Inovasi Teknologi Arsip - Universitas Gadjah Mada https://ugm.ac.id/id/category/inovasi-teknologi-2/ Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi Thu, 19 Dec 2024 10:04:03 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.1.7 Dosen UGM Bikin Aplikasi Permudah Belajar Akuntansi https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-ugm-bikin-aplikasi-permudah-belajar-akuntansi/ https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-ugm-bikin-aplikasi-permudah-belajar-akuntansi/#respond Thu, 19 Dec 2024 10:04:03 +0000 https://ugm.ac.id/?p=74094 Berawal dari keresahannya melihat tantangan pembelajaran daring selama masa pandemi COVID-19. Ia menjumpai tidak sedikit mahasiswa yang sering kesulitan untuk melakukan praktik akuntansi secara daring. Dosen Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM),  Sony Warsono, MAFIS., Ak., CA., Ph.D,  bersama tim berhasil merancang inovasi pembelajaran digital bernama SIDEK-Edu yang merupakan kependekan […]

Artikel Dosen UGM Bikin Aplikasi Permudah Belajar Akuntansi pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Berawal dari keresahannya melihat tantangan pembelajaran daring selama masa pandemi COVID-19. Ia menjumpai tidak sedikit mahasiswa yang sering kesulitan untuk melakukan praktik akuntansi secara daring. Dosen Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM),  Sony Warsono, MAFIS., Ak., CA., Ph.D,  bersama tim berhasil merancang inovasi pembelajaran digital bernama SIDEK-Edu yang merupakan kependekan dari Sistem Informasi Debit Kredit untuk Edukasi. Kehadiran aplikasi ini diharapkan dapat mempermudah belajar akuntansi dengan mengintegrasikan teori dan praktik akuntansi dalam satu platform digital dalam bentuk Learning Management System (LMS). “Hadirnya inovasi pembelajaran digital SIDEK-Edu diharapkan mempermudah belajar akuntansi, dan menjadikan akuntansi jangan menjadi momok bagi sebagian orang”, katanya di FEB UGM, Kamis (19/12).

Lebih lanjut, ia menjelaskan SIDEK-Edu dirancang dengan tiga fitur utama. Pertama, ruang teori berisi fitur pembelajaran konsep dan teori akuntansi. Pada fitur ini pengguna dapat mengunggah berbagai format bahan ajar dan soal kuis seperti pilihan ganda, ilustrasi jurnal, esai, hingga pelaporan keuangan.

Kedua, fitur berupa ruang praktik untuk memfasilitasi mahasiswa dalam melakukan praktik akuntansi secara digital. Dalam fitur pembelajaran praktikum akuntansi dilengkapi setup data dasar perusahaan, pencatatan dan laporan keuangan, hingga penyajian hasil evaluasi dari praktikum yang telah dilakukan. Ketiga, fitur penunjang pembelajaran yang terdiri atas manajemen kelas, otomatisasi penilaian tugas pada kuis dan praktikum siklus akuntansi.

Sony kembali menandaskan kehadiran SIDEK-Edu mempermudah proses pembelajaran akuntansi karena sistemnya yang praktis dan efisien. Untuk mahasiswa hanya perlu mengakses laman aplikasi untuk mengunduh bahan ajar, mengikuti kuis, dan mengerjakan praktik akuntansi langsung dalam platform tersebut. “SIDEK-Edu menjadi solusi untuk mengatasi tantangan pembelajaran akuntansi yang selama ini menggunakan berbagai platform berbeda”, jelasnya.

Menurut Sony, Ritur Ruang Praktik Digital pada SIDEK-Edu memungkinkan mahasiswa untuk menggantikan praktik berbasis kertas dengan sistem berbasis digital yang lebih efisien. Dengan ini, pembelajaran akuntansi menjadi lebih modern dan ramah lingkungan. “SIDEK Edu seperti gabungan antara Google Classroom dengan software akuntansi. Tidak perlu lagi menggunakan kertas karena semuanya sudah digital,” lanjut Sony.

SIDEK-Edu saat ini sudah diimplementasikan oleh lebih dari 20 SMK dan 2 universitas di berbagai wilayah Sumatra dan Jawa. Beberapa diantaranya Universitas Gadjah Mada, Universitas Pasir Pengaraian, SMK Dr. Soetomo Surabaya, SMK Negeri 1 Pengasih, SMK 1 Tamtama Sidareja, SMK Negeri 1 Terbanggi Besar, SMK Negeri 1 Seputih Surabaya, dan SMK Negeri 1 Metro.

Kehadiran SIDEK-Edu sangat bermanfaat karena telah digunakan untuk mendukung pendidikan akuntansi dan memberikan literasi keuangan untuk siswa SMK di daerah tertinggal. Diantaranya pelatihan intensif akuntansi, keuangan lembaga dan komputer akuntansi bagi siswa SMK N 1 Teluk Bintuni, Papua Barat pada bulan Juli 2024 lalu.

Koordinator Pusat Kajian Akuntansi Pendidikan (PKAP) FEB UGM, Arika Artiningsih, Ph.D menambahkan aplikasi SIDEK-Edu juga telah digunakan untuk kegiatan olimpiade akuntansi online se-provinsi Lampung yang diikuti lebih dr 70 SMK. Aplikasi ini juga telah digunakan dalam olimpiade akuntansi di level universitas dan nasional National Accounting Olympiad yang diadakan oleh Ikatan Mahasiswa Akuntansi Gadjah Mada (Imagama).

