Pendidikan Arsip - Universitas Gadjah Mada https://ugm.ac.id/id/category/pendidikan/ Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi Mon, 10 Feb 2025 01:51:05 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.1.7 Kisah Ida Mujtahidah, Penyandang Disabilitas Berhasil Lulus S2 Cumlaude di UGM  https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-ida-mujtahidah-penyandang-disabilitas-berhasil-lulus-s2-cumlaude-di-ugm/ https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-ida-mujtahidah-penyandang-disabilitas-berhasil-lulus-s2-cumlaude-di-ugm/#respond Mon, 10 Feb 2025 01:47:15 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75715 Menggunakan kursi roda listrik, Ida Mujtahidah begitu sumringah saat Dekan Fisipol UGM Dr. Wawan Masudi datang menghampirinya seraya menyerahkan ijazah. Usai bersalaman dengan Dekan, matanya berkaca-kaca, ia tidak bisa menyembunyikan perasaan senang dan bahagianya sebagai salah satu lulusan yang lulus magister dengan predikat cumlaude. Berhasil meraih gelar S2, menjadi salah satu pencapaian terbesar dalam hidupnya. […]

Artikel Kisah Ida Mujtahidah, Penyandang Disabilitas Berhasil Lulus S2 Cumlaude di UGM  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Menggunakan kursi roda listrik, Ida Mujtahidah begitu sumringah saat Dekan Fisipol UGM Dr. Wawan Masudi datang menghampirinya seraya menyerahkan ijazah. Usai bersalaman dengan Dekan, matanya berkaca-kaca, ia tidak bisa menyembunyikan perasaan senang dan bahagianya sebagai salah satu lulusan yang lulus magister dengan predikat cumlaude. Berhasil meraih gelar S2, menjadi salah satu pencapaian terbesar dalam hidupnya.

Ida, biasa ia dipanggil, menjadi salah satu dari 841 lulusan Program Magister, Spesialis, Subspesialis, dan Doktor yang diwisuda pada Program Pascasarjana di Grha Sabha Pramana UGM pada akhir Januari silam. Ida berhasil menyelesaikan studi tepat waktu di Program Studi S2 Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) dengan semangat dan dedikasi yang konsisten. Bahkan ia tercatat lulus dengan predikat cumlaude karena memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,9. 

Ida bercerita, keluarga juga memiliki peran yang sangat besar dalam perjalanan kuliahnya. Baginya, keluarga selalu menjadi sumber dukungan moral, emosional, dan logistik yang dibutuhkan termasuk fasilitas kursi roda listrik.

Meski begitu, Ida mengaku sempat mengalami mental breakdown ketika menjalani masa kuliah. Beruntung, sesama Awardee LPDP turut membantunya mengatasi masa sulit tersebut dengan memastikan dirinya merasa aman, mendukung agar ia tetap percaya diri, serta mendampingi Ida selepas konsultasi rutin dengan psikolog. “Tentu saja masih ada ruang perbaikan untuk meningkatkan awareness serta membangun budaya yang lebih inklusif di UGM,” tuturnya.

Sebagai penyandang disabilitas, Ida menjelaskan tantangan terbesar yang harus dihadapi saat menjalankan perkuliahan adalah menjaga stamina fisik dan menghadapi keterbatasan mobilitas. Namun, dengan jadwal yang terorganisir, dukungan keluarga, serta semangat untuk segera lulus kuliah, ia berhasil melewati berbagai rintangan dan tetap fokus pada tujuan. 

Dukungan layanan aksesibilitas yang disediakan Fisipol dan UGM secara umum, seperti lift yang aktif untuk seluruh lantai, adanya ruangan khusus untuk pengunjung disabilitas di Perpustakaan dan Arsip, serta tambahan jalur landai di FISIPoint menurutnya sangat membantu. Bahkan sistem pembelajaran hybrid antara daring dan luring dengan pengumpulan tugas yang bisa dilakukan secara daring juga dirasa makin memudahkan dirinya mengerjakan tugas perkuliahan. “UGM telah menyediakan berbagai fasilitas ramah disabilitas, seperti rampa, handrail dan layanan pendukung. Namun, peningkatan masih dibutuhkan, misalnya dalam hal penyediaan transportasi kampus yang lebih inklusif dan aksesibilitas untuk gedung tua,” jelasnya.

Ida memulai studi sejak 2023. Selama kuliah, ia aktif melakukan advokasi bagi penyandang disabilitas. Selain itu, ia juga aktif mengikuti berbagai konferensi. Ida sempat terpilih sebagai best paper presenter pada 6th International Conference on Interreligious Studies (ICONIST) yang diselenggarakan oleh UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Dirinya juga terpilih menjadi partisipan dalam Sekolah Riset Advokasi Disabilitas 2024 yang merupakan kolaborasi antara SAPDA (Sentra Advokasi Perempuan, Difabel, dan Anak) dan KONEKSI (Knowledge Partnership Platform Australia – Indonesia). 

Ida patut berbangga karena pada program tersebut hanya 21 orang yang dipilih dari ratusan periset disabilitas di seluruh Indonesia. Selain itu, Ida juga diundang sebagai peserta pada Konferensi Internasional Pengetahuan dari Perempuan yang diselenggarakan oleh Komisi Nasional Anti Kekerasan (Komnas) Perempuan di Universitas Brawijaya pertengahan September 2024 lalu.

Kini setelah lulus, Ida berharap bisa berkontribusi lebih luas dalam advokasi penyandang disabilitas, khususnya dalam membangun kebijakan inklusif. Ia pun berencana untuk melanjutkan studi ke jenjang berikutnya. Menurutnya, pendidikan tinggi memiliki peran penting dalam membuka peluang kerja bagi penyandang disabilitas. “Kampus tidak hanya memberikan ilmu, tetapi juga membangun kepercayaan diri dan jaringan profesional yang diperlukan untuk bersaing,” ujarnya.

Di sisi lain, imbuhnya, masyarakat juga perlu mendukung para penyandang disabilitas dengan membangun pemahaman tentang kebutuhan mereka, menghapus stigma, dan memberikan kesempatan yang sama di berbagai aspek, termasuk pendidikan dan pekerjaan.

Penulis : Triya Andriyani

Foto     : Dokumentasi Pribadi

Artikel Kisah Ida Mujtahidah, Penyandang Disabilitas Berhasil Lulus S2 Cumlaude di UGM  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-ida-mujtahidah-penyandang-disabilitas-berhasil-lulus-s2-cumlaude-di-ugm/feed/ 0
Yuk, Ketahui Keunggulan 8 Prodi IUP UGM Klaster Sosial Humaniora https://ugm.ac.id/id/berita/yuk-ketahui-keunggulan-8-prodi-iup-ugm-klaster-sosial-humaniora/ https://ugm.ac.id/id/berita/yuk-ketahui-keunggulan-8-prodi-iup-ugm-klaster-sosial-humaniora/#respond Sat, 08 Feb 2025 12:13:42 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75705 Universitas Gadjah Mada memiliki 29 program International Undergraduate Program (IUP), 8 diantaranya IUP di bidang sosial humaniora. Kedelapan program studi IUP tersebut adalah prodi Akuntansi, prodi Manajemen dan prodi Ilmu Ekonomi. Selanjutnya IUP prodi Hubungan Internasional, Manajemen dan Kebijakan Publik, dan IUP prodi Ilmu Komunikasi. Selanjutnya ada IUP prodi Psikologi dan IUP prodi Hukum. Dalam […]

Artikel Yuk, Ketahui Keunggulan 8 Prodi IUP UGM Klaster Sosial Humaniora pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Universitas Gadjah Mada memiliki 29 program International Undergraduate Program (IUP), 8 diantaranya IUP di bidang sosial humaniora. Kedelapan program studi IUP tersebut adalah prodi Akuntansi, prodi Manajemen dan prodi Ilmu Ekonomi. Selanjutnya IUP prodi Hubungan Internasional, Manajemen dan Kebijakan Publik, dan IUP prodi Ilmu Komunikasi. Selanjutnya ada IUP prodi Psikologi dan IUP prodi Hukum. Dalam siaran langsung UGM Update belum lama ini, para pengelola program IUP dari fakultas rumpun sosial humaniora turut memperkenalkan keunggulan, prospek karir, serta peluang yang ditawarkan oleh IUP UGM.

