Pengukuhan Guru Besar Arsip - Universitas Gadjah Mada https://ugm.ac.id/id/category/pendidikan/pengukuhan-guru-besar/ Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi Thu, 06 Feb 2025 09:54:47 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.1.7 Dosen UGM Prof. Yunita Widyastuti Dikukuhkan Guru Besar Ilmu Anestesiologi dan Terapi Intensif  https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-ugm-prof-yunita-widyastuti-dikukuhkan-guru-besar-ilmu-anestesiologi-dan-terapi-intensif/ https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-ugm-prof-yunita-widyastuti-dikukuhkan-guru-besar-ilmu-anestesiologi-dan-terapi-intensif/#respond Thu, 06 Feb 2025 09:11:28 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75628 Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK)UGM, Prof. dr. Yunita Widyastuti, M.Kes., Ph.D., Sp.An-TI, Subsp.An.Ped (K)., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Anestesiologi dan Terapi Intensif, Kamis (6/2) di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM. Dalam upacara pengukuhan, Yunita menyampaikan pidato Guru Besar yang bertajuk “Prediksi Risiko Kejadian Kritis Berat Perioperatif Sebagai Upaya […]

Artikel Dosen UGM Prof. Yunita Widyastuti Dikukuhkan Guru Besar Ilmu Anestesiologi dan Terapi Intensif  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK)UGM, Prof. dr. Yunita Widyastuti, M.Kes., Ph.D., Sp.An-TI, Subsp.An.Ped (K)., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Anestesiologi dan Terapi Intensif, Kamis (6/2) di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM. Dalam upacara pengukuhan, Yunita menyampaikan pidato Guru Besar yang bertajuk “Prediksi Risiko Kejadian Kritis Berat Perioperatif Sebagai Upaya Meningkatkan Keselamatan Pasien Terkait Prosedur Anestesi pada Anak”.

Dalam pidatonya, Prof. Yunita menjelaskan bahwa Kondisi Kritis Perioperatif merupakan komplikasi pernapasan, jantung, alergi, atau neurologi yang memerlukan intervensi segera yang apabila tidak segera ditangani dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Dalam ilmu anestesi prosedur yang digunakan dalam menangani pasien dewasa dan anak-anak tentu berbeda. Kondisi yang berbeda ini membuat prosedur anestesi anak-anak lebih beresiko komplikasi yang dapat menyebabkan kecacatan hingga kematian. Maka dari itu, perlu pendekatan khusus untuk prediksi risiko dan mitigasinya. Saat ini di Indonesia belum ada alat prediksi terjadinya kejadian kritis perioperatif pada anak di Indonesia, “hal ini mendorong saya untuk mengangkat topik ini agar nantinya dapat menjadi referensi prediksi kejadian kritis perioperatif pada anak dimasa mendatang,” ungkapnya.

Yunita menyebutkan sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi kejadian kritis berat perioperatif pada anak.  Pada anestesi umum, bayi baru lahir lebih berisiko mengalami kejadian kritis perioperatif dibandingkan kelompok usia lainnya karena anatomi neonatus masih dalam proses perkembangan. Mengacu pada penelitian berbasis data, menunjukkan bahwa anak perempuan memiliki 25% risiko lebih tinggi untuk kejadian kritis kardiovaskuler dibandingkan laki-laki. “Faktor lain yang mempengaruhi adalah anomali kongenital yang mencakup berbagai kelainan struktur atau fungsi tubuh yang sudah ada sejak lahir dan berasal dari masa prenatal, kondisi pasien, dan jenis anestesi yang digunakan,” terangnya.

Akurasi skor prediksi kejadian kritis berat perioperatif berdasar sebuah tinjauan sistematis terbaru tentang alat penilaian risiko perioperatif dari 10 studi mendapatkan bahwa tingkat mortalitas dalam studi-studi ini berkisar antara 0,3% hingga 3,6%. Prediktor utama yang digunakan dalam model meliputi usia saat operasi, kebutuhan ventilasi mekanis dalam 48 jam sebelum operasi, dukungan oksigen, dukungan inotropik, sepsis, status kegawatdaruratan kasus, keberadaan perintah “do-not-resuscitate”, transfusi darah preoperatif, kanker, gangguan hematologi, status fisik, serta resusitasi kardiopulmoner sebelum operasi.

Penggunaan alat prediksi risiko kejadian kritis berat perioperatif memiliki peran sangat penting dalam meningkatkan hasil klinis pasca operasi pada pasien pediatrik. Saat ini perkembangan terbaru adalah penggunaan Artificial Intelligence (AI) untuk identifikasi risiko kejadian kritis berat perioperatif. Beberapa studi menunjukkan manfaat pembelajaran mesin dalam memetakan faktor risiko komplikasi pascaoperasi.

Menurut Yunita, penilaian risiko kejadian kritis harus dilakukan sebagai upaya meminimalisir resiko kejadian tersebut. Sasaran utama dari upaya ini diprioritaskan untuk anak-anak usia lebih muda. “Di Indonesia perlu dibuat suatu alat prediksi terstandarisasi untuk memprediksi risiko terjadinya kejadian kritis perioperatif pada anak serta pedoman praktis klinis yang praktis yang sederhana dan mudah digunakan,” tegasnya.

Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D., menyebutkan bahwa Prof. Yunita Widyastuti merupakan salah satu dari 525 Guru Besar aktif di UGM, dan salah satu dari 72 Guru Besar aktif dari 102 Guru Besar yang pernah dimiliki FKKMK UGM.

Penulis : Jelita Agustine

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Donnie

Artikel Dosen UGM Prof. Yunita Widyastuti Dikukuhkan Guru Besar Ilmu Anestesiologi dan Terapi Intensif  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-ugm-prof-yunita-widyastuti-dikukuhkan-guru-besar-ilmu-anestesiologi-dan-terapi-intensif/feed/ 0
Wamenkeu RI Anggito Abimanyu Dikukuhkan Sebagai Guru Besar UGM https://ugm.ac.id/id/berita/wamenkeu-ri-prof-anggito-abimanyu-dikukuhkan-sebagai-guru-besar-ugm/ https://ugm.ac.id/id/berita/wamenkeu-ri-prof-anggito-abimanyu-dikukuhkan-sebagai-guru-besar-ugm/#respond Tue, 04 Feb 2025 09:02:44 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75442 Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) RI, Prof. Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc., dikukuhkan sebagai guru besar Bidang Ekonomi pada Departemen Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Dalam upacara pengukuhannya, Anggito menyampaikan pidato yang berjudul  Ekonomi syariah sebagai bentuk Kepatuhan, Cara hidup dan Aktivitas Bisnis Yang Membawa Manfaat. Sebuah pidato yang ia sampaikan berangkat dari kisah […]