“Dengan berbagai fitur unggulannya, SIDEK-Edu diharapkan dapat terus berkembang dan digunakan oleh seluruh kalangan terutama di dunia pendidikan akuntansi di Indonesia. Inovasi ini menjadi bukti bahwa integrasi teknologi dapat memberikan dampak positif untuk memajukan pendidikan dan sumber daya manusia”, terangnya.

Reporter : Shofi Hawa Anjani&Kurnia Ekaptiningrum/Humas FEB

Penulis    : Agung Nugroho

Artikel Dosen UGM Bikin Aplikasi Permudah Belajar Akuntansi pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-ugm-bikin-aplikasi-permudah-belajar-akuntansi/feed/ 0
Program Wirausaha Merdeka UGM Hasilkan 39 Produk Inovasi Usaha Kreatif https://ugm.ac.id/id/berita/program-wirausaha-merdeka-ugm-hasilkan-39-produk-inovasi-usaha-kreatif/ https://ugm.ac.id/id/berita/program-wirausaha-merdeka-ugm-hasilkan-39-produk-inovasi-usaha-kreatif/#respond Fri, 13 Dec 2024 04:42:45 +0000 https://ugm.ac.id/?p=73841 Rangkaian Program Wirausaha Merdeka (WMK) UGM 2024 resmi tutup pada Rabu (11/12) di GIK UGM. Program ini berhasil menjaring lebih dari 200 peserta dan menghadirkan 39 inovasi usaha kreatif.  Program WMK UGM 2024 mengusung tema “Techno Sociopreneurship dalam Mendukung Pembangunan yang Berkelanjutan”. Sejumlah inovasi dari berbagai bidang usaha dihadirkan oleh peserta WMK UGM, diantranya produk […]

Artikel Program Wirausaha Merdeka UGM Hasilkan 39 Produk Inovasi Usaha Kreatif pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Rangkaian Program Wirausaha Merdeka (WMK) UGM 2024 resmi tutup pada Rabu (11/12) di GIK UGM. Program ini berhasil menjaring lebih dari 200 peserta dan menghadirkan 39 inovasi usaha kreatif.  Program WMK UGM 2024 mengusung tema “Techno Sociopreneurship dalam Mendukung Pembangunan yang Berkelanjutan”.

Sejumlah inovasi dari berbagai bidang usaha dihadirkan oleh peserta WMK UGM, diantranya produk usaha bidang agribisnis, agroteknologi, budidaya, digital, ekonomi sirkular, busana, industri kreatif, jasa, kuliner, kreatif, dan teknologi. Salah satunya adalah produk kecantikan yang dihadirkan tim yang diketuai oleh mahasiswa Program Studi Akuntansi FEB UGM, Nafizza Laurent yang bernama Biolea. Produknya ini memenangkan kategori Poster Terbaik dan Pitching Terbaik. “Biolea ini adalah sebuah produk sabun yang memakai 100% bahan alami dan ekstrak yang unik seperti daun kelor, arang, dan kulit pisang,” jelas Nafizza.

Produknya ini hadir dari ide yang dikembangkan oleh tim yang kemudian dipertemukan dengan DPL dan mitra sampai hingga akhirnya menjadi sebuah produk yang dijual ke pasaran. Menurut Nafizza, program WMK ini adalah sebuah sarana melatih tim building. Ia menyebut dalam mengatur tim diperlukan empati dan diskusi sehingga muncul kompetensi antara anggota tim dan dapat meminimalkan konflik. Selain itu, menurutnya WMK menjadi wadah yang melatih komunikasi dan jejaring dengan mitra dan pasar.“Membuat usaha tidak hanya dari produknya saja, tetapi banyak aspek lain yang diperlukan seperti relasi dan komunikasi dengan mitra dan pasar,” tutupnya.

Ketua Pelaksana Program WMK UGM 2024, Dr. Hempri Suyatna, S.Sos., M.Si., mengatakan program WMK UGM dilaksanakan dalam rangka untuk menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap isu sosial sehingga dapat menciptakan solusi berkelanjutan dengan memanfaatkan

kemajuan teknologi. Inovasi yang muncul melalui WMK juga diharapkan agar tidak berhenti begitu kegiatan selesai. “Keberlanjutan usaha yang dibentuk oleh peserta WMK UGM ini tidak berhenti ketika program selesai, tetapi dapat terus berlanjut. Hal ini sebab kewirausahaan bukan semata-mata sekedar mencari keuntungan, tetapi kewirausahaan adalah sebuah aktivitas yang harus memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” tutur Hempri.

Penutupan WMK UGM 2024 ini turut dirangkaikan dalam kegiatan Expo dan Demo Day yang digelar di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM pada tanggal 10—11 Desember 2024. Peserta WMK UGM merupakan 39 tim yang telah menyelesaikan tiga fase pembelajaran yaitu pre-immersion, immersion, dan post-immersion untuk menghasilkan luaran produk wirausaha yang tervalidasi pasar.

Pembelajaran dan pendampingan dilakukan dengan Dosen Pendamping Lapangan (DPL) dan mitra dalam berbagai bidang usaha sehingga peserta mendapat dukungan dalam pembuatan  produk, prototipe, hingga feasibility study selama masa pre-immersion dan immersion. Fase post-immersion sebagai tahapan akhir WMK UGM memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempersiapkan Expo & Demo Day melalui capacity building. Harapannya, prototipe yang sudah diciptakan dapat terus diinkubasi oleh perguruan-perguruan tinggi  agar terus berkelanjutan.