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FEB UGM, Bayu Sutikno, S.E., M.S.M., Ph.D., menjelaskan bahwa program IUP di FEB telah berdiri sejak tahun 2007 dan menawarkan tiga program studi yaitu Akuntansi, Ilmu Ekonomi, dan Manajemen. Salah satu keunggulan program ini adalah akreditasi internasional yang telah diperoleh serta kemitraan dengan lebih dari 70 universitas di Eropa, Asia, dan Australia. “Kami memiliki skema double degree, pertukaran pelajar, serta academic exposure seperti kursus musim panas dan musim dingin,” ungkap Bayu, Sabtu (8/2).

Ia menambahkan bahwa seluruh pembelajaran dilakukan dalam bahasa Inggris dan mahasiswa IUP akan memiliki kesempatan lebih luas untuk meraih double degree dengan universitas mitra seperti University of Melbourne, Erasmus University, dan University of Groningen.

Dr. Ardian Indro Yuwono, selaku ketua Program Studi IUP Ilmu Komunikasi, menyampaikan bahwa program IUP di FISIPOL, terutama Ilmu Komunikasi, relatif baru didirikan pada tahun 2019 sementara program studi IUP Hubungan Internasional didirikan di awal tahun 2010, dan IUP Manajemen Kebijakan Publik di tahun 2013. Meski demikian, program ini memiliki akreditasi internasional dan keunggulan berupa pengajar yang berasal dari akademisi dan praktisi media.

Salah satu ciri khas dari IUP Ilmu Komunikasi adalah kewajiban student exchange di tahun ketiga. Program ini juga memiliki peluang double degree dengan Flinders University dan Queen Mary University. “International exposure menjadi komponen penting dalam syarat kelulusan, di mana mahasiswa wajib mengikuti pertukaran pelajar atau program study abroad,” jelas Dr. Ardian.

Elga Andriana, S.Psi, M.Ed, Ph.D, pengelola IUP Psikologi, menjelaskan bahwa sejak berdiri pada tahun 2016, program IUP Psikologi hanya membuka satu kelas dengan jumlah 40 mahasiswa per angkatan. Keunggulan IUP Psikologi terletak pada program double degree dengan University of Leeds serta pertukaran pelajar dengan University of Groningen.

Setiap semester, IUP Psikologi menghadirkan dosen tamu internasional serta menerima mahasiswa asing dari negara-negara seperti Belanda, Jerman, dan Australia. “Kami juga menekankan field school yang memungkinkan mahasiswa terjun langsung untuk melihat aplikasi psikologi secara praktis,” ujar Elga.

Sementara itu, Dr. Wahyu Yun Santoso S.H., M.Hum., LL.M., pengelola IUP Fakultas Hukum, memaparkan bahwa sejak dibuka pada tahun 2013, IUP Hukum telah menawarkan program double degree dengan universitas mitra seperti Maastricht University dan University of Groningen. Tahun ini, Fakultas Hukum meluncurkan skema baru 3+1 yang memungkinkan mahasiswa mendapatkan double degree sekaligus gelar LLM dalam waktu yang lebih singkat melalui kerja sama dengan Durham University “Mahasiswa kami juga diwajibkan mengikuti dua kali magang, dan banyak alumni kami yang sukses berkarir di firma hukum internasional,” tambah Wahyu.

Dengan berbagai keunggulan dan peluang internasional yang ditawarkan, program IUP UGM menjadi salah satu pilihan menarik bagi calon mahasiswa yang ingin mendapatkan pengalaman pendidikan global.

Penulis : Lintang

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Yuk, Ketahui Keunggulan 8 Prodi IUP UGM Klaster Sosial Humaniora pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/yuk-ketahui-keunggulan-8-prodi-iup-ugm-klaster-sosial-humaniora/feed/ 0
Dosen UGM Prof. Yunita Widyastuti Dikukuhkan Guru Besar Ilmu Anestesiologi dan Terapi Intensif  https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-ugm-prof-yunita-widyastuti-dikukuhkan-guru-besar-ilmu-anestesiologi-dan-terapi-intensif/ https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-ugm-prof-yunita-widyastuti-dikukuhkan-guru-besar-ilmu-anestesiologi-dan-terapi-intensif/#respond Thu, 06 Feb 2025 09:11:28 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75628 Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK)UGM, Prof. dr. Yunita Widyastuti, M.Kes., Ph.D., Sp.An-TI, Subsp.An.Ped (K)., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Anestesiologi dan Terapi Intensif, Kamis (6/2) di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM. Dalam upacara pengukuhan, Yunita menyampaikan pidato Guru Besar yang bertajuk “Prediksi Risiko Kejadian Kritis Berat Perioperatif Sebagai Upaya […]

Artikel Dosen UGM Prof. Yunita Widyastuti Dikukuhkan Guru Besar Ilmu Anestesiologi dan Terapi Intensif  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK)UGM, Prof. dr. Yunita Widyastuti, M.Kes., Ph.D., Sp.An-TI, Subsp.An.Ped (K)., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Anestesiologi dan Terapi Intensif, Kamis (6/2) di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM. Dalam upacara pengukuhan, Yunita menyampaikan pidato Guru Besar yang bertajuk “Prediksi Risiko Kejadian Kritis Berat Perioperatif Sebagai Upaya Meningkatkan Keselamatan Pasien Terkait Prosedur Anestesi pada Anak”.

Dalam pidatonya, Prof. Yunita menjelaskan bahwa Kondisi Kritis Perioperatif merupakan komplikasi pernapasan, jantung, alergi, atau neurologi yang memerlukan intervensi segera yang apabila tidak segera ditangani dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Dalam ilmu anestesi prosedur yang digunakan dalam menangani pasien dewasa dan anak-anak tentu berbeda. Kondisi yang berbeda ini membuat prosedur anestesi anak-anak lebih beresiko komplikasi yang dapat menyebabkan kecacatan hingga kematian. Maka dari itu, perlu pendekatan khusus untuk prediksi risiko dan mitigasinya. Saat ini di Indonesia belum ada alat prediksi terjadinya kejadian kritis perioperatif pada anak di Indonesia, “hal ini mendorong saya untuk mengangkat topik ini agar nantinya dapat menjadi referensi prediksi kejadian kritis perioperatif pada anak dimasa mendatang,” ungkapnya.

Yunita menyebutkan sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi kejadian kritis berat perioperatif pada anak.  Pada anestesi umum, bayi baru lahir lebih berisiko mengalami kejadian kritis perioperatif dibandingkan kelompok usia lainnya karena anatomi neonatus masih dalam proses perkembangan. Mengacu pada penelitian berbasis data, menunjukkan bahwa anak perempuan memiliki 25% risiko lebih tinggi untuk kejadian kritis kardiovaskuler dibandingkan laki-laki. “Faktor lain yang mempengaruhi adalah anomali kongenital yang mencakup berbagai kelainan struktur atau fungsi tubuh yang sudah ada sejak lahir dan berasal dari masa prenatal, kondisi pasien, dan jenis anestesi yang digunakan,” terangnya.

