Obituari Arsip - Universitas Gadjah Mada https://ugm.ac.id/id/category/obituari/ Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi Thu, 16 Jan 2025 07:20:01 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.1.7 Guru Besar Prof. Emer. drh. Soesanto Mangkoewijojo Meninggal Dunia https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-prof-emer-drh-soesanto-mangkoewijojo-meninggal-dunia/ https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-prof-emer-drh-soesanto-mangkoewijojo-meninggal-dunia/#respond Wed, 15 Jan 2025 09:16:51 +0000 https://ugm.ac.id/?p=74741 Duka mendalam dirasakan keluarga besar Universitas Gadjah Mada, salah satu putra terbaiknya Prof. Emer. drh. Soesanto Mangkoewidjojo, M.Sc., Ph.D meninggal dunia dalam usia 91 tahun. Almarhum merupakan Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Hewan UGM berpulang menuju peristirahatan terakhir pada hari Rabu, 15 Januari 2025, pukul 05.00 WIB. Sebelum dimakamkan di pemakaman keluarga besar UGM, Sawitsari, […]

Artikel Guru Besar Prof. Emer. drh. Soesanto Mangkoewijojo Meninggal Dunia pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Duka mendalam dirasakan keluarga besar Universitas Gadjah Mada, salah satu putra terbaiknya Prof. Emer. drh. Soesanto Mangkoewidjojo, M.Sc., Ph.D meninggal dunia dalam usia 91 tahun. Almarhum merupakan Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Hewan UGM berpulang menuju peristirahatan terakhir pada hari Rabu, 15 Januari 2025, pukul 05.00 WIB.

Sebelum dimakamkan di pemakaman keluarga besar UGM, Sawitsari, jenazah almarhum Prof. Soesanto Mankoewidjojo disemayamkan di Balairung UGM Rabu (15/1). Upacara pelepasan yang diiikuti civitas akademika UGM dipimpin Ketua Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A. “Saya atas nama keluarga besar Universitas Gadjah Mada mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas berpulangnya Almarhum Prof. Emer. drh. Soesanto Mangkoewidjojo, M.Sc., Ph.D. Semoga Almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah Swt serta diterima segala amal ibadahnya di dunia”, ungkap Baiquni mengawali sambutan.

Almarhum Prof. Emer. drh. Soesanto Mangkoewidjojo, M.Sc., Ph.D, ungkap Baiquni adalah Guru Besar pada Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Hewan. Diangkat sebagai Guru Besar dengan mengucap pidato pengukuhan Guru Besar pada Rapat Senat Terbuka Universitas pada tanggal 19 Januari 1985 atau 40 tahun yang lalu dengan judul Pencemaran Lingkungan. Suatu Tantangan Bagi Para Ahli Patologi.

Di pidato pengukuhan tersebut, kata Baiquni, Soesanto mengungkap masalah pengaruh pencemaran lingkungan pada beberapa makhluk hidup, dan mengupas peran ahli patologi dalam menghadapi pengaruh pencemaran lingkungan. Banyaknya bahan dan senyawa mencemari lingkungan terungkap dalam pidato ini. “Ditemukan pula dalam pidato ini, beberapa bahan pencemar beserta aspek toksikopatologiknya”, ucapnya.

Baiquni berharap semoga karya-karya almarhum Prof. Soesanto Mangkoewidjojo menjadi pembuka jalan bagi pengembangan ladang ibadah dan ilmu pengetahuan masa depan. Diharapkan pula para generasi muda bisa meneladani dan mengembangkan pengetahuan, serta melanjutkan karya-karya almarhum di masa mendatang. “Kita juga berdoa semoga keluarga yang ditinggalkan, senantiasa diberikan kesabaran, ketabahan, serta keikhlasan. Karena sesungguhnya Allah Swt yang paling berhak atas seluruh ciptaan-Nya, dan semoga doa-doa 3 terbaik yang kita panjatkan hari ini berkenan di hadapannya. Terima kasih juga saya haturkan kepada Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian segenap keluarga besar Universitas Gadjah Mada yang telah berkenan meluangkan waktu menghadiri prosesi penghormatan terakhir kepada Prof. Soesanto Mangkoewidjojo, sebelum dimakamkan di Makam Keluarga Besar UGM Sawit Sari”, terangnya.