Penulis : Lazuardi

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Program Wirausaha Merdeka UGM Hasilkan 39 Produk Inovasi Usaha Kreatif pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/program-wirausaha-merdeka-ugm-hasilkan-39-produk-inovasi-usaha-kreatif/feed/ 0
Optimalkan EBT, UGM Kembangkan Turbin ‘Antasena’ untuk Daerah 3T https://ugm.ac.id/id/berita/optimalkan-ebt-ugm-kembangkan-turbin-antasena-untuk-daerah-3t/ https://ugm.ac.id/id/berita/optimalkan-ebt-ugm-kembangkan-turbin-antasena-untuk-daerah-3t/#respond Mon, 28 Oct 2024 07:12:53 +0000 https://ugm.ac.id/?p=72183 Pemerintah telah menargetkan pemanfaatan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) di tahun 2025 sebesar 23%. Apalagi Indonesia memiliki potensi energi terbarukan dari panas bumi, mikrohidro, biomass, energi surya hingga energi angin. Baru-baru ini Tim Peneliti Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada melakukan kolaborasi kerja sama dengan Puslitbang PLN untuk mengembangakan teknologi […]

Artikel Optimalkan EBT, UGM Kembangkan Turbin ‘Antasena’ untuk Daerah 3T pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Pemerintah telah menargetkan pemanfaatan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) di tahun 2025 sebesar 23%. Apalagi Indonesia memiliki potensi energi terbarukan dari panas bumi, mikrohidro, biomass, energi surya hingga energi angin. Baru-baru ini Tim Peneliti Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada melakukan kolaborasi kerja sama dengan Puslitbang PLN untuk mengembangakan teknologi turbin angin. Turbin yang mereka namakan “Antasena” ini  bisa digunakan di daerah dengan kecepatan angin yang rendah. Turbin ini dirancang oleh tim peneliti yang terdiri dari Prof. Indarto, Prof Deendarlianto, dan Dr. Agung Bramantya.

Deendarlianto mengatakan keunggulan turbin angin yang mereka rancang ini bisa tetap berfungsi secara optimal dan mampu berputar pada kecepatan angin yang cukup rendah, yaitu cut-in wind speed rendah sekitar 2,5 meter per detik. Keunggulan ini diharapkan mampu membantu perbaikan lingkungan Indonesia lantaran kecepatan angin seringkali menjadi tantangan untuk membangkit listrik tenaga angin. “Antasena hadir dalam usaha pemanfaatan energi bayu sebagai pembangkit tenaga bayu yang bertujuan untuk mendukung Carbon Utilization bagi daerah 3T,” kata Deendarlianto, Senin (28/10).

Dikatakan Deen, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)  merupakan salah satu program pembangkit PT PLN (persero) Grup untuk menaikan bauran EBT dan mendukung pencapaian target Energi Baru Terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 dan Rencana Umum Energi Nasional.

Deendarlianto menyampaikan bahwa apabila melihat data mengenai persebaran kecepatan angin di Indonesia, di beberapa daerah 3T kecepatan angin ini masih cukup rendah. Sehingga, perlu adanya teknologi untuk pemanfaatan energi angin dengan kecepatan rendah. “Saya kira inovasi dari turin Antasena ini merupakan salah satu solusi untuk mengatasinya,” katanya.

Menurut Deen, PLTB ini sangat dibutuhkan untuk PLN dalam membantu suplai listrik di daerah 3T. Sehingga, untuk meningkatkan ketersediaan listrik disana, perlu adanya solusi yang tepat dari teknologi yang mutakhir. “Selain bisa diterapkan di daerah 3T dan PLN akan membantu penuh desain, prototype, produksi massal, dan instalasi disana, sehingga bisa digunakan langsung oleh masyarakat,” ujar Deendarlianto.

Deen menjelaskan, turbin Antasena ini memiliki koefisien data (Cp) blade hingga 55% dan material yang ramah lingkungan menggunakan komposit dengan filler karbon yang diambil dari limbah karbon PLTU.  Setiap proses pembuatan Turbin Angin Antasena menggambarkan komitmen para peneliti untuk membawa masa depan Indonesia menjadi lebih hijau dan lebih baik dan menjadi solusi terbaik bagi daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh energi konvensional.

Penulis : Lintang

Editor   : Gusti Grehenson

Artikel Optimalkan EBT, UGM Kembangkan Turbin ‘Antasena’ untuk Daerah 3T pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/optimalkan-ebt-ugm-kembangkan-turbin-antasena-untuk-daerah-3t/feed/ 0
Bikin Akselerator, UGM Dorong Hilirisasi Produk Inovasi ke Industri https://ugm.ac.id/id/berita/gandeng-akselerator-ugm-dorong-hilirisasi-produk-inovasi-ke-industri/ https://ugm.ac.id/id/berita/gandeng-akselerator-ugm-dorong-hilirisasi-produk-inovasi-ke-industri/#respond Fri, 18 Oct 2024 13:53:56 +0000 https://ugm.ac.id/?p=71832 Diseminasi hasil riset ke ranah industri menjadi salah satu agenda penting dilakukan oleh setiap perguruan tinggi. Para peneliti maupun akademisi setiap tahunnya mampu menghasilkan banyak hasil penelitian setiap tahunnya. Sayangnya, untuk menjadi sebuah produk yang dapat dipasarkan, membutuhkan pendampingan khusus dalam melihat kemampuan produksi dan potensi pasar. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM […]