Akurasi skor prediksi kejadian kritis berat perioperatif berdasar sebuah tinjauan sistematis terbaru tentang alat penilaian risiko perioperatif dari 10 studi mendapatkan bahwa tingkat mortalitas dalam studi-studi ini berkisar antara 0,3% hingga 3,6%. Prediktor utama yang digunakan dalam model meliputi usia saat operasi, kebutuhan ventilasi mekanis dalam 48 jam sebelum operasi, dukungan oksigen, dukungan inotropik, sepsis, status kegawatdaruratan kasus, keberadaan perintah “do-not-resuscitate”, transfusi darah preoperatif, kanker, gangguan hematologi, status fisik, serta resusitasi kardiopulmoner sebelum operasi.

Penggunaan alat prediksi risiko kejadian kritis berat perioperatif memiliki peran sangat penting dalam meningkatkan hasil klinis pasca operasi pada pasien pediatrik. Saat ini perkembangan terbaru adalah penggunaan Artificial Intelligence (AI) untuk identifikasi risiko kejadian kritis berat perioperatif. Beberapa studi menunjukkan manfaat pembelajaran mesin dalam memetakan faktor risiko komplikasi pascaoperasi.

Menurut Yunita, penilaian risiko kejadian kritis harus dilakukan sebagai upaya meminimalisir resiko kejadian tersebut. Sasaran utama dari upaya ini diprioritaskan untuk anak-anak usia lebih muda. “Di Indonesia perlu dibuat suatu alat prediksi terstandarisasi untuk memprediksi risiko terjadinya kejadian kritis perioperatif pada anak serta pedoman praktis klinis yang praktis yang sederhana dan mudah digunakan,” tegasnya.

Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D., menyebutkan bahwa Prof. Yunita Widyastuti merupakan salah satu dari 525 Guru Besar aktif di UGM, dan salah satu dari 72 Guru Besar aktif dari 102 Guru Besar yang pernah dimiliki FKKMK UGM.

Penulis : Jelita Agustine

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Donnie

Artikel Dosen UGM Prof. Yunita Widyastuti Dikukuhkan Guru Besar Ilmu Anestesiologi dan Terapi Intensif  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-ugm-prof-yunita-widyastuti-dikukuhkan-guru-besar-ilmu-anestesiologi-dan-terapi-intensif/feed/ 0
Wamenkeu RI Anggito Abimanyu Dikukuhkan Sebagai Guru Besar UGM https://ugm.ac.id/id/berita/wamenkeu-ri-prof-anggito-abimanyu-dikukuhkan-sebagai-guru-besar-ugm/ https://ugm.ac.id/id/berita/wamenkeu-ri-prof-anggito-abimanyu-dikukuhkan-sebagai-guru-besar-ugm/#respond Tue, 04 Feb 2025 09:02:44 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75442 Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) RI, Prof. Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc., dikukuhkan sebagai guru besar Bidang Ekonomi pada Departemen Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Dalam upacara pengukuhannya, Anggito menyampaikan pidato yang berjudul  Ekonomi syariah sebagai bentuk Kepatuhan, Cara hidup dan Aktivitas Bisnis Yang Membawa Manfaat. Sebuah pidato yang ia sampaikan berangkat dari kisah […]

Artikel Wamenkeu RI Anggito Abimanyu Dikukuhkan Sebagai Guru Besar UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) RI, Prof. Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc., dikukuhkan sebagai guru besar Bidang Ekonomi pada Departemen Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Dalam upacara pengukuhannya, Anggito menyampaikan pidato yang berjudul  Ekonomi syariah sebagai bentuk Kepatuhan, Cara hidup dan Aktivitas Bisnis Yang Membawa Manfaat. Sebuah pidato yang ia sampaikan berangkat dari kisah penelusuran dan pencarian khasanah ilmu dan kemanfaatan dari Ekonomi Syariah di Indonesia. “Ekonomi Syariah adalah cabang ilmu ekonomi yang mengikuti hukum atau prinsip syariah Islam. Para pengikut ekonomi syariah menjalankannya dengan alasan kepatuhan atau kewajiban agama Islam, seperti halal, maslahat dan tidak riba. Ada lagi yang beranggapan ekonomi syariah adalah cara hidup berbagi, bersih dan sehat”, ujarnya

Dia menyampaikan dalam rumpun ekonomi makro yang membahas tentang kebijakan dan regulasi, ekonomi syariah adalah cabang ilmu yang semakin relevan dipelajari sebagai gugus teori. Para peminatnya bukan hanya para mahasiswa muslim, melainkan juga dari non muslim. Menjelang akhir abad ke-20 dan di awal abad ke-21, semua bisa menyaksikan negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Inggris mendorong perkembangan pusat keuangan Islam (Islamic financial hub). “Kampus-kampus barat yang memiliki pusat studi ekonomi Islam pun bermunculan”, katanya.

Di Indonesia, disebutnya, sejarah ekonomi syariah, khususnya perbankan syariah tersemai awalnya melalui deregulasi perbankan pada tahun 1983. Sejak tahun tersebut Bank Indonesia memberikan keleluasaan kepada 6 bank-bank untuk menetapkan suku bunga, serta memperbolehkan sistem bagi hasil dalam perkreditan. “Deregulasi ini merupakan konsep awal dari perbankan syariah di Indonesia”, jelasnya.

Dibagian lain pidatonya, Anggito mengaku saat ini tidak lagi melihat ekonomi syariah hanya sebagai sistem alternatif dan penyeimbang dari sistem ekonomi konvensional. Bahkan ia menemukan cara pandang baru dalam memaknai ekonomi syariah sebagai ekspresi kepatuhan dan ketundukan  terhadap agama dan wahyu yang diturunkan kepada umat manusia. Perwujudan hal yang lebih esensial seperti kepatuhan, cara hidup dan manfaat yang merupakan bagian esensial dan integral dari ajaran Islam, dan ia praktikkan kesetiaan pada transaksi halal yang tidak memberikan toleransi pada terjadinya gharar (ketidakjelasan transaksi), maysir (spekulasi), dan tidak mengandung riba (usury). “Tidak hanya halal, tetapi juga thayibbah sebagai bagian dari perilaku atau cara hidup berkonsumsi yang baik dan sehat”, terangnya.

Soal faktor pemanfaatan dan minat ekonomi syariah di Indonesia adalah sebuah fenomena yang menarik. Faktor kepatuhan, cara hidup dan bisnis dengan prinsip syariah menjadi lahan perhatian para ahli syariah. “Kajian saya memfokuskan kepada aspek kepatuhan atau religiusitas, cara hidup dan bisnis dalam memilih produk perbankan syariah, konsumsi produk halal dan manfaat perjalanan umroh,” ungkapnya.

Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D.,  menyebutkan bahwa Prof. Anggito Abimanyu merupakan salah satu dari 525 Guru Besar aktif UGM, dan salah satu dari 5 Guru Besar aktif yang dimiliki Sekolah Vokasi UGM.

Seperti diketahui, Anggito tercatat pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) periode 2017-2022. Ia juga pernah menjadi Komisaris BRI Syariah pada 2015-2017, Chief Economist BRI 2014-2017. Anggito juga pernah menjadi Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu pada 2003-2010 dan Staf Ahli Menteri Keuangan Republik Indonesia pada 1999-2003. Sebelum menjadi Wamenkeu, Anggito menjadi Ketua Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM, sekaligus dosen Departemen Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi UGM.

Di acara pengukuhan Guru Besar Anggito Abimanyu, sejumlah tokoh nasional yang hadir di antaranya Wapres ke-11 RI Budiono dan Wapres ke-13 RI Ma’ruf Amin dan Ketua MWA UGM Prof. Dr. Pratikno. Sejumlah Menko juga pun terpantau hadir seperti Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, hingga Penasihat Khusus Presiden Bidang Politik dan Keamanan Wiranto. Selanjutnya, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Mahfud MD, hingga Wakil Menteri Hukum Edward Omar Hiariej atau Eddy Hiariej.