Dalam daftar riwayat hidup yang dibacakan Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, drh. Agung Budiyanto, M.P., Ph.D, diketahui Prof. drh. Soesanto Mangkoewidjojo lahir di Klaten, 5 April 1933. Ia menyelesaikan pendidikan D3 dan S1 Kedokteran Hewan dari Universitas Gadjah Mada, dan melanjutkan profesi Kedokteran Hewan. Memperoleh gelar master Sain Veteriner dari University of Minnessota, dan gelar Doktor Sain Veteriner dari Michigan State University, USA.

Dalam pekerjaannya pernah mengemban amanah diantaranya sebagai Kepala Jurusan Kedokteran Hewan, dan Kepala Bagian Kimia Medik Veteriner. Pernah pula menjabat Kepala Bagian Kesmavet FKH UGM,  Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, dan menjabat Dekan FKH UGM selama dua periode.

Penulis : Agung Nugroho

 

Artikel Guru Besar Prof. Emer. drh. Soesanto Mangkoewijojo Meninggal Dunia pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-prof-emer-drh-soesanto-mangkoewijojo-meninggal-dunia/feed/ 0
Pemerhati Filsafat Pancasila Prof Kaelan Meninggal Dunia https://ugm.ac.id/id/berita/pemerhati-filsafat-pancasila-prof-kaelan-meninggal-dunia/ https://ugm.ac.id/id/berita/pemerhati-filsafat-pancasila-prof-kaelan-meninggal-dunia/#respond Wed, 25 Dec 2024 14:56:48 +0000 https://ugm.ac.id/?p=74222 Awan mendung menggelayut di langit Kampus Universitas Gadjah Mada, seakan meyertai suasana haru dan duka di upacara penyemayaman Prof. Dr. Kaelan, M.S di halaman Balairung. Guru Besar pemerhati Filsafat Pancasila dan Ketatanegaraan ini, meninggal dunia pada hari Rabu (25/12), pukul 08.50 WIB, di RSUP Sardjito pada usia 78 tahun. “Kita telah kehilangan salah satu putra […]

Artikel Pemerhati Filsafat Pancasila Prof Kaelan Meninggal Dunia pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Awan mendung menggelayut di langit Kampus Universitas Gadjah Mada, seakan meyertai suasana haru dan duka di upacara penyemayaman Prof. Dr. Kaelan, M.S di halaman Balairung. Guru Besar pemerhati Filsafat Pancasila dan Ketatanegaraan ini, meninggal dunia pada hari Rabu (25/12), pukul 08.50 WIB, di RSUP Sardjito pada usia 78 tahun.

“Kita telah kehilangan salah satu putra terbaik UGM, yang aktif mengkaji filsafat Pancasila,” sebut Prof. Drs. M. Mukhtasar Syamsuddin, Ph.D. yang merupakan salah satu kolega Prof. Kaelan selama mengabdi di Fakultas Filsafat UGM. Menurutnya, sosok Prof. Kaelan merupakan sosok yang baik dan aktif mengabdi bagi UGM.

Prof. Dr. Wahyudi Kumorotomo, M.P.P., Sekretaris Dewan Guru Besar (DGB) UGM mewakili pimpinan dan keluarga UGM hadir untuk menyampaikan rasa belasungkawa atas kepergian Prof. Kaelan di usianya yang ke-78 tahun.

“Atas nama keluarga besar UGM, kami mengucapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya bagi guru dan teladan kami semua. Semoga ilmu dan pengetahuan yang telah dibagikan menjadi ladang amal bagi beliau,” ucap Wahyudi.

Prof. Dr. Kaelan, M.S. lahir di Magetan, 27 Januari 1946. Sosok yang memiliki satu orang istri dan tiga orang anak ini sempat menjadi pengajar di Fakultas Filsafat dan Sekolah Pascasarjana UGM. Pada 10 Juli 2007, ia dikukuhkan sebagai guru besar dengan judul pidato “Kesesatan Epistemologi Di Era Reformasi Dan Revitalisasi Nation State”.