Artikel Bikin Akselerator, UGM Dorong Hilirisasi Produk Inovasi ke Industri pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Diseminasi hasil riset ke ranah industri menjadi salah satu agenda penting dilakukan oleh setiap perguruan tinggi. Para peneliti maupun akademisi setiap tahunnya mampu menghasilkan banyak hasil penelitian setiap tahunnya. Sayangnya, untuk menjadi sebuah produk yang dapat dipasarkan, membutuhkan pendampingan khusus dalam melihat kemampuan produksi dan potensi pasar.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM meluncurkan program akselerator untuk hilirisasi inovasi akademik berkolaborasi dengan Volantis Technology dalam mendampingi para akademisi melakukan hilirisasi. Dekan FMIPA UGM Prof. Dr. Kuwat Triyana, M.Si., menjelaskan, kerja sama dengan akselerator ini sengaja dibuat agar hambatan implementasi penelitian dapat teratasi. “Kita ketahui bahwa banyak produk inovasi di fakultas yang dananya sampai milyaran tapi ternyata tidak ada jalur mengirimkan produk inovasi ke masyarakat. Ini salah satu upaya kita membangun ekosistem dalam hiliran produk inovasi,” terangnya kepada wartawan di sela kegiatan Jogja Innovator Summit di kampus FMIPA UGM, Jumat (18/10).

Ia menyebutkan  UGM sendiri saat ini memiliki 35 spin-off company dan 30 teknologi yang siap dikembangkan. Kolaborasi dengan industri diharapkan mampu membawa inovasi tersebut dalam inkubasi sehingga menghasilkan output ekonomi baru. “Sinergi volantis dan universitas menjadi entitas yang besar. Hidup matinya universitas ini sangat dipengaruhi oleh industrialisasi melalui jalur startup maupun kerja sama dengan industri,” tambah Kuwat.

Kuwat mengaku bersyukur adanya dukungan dari pihak universitas dalam mendorong hilirisasi program riset akademik di FMIPA melalui keberadaan Science Technopark UGM sebagai wadah pengembangan riset dan pegembangan. Program ini secara khusus dibentuk untuk mempertemukan inovator dan pihak industri yang membutuhkan solusi berbasis teknologi.

Prof. Sang Kompiang Wirawan, selaku Sekretaris Direktorat Pengembangan Usaha UGM menuturkan program akselerator FMIPA UGM potensial memfokuskan riset-riset pada kebutuhan industri. “Inovasi yang dimulai dari universitas harus memiliki arah yang jelas menuju penerapan di industri. Meskipun kita sudah mencapai 30 spin-off company, masih banyak yang bisa kita tingkatkan,” paparnya.

Kompiang mengakui ada berbagai tantangan mengapa hasil riset sulit masuk pasar, salah satunya adalah kurangnya penelitian yang berbasis kebutuhan industri. Banyak riset selama ini dilakukan hanya untuk pengembangan akademik saja, sehingga tidak ada produk yang bisa dipasarkan. “Kalaupun ada, penelitian biasanya meneliti produk dalam jumlah mikro, dan akan menghadapi masalah lain jika diproduksi massal. Maka dari itu, penting bagi akademisi untuk menyesuaikan fokus riset dengan kebutuhan industri dan masyarakat,” katanya.

Tantangan selanjutnya menurut Kompiang adalah kurangnya kedekatan perguruan tinggi dengan industri. Sebab, membangun kepercayaan industri terhadap produk riset tidaklah mudah. “Ada peluang yang tinggi, namun resikonya tinggi juga. Sulit membangun kepercayaan industri dalam satu atau dua pertemuan saja. Pendekatan untuk meyakinkan bahwa produk riset ini punya pasar itu sulit, karena berbeda lagi cara berpikirnya,” imbuhnya.

Bachtiar Rifai selaku Founder Volantis turut mengutarakan hal yang sama. Latar belakang Volantis sebagai perusahaan akselerator dan pendampingan teknologi ini adalah untuk mengatasi gap antara akademik dan industri. Ia menyebut Yogyakarta sebagai pusat akademik terbesar di Indonesia, tapi belum ada industri kuat yang berbasis di Yogyakarta. “Ibaratnya seperti ada tambang emas tapi belum digali. Jadi kami hadir sebagai startup untuk menjadi penghubung antara akademik dan industri,” ucap Rifai.

Melalui program akselerator FMIPA UGM bersama Volantis, kata Rifai, rencananya akan dilaksanakan dalam beberapa tahap kerja sama yang diawali dengan innovation activation dimana setiap departemen mengajukan ide bisnis atau inovasi yang siap diinkubasi. Selanjutnya, start-up terpilih akan dipertemukan dengan industri yang relevan. “Target kami dalam satu tahun itu ada 10 startup yang akan lahir. Pada tahap ketiga atau tahap terakhir, kita akan mengadakan demo day dan mengundang investor nasional dan luar negeri,” lanjut Rifai.

Penulis : Tasya

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Donnie

Artikel Bikin Akselerator, UGM Dorong Hilirisasi Produk Inovasi ke Industri pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/gandeng-akselerator-ugm-dorong-hilirisasi-produk-inovasi-ke-industri/feed/ 0
Hilirisasi Produk Inovasi, UGM Gelar Temu Bisnis dengan 40 Perusahaan  https://ugm.ac.id/id/berita/hilirisasi-produk-inovasi-ugm-gelar-temu-bisnis-dengan-40-perusahaan/ https://ugm.ac.id/id/berita/hilirisasi-produk-inovasi-ugm-gelar-temu-bisnis-dengan-40-perusahaan/#respond Sat, 14 Sep 2024 02:27:32 +0000 https://ugm.ac.id/?p=70607 Sebanyak 40 perusahaan swasta dan BUMN mengikuti temu bisnis yang bertajuk “Business Matching and Virtual Expo, Produk Inovasi bidang Petrokimia, Oil and Gas” di Gedung UGM Kampus Jakarta, Jumat (13/9). Beberapa diantara 40 perusahaan tersebut adalah PT Pertamina Gas, Pertamina Patra Niaga, Pupuk Sriwijaya, Pupuk Indonesia, Pupuk Indonesia Pangan, Petrokimia Gresik, Pupuk Kaltim dan Indika […]