Menko Muhaimin Iskandar mengapresiasi pencapaian Anggito Abimanyu sebagai Guru Besar Sekolah Vokasi UGM. Pencapaian ini, menurutnya luar biasa karena dalam pidatonya ia berbicara ekonomi syariah, dan di sisi lain UGM menjadi bagian integral dari proses ilmu dan praktek didalam seluruh sendi-sendi pembangunan. “Sekali lagi selamat untuk pak Anggito, dan selamat untuk UGM”, ucap Cak Imin.

Hal senada disampaikan Menko Airlangga Hartarto. Ia turut senang atas pencapaian Prof Anggito Abimanyu menyandang gelar profesor dari Sekolah Vokasi. “Tentu pidatonya yang terkait dengan ekonomi syariah, dan juga terkait dengan lifestyle saya kira menjadi hal yang baik dan akan mendorong perekonomian berbasis syariah,” katanya.

Penulis : Agung Nugroho

Foto      : Firsto

Artikel Wamenkeu RI Anggito Abimanyu Dikukuhkan Sebagai Guru Besar UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/wamenkeu-ri-prof-anggito-abimanyu-dikukuhkan-sebagai-guru-besar-ugm/feed/ 0
Gagal Raih Beasiswa karena Usia, Yudi Sapta Lulus S3 dengan IPK 4 di UGM https://ugm.ac.id/id/berita/gagal-raih-beasiswa-karena-usia-yudi-sapta-lulus-s3-dengan-ipk-4-di-ugm/ https://ugm.ac.id/id/berita/gagal-raih-beasiswa-karena-usia-yudi-sapta-lulus-s3-dengan-ipk-4-di-ugm/#respond Fri, 31 Jan 2025 04:11:59 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75261 Universitas Gadjah Mada mewisuda sebanyak 59 lulusan Program Doktor dari total 814 lulusan program pascasarjana, Kamis (23/1) lalu. Untuk program Doktor, rerata masa studi adalah 4 tahun 8 bulan, dengan 6 wisudawan memiliki IPK 4,00. Salah satu dari wisudawan yang meraih IPK sempurna tersebut adalah Yudi Sapta Pranoto (45), lulusan Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi […]

Artikel Gagal Raih Beasiswa karena Usia, Yudi Sapta Lulus S3 dengan IPK 4 di UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Universitas Gadjah Mada mewisuda sebanyak 59 lulusan Program Doktor dari total 814 lulusan program pascasarjana, Kamis (23/1) lalu. Untuk program Doktor, rerata masa studi adalah 4 tahun 8 bulan, dengan 6 wisudawan memiliki IPK 4,00. Salah satu dari wisudawan yang meraih IPK sempurna tersebut adalah Yudi Sapta Pranoto (45), lulusan Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan, Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Gadjah Mada, berhasil menyelesaikan pendidikan dengan masa studi 3 tahun, 1 bulan, dan 14 hari.

Yudi mengaku bersyukur bisa menyelesaikan pendidikan S3 dengan prestasi  akademik yang memuaskan. Bahkan ia tidak henti-hentinya bersyukur dan menyampaikan perasaan bahagianya. “Perasaan saya terharu, bahagia dan diiringi rasa syukur atas kemurahan-Nya saya dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya,” ujarnya, Jumat (31/1).

Lelaki yang juga berprofesi sebagai dosen di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Perikanan, dan Kelautan, Universitas Bangka Belitung ini pun turut membagikan perjuangannya sehingga bisa berkuliah di prodinya saat ini. Selama berkuliah di SPs UGM ia mendapatkan beasiswa pendidikan institusi dari Universitas Bangka Belitung untuk tahun kedua sampai selesai. Namun untuk mendapatkan hal tersebut tidaklah mudah, Yudi mengaku pada tahun 2021 ia sempat melamar Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) pada tahun 2021, namun gagal dikarenakan syarat usia pelamar yang tak boleh lebih dari 40 tahun. Karena Yudi sudah berusia 41 tahun, ia pun gagal meraih beasiswa. Namun kegagalan itu tidak menyurutkan semangatnya.

Berangkat dari kegagalannya tersebut, Yudi justru menjadi inisiator untuk mengajak teman-teman yang bernasib sama dengannya di program doktoral untuk membentuk grup Whatsapp, “Ikatan Studi Doktoral UGM”. Grup tersebut pun berhasil memperjuangkan nasibnya dan kawan-kawannya yang tak mendapatkan beasiswa. Bermacam usaha ia upayakan, termasuk membuat surat permohonan dukungan ke Rektor UGM untuk memperjuangkan nasibnya ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. “Sayangnya, hal tersebut tidak membuahkan tanggapan,” kenangnya.

Kemudian, dengan didasari oleh persamaan nasib kolektif, masalah tersebut pun menjadi masalah nasional. Banyak teman-teman studi doktoral dari kampus lain yang turut mengalami hal yang serupa, hal tersebut lah yang kemudian menjadi dasar dari perjuangan bersama teman-teman yang tengah menempuh studi doktoral di seluruh Indonesia. “Perjuangan dilalui dengan mengadakan audiensi dengan Komisi X, Bidang Pendidikan pada saat itu dan difasilitasi oleh Fraksi PKS di DPR RI. Singkat cerita, hasil pertemuan tersebut membuahkan hasil bahwa syarat BPI, terutama syarat usia maksimal bertambah menjadi 48 tahun,” ujarnya.

Yudi pun menambahkan bahwa selain dari syarat usia pelamar yang naik dari 40 tahun menjadi 48 tahun, persyaratan BPI pada tahun 2022 menyatakan bahwa beasiswa yang masih menjalankan perkuliahan dilaksanakan pada semester genap 2021/2022 sehingga mahasiswa yang sudah menjalankan perkuliahan di semester ganjil 2021 tidak dapat mendaftar BPI 2022, sehingga Yudi sekali lagi gagal untuk mendapatkan beasiswa tersebut.

Namun, menurutnya hal tersebut justru memberikannya hikmah bahwa tidak semua perjuangan itu dapat langsung dinikmati oleh diri sendiri, namun yang terpenting perjuangan tersebut dapat dinikmati oleh orang lain. Kemudian, di tahun keduanya, pada semester ganjil dengan kebijakan Rektor Universitas Bangka Belitung di tahun 2022 memberikan bantuan tugas sampai dengan selesai, dapat meringankan biaya SPP-nya.

Kerja keras dan keteguhannya dalam membantu orang lain pun dicerminkan dalam disertasi yang dipilihnya dengan judul “Faktor Penentu Peran Penyuluh Pertanian dalam Penerapan Good Agricultural Practices Lada Putih Muntok White Pepper di Provinsi Bangka Belitung”. Yudi bercerita bahwa melalui disertasinya ini, ia menguraikan bagaimana peran penyuluh dan praktik Good Agricultural Practices oleh para petani.

Menurutnya, Provinsi Bangka Belitung memiliki komoditi rempah terbaik di dunia, yang dikenal dengan Lada Putih Muntok (Muntok white pepper). “Lada ini memiliki aroma yang khas dan peperin yg tinggi dibandingkan lada lainnya di dunia, dan sudah diusahakan sejak abad ke 18,” jelasnya dengan semangat.

Sayangnya, dalam perjalanannya lada ini mengalami pasang surut produksi sekaligus ekspor komoditi tersebut dengan trend yang semakin menurun. Hal ini dikarenakan adanya permasalahan yang kompleks salah satunya adalah teknologi yang diterapkan petani masih tradisional dan belum menerapkan standar budidaya lada yang baik dan benar atau Good Agricultural Practices (GAP). Ia menjelaskan bahwa permasalahan ini dipicu oleh rendahnya pengetahuan petani terhadap GAP tersebut dan peran penyuluh yang belum optimal.

