dikonversi menjadi energi dalam bentuk biofuel. “R. glutinis juga dipilih sebagai bahan riset karena kemampuannya untuk tumbuh pada berbagai macam substrat,” katanya.

Tidak hanya sampai di situ, kemampuan ragi merah dalam memproduksi lipid lebih dari 15% dari berat kering selnya, ragi ini juga memiliki kemampuan untuk memetabolisme berbagai senyawa yang digunakan sebagai sumber karbon, seperti monosakarida, disakarida, atau polisakarida, asam organik, gliserol, bahan baku, produk sampingan industri, dan limbah cair.

Perlu diketahui, kampuan jamur ini mampu memproduksi dan mengakumulasi lipid dalam jumlah yang besar saat mengalami keterbatasan nitrogen namun memiliki ketersediaan karbon yang cukup. Dalam kondisi tersebut, yeast akan mengarahkan metabolisme untuk biosintesis lipid sebagai cadangan energi berupa Triasilgliserol (TAG). Selanjutnya, Lipid yang dihasilkan dapat diekstraksi dan dikonversi menjadi biodiesel yang digunakan sebagai sumber energi. “Lipid yang diperoleh dari sel ragi akan dikonversi menjadi biodiesel melalui transesterifikasi yang akan mereaksikan TAG dengan metanol untuk menghasilkan biodiesel dalam bentuk fatty acid methyl ester (FAME). Biodiesel yang diperoleh dapat digunakan sebagai energi,” katanya.

Penelitian mengenai rekayasa genetik pada mikroorganisme ini sudah berlangsung 8 tahun. Atas riset yang tengah dilakukannya ini bersama tim, ganies berhasil mendapatkan dana hibah penelitian untuk kategori Science and Technology Research Grant (STRG) dari Indonesia Toray Science Foundation (ITSF). Dengan karyanya yang berjudul “Yeast Bioengineering for Sustainable Lipid-Based Energy Production from Rhodotorula glutinis,” Ganies merupakan salah satu dari 18 penerima penghargaan STRG-ITSF tahun 2025 pada 30 januari lalu di Jakarta.

Penulis : Jelita Agustine

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Dosen UGM Teliti Potensi Ragi Merah untuk Sumber Energi Alternatif pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-ugm-teliti-potensi-ragi-merah-untuk-sumber-energi-alternatif/feed/ 0
Teliti Manfaat Mikroprotein pada Jamur Tempe, Rachma Wikandari Raih Penghargaan Hitachi Award https://ugm.ac.id/id/berita/teliti-manfaat-mikroprotein-pada-jamur-tempe-rachma-wikandari-raih-penghargaan-hitachi-award/ https://ugm.ac.id/id/berita/teliti-manfaat-mikroprotein-pada-jamur-tempe-rachma-wikandari-raih-penghargaan-hitachi-award/#respond Tue, 04 Feb 2025 08:45:27 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75446 Dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada, Rachma Wikandari, S.T.P., M.Biotech., Ph.D., berhasil mendapatkan penghargaan The Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award. Penghargaan ini diberikan atas dedikasi risetnya mengenai mikroprotein yang dikembangkan dari air rebusan kedelai. Penelitian mengenai mikroprotein telah dilakukan Rachma kurang lebih selama 4 tahun ini. Menurutnya, mikroprotein merupakan protein alternatif yang […]

Artikel Teliti Manfaat Mikroprotein pada Jamur Tempe, Rachma Wikandari Raih Penghargaan Hitachi Award pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada, Rachma Wikandari, S.T.P., M.Biotech., Ph.D., berhasil mendapatkan penghargaan The Hitachi Global Foundation Asia Innovation Award. Penghargaan ini diberikan atas dedikasi risetnya mengenai mikroprotein yang dikembangkan dari air rebusan kedelai.

Penelitian mengenai mikroprotein telah dilakukan Rachma kurang lebih selama 4 tahun ini. Menurutnya, mikroprotein merupakan protein alternatif yang memiliki kandungan nutrisi protein yang berada di antara daging dan kedelai. Kandungan asam amino yang dimiliki juga lebih lengkap dibanding kedelai. Mikroprotein sendiri terbuat dari Miselium jamur tempe yang ditumbuhkan pada media cair. Tekstur hasil panen seperti adonan kue (dough) sehingga mudah untuk dibentuk seperti bakso atau sosis. “Hanya saja masih perlu adanya pengembangan untuk tekstur hasil panen supaya mirip seperti daging ayam,” kata Rachma, Selasa (4/2) .