Artikel Wamenkeu RI Anggito Abimanyu Dikukuhkan Sebagai Guru Besar UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) RI, Prof. Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc., dikukuhkan sebagai guru besar Bidang Ekonomi pada Departemen Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Dalam upacara pengukuhannya, Anggito menyampaikan pidato yang berjudul  Ekonomi syariah sebagai bentuk Kepatuhan, Cara hidup dan Aktivitas Bisnis Yang Membawa Manfaat. Sebuah pidato yang ia sampaikan berangkat dari kisah penelusuran dan pencarian khasanah ilmu dan kemanfaatan dari Ekonomi Syariah di Indonesia. “Ekonomi Syariah adalah cabang ilmu ekonomi yang mengikuti hukum atau prinsip syariah Islam. Para pengikut ekonomi syariah menjalankannya dengan alasan kepatuhan atau kewajiban agama Islam, seperti halal, maslahat dan tidak riba. Ada lagi yang beranggapan ekonomi syariah adalah cara hidup berbagi, bersih dan sehat”, ujarnya

Dia menyampaikan dalam rumpun ekonomi makro yang membahas tentang kebijakan dan regulasi, ekonomi syariah adalah cabang ilmu yang semakin relevan dipelajari sebagai gugus teori. Para peminatnya bukan hanya para mahasiswa muslim, melainkan juga dari non muslim. Menjelang akhir abad ke-20 dan di awal abad ke-21, semua bisa menyaksikan negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Inggris mendorong perkembangan pusat keuangan Islam (Islamic financial hub). “Kampus-kampus barat yang memiliki pusat studi ekonomi Islam pun bermunculan”, katanya.

Di Indonesia, disebutnya, sejarah ekonomi syariah, khususnya perbankan syariah tersemai awalnya melalui deregulasi perbankan pada tahun 1983. Sejak tahun tersebut Bank Indonesia memberikan keleluasaan kepada 6 bank-bank untuk menetapkan suku bunga, serta memperbolehkan sistem bagi hasil dalam perkreditan. “Deregulasi ini merupakan konsep awal dari perbankan syariah di Indonesia”, jelasnya.

Dibagian lain pidatonya, Anggito mengaku saat ini tidak lagi melihat ekonomi syariah hanya sebagai sistem alternatif dan penyeimbang dari sistem ekonomi konvensional. Bahkan ia menemukan cara pandang baru dalam memaknai ekonomi syariah sebagai ekspresi kepatuhan dan ketundukan  terhadap agama dan wahyu yang diturunkan kepada umat manusia. Perwujudan hal yang lebih esensial seperti kepatuhan, cara hidup dan manfaat yang merupakan bagian esensial dan integral dari ajaran Islam, dan ia praktikkan kesetiaan pada transaksi halal yang tidak memberikan toleransi pada terjadinya gharar (ketidakjelasan transaksi), maysir (spekulasi), dan tidak mengandung riba (usury). “Tidak hanya halal, tetapi juga thayibbah sebagai bagian dari perilaku atau cara hidup berkonsumsi yang baik dan sehat”, terangnya.

Soal faktor pemanfaatan dan minat ekonomi syariah di Indonesia adalah sebuah fenomena yang menarik. Faktor kepatuhan, cara hidup dan bisnis dengan prinsip syariah menjadi lahan perhatian para ahli syariah. “Kajian saya memfokuskan kepada aspek kepatuhan atau religiusitas, cara hidup dan bisnis dalam memilih produk perbankan syariah, konsumsi produk halal dan manfaat perjalanan umroh,” ungkapnya.

Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D.,  menyebutkan bahwa Prof. Anggito Abimanyu merupakan salah satu dari 525 Guru Besar aktif UGM, dan salah satu dari 5 Guru Besar aktif yang dimiliki Sekolah Vokasi UGM.

Seperti diketahui, Anggito tercatat pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) periode 2017-2022. Ia juga pernah menjadi Komisaris BRI Syariah pada 2015-2017, Chief Economist BRI 2014-2017. Anggito juga pernah menjadi Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu pada 2003-2010 dan Staf Ahli Menteri Keuangan Republik Indonesia pada 1999-2003. Sebelum menjadi Wamenkeu, Anggito menjadi Ketua Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM, sekaligus dosen Departemen Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi UGM.

Di acara pengukuhan Guru Besar Anggito Abimanyu, sejumlah tokoh nasional yang hadir di antaranya Wapres ke-11 RI Budiono dan Wapres ke-13 RI Ma’ruf Amin dan Ketua MWA UGM Prof. Dr. Pratikno. Sejumlah Menko juga pun terpantau hadir seperti Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, hingga Penasihat Khusus Presiden Bidang Politik dan Keamanan Wiranto. Selanjutnya, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Mahfud MD, hingga Wakil Menteri Hukum Edward Omar Hiariej atau Eddy Hiariej.

Menko Muhaimin Iskandar mengapresiasi pencapaian Anggito Abimanyu sebagai Guru Besar Sekolah Vokasi UGM. Pencapaian ini, menurutnya luar biasa karena dalam pidatonya ia berbicara ekonomi syariah, dan di sisi lain UGM menjadi bagian integral dari proses ilmu dan praktek didalam seluruh sendi-sendi pembangunan. “Sekali lagi selamat untuk pak Anggito, dan selamat untuk UGM”, ucap Cak Imin.

Hal senada disampaikan Menko Airlangga Hartarto. Ia turut senang atas pencapaian Prof Anggito Abimanyu menyandang gelar profesor dari Sekolah Vokasi. “Tentu pidatonya yang terkait dengan ekonomi syariah, dan juga terkait dengan lifestyle saya kira menjadi hal yang baik dan akan mendorong perekonomian berbasis syariah,” katanya.

Penulis : Agung Nugroho

Foto      : Firsto

Artikel Wamenkeu RI Anggito Abimanyu Dikukuhkan Sebagai Guru Besar UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/wamenkeu-ri-prof-anggito-abimanyu-dikukuhkan-sebagai-guru-besar-ugm/feed/ 0
Dua Guru Besar Fakultas Peternakan UGM Dikukuhkan https://ugm.ac.id/id/berita/dua-guru-besar-fakultas-peternakan-ugm-dikukuhkan/ https://ugm.ac.id/id/berita/dua-guru-besar-fakultas-peternakan-ugm-dikukuhkan/#respond Thu, 30 Jan 2025 09:30:59 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75250 Dua orang dosen dari Fakultas Peternakan Universitas Gadjah resmi dikukuhkan di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM pada Kamis (30/1). Kedua Guru Besar tersebut adalah Prof. Dr. Ir. Tri Satya Mastuti Widi, S.Pt., M.P., M.Sc., IPM., ASEAN Eng., dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sistem Produksi Ternak. Sedangkan Prof. Ir. Panjono, S.Pt., M.P., Ph.D., […]

Artikel Dua Guru Besar Fakultas Peternakan UGM Dikukuhkan pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Dua orang dosen dari Fakultas Peternakan Universitas Gadjah resmi dikukuhkan di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM pada Kamis (30/1). Kedua Guru Besar tersebut adalah Prof. Dr. Ir. Tri Satya Mastuti Widi, S.Pt., M.P., M.Sc., IPM., ASEAN Eng., dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sistem Produksi Ternak. Sedangkan Prof. Ir. Panjono, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Produksi Ternak Potong pada Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.