Yudi pun bersyukur bahwa selama proses penulisan disertasinya, ia benar-benar dipermudah dan mendapat dukungan penuh dari promotor dan ko-promotor. Menurut penuturannya, mereka mudah ditemui dan terjadwal setiap pekannya.

Selanjutnya, ia pun berpesan kepada teman-teman yang juga sedang menempuh studi di UGM, untuk terus semangat dan jangan berputus asa. “Di setiap kesulitan akan ada kemudahan, dan jangan lupa untuk terus berprasangka baik kepada Tuhan dan mendoakan siapapun,” pesannya.

Selain memberikan pesan kepada teman-teman lain di UGM, Yudi pun mengharapkan bahwa UGM dapat terus menjadi kampus rakyat pelopor dalam pendidikan yang berbasis keilmuan dan pengabdian, serta mempertahankan tradisi akademik yang unggul dan memperkuat jaringan global. “Selama berkuliah di UGM, kita dilatih untuk berpikir kritis, berinovasi, dan berintegritas. Nilai-nilai tersebut menjadi modal untuk mengabdi kepada masyarakat bangsa dan negara,” pungkasnya.

Penulis : Leony

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Gagal Raih Beasiswa karena Usia, Yudi Sapta Lulus S3 dengan IPK 4 di UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/gagal-raih-beasiswa-karena-usia-yudi-sapta-lulus-s3-dengan-ipk-4-di-ugm/feed/ 0
Dua Guru Besar Fakultas Peternakan UGM Dikukuhkan https://ugm.ac.id/id/berita/dua-guru-besar-fakultas-peternakan-ugm-dikukuhkan/ https://ugm.ac.id/id/berita/dua-guru-besar-fakultas-peternakan-ugm-dikukuhkan/#respond Thu, 30 Jan 2025 09:30:59 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75250 Dua orang dosen dari Fakultas Peternakan Universitas Gadjah resmi dikukuhkan di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM pada Kamis (30/1). Kedua Guru Besar tersebut adalah Prof. Dr. Ir. Tri Satya Mastuti Widi, S.Pt., M.P., M.Sc., IPM., ASEAN Eng., dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sistem Produksi Ternak. Sedangkan Prof. Ir. Panjono, S.Pt., M.P., Ph.D., […]

Artikel Dua Guru Besar Fakultas Peternakan UGM Dikukuhkan pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Dua orang dosen dari Fakultas Peternakan Universitas Gadjah resmi dikukuhkan di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM pada Kamis (30/1). Kedua Guru Besar tersebut adalah Prof. Dr. Ir. Tri Satya Mastuti Widi, S.Pt., M.P., M.Sc., IPM., ASEAN Eng., dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sistem Produksi Ternak. Sedangkan Prof. Ir. Panjono, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Produksi Ternak Potong pada Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.

Saling melengkapi, kedua pakar ilmu peternakan ini membahas pentingnya ilmu dalam peternakan untuk kebutuhan masyarakat luas. Prof. Panjono dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Pengembangan Industri Ternak Potong Menuju Indonesia Emas 2045” menjelaskan, bahwa untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan anak dengan menyediakan makanan bergizi, pemenuhan kebutuhan daging sebagai bagian dari menu makanan tersebut sangat diperlukan. “Daging banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, mineral besi, zinc, selenium, vitamin,” katanya.

Konsumsi daging di Indonesia sendiri masih didominasi oleh daging ayam, sapi dan kerbau. Namun, berbeda dengan daging ayam ras yang dapat memenuhi kebutuhan karena surplus, daging sapi dan kerbau justru masih mengalami defisit.  Defisit ini disebabkan oleh lebih rendahnya produksi daging sapi dan kerbau yakni sebesar 496,25 ribu ton dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi dan kerbau sebesar 759,67 ribu  ton,.

Selama ini, defisit ini dipenuhi dengan cara impor baik dagingnya maupun ternak hidup. Menurutnya, hal ini bukan merupakan hal yang baik jika dilihat dari segi kemandirian pangan nasional. “Pemenuhan kebutuhan daging dengan peningkatan produksi dalam negeri akan meningkatkan kemandirian pangan dan memberikan nilai tambah bagi pelaku usaha ternak potong,” ujarnya.

Ia pun kemudian menjelaskan bahwa untuk mengembangkan industri ternak potong yang dapat memenuhi kebutuhan nasional dan meningkatkan pendapatan peternak, diperlukan langkah-langkah strategis yang harus dilakukan. Beberapa langkah yang perlu dilakukan menurut Panjono adalah melakukan peningkatan kualitas gen, penerapan teknik pemeliharaan yang efisien, pengembangan sistem produksi, dan juga optimalisasi skala usaha. “Langkah-langkah tersebut harus dijabarkan ke dalam program, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang sehingga tujuan pemenuhan secara mandiri kebutuhan daging nasional dapat dicapai seiring dengan pencapaian Visi Indonesia Emas 2045,” tutup Panjono.

Setali dua uang, isu serupa pun ikut dibahas oleh Prof. Tri Satya Mastuti Widi dalam pidato pengukuhannya yang mengambil tajuk, “Desain Sistem Produksi Ternak Berkelanjutan dengan Pendekatan Holistik Berbasis Kearifan Lokal”. Ia menjelaskan bahwa sistem produksi ternak yang berkelanjutan dapat mengatasi masalah ketahanan pangan di Indonesia.

Tri mengatakan ketersediaan pangan dan energi merupakan isu krusial dan klasik bagi banyak negara-negara di dunia. Indonesia pun tidak menjadi pengecualian. Ia menjelaskan bahwa daging merah yang merupakan salah satu sumber pangan hewani tradisional di Indonesia, khususnya sapi masih terdapat gap, atau defisit antara produksi dan konsumsinya. “Bercermin pada hasil proyeksi produksi dan konsumsi daging sapi di Indonesia tahun 2023—2027, masih terdapat gap antara produksi dan konsumsi daging sapi,” jelas Tri.

Ia pun menjelaskan bahwa defisit ini salah satunya disebabkan oleh perbedaan tujuan program pemerintah dan tujuan peternak dalam beternak. Kemudian, Tri pun menjelaskan beberapa upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan ini, yang kemudian menurutnya setiap upaya peningkatan produksi pangan tersebut sejatinya memiliki dampak pada lingkungan, biodiversitas, dan kesejahteraan ternak dan kesehatan manusia. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya berkelanjutan dengan tetap mengapresiasi kearifan lokal agar pemenuhan kebutuhan pangan di masa depan tak perlu mengganggu kesehatan manusia, keragaman hayati, kesejahteraan ternak, dan juga lingkungan. “Penelitian dan pembangunan harus diarahkan pada kontribusi sistem produksi pertanian/peternakan untuk pembangunan berkelanjutan melalui pendekatan secara holistik yang rekognisi tujuan ganda peternak dan trade-offs terkait,” ujarnya.

Di akhir pidatonya, Prof. Tri menyampaikan beberapa konsep gagasan yang terkait dengan keberlanjutan sistem produksi ternak, khususnya pada pembangunan peternakan. Hal-hal tersebut ialah, pembangunan peternakan di Indonesia harus memperhatikan sistem produksi dan kearifan lokal, menganalisis trade-offs dan dampak yang akan terjadi dalam setiap progress sistem produksi, perbaikan sistem produksi lokal, land use sharing dan pemanfaatan tanah marginal, dan kebijakan pemerintah yang sinergis, menyeluruh, dan kondusif. Ia pun menambahkan bahwa, keberhasilan desain ini selain dari peran serta pemerintah juga membutuhkan kerja sama seluruh pihak untuk mewujudkannya.