Terkait kepakarannya dalam pengolahan pangan, Rachma menyebutkan keunggulan dari mikroprotein ini tidak hanya dari segi nutrisinya saja. Namun, proses pembuatan Mikroprotein ini sendiri cukup singkat yaitu 2 hari dengan hasil panen mencapai satu kilogram. Bahkan ukuran reaktor yang dibutuhkan hanya 1×1 meter sehingga tidak memakan tempat. “Enzim yang terkandung di dalamnya bisa tumbuh dalam berbagai macam substrat contohnya seperti air rebusan kedelai,” jelasnya.

Tidak hanya pada kandungan nutrisi, imbuhnya, produksi mikroprotein bisa menanggulangi permasalahan limbah yang dihasilkan industri tempe serta menambah pendapatan bagi pedagang tempe. Untuk saat ini, Rachma tengah membuat model sterilisasi media dan saat ini pun sedang dikaji lebih mendalam untuk reaktor agar dapat lebih sederhana sehingga bisa untuk dikomersilkan.

Riset yang dilakukan Rachma ini tidak hanya membawanya memenangkan penghargaan Hitachi Awards, sebelumnya Ia juga sudah beberapa kali memenangkan penghargaan salah satunya L’Oreal – Unesco for Women in Science National Fellowship 2024 Award Academy.

Penghargaan yang didapatkan ini, Rachma Wikandari juga menyampaikan bahwa dirinya jadi semakin termotivasi untuk terus memberikan kontribusi nyata terhadap masyarakat. Apalagi selama pengembangan riset ini, katanya,  ia tantangan tersendiri dalam upaya pengenalan ke masyarakat. Dosen Fakultas Teknologi Pertanian ini menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia cenderung tidak mudah menerima olahan pangan baru yang dianggap asing atau biasa disebut food neophobia. Padahal jamur yang ada dalam produk mikroprotein ini sebenarnya sama dengan jamur yang ada pada tempe sehingga masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengkonsumsi olahan mikroprotein.

Pada bulan Desember 2024 lalu, kata Rachma, mikroprotein telah diperkenalkan kepada masyarakat dengan bekerja sama dengan seorang chef untuk mengolah produk tersebut menjadi spaghetti. Tanggapan dari masyarakat pun positif dan banyak yang menyukai olahan mikroprotein. Mereka berpendapat bahwa olahan mikroprotein memiliki tekstur yang mirip dengan sosis.

Rachma berharap, riset potensi pangan alternatif yang ia kembangkan ini bisa berkontribusi menyelesaikan masalah di masyarakat dengan mencari dan memanfaatkan potensi pangan lokal.

Penulis : Jelita Agustine

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Firsto dan Shutterstock

Artikel Teliti Manfaat Mikroprotein pada Jamur Tempe, Rachma Wikandari Raih Penghargaan Hitachi Award pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/teliti-manfaat-mikroprotein-pada-jamur-tempe-rachma-wikandari-raih-penghargaan-hitachi-award/feed/ 0
Semar UGM Siap Ikut Kompetisi Shell Eco-Marathon 2025 di Qatar https://ugm.ac.id/id/berita/semar-ugm-siap-ikut-kompetisi-shell-eco-marathon-2025-di-qatar/ https://ugm.ac.id/id/berita/semar-ugm-siap-ikut-kompetisi-shell-eco-marathon-2025-di-qatar/#respond Wed, 15 Jan 2025 08:51:36 +0000 https://ugm.ac.id/?p=74737 Semar UGM salah satu kendaraan inovatif kebanggan UGM tengah mempersiapkan debut mereka di Shell Eco-Marathon Asia Pasifik dan Timur Tengah 2025 yang akan digelar di Sirkuit Lusail, Qatar pada 8-12 Februari mendatang. Shell Eco-marathon merupakan kompetisi bergengsi yang mempertemukan kendaraan-kendaraan hemat energi yang mendobrak batasan-batasan yang ada. Tahun ini menandai babak baru setelah lima tahun […]