Dalam pidatonya tersebut, Prof. Kaelan menyebutkan bahwa era global yang melanda seluruh bangsa di dunia telah membawa Indonesia ke arah runtuhnya negara kebangsaan (nation state), lunturnya nasionalisme, persatuan dan kesatuan, dan kepribadian Indonesia yang merupakan local wisdom atau karya besar bangsa.

“Agar bangsa Indonesia dapat mewujudkan suatu masyarakat demokratis, religius dan berkeadaban di dalam proses reformasi di era global saat ini, maka harus dilakukan revitalisasi negara kebangsaan (nation state) yang fondasinya telah diletakkan di atas dasar filosofi negara,” papar Prof. Kaelan saat itu.

Setelah penyemayaman di Balairung, Gedung Pusat UGM, almarhum dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga UGM di Sawitsari, Sleman.

Penulis : Lazuardi
Editor   : Gusti Grehenson
Foto     : Firsto

Artikel Pemerhati Filsafat Pancasila Prof Kaelan Meninggal Dunia pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/pemerhati-filsafat-pancasila-prof-kaelan-meninggal-dunia/feed/ 0
Guru Besar UGM Prof. Kodiran Berpulang https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-prof-kodiran-sagi-berpulang/ https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-prof-kodiran-sagi-berpulang/#respond Tue, 17 Dec 2024 06:51:55 +0000 https://ugm.ac.id/?p=73969 Duka mendalam kembali dirasakan keluarga besar Universitas Gadjah Mada. Salah satu guru besar bidang antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Prof. Dr. Kodiran, M.A, meninggal dunia pada hari Senin (16/12) pukul 12.45 di usia 85 tahun. Segenap keluarga dan puluhan civitas UGM melepas almarhum ke peristirahatan terakhir di Pemakaman Keluarga Universitas Gadjah Mada. Sejumlah pejabat dan pimpinan, […]

Artikel Guru Besar UGM Prof. Kodiran Berpulang pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Duka mendalam kembali dirasakan keluarga besar Universitas Gadjah Mada. Salah satu guru besar bidang antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Prof. Dr. Kodiran, M.A, meninggal dunia pada hari Senin (16/12) pukul 12.45 di usia 85 tahun.

Segenap keluarga dan puluhan civitas UGM melepas almarhum ke peristirahatan terakhir di Pemakaman Keluarga Universitas Gadjah Mada. Sejumlah pejabat dan pimpinan, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa menyampaikan duka mendalam kepada keluarga saat disemayamkan di Balairung UGM, Selasa (17/12).

Ketua Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyampaikan kedukaan mendalam dan mengajak seluruh sivitas untuk memanjatkan doa dan penghormatan terakhir kepada almarhum. “Semoga Almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT serta diterima segala amal ibadahnya. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan, senantiasa diberikan kesabaran, ketabahan, dan keikhlasan,” ujarnya.

Baiquni turut mengenang Prof. Kodiran sebagai pribadi yang ramah dan sabar sehingga senantiasa memberikan kenyamanan, baik di lingkungan akademis maupun lingkungan kerja sebagai akademisi dan tenaga pendidik di program studi Antropologi. Beliau adalah sosok yang tekun dan gigih dalam memberikan kontribusinya terhadap bidang keilmuan yang ia dalami.

Prof. Kodiran diangkat sebagai guru besar pada Rapat Terbuka Universitas pada tanggal 3 Juni 2000, tepat 24 tahun lalu. Pada kesempatan kala itu, beliau menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Perkembangan Kebudayaan dan Implikasinya Terhadap Perubahan Sosial di Indonesia”. Dalam pidato tersebut, beliau menyampaikan tentang simpul-simpul dan konsep-konsep teoritik tentang mekanisme dinamika kebudayaan yaitu difusi, akulturasi, dan asimilasi. Beliau juga mengilustrasikan beberapa peristiwa utama mengenai perkembangan dan perubahan sosial di dalam kehidupan masyarakat, khususnya yang ditimbulkan oleh adanya proses-proses mekanisme dinamika kebudayaan.