Penulis : Leony

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Firsto

Artikel Dua Guru Besar Fakultas Peternakan UGM Dikukuhkan pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/dua-guru-besar-fakultas-peternakan-ugm-dikukuhkan/feed/ 0
Guru Besar UGM: Aktivitas Fisik Mampu Cegah dan Mengobati Penyakit Kronis https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-aktivitas-fisik-mampu-cegah-dan-mengobati-penyakit-kronis/ https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-aktivitas-fisik-mampu-cegah-dan-mengobati-penyakit-kronis/#respond Thu, 30 Jan 2025 08:56:03 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75226 Aktivitas olahraga telah lama diakui sebagai bagian penting dari kesehatan dan kesejahteraan manusia. Seiring perkembangan peradaban telah dipahami manfaat aktivitas fisik untuk kesehatan fisik dan mental. Bahkan pemahaman mengenai manfaat aktivitas fisik dan meresepkan olahraga sebagai bagian dari tatalaksana penyakit telah dilakukan sejak lebih dari 2500 tahun yang lalu di berbagai belahan dunia. Dalam perkembangannya, […]

Artikel Guru Besar UGM: Aktivitas Fisik Mampu Cegah dan Mengobati Penyakit Kronis pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Aktivitas olahraga telah lama diakui sebagai bagian penting dari kesehatan dan kesejahteraan manusia. Seiring perkembangan peradaban telah dipahami manfaat aktivitas fisik untuk kesehatan fisik dan mental. Bahkan pemahaman mengenai manfaat aktivitas fisik dan meresepkan olahraga sebagai bagian dari tatalaksana penyakit telah dilakukan sejak lebih dari 2500 tahun yang lalu di berbagai belahan dunia. Dalam perkembangannya, pemanfaatan olahraga sebagai salah satu komponen dari tatalaksana pengobatan dan pencegahan penyakit tidak lagi mendapat perhatian. “Olahraga hanya dianggap menjadi bagian dari permainan, mengisi waktu luang, membentuk tubuh,” kata Dosen Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. dr. Denny Agustiningsih, M.Kes, AIFM, dikukuhkan dalam jabatan Guru Besar Bidang Fisiologi Olahraga, Kamis (30/1).

Dalam pengukuhannya, Prof Denny menyampaikan pidato berjudul Apakah Olahraga Selalu Mendatangkan Manfaat Kesehatan?. Dalam pemaparannya, ia menyampaikan berbagai penelitian mengenai faktor yang berpengaruh terhadap tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit kronis akhirnya mengembalikan pemahaman pentingnya aktivitas fisik dalam dunia kedokteran. Para peneliti memiliki keyakinan tidak ada intervensi yang dapat berdampak positif banyak organ dan sistem tubuh secara bersamaan selain aktivitas fisik. “Pada tahun 2007 muncul gagasan mengintegrasikan aktivitas fisik ke dalam perawatan kesehatan rutin sebagai cara untuk mencegah dan mengobati penyakit kronis. Prinsip utama dari inisiatif ini menekankan bahwa olahraga bukan hanya cara untuk meningkatkan kebugaran, tetapi juga merupakan alat penting dalam pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit kronis,” urainya.

Menurutnya, aktivitas olahraga memang dapat menjadi sarana yang luar biasa untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, tetapi harus dilakukan dengan bijak, yaitu sesuai dengan dosis dan selalu memperhatikan sinyal tubuh yang membutuhkan waktu pemulihan serta perbaikan. Pemahaman yang tepat tentang manfaat dan risiko, serta kebijakan yang mendukung pelaksanaan olahraga yang aman dan inklusif, akan memastikan bahwa olahraga benar-benar membawa manfaat kesehatan bagi semua individu. “Masih banyak PR bagi kita untuk menggalakkan kampanye kesadaran tentang pentingnya olahraga yang tepat dan risiko dari olahraga berlebihan tanpa membuat masyarakat menjadi takut dan gamang untuk melakukan olahraga,” ucapnya.

Denny Agustiningsih mengaku saat ini semakin marak dan tingginya upaya pemerintah, para akademisi serta berbagai komunitas masyarakat untuk menggalakkan olahraga. Selain itu, ia juga melihat antusiasme tinggi dari masyarakat untuk melakukan maupun mengikuti berbagai acara terkait olahraga. Kondisi ini memperlihatkan adanya pemahaman dan perhatian dari masyarakat terhadap manfaat olahraga untuk kesehatan. Bahkan jika mengamati media sosial, terdapat juga kelompok masyarakat-kelompok masyarakat yang sangat antusias melakukan olahraga dan rajin membagikannya di media sosial. Namun di sisi lain, berita-berita tentang kecelakaan bahkan kematian saat melakukan olahraga juga beredar dengan berbagai komentar baik ilmiah maupun tidak. “Kita perlu memahami dan peduli adanya sisi lain dari olahraga yang perlu diantisipasi agar semua orang mendapatkan manfaat maksimal dari olahraga sebagai salah satu pilar kesehatan,”katanya.

Penulis       : Agung Nugroho

Foto           : Donnie

Artikel Guru Besar UGM: Aktivitas Fisik Mampu Cegah dan Mengobati Penyakit Kronis pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-aktivitas-fisik-mampu-cegah-dan-mengobati-penyakit-kronis/feed/ 0
Sediakan Kuota 1.114 Mahasiswa Baru, UGM Buka Pendaftaran Jalur IUP  https://ugm.ac.id/id/berita/sediakan-kuota-1-114-mahasiswa-baru-ugm-buka-pendaftaran-jalur-iup/ https://ugm.ac.id/id/berita/sediakan-kuota-1-114-mahasiswa-baru-ugm-buka-pendaftaran-jalur-iup/#respond Mon, 27 Jan 2025 06:18:32 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75177 Universitas Gadjah Mada membuka pendaftaran mahasiswa baru melalui kelas International Undergraduate Program (IUP). Perlu diketahui, untuk kuota jumlah calon mahasiswa yang diterima lewat jalur IUP ini sebanyak 1.114 calon mahasiswa untuk 29 program studi. Mekanisme penerimaan calon mahasiswa baru lewat  jalur ini akan dibagi menjadi 3 gelombang. Untuk gelombang 1 dibuka periode pendaftaran pada 14 […]

Artikel Sediakan Kuota 1.114 Mahasiswa Baru, UGM Buka Pendaftaran Jalur IUP  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Universitas Gadjah Mada membuka pendaftaran mahasiswa baru melalui kelas International Undergraduate Program (IUP). Perlu diketahui, untuk kuota jumlah calon mahasiswa yang diterima lewat jalur IUP ini sebanyak 1.114 calon mahasiswa untuk 29 program studi. Mekanisme penerimaan calon mahasiswa baru lewat  jalur ini akan dibagi menjadi 3 gelombang. Untuk gelombang 1 dibuka periode pendaftaran pada 14 januari – 18 Februari 2025. Selanjutnya ujian dilakukan secara secara luring yang dilaksanakan pada 27 Februari hingga 2 Maret. Sedangkan Pengumuman dilaksanakan pada 6 Maret 2025.

Sekretaris Direktorat Pendidikan dan Pengajaran (DPP) UGM, Dr. Sigit Priyanta, S.Si, M.Kom., mengatakan program IUP ini memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk meraih keunggulan kompetitif melalui sistem seleksi yang ketat. “Kami ingin memastikan bahwa setiap mahasiswa yang lolos merupakan individu terbaik yang mampu berkontribusi di tingkat global,” jelasnya, Senin (27/1).

Sigit mengharapkan para calon mahasiswa yang berminat untuk mendaftar kuliah di UGM lewat kelas internasional ini bisa mengetahui informasi terkait jalur IUP ini, memahami prosedur pendaftaran dan mempersiapkan diri dengan baik. “Informasi lebih lanjut mengenai Program IUP UGM 2025 dapat diakses melalui laman resmi UGM atau akun media sosial universitas,” terangnya.