Artikel Semar UGM Siap Ikut Kompetisi Shell Eco-Marathon 2025 di Qatar pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Semar UGM salah satu kendaraan inovatif kebanggan UGM tengah mempersiapkan debut mereka di Shell Eco-Marathon Asia Pasifik dan Timur Tengah 2025 yang akan digelar di Sirkuit Lusail, Qatar pada 8-12 Februari mendatang. Shell Eco-marathon merupakan kompetisi bergengsi yang mempertemukan kendaraan-kendaraan hemat energi yang mendobrak batasan-batasan yang ada. Tahun ini menandai babak baru setelah lima tahun berturut-turut kompetisi digelar di Indonesia, tepatnya di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Dalam upaya memaksimalkan potensi untuk berkompetisi dengan hasil inovasi kendaraan hemat energi dari sejumlah tim mahasiswa internasional, Hans Tobias Sihombing yang juga berperan sebagai General Manager Semar UGM, tim Semar UGM menghadirkan dua kendaraan terbaiknya, yaitu Semar Urban Hydroz 1.2 yang mengandalkan bahan bakar hidrogen dan Semar Proto 4.0 yang menggunakan listrik sebagai sumber energi utamanya. “Kita ingin membawa visi besar untuk mendorong inovasi keberlanjutan dengan kompetisi internasional ini,” kata Hans dalam keterangan kepada wartawan, Rabu (15/1).

Pada kompetisi sebelumnya, kata Hans, Semar UGM sukses mencetak berbagai pencapaian gemilang seperti Juara 1 Kategori Urban Hydrogen Fuel, Juara 1 Kategori Prototype Electric dengan rekor 938 km/kWh, Juara 1 Kategori Off-track Data dan Telemetri serta juara 3 Regional Championship. “Raihan Semar UGM di tahun-tahun sebelumnya membuktikan dominasi, dan kompetensi Semar UGM sebagai salah satu tim terbaik dalam bidang kendaraan hemat energi,” paparnya.

Jalan Semar UGM untuk menjadi juara tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pengorbanan besar harus dilakukan seperti harus melewatkan ujian akhir semester dan diharuskan mengulang ujian tersebut setelah kompetisi selesai. Saat pelaksanaan kompetisi pun, tim sempat menghadapi tekanan besar akibat salah satu masalah krusial. Kendaraan Semar Proto 4.0 sempat tidak lolos uji teknis hingga hari kedua sehingga Semar Proto tidak memiliki kesempatan untuk latihan di lintasan tersebut. Dengan penuh ketegangan, diskusi panjang, dan kerja sama yang luar biasa, Semar Proto 4.0 akhirnya merebut juara pertama di kategorinya. “Pengalaman ini menjadi momen mendebarkan yang menunjukkan ketangguhan, dedikasi, dan tekad tim untuk mewujudkan yang terbaik dan menjadi juara,” kenangnya.

Semangat inovasi inilah yang akan terus ditekadkan Semar UGM untuk membawa desain kendaraan ramah lingkungan mereka lebih dekat ke implementasi di jalan raya. Perjalanan menuju prestasi ini tidak dilakukan sendirian. Semar UGM bangga mendapat dukungan dari berbagai mitra yang berkomitmen pada keberlanjutan  seperti PT Petrokimia Gresik, Pos Properti Indonesia, Jericho, PLN, Toyota Astra Motor, Citra Jelajah Informatika, Wefreight, Inalum, Pebsteel, Dharma Precision Parts, dan Air Liquide. Semar UGM juga terus membuka pintu kolaborasi dengan mitra-mitra baru yang berbagi visi yang sama, yaitu menciptakan inovasi dan kreasi yang bermanfaat dan berkelanjutan bagi dunia.

Penulis : Lazuardi

Editor   : Gusti Grehenson

Foto     : Dok.Tim Semar UGM

Artikel Semar UGM Siap Ikut Kompetisi Shell Eco-Marathon 2025 di Qatar pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/semar-ugm-siap-ikut-kompetisi-shell-eco-marathon-2025-di-qatar/feed/ 0
UGM Luncurkan Beras Premium Presokazi untuk Bantu Atasi Masalah Stunting  https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-luncurkan-beras-premium-presokazi-untuk-bantu-atasi-masalah-stunting/ https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-luncurkan-beras-premium-presokazi-untuk-bantu-atasi-masalah-stunting/#respond Fri, 27 Dec 2024 09:01:55 +0000 https://ugm.ac.id/?p=74237 Sektor ketahanan pangan menjadi salah satu agenda utama dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Dalam menjawab tantangan tersebut, UGM melakukan hilirisasi inovasi varietas padi Gadjah Mada Gogo Rancah 7 (Gamagora) menjadi produk Beras Premium Presokazi. Prof. Dr. Ir. Taryono, M.Sc. selaku peneliti menjelaskan inovasi beras Presokazi ditujukan untuk mengatasi permasalahan kekurangan gizi, khususnya zat besi (Fe) […]

Artikel UGM Luncurkan Beras Premium Presokazi untuk Bantu Atasi Masalah Stunting  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>