Dalam daftar riwayat hidup, Prof Kodiran lahir di Semarang, Jawa Tengah, pada 15 Agustus 1939. Ia menjadi tenaga pendidik sejak tahun 1967 dan mendapat gelar Guru besar pada tahun 1999. Semasa menjadi dosen, ia pernah mendapat penghargaan kesetiaan 25 Tahun UGM tahun 1992.

Penulis : Tiefany

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Donnie

Artikel Guru Besar UGM Prof. Kodiran Berpulang pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-prof-kodiran-sagi-berpulang/feed/ 0
Guru Besar UGM Prof Mammed Sagi Berpulang https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-prof-mammed-sagi-berpulang/ https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-prof-mammed-sagi-berpulang/#respond Mon, 02 Dec 2024 00:45:49 +0000 https://ugm.ac.id/?p=73391 Duka mendalam kembali dirasakan keluarga besar Universitas Gadjah Mada. Salah satu Guru Besar bidang embriologi hewan, Fakultas Biologi, Prof. Dr. Mammed Sagi, M.Si., meninggal dunia pada hari Sabtu (30/11) pukul 11.49 WIB di usia 79 tahun. Segenap keluarga dan puluhan sivitas UGM melepas almarhum ke peristirahatan terakhir di Pemakaman Keluarga Universitas Gadjah Mada. Sejumlah pejabat […]

Artikel Guru Besar UGM Prof Mammed Sagi Berpulang pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Duka mendalam kembali dirasakan keluarga besar Universitas Gadjah Mada. Salah satu Guru Besar bidang embriologi hewan, Fakultas Biologi, Prof. Dr. Mammed Sagi, M.Si., meninggal dunia pada hari Sabtu (30/11) pukul 11.49 WIB di usia 79 tahun.

Segenap keluarga dan puluhan sivitas UGM melepas almarhum ke peristirahatan terakhir di Pemakaman Keluarga Universitas Gadjah Mada. Sejumlah pejabat dan pimpinan, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa menyampaikan duka mendalam kepada keluarga saat disemayamkan di Balairung UGM, Minggu (1/12).

Ketua Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyampaikan kedukaan mendalam dan mengajak seluruh sivitas untuk memanjatkan doa dan penghormatan terakhir kepada almarhum. “Semoga Almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT serta diterima segala amal ibadahnya. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan, senantiasa diberikan kesabaran, ketabahan, dan keikhlasan,” ujarnya.

Baiquni turut mengenang Prof. Mammed sebagai pribadi yang ramah dan sabar sehingga senantiasa memberikan kenyamanan, baik di lingkungan akademis maupun lingkungan kerja sebagai dokter spesialis penyakit dalam ginjal. Beliau adalah sosok yang tekun dan gigih dalam memberikan kontribusinya terhadap bidang keilmuan yang ia dalami.

Prof. Mammed dikukuhkan sebagai guru besar pada Rapat Terbuka Universitas pada tanggal 26 April 1999, tepat 25 tahun lalu. Pada kesempatan kala itu, beliau menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Embriologi dalam Model Biologi Terapan”. Dalam pidato tersebut, beliau menyampaikan tentang pentingnya mempelajari perkembangan embrio pada hewan. Ilmu ini akan berguna untuk masa depan apabila ditekuni secara profesional. Misalnya, embrio sapi dapat diteliti kebermanfaatannya untuk pengembangan ternak.

Selain itu, Mammed juga menyampaikan bahwa embrio hewan juga dapat dikembangkan untuk melestarikan satwa yang sudah langka. Embrio hewan tersebut adalah embrio harimau. Tidak hanya itu, Prof. Mammed juga menyarankan untuk mempelajari embrio dari berbagai spesies yang belum diketahui dengan tujuan inovasi baru yang nantinya dapat berguna di masa depan.