Saling melengkapi, kedua pakar ilmu peternakan ini membahas pentingnya ilmu dalam peternakan untuk kebutuhan masyarakat luas. Prof. Panjono dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Pengembangan Industri Ternak Potong Menuju Indonesia Emas 2045” menjelaskan, bahwa untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan anak dengan menyediakan makanan bergizi, pemenuhan kebutuhan daging sebagai bagian dari menu makanan tersebut sangat diperlukan. “Daging banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, mineral besi, zinc, selenium, vitamin,” katanya.

Konsumsi daging di Indonesia sendiri masih didominasi oleh daging ayam, sapi dan kerbau. Namun, berbeda dengan daging ayam ras yang dapat memenuhi kebutuhan karena surplus, daging sapi dan kerbau justru masih mengalami defisit.  Defisit ini disebabkan oleh lebih rendahnya produksi daging sapi dan kerbau yakni sebesar 496,25 ribu ton dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi dan kerbau sebesar 759,67 ribu  ton,.

Selama ini, defisit ini dipenuhi dengan cara impor baik dagingnya maupun ternak hidup. Menurutnya, hal ini bukan merupakan hal yang baik jika dilihat dari segi kemandirian pangan nasional. “Pemenuhan kebutuhan daging dengan peningkatan produksi dalam negeri akan meningkatkan kemandirian pangan dan memberikan nilai tambah bagi pelaku usaha ternak potong,” ujarnya.

Ia pun kemudian menjelaskan bahwa untuk mengembangkan industri ternak potong yang dapat memenuhi kebutuhan nasional dan meningkatkan pendapatan peternak, diperlukan langkah-langkah strategis yang harus dilakukan. Beberapa langkah yang perlu dilakukan menurut Panjono adalah melakukan peningkatan kualitas gen, penerapan teknik pemeliharaan yang efisien, pengembangan sistem produksi, dan juga optimalisasi skala usaha. “Langkah-langkah tersebut harus dijabarkan ke dalam program, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang sehingga tujuan pemenuhan secara mandiri kebutuhan daging nasional dapat dicapai seiring dengan pencapaian Visi Indonesia Emas 2045,” tutup Panjono.

Setali dua uang, isu serupa pun ikut dibahas oleh Prof. Tri Satya Mastuti Widi dalam pidato pengukuhannya yang mengambil tajuk, “Desain Sistem Produksi Ternak Berkelanjutan dengan Pendekatan Holistik Berbasis Kearifan Lokal”. Ia menjelaskan bahwa sistem produksi ternak yang berkelanjutan dapat mengatasi masalah ketahanan pangan di Indonesia.

Tri mengatakan ketersediaan pangan dan energi merupakan isu krusial dan klasik bagi banyak negara-negara di dunia. Indonesia pun tidak menjadi pengecualian. Ia menjelaskan bahwa daging merah yang merupakan salah satu sumber pangan hewani tradisional di Indonesia, khususnya sapi masih terdapat gap, atau defisit antara produksi dan konsumsinya. “Bercermin pada hasil proyeksi produksi dan konsumsi daging sapi di Indonesia tahun 2023—2027, masih terdapat gap antara produksi dan konsumsi daging sapi,” jelas Tri.

Ia pun menjelaskan bahwa defisit ini salah satunya disebabkan oleh perbedaan tujuan program pemerintah dan tujuan peternak dalam beternak. Kemudian, Tri pun menjelaskan beberapa upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan ini, yang kemudian menurutnya setiap upaya peningkatan produksi pangan tersebut sejatinya memiliki dampak pada lingkungan, biodiversitas, dan kesejahteraan ternak dan kesehatan manusia. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya berkelanjutan dengan tetap mengapresiasi kearifan lokal agar pemenuhan kebutuhan pangan di masa depan tak perlu mengganggu kesehatan manusia, keragaman hayati, kesejahteraan ternak, dan juga lingkungan. “Penelitian dan pembangunan harus diarahkan pada kontribusi sistem produksi pertanian/peternakan untuk pembangunan berkelanjutan melalui pendekatan secara holistik yang rekognisi tujuan ganda peternak dan trade-offs terkait,” ujarnya.

Di akhir pidatonya, Prof. Tri menyampaikan beberapa konsep gagasan yang terkait dengan keberlanjutan sistem produksi ternak, khususnya pada pembangunan peternakan. Hal-hal tersebut ialah, pembangunan peternakan di Indonesia harus memperhatikan sistem produksi dan kearifan lokal, menganalisis trade-offs dan dampak yang akan terjadi dalam setiap progress sistem produksi, perbaikan sistem produksi lokal, land use sharing dan pemanfaatan tanah marginal, dan kebijakan pemerintah yang sinergis, menyeluruh, dan kondusif. Ia pun menambahkan bahwa, keberhasilan desain ini selain dari peran serta pemerintah juga membutuhkan kerja sama seluruh pihak untuk mewujudkannya.

Penulis : Leony

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Firsto

Artikel Dua Guru Besar Fakultas Peternakan UGM Dikukuhkan pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/dua-guru-besar-fakultas-peternakan-ugm-dikukuhkan/feed/ 0
Guru Besar UGM: Aktivitas Fisik Mampu Cegah dan Mengobati Penyakit Kronis https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-aktivitas-fisik-mampu-cegah-dan-mengobati-penyakit-kronis/ https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-aktivitas-fisik-mampu-cegah-dan-mengobati-penyakit-kronis/#respond Thu, 30 Jan 2025 08:56:03 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75226 Aktivitas olahraga telah lama diakui sebagai bagian penting dari kesehatan dan kesejahteraan manusia. Seiring perkembangan peradaban telah dipahami manfaat aktivitas fisik untuk kesehatan fisik dan mental. Bahkan pemahaman mengenai manfaat aktivitas fisik dan meresepkan olahraga sebagai bagian dari tatalaksana penyakit telah dilakukan sejak lebih dari 2500 tahun yang lalu di berbagai belahan dunia. Dalam perkembangannya, […]

Artikel Guru Besar UGM: Aktivitas Fisik Mampu Cegah dan Mengobati Penyakit Kronis pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Aktivitas olahraga telah lama diakui sebagai bagian penting dari kesehatan dan kesejahteraan manusia. Seiring perkembangan peradaban telah dipahami manfaat aktivitas fisik untuk kesehatan fisik dan mental. Bahkan pemahaman mengenai manfaat aktivitas fisik dan meresepkan olahraga sebagai bagian dari tatalaksana penyakit telah dilakukan sejak lebih dari 2500 tahun yang lalu di berbagai belahan dunia. Dalam perkembangannya, pemanfaatan olahraga sebagai salah satu komponen dari tatalaksana pengobatan dan pencegahan penyakit tidak lagi mendapat perhatian. “Olahraga hanya dianggap menjadi bagian dari permainan, mengisi waktu luang, membentuk tubuh,” kata Dosen Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. dr. Denny Agustiningsih, M.Kes, AIFM, dikukuhkan dalam jabatan Guru Besar Bidang Fisiologi Olahraga, Kamis (30/1).