Sektor ketahanan pangan menjadi salah satu agenda utama dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Dalam menjawab tantangan tersebut, UGM melakukan hilirisasi inovasi varietas padi Gadjah Mada Gogo Rancah 7 (Gamagora) menjadi produk Beras Premium Presokazi. Prof. Dr. Ir. Taryono, M.Sc. selaku peneliti menjelaskan inovasi beras Presokazi ditujukan untuk mengatasi permasalahan kekurangan gizi, khususnya zat besi (Fe) dan seng (Zn) pada anak dan ibu hamil yang menyebabkan tumbuh kembang anak terhambat dan mengakibatkan gejala kekerdilan (stunting). Beras sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia menjadi salah satu opsi yang menjanjikan, karena terjangkau dan aksesibilitasnya tinggi. Beras Presokazi dihasilkan dari budidaya varietas padi Gamagora 7 menggunakan pupuk Super Smart Fertilizer (SSF) yang juga merupakan hasil inovasi PIAT UGM. “Gagasan dan penelitian biofortifikasi yaitu meningkatkan kandungan gizi pangan melalui budidaya sudah digagas lama, hanya untuk beras Presokazi baru dimulai tahun 2023,” terang Taryono, Jumat (27/12).

Riset pengembangan beras Presokazi dilakukan oleh tim peneliti pangan Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian UGM bekerja sama dengan pihak swasta setelah melihat nilai strategis dari beras ini. Varietas padi Gamagora 7 mulanya ditujukan untuk mengatasi masalah perubahan iklim yang mempengaruhi hasil panen petani. Dibanding jenis padi lainnya, Gamagora 7 lebih tahan terhadap kondisi lingkungan dan perubahan iklim. Padi Gamagora 7 akan tetap tumbuh di lahan kering maupun tadah hujan. Ketahanan terhadap hama seperti wereng juga terbukti. Selain itu, Gamagora 7 memiliki masa panen yang lebih singkat, yakni sekitar 104 hari dan potensi hasil mencapai 9,8 ton per hektar. Hal ini dapat menarik petani untuk membudidayakan padi Gamagora 7 bergizi tinggi.

Menurut Taryono, terlepas dari tujuan awal inovasinya, Gamagora 7 secara kebetulan menghasilkan beras bermutu tinggi yang pulen dan kaya protein. “Penggunaan bahan pembenah tanah pupuk super cerdas yang berasal dari limbah pertanian mampu meningkatkan kandungan zat besi dan seng,” ucapnya. Implementasi riset dilakukan langsung di lahan masyarakat kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Barulah dicetuskan ide untuk membuat produk beras premium Presokazi.

Diakui Taryono, proses hilirisasi riset hingga mampu menjadi produk komersial tidaklah mudah. Dibutuhkan biaya produksi tambahan yang tinggi dalam proses pembenahan tanah, menanam, hingga panen. Pengembangan racikan bahan pembenah pupuk SSF juga memakan biaya yang tidak sedikit. Ditambah lagi tantangan dari minat para petani untuk menanam padi Gamagora 7 yang masih terbilang baru dan belum familiar di masyarakat.

Sejauh ini, hilirisasi riset Gamagora 7 sudah berkolaborasi dengan dua industri, yakni PT. Tunas Widji Inti Nayottama (TWINN) dan PT Agri Sparta. Taryono berharap, beras Presokazi dengan berbagai kelebihan dan keunggulannya untuk menyelesaikan masalah agrokompleks ini mampu menarik perhatian industri dalam proses komersialisasi. “Beberapa perusahaan tertarik untuk menggunakan teknologi pengembangan beras Presokazi tersebut, bahkan terdapat juga perusahaan swasta yang tertarik memasarkan langsung beras tersebut,” pungkasnya.

Penulis : Tasya

Editor : Gusti Grehenson

Artikel UGM Luncurkan Beras Premium Presokazi untuk Bantu Atasi Masalah Stunting  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-luncurkan-beras-premium-presokazi-untuk-bantu-atasi-masalah-stunting/feed/ 0
Teliti Integrated Biorefineries, Dosen UGM Raih eAsia Grant  https://ugm.ac.id/id/berita/teliti-integrated-biorefineries-dosen-ugm-raih-easia-grant/ https://ugm.ac.id/id/berita/teliti-integrated-biorefineries-dosen-ugm-raih-easia-grant/#respond Thu, 19 Dec 2024 05:40:01 +0000 https://ugm.ac.id/?p=74065 Dosen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Univerisitas Gadjah Mada, Hanifrahmawan Sudibyo, S.T., M.Eng., M.S., Ph.D. berhasil meraih eAsia Grant untuk tahun 2025-2027 yang diselenggarakan oleh e-ASIA JRP melalui proyek penelitiannya yang mengimplementasikan integrated biorefiness. e-ASIA JRP merupakan inisiatif gabungan internasional multilateral antara sejumlah organisasi pendanaan publik negara-negara anggota KTT Asia Timur (EAS). Anggota EAS meliputi: 10 […]