Dalam daftar riwayat hidup, Prof Mammed lahir di Wates, Kulonprogo, Yogyakarta, pada 13 Juni 1945. Ia mulai meniti karir sebagai dosen sejak 1970 dan mendapat gelar jabatan Guru besar pada tahun 1998. Semasa menjadi dosen, ia pernah mendapat penghargaan kesetiaan 25 Tahun tahun 1996, penghargaan Satyalancana Karya Satya 20 tahun pada 1999, Satyalancana Karya Satya 30 tahun pada 2001.

Penulis : Tiefany

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Donnie

Artikel Guru Besar UGM Prof Mammed Sagi Berpulang pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-prof-mammed-sagi-berpulang/feed/ 0
Mengenang Sunartini Hapsara, Dedikasi Melayani Demi Kemanusiaan https://ugm.ac.id/id/berita/mengenang-sunartini-hapsara-dedikasi-melayani-demi-kemanusiaan/ https://ugm.ac.id/id/berita/mengenang-sunartini-hapsara-dedikasi-melayani-demi-kemanusiaan/#respond Mon, 18 Nov 2024 09:03:37 +0000 https://ugm.ac.id/?p=73004 Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Prof. Dr. dr. Sunartini Hapsara, Sp.A(K), Ph.D.,  tutup usia pada Kamis, 14 November 2024, pukul 21.59 WIB di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Jenazah beliau dimakamkan di TPU UGM Sawitsari, pada 15 November 2024 setelah upacara penghormatan terakhir di Balairung UGM. Prof. Sunartini […]

Artikel Mengenang Sunartini Hapsara, Dedikasi Melayani Demi Kemanusiaan pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Prof. Dr. dr. Sunartini Hapsara, Sp.A(K), Ph.D.,  tutup usia pada Kamis, 14 November 2024, pukul 21.59 WIB di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Jenazah beliau dimakamkan di TPU UGM Sawitsari, pada 15 November 2024 setelah upacara penghormatan terakhir di Balairung UGM.

Prof. Sunartini lahir di Yogyakarta pada 1 Desember 1947. Setelah menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Gadjah Mada dan lulus sebagai dokter pada tahun 1973, beliau melanjutkan spesialisasi dalam Ilmu Kesehatan Anak di UGM, yang dirampungkan pada 1982. Selanjutnya, gelar doktor diperoleh dari Kobe University, Jepang, pada tahun 2005.

Karier Prof. Sunartini di UGM dimulai pada 1974 sebagai tenaga pengajar. Seiring waktu, beliau menduduki berbagai jabatan strategis, seperti Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-KMK UGM (2006–2009) dan Direktur Pelayanan Medik, Penunjang Medik, dan Keperawatan di Rumah Sakit Akademik UGM (2011). Selain itu, beliau juga aktif sebagai anggota Senat Sementara Sekolah Vokasi pada 2012.

Sebagai seorang dokter, Prof. Sunartini selalu memegang prinsip bahwa profesi ini adalah untuk melayani kemanusiaan, bukan untuk mencari kekayaan. Prinsip inilah yang mengarahkan beliau untuk memberikan pelayanan kesehatan yang tulus kepada pasien dan membimbing mahasiswanya dengan hati nurani. Dalam pengajaran, beliau menekankan pentingnya integritas, empati, dan pelayanan kepada masyarakat.

Sebagai Guru Besar, Prof. Sunartini menyampaikan pidato pengukuhan pada 29 Mei 2009, dengan tema “Deteksi Gangguan Perkembangan Otak dan Pengembangan Potensi Anak dengan Kemampuan dan Kebutuhan Khusus.” Pidato ini mencerminkan kepeduliannya terhadap anak-anak berkebutuhan khusus dan komitmennya untuk mendukung pengembangan potensi mereka melalui pendekatan medis yang holistik.