Artikel Hilirisasi Produk Inovasi, UGM Gelar Temu Bisnis dengan 40 Perusahaan  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Sebanyak 40 perusahaan swasta dan BUMN mengikuti temu bisnis yang bertajuk “Business Matching and Virtual Expo, Produk Inovasi bidang Petrokimia, Oil and Gas” di Gedung UGM Kampus Jakarta, Jumat (13/9). Beberapa diantara 40 perusahaan tersebut adalah PT Pertamina Gas, Pertamina Patra Niaga, Pupuk Sriwijaya, Pupuk Indonesia, Pupuk Indonesia Pangan, Petrokimia Gresik, Pupuk Kaltim dan Indika Energy.

Kegiatan temu bisnis ini dilaksanakan dalam rangka membangun kolaborasi antara akademisi dan pelaku dunia usaha untuk hilirisasi hasil inovasi riset yang sudah dikembangkan oleh peneliti melalui UGM Science Techno Park.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran Prof. Dr. Wening Udasmoro mengatakan kegiatan temu bisnis ini dalam rangka menutup kesenjangan antara dunia akademik dan dunia industri. Sekaligus menjalankan mandat UGM untuk memproduksi pengetahuan dan memberi kemanfaatan bagi masyarakat. “Kedua mandat tersebut dipegang teguh,” katanya.

Wening menuturkan bahwa banyak hasil inovasi dari peneliti dari kampus UGM yang kini dilirik tidak hanya perusahaan dari dalam negeri bahkan dari luar negeri. “Baru-baru ada Industri di Jerman yang ingin menggunakan produksi pengetahuan yang dihasilkan oleh peneliti FMIPA, ternyata produksi pengetahuan dan inovasi  dari ahli-ahli UGM sudah diakui di tingkat nasional maupun internasional,” jelasnya.

Selain sebagai ajang untuk memperkuat kolaborasi, temu bisnis ini menurut Wening membuka peluang untuk hilirisasi produk riset dan inovasi agar bisa diadopsi dan dimanfaatkan langsung untuk kepentingan industri. “Kita ingin apa yang kita hasilkan bisa bermanfaat bagi industri karena UGM sebagai kampus komprehensif dari ilmu sains hingga social sains, selain untuk industri tapi juga memberi manfaat bagi masyarakat luas,” katanya.

Direktur Pengembangan Usaha UGM Dr. Hargo Utomo, M.B.A., mengatakan pihaknya saat ini tengah mendorong berbagai hasil inovasi unggul bisa dikerjasamakan dengan industri. “UGM Science Techno Park dalam lima tahun ke depan akan didorong melakukan downstream inovasi unggul ke industri. Kita ingin UGM terus menggelorakan semangat inovasi untuk kemajuan negeri,” katanya.

Vice President of Production Planning and Controlling, PT Pupuk Sriwijaya, Baim Ibrahim, menuturkan saat ini pihaknya tengah melakukan upaya efisiensi pemakaian bahan baku dan energi sehingga agar bisa melakukan penghematan dari sisi biaya produksi dan emisi pembuangannya. Menurutnya upaya efisiensi perlu perlakuan khusus adanya teknologi sehingga memberi peluang untuk dikerjasamakan dari hasil inovasi di perguruan tinggi.

“Soal efisien konsumsi bahan baku saya kira ada yang perlu dikerjasamakan. Dari Fakultas Teknik misalnya nantinya ada pengembangan proses agar bisa memperoleh proses yang lebih efisien mudah dioperasikan. Dengan (Departemen) Teknik Kimia, sudah banyak dikerjakan terkait pengolahan limbah terkait lingkungan namun untuk proses (produksi) belum banyak,” katanya.

Sementara Eko Ricky Susanto selaku Vice President Retail Fuel Sales Marketing Regional Directorate PT Pertamina Patra Niaga menuturkan pihaknya membuka peluang kerja sama dengan peneliti dari UGM terkait dalam  mendukung target pemerintah untuk mencapai net zero emission tahun 2060. Beberapa kegiatan pertamina sekarang ini sudah diarahkan pada pengembangan energi baru dan terbarukan seperti pengembangan energi geothermal, gas, dan energi hidrogen. “Energi hidrogen sebagai energi transisi dinilai salah satu energi bersih dan lebih bagus, ke depan di seluruh dunia mungkin nanti akan muncul infrastruktur lebih murah untuk hidrogen,” paparnya.

Di ajang temu bisnis kali ini, UGM Science Techno Park membuka peluang kolaborasi melalui expo virtual produk inovasi diantaranya karbon nanopori, karbon mesopori, inovasi biofuel dari biji nyamplung bahkan hingga inovasi turunan polimer yaitu bioplastik serta perusahaan rintisan berbasis teknologi (startup). Selain itu, terdapat lebih dari 100 inovasi termasuk paten inovasi berstatus granted yang ditawarkan untuk menjadi topik penelitian dan pengembangan kolaborasi antara universitas dengan industri.