Artikel Teliti Integrated Biorefineries, Dosen UGM Raih eAsia Grant  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Dosen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Univerisitas Gadjah Mada, Hanifrahmawan Sudibyo, S.T., M.Eng., M.S., Ph.D. berhasil meraih eAsia Grant untuk tahun 2025-2027 yang diselenggarakan oleh e-ASIA JRP melalui proyek penelitiannya yang mengimplementasikan integrated biorefiness.

e-ASIA JRP merupakan inisiatif gabungan internasional multilateral antara sejumlah organisasi pendanaan publik negara-negara anggota KTT Asia Timur (EAS). Anggota EAS meliputi: 10 negara anggota ASEAN dan 8 negara tambahan (Australia, Jepang, Selandia Baru, Tiongkok, India, Korea Selatan, Rusia, AS). Tahun ini, e-ASIA Joint Research Program 13th difokuskan pada area alternative energy.

Dr. Hanif bersama tim mengajukan judul projek “Improving the Sustainability of Resource Recovery from Wet Biomass Waste: Experimentally-validated GIS-based Integrated Biorefineries for Cleaner Mobility”.  Ia menjelaskan bahwa riset ini bertujuan untuk meningkatkan kelayakan ekonomi dan teknis biorefinery limbah hayati basah di Asia Tenggara. Pada projek penelitian ini, dilakukan integrasi pemodelan geospasial, eksperimen konversi biokimia dan termokimia, simulasi proses, dan ekonometrika untuk mengevaluasi dan meningkatkan kelayakan sosio-tekno-ekonomi dari integrated biroefineries yang dikembangkan. “Proyek ini pun sejalan dengan visi Indonesia dalam melakukan pengelolaan sampah berkelanjutan, realisasi bioekonomi sirkular, dan transisi energi untuk mewujudkan mobilitas yang lebih berkelanjutan,” kata Hanif dalam keterangan tertulis yang disampaikan ke wartawan, Kamis (19/12).

Proyek ini sendiri merupakan kolaborasi peneliti 4 negara, yaitu Hiroshi Onoda (Professor, Dean of Graduate School of Environment and Energy Engineering, Waseda University Japan),  Rovick Tarife (Instructor, Mindanao State University – Iligan Institute of Technology Philippines), dan Apanee Luengnaruemitchai (Professor, Chulalongkorn University Thailand). Dari total 29 proposal yang mencerminkan berbagai minat dan kolaborasi pada bidang energi alternatif yang masuk. Proyek ini berhasil meraih pendanaan setelah proses penjurian oleh 5 lembaga pendanaan dari 5 negara peserta.

Melalui projek ini pula, Hanif mengungkapkan keinginannya untuk meningkatkan kontribusi keilmuannya dalam area yang lebih luas lagi. Sebab, pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup pengembangan decision-making tools berbasis data geospasial (GIS) yang divalidasi secara eksperimental untuk mengoptimalkan efisiensi biorefinery dalam mengubah limbah padat dan residu perkotaan dari sektor pertanian pangan dan pariwisata menjadi produk bernilai jual dan bermanfaat bagi lingkungan seperti biofuel, bahan pembenah tanah, dan pupuk cair.

Reportase    : Purwoko/FT UGM

Penulis         : Leony

Editor           : Gusti Grehenson

Artikel Teliti Integrated Biorefineries, Dosen UGM Raih eAsia Grant  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/teliti-integrated-biorefineries-dosen-ugm-raih-easia-grant/feed/ 0
Kembangkan Melon untuk Bahan Baku Parfum dan Kosmetik, Dosen UGM Terima Anugerah Academic Leader  https://ugm.ac.id/id/berita/kembangkan-melon-untuk-bahan-baku-parfum-dan-kosmetik-dosen-ugm-terima-anugerah-academic-leader/ https://ugm.ac.id/id/berita/kembangkan-melon-untuk-bahan-baku-parfum-dan-kosmetik-dosen-ugm-terima-anugerah-academic-leader/#respond Wed, 18 Dec 2024 09:21:57 +0000 https://ugm.ac.id/?p=74040 Peneliti sekaligus Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, S.Si., M.Agr.Sc., PhD., mendapat penghargaan sebagai pionir akademisi melalui Anugerah Gold Academic Leader 2024 di Bidang Sains pada Jumat (13/12) di Graha Diktisaintek, Gedung D Lantai 2, Jakarta. Penghargaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi ini merupakan salah satu ajang bergengsi untuk mengapresiasi […]