Tidak hanya sampai di situ, Prof. Sunartini pun turut aktif dalam kegiatan sosial. Beliau mendirikan Yayasan Peduli Distrofi Muskular Indonesia, sebuah organisasi yang fokus pada pendampingan dan pengobatan anak-anak dengan gangguan otot. Beliau juga menjabat sebagai Direktur eksklusif Children House Lare Utami Yogyakarta, sebuah lembaga yang menyediakan layanan pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak. Atas dedikasinya ini, beliau kemudian dianugerahi Satyalancana Karya Satya XXX dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 2011.

Kiprah sosial ini mencerminkan komitmen beliau terhadap kemanusiaan, terutama bagi mereka yang membutuhkan perhatian khusus. Bahkan setelah pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil pada 1 Januari 2018, beliau tetap aktif dalam kegiatan sosial dan organisasi, menunjukkan semangat pengabdian yang tidak pernah padam.

Seluruh civitas akademika UGM mengiringi perjalanan terakhir beliau dengan doa terbaik. “Dedikasi, perjuangan, dan karya beliau selama di Universitas Gadjah Mada tentu akan senantiasa kita kenang dalam keabadian,” tutup Sekretaris Dewan Guru Besar (DGB) UGM, Prof. Dr. Wahyudi Kumorotomo.

Warisan Prof. Sunartini akan terus hidup dalam bentuk inovasi pendidikan dan pengabdian yang telah beliau lakukan selama hidupnya. Salah satu pesan terakhir beliau yang selalu dikenang adalah pentingnya “Never Ending Innovation” dalam pendidikan kesehatan, sejalan dengan visi Universitas Gadjah Mada untuk terus melahirkan inovasi demi kemajuan bangsa.

Penulis : Rahma

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Donnie

Artikel Mengenang Sunartini Hapsara, Dedikasi Melayani Demi Kemanusiaan pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/mengenang-sunartini-hapsara-dedikasi-melayani-demi-kemanusiaan/feed/ 0
Ichlasul Amal, Masjid Kampus dan Gerakan Mahasiswa  https://ugm.ac.id/id/berita/ichlasul-amal-masjid-kampus-dan-gerakan-mahasiswa/ https://ugm.ac.id/id/berita/ichlasul-amal-masjid-kampus-dan-gerakan-mahasiswa/#respond Fri, 15 Nov 2024 06:46:36 +0000 https://ugm.ac.id/?p=72879 Pria yang dikenal arif dan bijaksana itu telah berpulang. Di usia 82 tahun itu, tepatnya Kamis (14/11), Prof. Ichlasul Amal tutup usia. Ia dikenang sebagai sosok Mantan Rektor UGM dan Mantan Ketua Dewan Pers. Betapa tidak, dialah Rektor yang berani pasang badan saat gerakan mahasiswa di era reformasi tahun 1998. Padahal saat itu, aktivis kampus […]

Artikel Ichlasul Amal, Masjid Kampus dan Gerakan Mahasiswa  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Pria yang dikenal arif dan bijaksana itu telah berpulang. Di usia 82 tahun itu, tepatnya Kamis (14/11), Prof. Ichlasul Amal tutup usia. Ia dikenang sebagai sosok Mantan Rektor UGM dan Mantan Ketua Dewan Pers. Betapa tidak, dialah Rektor yang berani pasang badan saat gerakan mahasiswa di era reformasi tahun 1998. Padahal saat itu, aktivis kampus kerap ditangkap dan disweeping oleh tentara.

Dikutip dari buku Rektor-Rektor Universitas Gadjah Mada: Biografi Pendidikan, pelantikannya sebagai Rektor menjelang reformasi 1998 saat itu dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Wiranto Arismunandar dan mahasiswa berdemonstrasi untuk dapat berdialog dengan Mendikbud. Prof. Amal saat itu bertemu langsung dengan mahasiswa dan menyatakan dukungannya kepada pergerakan mahasiswa.

Pada kesempatan lain, sosok yang pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pers ini sempat juga ditawari posisi menteri pada era kepresidenan B. J. Habibie. Tawaran ini membuat mahasiswa gelisah sebab takut ditinggalkan, tetapi dedikasi Prof. Amal bagi UGM membuatnya tetap kukuh dan bertahan menjadi Rektor hingga akhir jabatannya. Pada kepemimpinannya pula, Masjid Kampus UGM dapat terealisasikan dan menjadi pusat kegiatan keislaman di sekitar UGM.