Menurut Sigit, salah satu keunggulan dari program IUP adalah mampu menyiapkan lulusan yang kompeten yang bisa bersaing di tingkat global. “Program IUP dirancang untuk memberikan pengalaman belajar berbasis internasional, termasuk kewajiban mengikuti international exposure seperti program pertukaran pelajar atau double degree,” ujarnya.

Adapun persyaratan bagi calon mahasiswa untuk bisa mendaftar di  program IUP UGM ini, yakni lulusan SMA/MA/SMK atau sederajat dalam tiga tahun terakhir dengan bukti ijazah, memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik, dengan skor TOEFL sekitar 500-550 atau setara (IELTS atau AcEPT UGM), lulus seleksi Gadjah Mada Scholastic Test (GMST) dan bersedia mengikuti berbagai seleksi lanjutan sesuai program studi yang dipilih.

Sedangkan untuk tahapan seleksi berdasarkan program studi dibagi menjadi dua kategori, yakni untuk Fakultas Teknik, proses seleksi menggunakan nilai rapor, nilai UTBK, CBT, serta bukti kemampuan bahasa Inggris. Selanjutnya di luar Fakultas Teknik menggunakan seleksi menggunakan tes bahasa Inggris dan skolastik (Accept dan GMST).

Sebagai informasi, 29 prodi di UGM yang membuka jalur IUP yaitu Prodi Biologi, Akuntansi, Manajemen, Ilmu Ekonomi, Farmasi, Geografi Lingkungan, Kedokteran Hewan, Hukum, Hubungan Internasional,Ilmu Komunikasi, Manajemen dan Kebijakan Publik, Kedokteran dan Psikologi.

Selanjutnya, prodi Teknologi Pengelolaan Infrastruktur Sipil, Statistika, Elektronika dan Instrumentasi, Ilmu Komputer, Kimia, Matematika, Ilmu dan Industri Peternakan, Teknik Biomedis, Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Kimia, Teknik Geodesi, Teknik Geologi, Teknologi Informasi, Teknik Industri, Perencanaan Wilayah dan Kota.

Penulis : Rahma Khoirunnisa

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Sediakan Kuota 1.114 Mahasiswa Baru, UGM Buka Pendaftaran Jalur IUP  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/sediakan-kuota-1-114-mahasiswa-baru-ugm-buka-pendaftaran-jalur-iup/feed/ 0
Qowiyul Amin Berbagi Tips Bisa Lulus S2 UGM dalam Waktu 1 Tahun 2 https://ugm.ac.id/id/berita/qowiyul-amin-berbagi-tips-bisa-lulus-s2-ugm-dalam-waktu-1-tahun-2/ https://ugm.ac.id/id/berita/qowiyul-amin-berbagi-tips-bisa-lulus-s2-ugm-dalam-waktu-1-tahun-2/#respond Sat, 25 Jan 2025 08:44:23 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75165 Sebanyak 841 mahasiswa Program Pascasarjana UGM Periode Tahun Akademik 2024/2025 resmi diwisuda pada Kamis (23/1), di Grha Sabha Pramana. Tujuh dari total 691 lulusan magister berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna atau 4,00, salah satunya adalah Muhammad Qowiyul Amin. Qowi, demikian ia akrab dipanggil, merupakan wisudawan Prodi Magister Manajemen Farmasi, Fakultas Farmasi UGM. Tidak hanya menjadi […]

Artikel Qowiyul Amin Berbagi Tips Bisa Lulus S2 UGM dalam Waktu 1 Tahun 2 pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Sebanyak 841 mahasiswa Program Pascasarjana UGM Periode Tahun Akademik 2024/2025 resmi diwisuda pada Kamis (23/1), di Grha Sabha Pramana. Tujuh dari total 691 lulusan magister berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna atau 4,00, salah satunya adalah Muhammad Qowiyul Amin.

Qowi, demikian ia akrab dipanggil, merupakan wisudawan Prodi Magister Manajemen Farmasi, Fakultas Farmasi UGM. Tidak hanya menjadi mahasiswa peraih IPK sempurna, Qowi juga berhasil menempuh program magister hanya dalam waktu 1 tahun 2 bulan atau lebih cepat daripada rata-rata mahasiswa magister lainnya yang butuh waktu 2 tahun 2 bulan untuk menyelesaikan masa studi. Menurutnya, tidak ada rahasia atau tips khusus untuk menyelesaikan masa studi dengan cepat dan sempurna. “Aku sendiri tidak punya cara tertentu untuk mengatur waktu, tetapi ketika ada tugas yang diberikan dari dosen, sebisa mungkin segera dikerjakan dan memberikan yang terbaik sebisa mungkin,” ucap Qowi.

Menurutnya, hal yang perlu disiapkan justru ada di awal perkuliahan, yaitu harus mulai menetapkan target-target capaian yang ingin dilakukan agar bisa melakukan estimasi waktu kelulusan.

Laki-laki asal Semarang, Jawa Tengah ini juga dulunya merupakan mahasiswa S-1 UGM di jurusan Farmasi. Impiannya untuk berkuliah di UGM telah jauh dimulai sejak ia kecil. Ketertarikannya pada prodi yang ia tekuni tersebut muncul sebab Qowi ingin lebih lanjut mempelajari farmasi sosial dan manajemen, yang mana UGM menjadi pionir di bidang tersebut.

Kuliah di UGM sendiri memberikan banyak pelajaran bagi Qowi, misalnya mampu mengenalkannya pada banyak mahasiswa dari berbagai penjuru indonesia dan memperluas jejaring. “Saya juga bisa kenal dengan dosen-dosen pengampu yang sangat mumpuni di bidangnya dan tentunya sumber daya serta fasilitas yang amat memadai,” tambahnya.

Selama kuliah Qowi dapat memaksimalkan fasilitas yang disediakan dengan berhasil mempublikasikan artikel jurnal di Scopus dan sampai ikut konferensi di Thailand. Qowi menuturkan bahwa ia diajak salah satu dosen untuk mengikuti konferensi tersebut. Pengalaman tersebut menjadi pengalaman yang menyenangkan baginya sebab dapat menambah wawasan terkait penelitian di kancah global serta dapat teman-teman yang selalu produktif.

Kisah Qowi ini juga bukannya tanpa lika-liku. Menurutnya, masa awal perkuliahan dilalui dengan berat ketika harus catch-up dengan tugas-tugas yang diberikan sekaligus harus mempunyai satu publikasi yang accepted. “Disisi lain aku juga harus nyiapin topik penelitian yang linear antara tesis dengan disertasi,” imbuhnya.

Semua itu berhasil dilewati Qowi dengan baik. Kini ia sedang melanjutkan fokusnya pada studi doktoral yang telah ia tempuh selama dua semester sebagai bagian dari program fast track. Ia berharap agar dapat lulus tepat waktu, punya publikasi, dan tahapan risetnya dilancarkan. Untuk itu, Qowi berbagi pesan kepada teman-teman mahasiswa yang ingin mendapatkan IPK sempurna untuk mempersiapkannya dari awal perkuliahan. “Pas awal-awal dosen menjelaskan mata kuliah harus tahu komponen penilaiannya sehingga dapat memperkirakan caranya dapat nilai A harus bagaimana, kemudian aktif di kelas dan banyak-banyak berdiskusi,” pungkasnya.