Artikel Kembangkan Melon untuk Bahan Baku Parfum dan Kosmetik, Dosen UGM Terima Anugerah Academic Leader  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Peneliti sekaligus Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, S.Si., M.Agr.Sc., PhD., mendapat penghargaan sebagai pionir akademisi melalui Anugerah Gold Academic Leader 2024 di Bidang Sains pada Jumat (13/12) di Graha Diktisaintek, Gedung D Lantai 2, Jakarta. Penghargaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi ini merupakan salah satu ajang bergengsi untuk mengapresiasi karya-karya akademisi dan peneliti.

Budi Daryono menerima penghargaan dalam kategori Peneliti Terbaik bidang ilmu sains tahun 2024. Ditemui di UGM, Rabu (18/12), Budi mengungkapkan rasa syukur dan bahagia telah mendapatkan penghargaan atas karyanya yang berjudul “Karakterisasi Genetik dan Potensi Bioprospeksi ‘Gama Melon Parfum’ sebagai Bahan Baku Kosmetik”.  Menurutnya, penghargaanya semakin memotivasi dirinya untuk menekuni riset yang mengembangkan potensi tanaman Indonesia untuk sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. “Senang dan juga bahagia serta ingin ini menjadi motivasi bagi rekan rekan khususnya di fakultas biologi, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, senantiasa berkontribusi berkarya untuk bangsa dan negara,” ucapnya.

Penelitian dari Budi Daryono berhasil mengeksplorasi potensi melon lokal sebagai bahan dasar industri kosmetik. Melalui pendekatan bioteknologi modern, Budi mengembangkan kultivar baru dengan metode persilangan indukan NO3 dengan MR5. Persilangan tersebut menghasilkan karakter kulit buah melon yang berukuran kecil, pahit, namun memiliki aroma khas yang kuat. Aroma inilah yang diekstraksi dan diolah menjadi produk Gama Melon Parfum. “Gama Melon Parfum ini memiliki karakter genetik yang unik. Dia punya kandungan Cucurbitacine serta berbagai metabolik sekunder yang berpotensi untuk industri kosmetik,” terang Budi.

Sebagai informasi, industri kosmetik dalam negeri masih banyak dikuasai oleh pemain-pemain impor. Hal ini mengakibatkan produk kosmetik cenderung memiliki harga yang mahal, padahal pemakaiannya bisa bersifat konsisten. Guna mengurangi ketergantungan terhadap produk impor, Gama Melon Parfum dikembangkan dengan memanfaatkan hasil produksi buah lokal.

Tanaman Gama Melon Parfum mampu menghasilkan 4-10 buah dengan berat 50 gram sampai 4 ons. Rata-rata masa panennya pun cenderung cepat, yakni sekitar 55-58 hari. Adanya inovasi ini tidak hanya memberikan solusi untuk mendongkrak produk kosmetik lokal, namun juga membuat produk yang lebih ramah lingkungan. “Saat ini, tim Gama Melon telah memiliki dua produk yang dihasilkan dari buah Gama Melon Parfum, yaitu shampo dan sabun,” ujarnya.

Produk shampo Gama Melon Parfum telah dikomersialisasikan melalui kerja sama Gama Melon Parfum dengan PT. Gizi Indonesia dan PT. Nudira Sumber Daya Indonesia. Ekstrak Gama Melon Parfum ini dipakai dalam produk shampo NAHLA dalam program Riset Inovatif Produktif (RISPRO)-LPDP. Proses produksi dilakukan di Greenhouse hidroponik, Pangalengan, Jawa Barat. Inisiasi komersial ini telah dijalankan sejak tahun 2018-2021 untuk mengembangkan senyawa bioaktif seperti flavonoid, terpenoid, dan saponin. Dilanjutkan dengan uji prototipe untuk menyesuaikan karakter ekstrak Gama Melon Parfum.“Kami juga sedang melakukan penelitian anti kanker dan anti diabetes mellitus untuk Gama Melon Parfum ini. Karakter unik ini harus terus dikembangkan,” ujarnya.

Menurutnya, pengembangkan kultivar tanaman inovatif seperti Gama Melon Parfum dapat mendukung kemandirian bangsa di industri kosmetik dan biomedis. Selain itu, penggunaan jenis buah lokal diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani lokal.