“UGM telah kehilangan salah satu putra terbaiknya. Sosok yang mencerminkan ketokohan dan menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa,” sebut Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM, Wawan Mas’udi, S.IP., M.P.A., Ph.D.

Wawan menceritakan bagaimana sosok kelahiran Jember tersebut banyak menulis dan memberikan ilmu yang sampai saat ini masih sangat relevan bagi kita semua.  Tidak hanya itu, Prof. Ichlasul Amal turut mendukung gerakan reformasi oleh mahasiswa pada tahun 1998 dan berpidato di hadapan ribuan mahasiswa yang turun dalam kesempatan tersebut. “Adanya beliau mengawal kami dan membuat kami merasa aman,” kenang Wawan.

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan, Prof. Supriyadi, M.Sc., Ph.D. menyebut kepergian Prof. Ichlasul Amal meninggalkan duka yang mendalam bagi UGM. “Prof. Ichlasul Amal merupakan pribadi dengan dedikasi yang tinggi bagi dunia pendidikan,” ucapnya.

Supriyadi memuji komitmen Prof. Amal dalam memajukan UGM dengan penguatan jejaring dan penguatan institusi. Salah satu upaya yang sempat beliau lakukan semasa menjabat sebagai Rektor UGM yang ke-11 adalah dengan mengupayakan bantu ekonomi bagi ribuan mahasiswa UGM yang tidak mampu membayar SPP akibat krisis ekonomi saat itu. Tidak hanya itu, ia juga mengupayakan membantu staf dan karyawan UGM yang terdampak krisis ekonomi.

Bahkan saat demonstrasi reformasi, Prof. Amal juga membantu mahasiswa yang diamankan untuk dipulangkan dan membantu biaya pengobatan bagi mahasiswa yang terluka. “Bahkan saat konflik Maluku pecah pada 1999, Prof. Amal membuka kesempatan mutasi bagi mahasiswa Universitas Pattimura ke UGM,” papar Supriyadi.

Dedikasi Prof. Amal bagi kemajuan UGM dan Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Kepergian Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional UGM tersebut meninggalkan rasa kehilangan bagi Mantan Rektor UGM Prof. Panut Mulyono. “Beliau merupakan sosok guru sekaligus sahabat terbaik. Saat saya menjabat sebagai Rektor, beliau kerap datang ke kantor untuk berdiskusi tentang banyak hal,” kesan Panut. Menurutnya, kedekatan keluarga keduanya sangat baik, bahkan beberapa kali mendapat kiriman bibit tanaman dari Prof. Amal.

Kesan kebaikan ini juga turut dikenang oleh Dra. Suwarni Darsohardjono yang pernah menjabat sebagai Kepala Subbagian Humas UGM di bawah kepemimpinan Prof. Amal.  “Saya ingat beliau sebagai dua hal. Pertama, beliau sangat berani. Dalam kondisi pemerintahan yang sangat kuat saat itu, beliau berani melakukan pergerakan. Kedua, beliau sangat baik, begitu perhatian bagi staf yang bekerja dengan beliau,” kenang Suwarni.

Prof. Ichlasul Amal merupakan putra kebanggaan UGM. Ia memulai pendidikan S-1-nya di Program Studi Hubungan Internasional (HI) UGM pada 1961-1967. Setelahnya, ia melanjutkan pendidikan di Northern Illinois University DeKalb, Amerika Serikat dan mendapatkan gelar Master of Arts (MA) di bidang ilmu politik. Gelar doktor ilmu politik diperolehnya dari Monash University, Australia pada 1984.

Ichlasul Amal kemudian meraih gelar doktor ilmu politik dari Monash University, Melbourne, Australia pada 1984. Dua tahun setelah meraih doktor, ia menjabat sebagai Direktur Pusat Antar Universitas (PAU) UGM hingga 1988. Setelah itu, ia diberi amanah menjadi Dekan Fakultas FIsipol UGM pada periode 1988-1994 dan Direktur Pascasarjana UGM sejak 1994-1998.