Dalam pengukuhannya, Prof Denny menyampaikan pidato berjudul Apakah Olahraga Selalu Mendatangkan Manfaat Kesehatan?. Dalam pemaparannya, ia menyampaikan berbagai penelitian mengenai faktor yang berpengaruh terhadap tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit kronis akhirnya mengembalikan pemahaman pentingnya aktivitas fisik dalam dunia kedokteran. Para peneliti memiliki keyakinan tidak ada intervensi yang dapat berdampak positif banyak organ dan sistem tubuh secara bersamaan selain aktivitas fisik. “Pada tahun 2007 muncul gagasan mengintegrasikan aktivitas fisik ke dalam perawatan kesehatan rutin sebagai cara untuk mencegah dan mengobati penyakit kronis. Prinsip utama dari inisiatif ini menekankan bahwa olahraga bukan hanya cara untuk meningkatkan kebugaran, tetapi juga merupakan alat penting dalam pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit kronis,” urainya.

Menurutnya, aktivitas olahraga memang dapat menjadi sarana yang luar biasa untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, tetapi harus dilakukan dengan bijak, yaitu sesuai dengan dosis dan selalu memperhatikan sinyal tubuh yang membutuhkan waktu pemulihan serta perbaikan. Pemahaman yang tepat tentang manfaat dan risiko, serta kebijakan yang mendukung pelaksanaan olahraga yang aman dan inklusif, akan memastikan bahwa olahraga benar-benar membawa manfaat kesehatan bagi semua individu. “Masih banyak PR bagi kita untuk menggalakkan kampanye kesadaran tentang pentingnya olahraga yang tepat dan risiko dari olahraga berlebihan tanpa membuat masyarakat menjadi takut dan gamang untuk melakukan olahraga,” ucapnya.

Denny Agustiningsih mengaku saat ini semakin marak dan tingginya upaya pemerintah, para akademisi serta berbagai komunitas masyarakat untuk menggalakkan olahraga. Selain itu, ia juga melihat antusiasme tinggi dari masyarakat untuk melakukan maupun mengikuti berbagai acara terkait olahraga. Kondisi ini memperlihatkan adanya pemahaman dan perhatian dari masyarakat terhadap manfaat olahraga untuk kesehatan. Bahkan jika mengamati media sosial, terdapat juga kelompok masyarakat-kelompok masyarakat yang sangat antusias melakukan olahraga dan rajin membagikannya di media sosial. Namun di sisi lain, berita-berita tentang kecelakaan bahkan kematian saat melakukan olahraga juga beredar dengan berbagai komentar baik ilmiah maupun tidak. “Kita perlu memahami dan peduli adanya sisi lain dari olahraga yang perlu diantisipasi agar semua orang mendapatkan manfaat maksimal dari olahraga sebagai salah satu pilar kesehatan,”katanya.

Penulis       : Agung Nugroho

Foto           : Donnie

Artikel Guru Besar UGM: Aktivitas Fisik Mampu Cegah dan Mengobati Penyakit Kronis pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-aktivitas-fisik-mampu-cegah-dan-mengobati-penyakit-kronis/feed/ 0
Teknologi Pemuliaan Tanaman Perlu Didorong untuk Mengatasi Rendahnya Produksi Pertanian https://ugm.ac.id/id/berita/teknologi-pemuliaan-tanaman-perlu-didorong-untuk-mengatasi-rendahnya-produksi-pertanian/ https://ugm.ac.id/id/berita/teknologi-pemuliaan-tanaman-perlu-didorong-untuk-mengatasi-rendahnya-produksi-pertanian/#respond Tue, 21 Jan 2025 07:18:04 +0000 https://ugm.ac.id/?p=74975 Prof. Dr. Ir. Rudi Hari Murti, S.P., M.P., IPM., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Pemuliaan Tanaman Hortikultura pada Fakultas Pertanian UGM. Di depan hadirin yang memenuhi Ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM pada Selasa (21/1), Rudi memaparkan pidato berjudul “Arti Penting, Tantangan, dan Pemecahan Masalah Hortikultura melalui Program Pemuliaan Tanaman yang Efektif”. Rudi […]

Artikel Teknologi Pemuliaan Tanaman Perlu Didorong untuk Mengatasi Rendahnya Produksi Pertanian pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Prof. Dr. Ir. Rudi Hari Murti, S.P., M.P., IPM., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Pemuliaan Tanaman Hortikultura pada Fakultas Pertanian UGM. Di depan hadirin yang memenuhi Ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM pada Selasa (21/1), Rudi memaparkan pidato berjudul “Arti Penting, Tantangan, dan Pemecahan Masalah Hortikultura melalui Program Pemuliaan Tanaman yang Efektif”.

Rudi menjelaskan tanaman hortikultura berperan besar untuk penyediaan pangan sehat, vitamin dan mineral, dan juga untuk kegiatan rekreasi bagi masyarakat. Bahkan juga berperan pada keamanan pangan, kelestarian lingkungan, keindahan, terapi dan obat, rekreasi, keragaman genetik, penyerapan tenaga kerja, dan aspek ekonomi.

Proses mencapai ketahanan pangan melalui produksi hortikultura kerap menemui tantangan seperti serangan penyakit, produktivitas rendah, mutu hasil, cepat rusak, rantai pasok panjang, mudah terjadi perubahan selera konsumen serta penurunan luas lahan. Rudi berpendapat bahwa salah satu cara untuk meningkatkan produksi dan mutu adalah melalui penggunaan varietas unggul dengan produktivitas dan mutu tinggi serta tahan cekaman biotik maupun abiotik. “Kegiatan untuk menghasilkan varietas unggul dapat dilakukan melalui proses perakitan varietas dengan metode pemuliaan konvensional yang disinergikan dengan metode terkini seperti rekayasa genetika, seleksi berbantu penanda molekuler, genome editing,” tambahnya.

Tantangan juga hadir dari konsumen yang menginginkan rasa yang lebih manis dan warna yang lebih menarik seperti mangga dengan kulit merona dan berserat rendah, semangka tanpa biji, pepaya dengan ukuran sedang dan manis, buah dengan antioksidan tinggi. Warna, rasa, dan tekstur hasil yang baru dan khas akan terus menarik minat konsumen dan menciptakan peluang pasar internasional. “Untuk itu, pemulia tanaman harus cermat dalam memahami karakteristik hasil sesuai dengan segmen pasar yang dibidik,” ujarnya.

Selain itu, kegiatan pemuliaan tanaman juga perlu memperhitungkan selera konsumen, peruntukan hasil dan pelaku rantai pasok sesuai segmen pasarnya. Pemulia harus jeli dalam menentukan karakteristik kunci dari hasil yang akan dihasilkan tanpa mengabaikan mutu standar lainnya. “Perbaikan mutu hasil sesuai keinginan pasar dapat dilakukan melalui pemuliaan tanaman dengan memanfaatkan sumber daya genetik yang sesuai,” katanya.