Lebih lanjut, Budi Daryono berharap agar penghargaan yang diterimanya dapat menginspirasi rekan-rekan dosen dan mahasiswa untuk terus berkarya. “Tugas kita sebagai akademisi adalah mengungkap apa saja potensi yang dimiliki oleh keanekaragaman Indonesia. Semoga penghargaan ini menjadi titik balik kesadaran kita untuk terus berkarya bagi bangsa dan negara,” pungkasnya.

Penulis : Tasya

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Kembangkan Melon untuk Bahan Baku Parfum dan Kosmetik, Dosen UGM Terima Anugerah Academic Leader  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/kembangkan-melon-untuk-bahan-baku-parfum-dan-kosmetik-dosen-ugm-terima-anugerah-academic-leader/feed/ 0
Berantas Penyakit DBD, UGM Terapkan Teknologi Wolbachia di Empat Kota Besar https://ugm.ac.id/id/berita/berantas-penyakit-dbd-ugm-terapkan-teknologi-wolbachia-di-empat-kota-besar-di-indonesia/ https://ugm.ac.id/id/berita/berantas-penyakit-dbd-ugm-terapkan-teknologi-wolbachia-di-empat-kota-besar-di-indonesia/#respond Mon, 16 Dec 2024 03:48:03 +0000 https://ugm.ac.id/?p=73890 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersama Pusat Kedokteran Tropis (PKT) Universitas Gadjah Mada terus melanjutkan pilot project penerapan teknologi Wolbachia sebagai upaya pengendalian demam berdarah dengue (DBD). Melalui tambahan dukungan pendanaan dari Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia melalui World Mosquito Program (WMP), proyek tersebut berlangsung di empat kota, yaitu Jakarta Barat, Bandung, Semarang, dan Kupang. Sebelumnya, proyek Wolbachia juga […]

Artikel Berantas Penyakit DBD, UGM Terapkan Teknologi Wolbachia di Empat Kota Besar pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersama Pusat Kedokteran Tropis (PKT) Universitas Gadjah Mada terus melanjutkan pilot project penerapan teknologi Wolbachia sebagai upaya pengendalian demam berdarah dengue (DBD). Melalui tambahan dukungan pendanaan dari Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia melalui World Mosquito Program (WMP), proyek tersebut berlangsung di empat kota, yaitu Jakarta Barat, Bandung, Semarang, dan Kupang. Sebelumnya, proyek Wolbachia juga dilaksanakan di Kota Bontang, yang dijadwalkan selesai pada awal tahun 2025.

Dukungan dana yang diberikan oleh DFAT ini disebut akan digunakan bagi empat kota yang terus melakukan perluasan di wilayah baru di tahun depan. “Dana ini sifatnya komplementer, melengkapi dana APBN yang telah dianggarkan. Dana tersebut akan digunakan untuk menyelesaikan project di empat kota tahun depan,” jelas dr. Riris Andono Ahmad, Direktur PKT UGM, Senin (16/12).

Pendanaan tambahan dari DFAT ini disalurkan melalui skema Partnership for Healthy Region Initiative (PHR) yang bertujuan mendukung keberlanjutan program pengendalian DBD berbasis teknologi Wolbachia. Asia Project Manager Communication & Engagement WMP untuk Asia, Bekti Andari menilai bahwa pilot project implementasi teknologi Wolbachia di 5 kota telah berjalan dengan sangat baik. Meski demikian ada beberapa aktivitas yang akan lebih baik jika ada dukungan dana tambahan. “Dukungan dana dari DFAT ini digunakan untuk fill the gap (melengkapi) pada kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan,” katanya.

Lebih lanjut, Bekti menjelaskan bahwa dukungan dana dari DFAT telah ditentukan jenis-jenis kegiatannya. Ia menyebutkan beberapa di antaranya adalah untuk pengelolaan project, pelibatan masyarakat, barang habis pakai, kegiatan peletakan ember dan pemantauan, pengelolaan data dan peta, produksi telur nyamuk di Universitas Udayana, dan isu lintas sektoral dengan menggunakan pendekatan GEDSI (gender equality/kesetaraan gender, disability/disabilitas, dan social inclusion/inklusi sosial). “Kita harus memastikan bahwa program ini berdampak juga pada masyarakat rentan,” tambah Bekti.

Dukungan dana dari DFAT ini melengkapi dana APBN dan APBD yang telah digunakan sebelumnya. Ini tentu menjadi kabar baik dalam pilot project yang diinisiasi oleh  Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dengan dukungan Pusat Kedokteran Tropis (PKT) Universitas Gadjah Mada (UGM), yang diharapkan akan menjadi metode pelengkap untuk mengurangi angka kasus DBD di Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang menjadi lokasi implementasi.