Penulis : Gusti Grehenson

Artikel Hilirisasi Produk Inovasi, UGM Gelar Temu Bisnis dengan 40 Perusahaan  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/hilirisasi-produk-inovasi-ugm-gelar-temu-bisnis-dengan-40-perusahaan/feed/ 0
Kemampuan Terbang 6 Jam Tanpa Henti, UGM Meluncurkan Pesawat Tanpa Awak https://ugm.ac.id/id/berita/kemampuan-terbang-6-jam-tanpa-henti-ugm-meluncurkan-pesawat-tanpa-awak/ https://ugm.ac.id/id/berita/kemampuan-terbang-6-jam-tanpa-henti-ugm-meluncurkan-pesawat-tanpa-awak/#respond Tue, 03 Sep 2024 09:12:34 +0000 https://ugm.ac.id/?p=70241 Dekan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Prof. Ir. Selo, Ph.D.,  meluncurkan  pesawat nirawak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Palapa S-1 buatan Prof. Dr. Ir. Gesang Nugroho, ST., MT, staf pengajar Fakultas Teknik (FT) UGM. Pesawat tanpa awak ini bisa diperuntukan untuk kepentingan surveilans dan pemetaan, hingga untuk kepentingan patroli kebakaran hutan hingga darurat bencana. Selo […]

Artikel Kemampuan Terbang 6 Jam Tanpa Henti, UGM Meluncurkan Pesawat Tanpa Awak pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Dekan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Prof. Ir. Selo, Ph.D.,  meluncurkan  pesawat nirawak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Palapa S-1 buatan Prof. Dr. Ir. Gesang Nugroho, ST., MT, staf pengajar Fakultas Teknik (FT) UGM. Pesawat tanpa awak ini bisa diperuntukan untuk kepentingan surveilans dan pemetaan, hingga untuk kepentingan patroli kebakaran hutan hingga darurat bencana.

Selo mengatakan pesawat nirawak Palapa-S1 merupakan pesawat yang didesain untuk dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam aplikasi, dan saat diluncurkan custom dibuat untuk aplikasi pemantauan kebakaran hutan. “Tentunya pesawat nirawak ini bisa diaplikasikan ke banyak hal. BPBD salah satunya yang akan memanfaatkan karena pesawat nirawak ini bisa memantau bila telah terjadi bencana, gempa bumi misalnya,” papar Selo di Gedung Engineering Research and Innovation Center (ERIC), Fakultas Teknik UGM, Selasa (3/9).

Gesang Nugroho selaku ketua tim peneliti menuturkan pesawat nirawak yang mendapat pendanaan dari LPDP ini memiliki tingkat efisiensi sangat tinggi. Untuk sekali terbang mampu bertahan di udara selama 6 jam dengan jangkauan telemetri sejauh 500 kilometer. “6 jam terbang mampu melakukan mapping 3500 hektar”, ujarnya.

Gesang kembali menandaskan pesawat ini bisa untuk bermacam keperluan tergantung sensor yang dibawa. Pesawat nirawak ini pun bisa digunakan untuk recognition militer yaitu mengintai kondisi musuh yang jaraknya masih jauh. Bisa pula untuk patroli laut, pemantauan perkebunan, pemantauan pertambangan, dan lain-lain. Bahkan pesawat ini sudah tes dan melalui uji kehandalan sehingga selain ke Kemenhankam RI, pesawat ini menurut rencana akan dipromosikan ke instansi-instansi yang lain.

Untuk kepentingan research and development, Gesang menjelaskan Pesawat Palapa-S1 memerlukan waktu selama 3 tahun. Dimulai sejak tahun 2021, pesawat ini terus dikembangkan agar strukturnya semakin ringan, semakin kuat sehingga payloadnya bisa semakin tinggi. “Ini sudah tahun ketiga, dan rangkaian pengujian-pengujian sudah kita laksanakan. Pesawat ini pada awalnya akan dimanfaatkan untuk deteksi dini kebakaran hutan. Jadi informasi titik panas yang diperoleh maka pesawat akan melakukan pemadaman setelah mendapat data yang valid”, jelasnya. 

“Dulu pesawat ini pada awal pengembangannya sempat disaksikan oleh pak Prabowo, Cuma saat itu belum diuji kemudian pak Prabowo saat itu mengatakan kalau sudah diuji akan dimanfaatkan. Ini pesawat sudah selesai, sudah tes, sudah diuji kehandalannya maka UGM akan melakukan pembicaraan kelanjutan,” sambungnya

Meski Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) masih 30-40 persen, Gesang menuturkan akan terus ditingkatkan dan sangat siap diproduksi karena pesawat dibuat dengan cara dicetak. Sedangkan kapasitas pembuatan selama 3 bulan mampu menghasilkan 7 unit pesawat. Semua telah melalui serangkaian pengujian panjang ada uji aerodinamik, uji stabilitas, uji telematri, uji endurance dan uji misi di lingkungan yang sebenarnya. “Pada prinsipnya bisa untuk apa saja. Kalau militer ya membawa bom atau apa sehingga bisa dipergunakan untuk itu,” pungkasnya.