Rudi menganggap usaha tani hortikultura lebih intensif dibandingkan dengan tanaman pangan sehingga petani hortikultura termasuk risk taker. Misalnya, petani mengeluarkan segala upaya seperti penggunaan pestisida cukup banyak untuk mengendalikan penyakit agar tanamannya panen dengan hasil dan mutu tinggi. Namun begitu, peningkatan penggunaan pestisida menimbulkan ketahanan hama sehingga munculnya biotipe baru dan pencemaran lingkungan. Peningkatan perdagangan global bahan tanam serta hasil segar juga meningkatkan risiko masuk dan berkembangnya hama dan patogen asing ke lingkungan baru.

“Perlu sinergi antarbidang keilmuan untuk mempercepat perakitan tanaman sehingga menghasilkan varietas hibrida lebih banyak, biaya pemuliaan tanaman dan biaya produksi benih hibrida lebih murah, peningkatan pendapatan petani serta produksi hortikultura nasional akan meningkat dan mencukupi, dan pemecahan masalah pertanian terkait pemuliaan lebih cepat,” tutup Rudi.

Dengan dikukuhkannya Rudi sebagai profesor, Ketua Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyebutkan bahwa Rudi sebagai menjadi satu dari 524 guru besar aktif di UGM dan menjadi satu dari 30 guru besar aktif dari 62 guru besar yang pernah dimiliki Fakultas Pertanian UGM.

 

Penulis : Lazuardi

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Firsto

Artikel Teknologi Pemuliaan Tanaman Perlu Didorong untuk Mengatasi Rendahnya Produksi Pertanian pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/teknologi-pemuliaan-tanaman-perlu-didorong-untuk-mengatasi-rendahnya-produksi-pertanian/feed/ 0
UGM Kukuhkan 3 Guru Besar Sekaligus https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-kukuhkan-3-guru-besar-sekaligus/ https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-kukuhkan-3-guru-besar-sekaligus/#respond Tue, 14 Jan 2025 08:44:08 +0000 https://ugm.ac.id/?p=74702 Universitas Gadjah Mada mengukuhkan 3 orang Guru Besar sekaligus dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Gadjah Mada, Selasa (14/1) di ruang balai Senat Gedung Pusat UGM. Ketiga orang Guru Besar yang dikukuhkan yaitu Prof. drg. Sri Kuswandari, MS., Sp.KGA., Ph.D., Prof. drg. Heni Susilowati, M.Kes., Ph.D., dan Prof. Dr. drg. Dewi Agustina, MDSc. (FKG). Dewi […]

Artikel UGM Kukuhkan 3 Guru Besar Sekaligus pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Universitas Gadjah Mada mengukuhkan 3 orang Guru Besar sekaligus dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Gadjah Mada, Selasa (14/1) di ruang balai Senat Gedung Pusat UGM. Ketiga orang Guru Besar yang dikukuhkan yaitu Prof. drg. Sri Kuswandari, MS., Sp.KGA., Ph.D., Prof. drg. Heni Susilowati, M.Kes., Ph.D., dan Prof. Dr. drg. Dewi Agustina, MDSc. (FKG).

Dewi Agustina yang dikukuhkan di bidang Penyakit Mulut Geriatri pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada menyampaikan pidato yang berjudul Peningkatan Kesehatan Mulut sebagai upaya mendapatkan kualitas hidup yang optimal pada lanjut usia. Menurut Dewi Agustina, menyampaikan ada kecenderungan pertambahan populasi penduduk dunia meningkat pesat, termasuk di Indonesia. Hal itu menyebabkan jumlah lansia yang semakin meningkat sehingga menjadi tantangan tersendiri di bidang kesehatan, termasuk soal kesehatan mulut. “Selama ini kesehatan mulut masih belum menjadi prioritas. Akibatnya kesehatan dan fungsi mulut yang semakin memburuk seiring dengan bertambahnya usia. Hal tersebut dipengaruhi juga oleh konsep ageism (diskriminasi umur) yang banyak dianut lansia,” katanya.

Konsep ageism mencerminkan sikap lansia yang menerima kondisi mulutnya yang memburuk dan menganggapnya sebagai sesuatu yang alami dan wajar, serta merupakan bagian dari proses penuaan yang tidak perlu dianggap sebagai gangguan. Hal ini menyebabkan lansia menjadi kurang terdorong untuk memperbaiki kondisi mulutnya. “Memburuknya kondisi mulut pada lansia tidak semata-mata karena proses menua, tetapi sebagai efek dari akumulasi penyakit mulut yang selama ini diabaikan,” paparnya.

Dikatakan Agustina, mengatakan bahwasebenarnya banyak penyakit sistemik atau perawatan penyakit sistemik yang bermanifestasi atau berdampak di rongga mulut. Bahkan sebaliknya, keberadaan penyakit mulut juga dapat mempengaruhi pengelolaan penyakit sistemik, bahkan meningkatkan risiko terjadinya penyakit sistemik. “Hubungan ini semakin jelas dalam konteks perawatan lansia yang sebagian besar memiliki kondisi kompromis medik,” ujarnya.

Sementara Heni Susilowati yang dikukuhkan dalam bidang Mikrobiologi dan Imunologi Oral pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, menyampaikan pidato pengukuhan yang berjudul Peran Pseudomonas Aeruginosa dalam Infeksi Rongga Mulut. Dalam pemaparannya, Heni menegaskan pentingnya perawatan komprehensif kesehatan mulut bagi semua anak, dengan melakukan occlusal guidance, yaitu menuntun erupsi dan perkembangan gigi-geligi sejak periode gigi susu, bercampur dan permanen, sehingga dicapainya gigi-geligi permanen yang stabil, dapat berfungsi normal, dan secara estetik bisa diterima.

Hasil perawatan ortodonti pada anak tidak akan stabil, apabila oral bad habit tidak dihentikan. Oleh karena itu, kalangan dokter gigi sendiri perlu memperkenalkan konsep perawatan gigi komprehensif kepada anak. Kerjasama antara dokter gigi, penyedia pelayanan kesehatan ibu dan anak, rumah sakit bersalin, bidan sangat diperlukan.

Untuk mencegah terjadinya maloklusi atau susunan gigi dan rahang yang tidak normal harus dilakukan sejak dini, bahkan sejak bayi dilahirkan. Stimulasi fisiologis sangat penting untuk mendukung pertumbuhan kompleks kraniofasial yang normal. “Mengenali oral bad habit anak dan menghentikannya sejak dini akan mencegah berkembangnya maloklusi pada anak,” jelasnya.

Sedangkan Sri Kuswandari, yang dikukuhkan di bidang Ilmu Kedokteran Gigi Anak menyampaikan pidato berjudul Peningkatan Kesehatan Mulut sebagai Upaya Mendapatkan Kualitas Hidup yang Optimal pada Lanjut Usia. Menurut Sri Kuswandari, penyakit kering mulut sebagai dampak dari dari jumlah air ludah yang sedikit, sering terjadi pada lansia dan merupakan efek samping dari penyakit sistemik yang tidak terkontrol seperti Diabetes mellitus dan efek dari pemakaian pengobatan rutin, semisal obat antihipertensi.  “Kering mulut menyebabkan lansia lebih rentan terhadap penyakit infeksi mulut seperti penyakit gusi, karies karena kebersihan rongga mulut yang kurang baik,” urainya.