Penulis : Lintang

Editor    : Gusti Grehenson

Artikel Berantas Penyakit DBD, UGM Terapkan Teknologi Wolbachia di Empat Kota Besar pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/berantas-penyakit-dbd-ugm-terapkan-teknologi-wolbachia-di-empat-kota-besar-di-indonesia/feed/ 0
Kolagen dari Kulit Domba Garut Berpotensi Cegah Hipertensi https://ugm.ac.id/id/berita/kolagen-dari-kulit-domba-garut-berpotensi-cegah-hipertensi/ https://ugm.ac.id/id/berita/kolagen-dari-kulit-domba-garut-berpotensi-cegah-hipertensi/#respond Thu, 05 Dec 2024 00:52:32 +0000 https://ugm.ac.id/?p=73534 Hipertensi masih menjadi penyakit penyebab kematian kategori tinggi di Indonesia. Lewat data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, Kementerian Kesehatan menyebutkan hipertensi merupakan faktor risiko tertinggi penyebab kematian keempat, yaitu sebesar 10,2 persen. Salah satu penyebab utama tekanan darah tinggi adalah berubahnya angiotensin I menjadi angiotensin II dalam ginjal. Oleh karena itu, salah satu cara […]

Artikel Kolagen dari Kulit Domba Garut Berpotensi Cegah Hipertensi pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Hipertensi masih menjadi penyakit penyebab kematian kategori tinggi di Indonesia. Lewat data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, Kementerian Kesehatan menyebutkan hipertensi merupakan faktor risiko tertinggi penyebab kematian keempat, yaitu sebesar 10,2 persen. Salah satu penyebab utama tekanan darah tinggi adalah berubahnya angiotensin I menjadi angiotensin II dalam ginjal. Oleh karena itu, salah satu cara untuk menurunkan tekanan darah adalah menghambat kerja ACE agar tidak mengubah angiotensin I ke angiotensin II sehingga ACE akan  menurunkan kinerjanya.

Dosen Fakultas Peternakan UGM Prof. Yuny Erwanto, beserta tim sedang mengeksplorasi potensi protein kolagen dari kulit domba garut untuk diisolasi kemudian dihidrolisis menjadi oligopeptide sebagai agen antihipertensi. Penelitian ini dilakukan bekerja sama dengan para peneliti internasional dari IATA Spanyol, Prof Fidel Toldra.

Ia menjelaskan, protein produk peternakan Domba Garut ini akan dipecah oleh berbagai macam enzim di dalam tubuh. Setelah dilakukan pemecahan menjadi peptide yang sederhana, protein alami yang semula tidak mempunyai kemampuan bioaktif kemudian mampu memiliki bioaktif. Dalam ranah komersial, protein ini sering disebut protein oligopeptide. “Protein yang sudah dipecah menjadi bentuk yang pendek ini kemudian dikenal menjadi bioaktif peptide. Protein ini mempunyai aktivitas tertentu membantu fungsi kesehatan manusia,” ungkapnya, Kamis (5/12).

Menurut Yuny, pencarian sumber-sumber protein bioaktif dari pangan hasil ternak masih terus berlangsung. Selama ini, pemahaman masyarakat yang sering mempercayai bahwa produk peternakan seperti daging, susu dan telur sebagai penyebab hipertensi ternyata tidaklah tepat. Menurut Yuny, pangan tersebut adalah sumber protein yang bermanfaat selama dikonsumsi dengan cara yang benar, yaitu makan dagingnya dan bukan bagian lemak. “Data-data penelitian menunjukkan bahwa potensi protein dari kolagen kulit domba Garut dapat menjadi agen bioaktif sebagai penghambat antihipertensi. Penelitian masih terus berjalan dan diharapkan penelitian ke depannya akan menghasilkan sekuen bioaktif peptide yang berpotensi untuk dihilirkan di pasaran sebagai salah satu agen antihipertensi yang bersifat alami,” pungkas Yuny yang juga peneliti pangan hasil ternak ini.

Reportase : Satria/Humas Peternakan

Penulis     : Tiefany

Editor       : Gusti Grehenson

Foto          : Goodnewsfromindonesia

Artikel Kolagen dari Kulit Domba Garut Berpotensi Cegah Hipertensi pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/kolagen-dari-kulit-domba-garut-berpotensi-cegah-hipertensi/feed/ 0