Penulis : Agung Nugroho

Foto : Firsto

Artikel Kemampuan Terbang 6 Jam Tanpa Henti, UGM Meluncurkan Pesawat Tanpa Awak pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/kemampuan-terbang-6-jam-tanpa-henti-ugm-meluncurkan-pesawat-tanpa-awak/feed/ 0
Dosen UGM Kembangkan Metode Ember Tumpuk untuk Mengolah Sampah Organik secara Berkelanjutan https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-ugm-kembangkan-metode-ember-tumpuk-untuk-mengolah-sampah-organik-secara-berkelanjutan/ https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-ugm-kembangkan-metode-ember-tumpuk-untuk-mengolah-sampah-organik-secara-berkelanjutan/#respond Thu, 29 Aug 2024 09:00:57 +0000 https://ugm.ac.id/?p=70081 Sisa bekas makanan merupakan masalah sampah yang tidak mudah diselesaikan. Semakin banyak penduduk sudah barang tentu akan semakin banyak sisa makanan yang akan menjadi sampah. Bagi sebagian orang, sampah sisa makanan termasuk barang yang tidak bisa diolah dan harus dibuang secepatnya karena jika dibiarkan lama akan membusuk dan menimbulkan bau tak sedap. Dosen Fakultas Pertanian […]

Artikel Dosen UGM Kembangkan Metode Ember Tumpuk untuk Mengolah Sampah Organik secara Berkelanjutan pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Sisa bekas makanan merupakan masalah sampah yang tidak mudah diselesaikan. Semakin banyak penduduk sudah barang tentu akan semakin banyak sisa makanan yang akan menjadi sampah. Bagi sebagian orang, sampah sisa makanan termasuk barang yang tidak bisa diolah dan harus dibuang secepatnya karena jika dibiarkan lama akan membusuk dan menimbulkan bau tak sedap.

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Nasih Widya Yuwono, S.P., M.P., sudah sejak lama mengembangkan inovasi pengolahan sampah sisa makanan atau sampah organik ini lewat metode ember tumpuk. Seperti diketahui, ember tumpuk sendiri merupakan alat pemrosesan pupuk yang dapat dilakukan untuk menanggulangi bau tak sedap dari sampah organik, dan sisa dari sampah tersebut kemudian dapat menghasilkan pupuk yang dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah.  “Ember tumpuk dibuat dengan menyatukan 2 ember yang disusun bertumpuk. Ember yang berada di atas digunakan untuk menampung sampah organik dengan lubang saringan, yang akan meneruskan hasil cairan dari pembusukan (lindi) ke bawah dengan bantuan gravitas,” kata Nasih kepada wartawan, kamis (29/8)

Penelitian terkait ember tumpuk ini diakui Nasih sudah melakukannya sejak tahun 2000. Bahkan  pada tahun 2018 untuk pertama kali inovasi ember tumpuk ini pertama muncul di siaran TVRI.

Meski sudah diteliti sejak lama, kata Nasih, namun ditengah pengembangan, tim sempat mengalami kendala karena bau yang tidak sedap. Nasih dan timnya berpikir keras bagaimana caranya mengurangi bau tak sedap pada hasil lindi. Ide ini muncul pada tahun 2016 saat mahasiswanya meneliti pengelolaan limbah ikan. Pada saat itu, hasil penelitian tersebut menimbulkan bau amis yang kuat hingga diprotes banyak orang. Lalu, pada saat akan dibuang, ditemukan penemuan menarik, bahwa ada sampel yang tidak berbau menyengat. “Diketahui bahwa lindi tersebut hasil penjemuran,” katanya.

Sebelum menggunakan ember tumpuk, kata Nasih, ia dan tim peneliti sempat menggunakan tong yang berukuran besar, hanya saja dikarenakan harganya yang mahal dan ukurannya yang besar  sehingga metode kemudian ditinggalkan. “Kita akhirnya beralih menggunakan ember yang lebih murah, mudah dicari, dan dan praktis untuk dibawa pergi,” ungkapnya.

Dijelaskan Nasih, cara kerja dari ember tumpuk ini memanfaatkan gaya gravitasi, dimana hasil pembusukan sisa makanan atau buah berupa cairan di ember atas akan turun ke ember di bawahnya. Selain digunakan untuk mengelola sampah agar tidak berbau dan menghasilkan pupuk lindi, sisa sampah organik yang berada di ember atas dapat dimanfaatkan dengan adanya maggot. Maggot ini berasal dari lalat Black Soldier Fly (BSF) yang akan membantu pengomposan sampah lebih cepat, serta dapat dimanfaatkan sebagai pakan dari ternak. “Tapi dengan adanya maggot itu lebih cepat lagi, karena maggot itu perutnya banyak, mikroba banyak enzim. Jadi kayak cacing itu loh, kan banyak kandungannya yang apa di dalamnya yang membantu penguraian,” terang Nasih.

Nasih kemudian menjelaskan bahwa ember tumpuk ini dapat dimanfaatkan di pedesaan, karena masih banyak ladang dan banyak kebutuhan pupuk di masyarakat. Sedang, sampah tersebut berasal dari kota. Menurutnya, jika dikembangkan lebih masif maka akan tercipta kerja sama antara kota dan desa dalam pengelolaan sampah. “Sampah dari kota diolah di desa yang kemudian dapat digunakan untuk mempersubur tanah perkebunan di desa, yang nanti akan dijual dan dimanfaatkan lagi di kota, jadi akan tercipta hubungan timbal balik yang baik dalam pengelolaan sampah ini,” paparnya.

Selanjutnya, ide dari ember tumpuk ini menurutnya dapat dikembangkan menjadi skala yang lebih besar, seperti menggunakan reaktor besar atau bak. Fakultas Pertanian juga membuka besar kesempatan untuk bekerja sama dengan berbagai pihak. Ia pun mengungkapkan gagasanya, bahwa UGM dapat bekerja sama dengan desa dengan memberikan pelatihan dan fasilitasi kepada desa untuk mengelola sampah dari UGM, yang kemudian hasil perkebunan itu dapat dibawa kembali ke UGM.