Penulis : Lazuardi

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Qowiyul Amin Berbagi Tips Bisa Lulus S2 UGM dalam Waktu 1 Tahun 2 pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/qowiyul-amin-berbagi-tips-bisa-lulus-s2-ugm-dalam-waktu-1-tahun-2/feed/ 0
Cerita Ilham, Lulus S2 UGM 1 Tahun 4 Bulan dengan IPK 4.00 https://ugm.ac.id/id/berita/cerita-ilham-lulus-s2-ugm-1-tahun-4-bulan-dengan-ipk-4-00/ https://ugm.ac.id/id/berita/cerita-ilham-lulus-s2-ugm-1-tahun-4-bulan-dengan-ipk-4-00/#respond Fri, 24 Jan 2025 08:54:19 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75136 Mengantongi IPK 4,00, Ilham Budi Kurniawan (34) dinyatakan menjadi lulusan terbaik Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Iapun tersenyum bangga menapaki tangga saat menerima ijazah pada upacara Wisuda Program Pascasarjana Periode Tahun Akademik 2024/2025, Kamis (23/1), di Grha Sabha Pramana. Ilham lulus Program Magister Manajemen FEB UGM dengan masa studi 1 tahun 4 […]

Artikel Cerita Ilham, Lulus S2 UGM 1 Tahun 4 Bulan dengan IPK 4.00 pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Mengantongi IPK 4,00, Ilham Budi Kurniawan (34) dinyatakan menjadi lulusan terbaik Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Iapun tersenyum bangga menapaki tangga saat menerima ijazah pada upacara Wisuda Program Pascasarjana Periode Tahun Akademik 2024/2025, Kamis (23/1), di Grha Sabha Pramana. Ilham lulus Program Magister Manajemen FEB UGM dengan masa studi 1 tahun 4 bulan. Sementara rerata masa studi program magister adalah 2 tahun 2 bulan.

Memiliki latar belakang pekerjaan di Biro Sumber Daya Manusia di Kementerian Keuangan, ia memang berniat melanjutkan pendidikan untuk mengisi kekurangan kompetensi yang ada dalam dirinya. Setelah menempuh pendidikan D-3 Akuntansi di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan S-1 Akuntansi Universitas Hasanuddin serta menjalani pekerjaannya yang berfokus pada manajemen sumber daya manusia, setelah belasan tahun bekerja, ia memutuskan untuk mengambil program MM FEB UGM dengan konsentrasi di Sumber Daya Manusia dan Organisasi. “Semoga ini sejalan dengan rencana masa depan saya yaitu menjadi analisis SDM aparatur di Kementerian Keuangan,” jelasnya.

Ilham mengakui latar belakang pendidikan sebelumnya sangat berbeda dengan tugas-tugas yang ia kerjakan. Karenanya, ia menerapkan learning by doing selama bekerja. Baginya, berkuliah di MM UGM dapat membantunya untuk memeriksa ulang apakah praktiknya dalam bekerja sudah selaras dengan teori yang dipelajari di kelas.

Merunut pengalamannya belajar di MM UGM, Ilham mengungkapkan bila kurikulum MM FEB UGM sebagai kurikulum yang sangat dibutuhkan di dunia profesional. Kurikulum yang tidak hanya berfokus pada teori, tetapi bagaimana mahasiswa diminta untuk melakukan praktik dengan terjun langsung di lapangan seperti lewat program immmersion dan social project. “Waktu itu, saya mendapatkan UMKM di Gunung Kidul dan social project di salah satu SD di Bantul. Jadi, selama berkuliah tidak semata-mata hanya belajar secara teori, tetapi banyak pengalaman dan soft skill yang saya dapatkan terutama entreprenuership dan manajemen sumber daya manusia, jelasnya.

Ilham sempat merasa tidak percaya diri di awal-awal mengikuti perkuliahan di Program MM UGM. Ia bahkan mengaku masih merasa belum begitu terbiasa untuk melakukan presentasi serta mengungkapkan ide atauoun gagasan. “Hampir setiap hari melakukan presentasi ketika berkuliah di MM FEB UGM menjadikan saya lebih percaya diri. Keterampilan komunikasi dan negosiasi pun kian meningkat karena terbiasa mempraktikkannya,” tuturnya.

Begitu saat menjalani proses penyelesaian tugas akhir. Menurutnya, penyelesaian tugas akhir sebagai momen yang menguras tenaga baginya. Ia merasa belum banyak yang bisa ia kuasai, dan salah satu yang menjadi momok terkait penguasaan mata kuliah statistik.

Selain itu, iapun dituntut harus mempelajari metode penelitian kuantitatif dari nol. Sangat berbeda saat menempuh kuliah program D3 dan S1, ia hanya diminta menggunakan analisa metode kualitatif. “Tentu saya membutuhkan orang lain untuk belajar dan berbagi pengetahuan. Jadi, saya memanfaatkan discussion room untuk melakukan sharing dengan teman-teman. Untungnya, para dosen juga suportif sekali ketika diberi pertanyaan mereka akan sangat terbuka untuk menjawabnya,” papar Ilham.

Menjalani perkuliahan dengan rutinitas membaca buku dan jurnal serta melakukan presentasi tentunya melelahkan. Meski begitu tidak menyurutkan motivasi Ilham. Iapun berusaha mencari support system agar mampu mengembalikan semangatnya. “Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Menurut saya, memiliki support system itu penting entah itu orang tua, teman-teman, atau lingkungan sekitar ketika berkuliah maupun di kehidupan pekerjaan,” jelasnya.

Budaya kota Yogya dan UGM, diakuinya menjadi faktor yang membuatnya betah untuk terus berkuliah. Kebersamaan di antara para mahasiswa merupakan hal baru yang ia dapatkan selama berkuliah S2. “Teman-teman saya tidak pelit ilmu. Mereka sangat terbuka untuk membagikan ilmu dan tidak individualis. Ini adalah momen yang sangat berkesan untuk saya. Saling memberi dukungan dan bersaing secara sehat dengan prestasi masing-masing,” terangnya.

Menilik keberhasilan yang ia raih, Ilham pun memberikan tips sukses studi. Untuk bisa meraih prestasi yang baik, menurutnya ada beberapa hal yang harus dilakukan. Utamanya adalah berhubungan baik dengan siapapun, termasuk dengan dosen senior, dosen junior, dan teman-teman. “Ada banyak lintas ilmu di MM FEB UGM sehingga ada beberapa mahasiswa yang menguasai ilmu tertentu ada juga yang kurang. Dari sini, saya banyak berdiskusi dan melakukan transfer ilmu dengan mereka,” jelasnya.

Ilham selalu berusaha menanamkan mindset positif untuk membantunya agar bisa berpikir secara mindfull. Ia belajar untuk tidak memaksakan diri dengan berfokus pada hal yang dapat dikendalikan, dan dengan tidak memaksakan diri terhadap segala hal.

“Dalam hidup, saya belajar ada lingkaran kendali dan lingkaran di luar kendali saya. Saya mencoba memaksimalkan hal-hal yang dapat saya kendalilkan dan menghiraukan hal-hal yang tidak dapat saya kendalikan. Jika terlalu memikirkan hal yang tidak dapat dikontrol, saya menjadi burn out dan tidak fokus belajar,” urainya.

Ia masih ingat saat mengambil mata kuliah Strategic Management di awal-awal masa kuliah. Ia mendapatkan insight menarik dari dosen pengampu mata kuliah tersebut yaitu Dr. Rangga Almahendra, S.T., M.M. “Hidup ini bukan hanya mengejar impian tetapi juga meninggalkan jejak dan bagaimana kita bisa bermanfaat untuk orang lain”, kenangnya.

Reportase : Shofi Hawa Anjani & Kurnia Ekaptiningrum/Humas FEB

Penulis      : Agung Nugroho

Artikel Cerita Ilham, Lulus S2 UGM 1 Tahun 4 Bulan dengan IPK 4.00 pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/cerita-ilham-lulus-s2-ugm-1-tahun-4-bulan-dengan-ipk-4-00/feed/ 0