Penyakit gusi dan karies, kata Sri Kuswandari, bisa menyebabkan lansia mengalami rasa nyeri pada gigi dan mulut, gangguan makan bahkan menjadi kurang percaya diri, yang akhirnya akan menurunkan kualitas hidup lansia. “Dalam konteks kesehatan, penilaian kualitas hidup lebih didasarkan pada kesehatan umum, sementara kesehatan mulut sering terabaikan,” katanya.

Ia memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Posyandu-posyandu lansia di Yogyakarta menunjukkan sekitar 70% lansia memiliki kualitas hidup terkait kesehatan mulut yang sangat rendah. Rendahnya kualitas kesehatan mulut merupakan dampak dari kondisi perawatan mulut yang kurang baik sehingga mulut tidak dapat memenuhi fungsinya.

Ia membagi tips bagi lansia untuk meningkatkan kesehatan mulutnya agar mendapatkan kualitas hidup yang optimal dengan cara meningkatkan kebersihan mulut, mengendalikan penyakit sistemik yang telah terdiagnosis, segera melakukan pemeriksaan lanjut apabila ada gejala dan tanda yang tidak normal menghentikan kebiasaan merokok, bernafas melalui mulut, dan mengendalikan gangguan psikologis seperti stres, cemas, dan depresi. “Yang tidak kalah penting memenuhi kebutuhan cairan tubuh minimal 1,5 liter per hari, melakukan pemeriksaan gigi dan mulut secara rutin  6 bulan sekali dan jangan pernah mengabaikan kesehatan mulut,” pungkasnya.

Penulis : Kezia Dwina Nathania dan Tiefany Ruwaida Nasukha

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Donnie

Artikel UGM Kukuhkan 3 Guru Besar Sekaligus pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-kukuhkan-3-guru-besar-sekaligus/feed/ 0
Dosen Farmasi UGM Prof Chairun Wiedyaningsih Dikukuhkan Guru Besar  https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-farmasi-ugm-prof-chairun-wiedyaningsih-dikukuhkan-guru-besar/ https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-farmasi-ugm-prof-chairun-wiedyaningsih-dikukuhkan-guru-besar/#respond Thu, 09 Jan 2025 09:14:59 +0000 https://ugm.ac.id/?p=74574 Dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. apt, Chairun Wiedyaningsih, M. Kes., M.App.Sc., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Kebijakan Farmasi, Kamis (9/1).  Dalam upacara pengukuhan, Chairun menyampaikan pidato Guru Besar yang bertajuk “Peran Strategis Apoteker dalam Penguatan Kebijakan Keamanan Distribusi dan Penggunaan Obat di Masyarakat”. Dalam pidatonya, Prof. Chairun menjelaskan bagaimana distribusi obat yang […]

Artikel Dosen Farmasi UGM Prof Chairun Wiedyaningsih Dikukuhkan Guru Besar  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>

Dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. apt, Chairun Wiedyaningsih, M. Kes., M.App.Sc., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Kebijakan Farmasi, Kamis (9/1).  Dalam upacara pengukuhan, Chairun menyampaikan pidato Guru Besar yang bertajuk “Peran Strategis Apoteker dalam Penguatan Kebijakan Keamanan Distribusi dan Penggunaan Obat di Masyarakat”.

Dalam pidatonya, Prof. Chairun menjelaskan bagaimana distribusi obat yang tidak diawasi akan menimbulkan masalah kesehatan masyarakat yang serius. Pengawasan harus dilakukan tidak hanya pada jenis obat-obatan, namun juga pemerataan jenis obat itu sendiri. “Kekosongan obat di beberapa daerah, atau di sisi lain justru jumlah obat tertentu berlebih hingga melewati masa kadaluarsa, risiko penyalahgunaan obat dan peredaran obat ilegal,” jelas Prof. Chairun di ruang Balai Senat.

Ia mengutip hasil survei nasional Badan Narkotika Nasional RI yang menyebutkan kasus penyalahgunaan obat-obatan meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2023, prevalensi penyalahgunaan narkotika mencapai angka 1,73% atau setara dengan 3,3 juta penduduk Indonesia yang berusia 15-64 tahun. Kasus tersebut tidak hanya terjadi pada obat golongan narkotika dan psikotropika, namun juga obat obat tertentu (OOT), seperti tramadol, triheksifenidil, klorpromazin, amitriptilin, haloperidol dan dextromethorphan. Jika kondisi ini tidak ditangani, dikhawatirkan peredaran obat ilegal akan semakin banyak terjadi.“Di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, konsumsi OOT oleh masyarakat khususnya generasi muda ditemukan masih marak. Hingga bulan Agustus 2021, menunjukkan 88 % adalah OOT,” terang Chairun.

Sejumlah data juga menunjukkan penggunaan obat-obatan berlebihan di negara berpendapatan rendah dan menengah. Meskipun Indonesia masih dikategorikan rendah, yakni kurang dari 10.000 kasus, hal ini disebabkan sistem pelaporan farmakovigilans yang perlu dibenahi.

Menurutnya pemerintah perlu meninjau dan memperhatikan jalur distribusi obat di masyarakat, aksesibilitas dan proses jual beli. Rantai distribusi obat di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari keterlibatan Distributor (PBF), yang mana Badan POM menetapkan standar Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) untuk menjamin mutu dan keamanan obat yang didistribusikan. “Salah satu tantangannya adalah distribusi yang melibatkan banyak pihak, mulai dari supplier, manufaktur, retailer, hingga konsumen,” katanya.

Seiring ditemukan obat-obatan tersebut sudah tidak layak konsumsi bahkan palsu dan adanya proses jual beli daring/online, peredaran obat semakin jauh dari pengawasan. Menurutnya, apoteker memiliki peran penting untuk memastikan keamanan obat yang dikonsumsi masyarakat.

Penulis : Tasya

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Firsto

Artikel Dosen Farmasi UGM Prof Chairun Wiedyaningsih Dikukuhkan Guru Besar  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-farmasi-ugm-prof-chairun-wiedyaningsih-dikukuhkan-guru-besar/feed/ 0
Teliti Simulasi Kuantum Berbasis DFT, Prof. Sholihun Dikukuhkan Guru Besar https://ugm.ac.id/id/berita/teliti-simulasi-kuantum-berbasis-dft-prof-sholihun-dikukuhkan-guru-besar/ https://ugm.ac.id/id/berita/teliti-simulasi-kuantum-berbasis-dft-prof-sholihun-dikukuhkan-guru-besar/#respond Fri, 13 Dec 2024 03:38:09 +0000 https://ugm.ac.id/?p=73827 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membantu memudahkan banyak aspek dalam kehidupan, termasuk di dalamnya bidang desain dan prediksi sifat material yang kini dapat dilakukan dengan presisi tinggi bahkan sebelum diproses di laboratorium.  Hal ini dapat dilakukan karena kemajuan dalam komputasi dan teori kuantum, yang kini memungkinkan para ilmuwan untuk memodelkan dan membuat simulasi perilaku […]

Artikel Teliti Simulasi Kuantum Berbasis DFT, Prof. Sholihun Dikukuhkan Guru Besar pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membantu memudahkan banyak aspek dalam kehidupan, termasuk di dalamnya bidang desain dan prediksi sifat material yang kini dapat dilakukan dengan presisi tinggi bahkan sebelum diproses di laboratorium.  Hal ini dapat dilakukan karena kemajuan dalam komputasi dan teori kuantum, yang kini memungkinkan para ilmuwan untuk memodelkan dan membuat simulasi perilaku dan atom dalam skala nano (terkecil). Salah satu pendekatan yang akurat dan telah teruji dalam memodelkan sifat-sifat material pada tingkat atomik yaitu density functional theory (DFT).