Awalnya, Prof. Amal bekerja sebagai dosen HI UGM. Setelahnya, ia sempat menjadi Dekan Fisipol UGM pada 1988—1994. Pada tahun 1994, ia dilantik sebagai Direktur Pascasarjana UGM dan puncaknya, pada tahun 1998 terpilih menjadi Rektor UGM di era reformasi.

Penulis : Lazuardi

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Donnie

Artikel Ichlasul Amal, Masjid Kampus dan Gerakan Mahasiswa  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/ichlasul-amal-masjid-kampus-dan-gerakan-mahasiswa/feed/ 0
Prof Ichlasul Amal Berpulang https://ugm.ac.id/id/berita/prof-ichlasul-amal-berpulang/ https://ugm.ac.id/id/berita/prof-ichlasul-amal-berpulang/#respond Thu, 14 Nov 2024 01:24:13 +0000 https://ugm.ac.id/?p=72800 Rektor Universitas Gadjah Mada periode 1998-2002, Prof. Dr. Ichlasul Amal, M.A., meninggal dunia pada Kamis, 14 November 2024 di usia 82 tahun di RSPI Jakarta. Kabar ini disampaikan oleh Guru Besar Hubungan Internasional, Fisipol UGM, Prof. Mohtar Mas’oed. “Prof. Dr. Ichlasul Amal, mantan Rektor UGM, meninggal dunia pagi ini jam 2.40 di RSPI, Jakarta,” kata […]

Artikel Prof Ichlasul Amal Berpulang pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Rektor Universitas Gadjah Mada periode 1998-2002, Prof. Dr. Ichlasul Amal, M.A., meninggal dunia pada Kamis, 14 November 2024 di usia 82 tahun di RSPI Jakarta. Kabar ini disampaikan oleh Guru Besar Hubungan Internasional, Fisipol UGM, Prof. Mohtar Mas’oed. “Prof. Dr. Ichlasul Amal, mantan Rektor UGM, meninggal dunia pagi ini jam 2.40 di RSPI, Jakarta,” kata Mohtar dalam keterangannya, Kamis (14/11).

Rencananya, jenazah akan dibawa ke Yogyakarta untuk dimakamkan di pemakaman Sawitsari pada hari kamis (14/11). Sebelumnya, jenazah akan disemayamkan di Balairung Gedung  Pusat UGM di atas pukul 14.00 untuk mendapatkan penghormatan terakhir dan pelepasan dari Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada. “Pastinya di atas pukul 14.00, pagi ini jenazah sedang dibawa dari Jakarta,” kata Dekan Fisipol, Dr. Wawan Mas’udi.

Prof. Ichlasul Amal dikenal sebagai sosok yang berdedikasi tinggi dalam dunia pendidikan, terutama dalam upaya memajukan UGM sebagai universitas terkemuka. Selama menjadi Rektor, ia dikenal sebagai sosok Rektor yang murah senyum dan ramah kepada mahasiswa. Selain itu, ia merupakan salah tokoh yang mendukung gerakan mahasiswa saat reformasi tahun 1998. Salah satu hasil dokumentasi dari Arsip UGM, ia bersama dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama ribuan mahasiswa berorasi di depan GSP dalam momen bersejarah tersebut.

Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Sp.OG (K)., Ph.D., menyampaikan perasaan duka yang mendalam atas berpulang Prof Ichlasul Amal. Menurut Ova, selama masa jabatannya sebagai Rektor, beliau banyak memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan institusi, termasuk peningkatan mutu pendidikan dan penguatan jejaring internasional UGM. “Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada mengucapkan turut berduka cita yang mendalam atas kepergian beliau. Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan serta ketabahan,” ungkap Ova Emilia.

Penulis : Gusti Grehenson

Foto     : Dok. Arsip UGM

Artikel Prof Ichlasul Amal Berpulang pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/prof-ichlasul-amal-berpulang/feed/ 0