Hal itu disampaikan oleh Guru Besar bidang ilmu Desain Komputasi Kristal dan Molekuler di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) Prof. Sholihun, S.Si, M.Sc., Ph.D., dalam upacara pidato pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar, Kamis, (12/12), di ruang Balai Senat UGM.

Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Desain Komputasi Kristal-Molekuler dan Aplikasinya: Simulasi Kuantum Berbasis Density Functional Theory (DFT)”, Solihun menuturkan peran desain komputasi saat ini menjadi krusial, karena seiring dengan berkembangnya kebutuhan material baru dengan sifat yang unik dan disesuaikan dengan pengaplikasian tertentu dibutuhkan proses yang panjang dan biaya yang besar. Maka dari itu, dengan adanya desain komputasi ini, kita dapat dapat memprediksi dan merancang sifat material secara virtual sebelum material tersebut dibuat secara fisik. “Melalui desain komputasi material yang memanfaatkan prinsip-prinsip fisika, kimia, dan matematika dibangunlah model yang dapat menggambarkan perilaku atom-atom dalam material yang berinteraksi satu sama lain, bagaimana mereka tersusun, dan bagaimana perilaku mereka di bawah kondisi tertentu seperti tekanan, suhu, dan medan magnet,” ujarnya.

Selanjutnya, ia pun menjelaskan bahwa kristal dan molekul merupakan dua bentuk dasar materi dengan sifat yang sangat berbeda, namun saling melengkapi dalam banyak aplikasi teknologi. Dengan memanfaatkan simulasi kuantum, maka dapat memprediksi bagaimana kristal dan molekul akan berperilaku dalam kondisi yang berbeda. “Simulasi kuantum ini  sangat penting dalam pengembangan material baru,” jelasnya.

Tak hanya itu, dengan simulasi kuantum juga dapat mempelajari dan memprediksi sifat material dengan memperhitungkan efek kuantum yang sering kali tidak teramati dalam pendekatan klasik. Kemudian dengan metode DFT, memungkinkan untuk menghitung energi total sebuah sistem berdasarkan kerapatan elektron, bukan fungsi gelombang. “Dengan DFT, kita juga memanfaatkan prinsip bahwa semua sifat kuantum dari sebuah sistem dapat diturunkan dari densitas elektron, yang merupakan fungsi dari posisi dalam ruang,” katanya.

Ada pun keunggulan utama DFT terletak pada kemampuannya untuk menyimulasikan sistem dengan banyak elektron secara efisien, sehingga dapat memodelkan material kompleks seperti logam, semikonduktor, dan sistem molekuler. DFT pun dapat digunakan menyimulasikan nanopartikel, memahami  kluster atom, dan juga mempelajari sistem molekuler. Tak hanya itu, DFT pun juga dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang, seperti teknologi kuantum, penghantaran obat, dan penemuan material baru.

Prof. Dr. Wahyudi Kumorotomo, M.P.P. selaku Sekretaris Dewan Guru Besar Universitas menyampaikan bahwa Prof. Sholihun merupakan salah satu dari 502 Guru Besar Aktif UGM, dan salah satu dari 49 Guru Besar aktif dari 72 Guru Besar yang dimiliki Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM.

Penulis : Leony

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Donnie

Artikel Teliti Simulasi Kuantum Berbasis DFT, Prof. Sholihun Dikukuhkan Guru Besar pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/teliti-simulasi-kuantum-berbasis-dft-prof-sholihun-dikukuhkan-guru-besar/feed/ 0
Berhasil Manfaatkan Big Data untuk Pengembangan Agen Antikanker, Prof Adam Hermawan Raih Guru Besar https://ugm.ac.id/id/berita/berhasil-manfaatkan-big-data-untuk-pengembangan-agen-antikanker-prof-adam-hermawan-raih-guru-besar/ https://ugm.ac.id/id/berita/berhasil-manfaatkan-big-data-untuk-pengembangan-agen-antikanker-prof-adam-hermawan-raih-guru-besar/#respond Thu, 21 Nov 2024 08:58:36 +0000 https://ugm.ac.id/?p=73129 Modernisasi mengubah gaya hidup manusia, dan meningkatkan berbagai macam permasalahan kesehatan salah satu diantaranya peningkatan insidensi kanker. Dengan memahami secara lebih mendalam protein-protein yang terlibat dalam proses perkembangan kanker, para peneliti dapat merancang obat yang dapat menarget sel kanker dengan lebih akurat tanpa merusak sel sehat di sekitarnya. Perkembangan teknologi dan revolusi industri 4.0 telah […]

Artikel Berhasil Manfaatkan Big Data untuk Pengembangan Agen Antikanker, Prof Adam Hermawan Raih Guru Besar pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Modernisasi mengubah gaya hidup manusia, dan meningkatkan berbagai macam permasalahan kesehatan salah satu diantaranya peningkatan insidensi kanker. Dengan memahami secara lebih mendalam protein-protein yang terlibat dalam proses perkembangan kanker, para peneliti dapat merancang obat yang dapat menarget sel kanker dengan lebih akurat tanpa merusak sel sehat di sekitarnya.

Perkembangan teknologi dan revolusi industri 4.0 telah membuka pintu bagi terobosan baru dalam pengembangan agen antikanker yang lebih efektif dan tertarget. Mengingat banyaknya protein yang terlibat di dalam regulasi dan progresi sel kanker maka dalam mengidentifikasi protein yang akan dipergunakan sudah seharusnya menggunakan big data dan bioinformatika.

Menurut Prof. Dr. apt. Adam Hermawan, S.Farm., M.Sc, kemajuan terkini dalam teknologi dan meningkatnya ketersediaan big data memberi peluang untuk mengatasi permasalahan pada penemuan obat. Big data dalam penemuan obat adalah kumpulan sumber biologis, kimia, farmakologi, dan klinis, dan dalam proses penemuan obat, big data ini dapat diterapkan mulai dari validasi target hingga uji klinis tahap akhir.

“Pada kesempatan kali ini, saya hanya akan berfokus pada aplikasi big data dalam penemuan protein target antikanker”, ujarnya di Balai Senat UGM, Kamis (21/11) mengawali pidato saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Rekayasa Makromolekul Fakultas Farmasi UGM.

Mengucap pidato pengukuhan Pemanfaatan Big Data dan Bioinformatika Terintegrasi pada Identifikasi Protein Target Dalam Pengembangan Agen Antikanker, Adam Hermawan menyampaikan analisis big data menggunakan Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML) dan bioinformatika terintegrasi untuk pemilihan biomarker, identifikasi target protein, pemilihan kandidat obat, dan prediksi sensitivitas obat telah dilakukan dalam lima tahun terakhir. Bahkan penggunaan AI saat ini telah berhasil dalam menemukan obat, dan mempercepat uji klinik fase I dan fase II. “Penggunaan AI telah dimanfaatkan untuk beberapa tujuan diantaranya menemukan protein target obat, mendesain small molecule baru, serta mendesain vaksin, dan lebih 50 persen dari AI-discovered molecules yang telah diuji klinik fase I adalah antikanker”, terangnya.

Adam Hermawan pun menjelaskan tingkat keberhasilan uji klinik fase I dari AI-derived molecules mencapai 80-90 persen. Hal ini disebabkan oleh well-validated biological targets dan pathway pada AI-derived molecules sehingga dapat menurunkan toksisitas obat yang didesain.

Pada uji klinik fase II, katanya, tingkat keberhasilan AI-dicovered molecule hanya mencapai 40 persen, karena uji klinik fase II ini merupakan tahapan untuk membuktikan konsep dan mekanisme biologis yang sebelumnya telah disarankan oleh AI terkait disease-relevant targets dan jalur persinyalannya. “Dengan terus berkembangnya AI, tingkat kesuksesan uji klinik dari AI-discovered molecule diharapkan akan terus meningkat sehingga memungkinkan pengembangan obat yang lebih efektif”, pungkasnya.

Penulis : Agung Nugroho

Foto : Firsto

Artikel Berhasil Manfaatkan Big Data untuk Pengembangan Agen Antikanker, Prof Adam Hermawan Raih Guru Besar pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/berhasil-manfaatkan-big-data-untuk-pengembangan-agen-antikanker-prof-adam-hermawan-raih-guru-besar/feed/ 0
Guru Besar UGM Dorong Pelestarian Pengelolaan Hutan dan Peningkatan Cadangan Karbon Melalui Enrichment Planting https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-dorong-pelestarian-pengelolaan-hutan-dan-peningkatan-cadangan-karbon-melalui-enrichment-planting/ https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-dorong-pelestarian-pengelolaan-hutan-dan-peningkatan-cadangan-karbon-melalui-enrichment-planting/#respond Wed, 25 Sep 2024 09:22:24 +0000 https://ugm.ac.id/?p=70876 Dosen Fakultas Kehutanan, Prof. Ir. Widiyatno, S. Hut, M. Sc., Ph.D, dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu silvikultur, Selasa (24/9), di ruang Balai Senat, Gedung Pusat UGM. Dalam upacara pengukuhannya, Prof. Widiyatno menyampaikan pidato yang berjudul “Enrichment Planting Lanskap Hutan Alam Tropis untuk Kelestarian Pengelolaan Hutan dan Peningkatan Cadangan Karbon”. Prof. Widiyatno membuka pidatonya dengan […]

Artikel Guru Besar UGM Dorong Pelestarian Pengelolaan Hutan dan Peningkatan Cadangan Karbon Melalui Enrichment Planting pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Dosen Fakultas Kehutanan, Prof. Ir. Widiyatno, S. Hut, M. Sc., Ph.D, dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu silvikultur, Selasa (24/9), di ruang Balai Senat, Gedung Pusat UGM. Dalam upacara pengukuhannya, Prof. Widiyatno menyampaikan pidato yang berjudul “Enrichment Planting Lanskap Hutan Alam Tropis untuk Kelestarian Pengelolaan Hutan dan Peningkatan Cadangan Karbon”.

Prof. Widiyatno membuka pidatonya dengan menyampaikan saat ini hutan tropis Indonesia mengalami penurunan dan kerusakan dari waktu ke waktu karena kebakaran hutan, illegal logging, konversi hutan untuk berbagai peruntukan, eksploitasi hutan yang berlebihan, dan lain-lain. Kerusakan hutan ini mengancam flora dan fauna asli hutan tropis serta meningkatkan emisi gas rumah kaca Indonesia. “Dari segi ekonomi, kerusakan hutan tropis khususnya hutan alam produksi menyebabkan penurunan industri kehutanan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan enrichment planting atau penanaman pengkayaan pada lanskap hutan alam tropis,” katanya

Widiyatno menyampaikan konsep dasar silvikultur sebagai ilmu terapan dalam mengelola hutan. Sistem silvikultur terdiri atas tiga komponen dasar perlakuan, yaitu pemudaan, pemeliharaan, dan pemanenan. Ia menjelaskan mengenai evolusi sistem silvikultur tebang pilih pada pengelolaan hutan alam tropis di Indonesia lengkap dengan status hutan tropis yang sayangnya kian menurun. “Melalui enrichment planting untuk meningkatkan produktivitas hutan, menjaga keragaman genetik, dan kelestarian native species,” katanya.

Tidak hanya berhenti sampai di situ, Widiyatno memaparkan strategi pemilihan jenis yang tepat untuk enrichment planting pada lanskap hutan hujan tropis sekunder melalui ilmu silvikultur. Hasil rumusan silvikultur tersebut dapat diaplikasikan dalam pengelolaan hutan alam dengan menggunakan sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) dengan teknik silvikultur intensif. Teknik ini terbukti mampu memberikan berbagai keuntungan, diantaranya mengurangi kerusakan pohon yang ditanam dan meningkatkan persentase hidup tanaman.

Widiyatno menambahkan, adanya enrichment planting ini, keragaman genetik dan perlindungan native species dapat lebih terjaga dan ditingkatkan. Terlebih lagi, peningkatan pertumbuhan dan produktivitas hutan dengan sistem silvikultur TPTJ ini dapat mempertahankan dan meningkatkan kelestarian dalam pengelolaan hutan alam hingga berdampak dari sisi simpanan karbon dengan mengurangi emisi gas CO2. “Metode ini berpotensi dalam melakukan serapan karbon dan menurunkan emisi gas rumah kaca Indonesia sebagai bagian dari aksi mitigasi perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan,” ungkapnya.

Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof.dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., menyampaikan bahwa Prof. Widiyatno adalah salah satu dari 452 guru besar aktif di UGM. Salah satu dari 20 guru besar aktif dari 33 guru besar yang pernah dimiliki Fakultas Kehutanan UGM.

Penulis : Bolivia Rahmawati

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Firsto

Artikel Guru Besar UGM Dorong Pelestarian Pengelolaan Hutan dan Peningkatan Cadangan Karbon Melalui Enrichment Planting pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-dorong-pelestarian-pengelolaan-hutan-dan-peningkatan-cadangan-karbon-melalui-enrichment-planting/feed/ 0