Adanya inovasi pengembangan Ember Tumpuk ini dengan bahan yang mudah didapat dan dibuat, Nasih mengharapkan metode pengelolaan sampah ini bisa populer di masyarakat, agar lebih banyak yang bisa terlibat di dalamnya. “Fungsinya sebetulnya biar semua orang itu mengenal namanya sampah, bisa mengolah, kan murah itu. Semakin banyak orang terlibat, semakin baik,”pungkasnya.

Penulis : Leony

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Dosen UGM Kembangkan Metode Ember Tumpuk untuk Mengolah Sampah Organik secara Berkelanjutan pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-ugm-kembangkan-metode-ember-tumpuk-untuk-mengolah-sampah-organik-secara-berkelanjutan/feed/ 0
Peneliti UGM Kembangkan Plastik Kemasan Mudah Terurai  https://ugm.ac.id/id/berita/peneliti-ugm-kembangkan-plastik-kemasan-mudah-terurai/ https://ugm.ac.id/id/berita/peneliti-ugm-kembangkan-plastik-kemasan-mudah-terurai/#respond Wed, 28 Aug 2024 08:27:43 +0000 https://ugm.ac.id/?p=70002 Sampah plastik menjadi penyumbang utama dalam urusan dalam pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah maupun laut. Pasalnya sampah plastik diketahui sisa limbahnya tidak mudah terurai. Berangkat dari permasalahan lingkungan tersebut, Tim Peneliti dari Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik (FT) Universitas Gadjah Mada berhasil mengembangkan produk inovasi plastik kemasan mudah terurai yang disingkat Kemurai. Kemurai ini merupakan […]

Artikel Peneliti UGM Kembangkan Plastik Kemasan Mudah Terurai  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Sampah plastik menjadi penyumbang utama dalam urusan dalam pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah maupun laut. Pasalnya sampah plastik diketahui sisa limbahnya tidak mudah terurai. Berangkat dari permasalahan lingkungan tersebut, Tim Peneliti dari Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik (FT) Universitas Gadjah Mada berhasil mengembangkan produk inovasi plastik kemasan mudah terurai yang disingkat Kemurai.

Kemurai ini merupakan salah satu terobosan plastik kemasan berbasis polipropilen yang memiliki kemampuan degradasi lebih cepat dibandingkan dengan plastik konvensional. “Ide riset ini muncul sejak 2018, berawal dari keresahan atas permasalahan sampah yang semakin banyak, utamanya sampah plastik yang perlu waktu lama untuk diuraikan tanah,” kata Ir. Yuni Kusumastuti, S.T., M.Eng., D.Eng. selaku koordinator tim, Rabu (28/8), di Laboratorium Teknik Kimia UGM.

Berangkat dari ide untuk mengatasi permasalahan sampah plastik tersebut, Yuni Kusumastuti, menggandeng Ir. Moh. Fahrurrozi, M.Sc., Ph.D., IPU. , dan Dr.-Ing. Ir. Teguh Ariyanto, ST, M.Eng., IPM mencoba memformulasikan sebuah plastik dengan komponen serupa dengan plastik yang umumnya digunakan di masyarakat, tetapi dengan waktu penguraian yang diestimasikan dua kali lebih cepat daripada plastik biasa. Muncullah ide untuk memberikan tambahan zat aditif pada bahan dasar plastik tersebut. “Kami melakukan penambahan zat aditif berupa pro-oxidant dan juga bio aditif pada polipropilen sebagai bahan dasar plastik sehingga plastik dapat mengalami perubahan struktur dengan kondisi lingkungan yang spesifik yang menyebabkan terjadinya pemecahan  molekul dengan rantai yang panjang menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah terurai,” ungkap Yuni.

Menurut Yuni, adanya penambahan zat aditif ini tidak mengubah kekuatan yang ada pada plastik konvensional, justru kekuatan dan kemampuan Kemurai akan sama dengan plastik konvensional, dengan tambahan Kemurai akan lebih mudah terurai di lingkungan.

Namun begitu, produk Kemurai ini masih jauh dari kata selesai, ungkap Yuni. Ia menjelaskan bahwa produk ini masih harus melewati beberapa tahapan seperti pengujian waktu penguraian. Selain itu, mereka juga mengupayakan pengetesan formulasi lain pada produk Kemurai dengan kombinasi dengan bahan alam lainnya. “Kami juga harus menekan biaya produk sehingga harganya tidak jauh berbeda dengan plastik konvensional sehingga kelak masyarakat tidak kesusahan saat beralih ke Kemurai,” jelasnya.

Dengan proses Kemurai yang masih panjang, Yuni berharap ke depannya Kemurai dapat bersinergi bersama mitra industri yang memiliki inovasi sejalan sehingga Kemurai dapat dipasarkan dan dapat digunakan oleh masyarakat luas. “Dengan demikian diharapkan dapat mempercepat hilirisasi plastik kemasan berbasis polipropilen termodifikasi yang terdegradasi lebih cepat dibandingkan dengan plastik konvensional sehingga diharapkan dapat memberikan kemanfaatan yang lebih luas bagi lingkungan kita,” pungkasnya.

Seperti diketahui, riset produk plastik mudah teriritasi di alam ini mendapat pendanaan skema Matching Fund Kedai Reka dari peserta Program Dana Padanan (PDP) Kemendikbud Ristek RI tahun 2023 yang telah dikurasi. Bahkan riset ini sudah bekerja sama dengan Research & Technology Innovation (RTI) PT Pertamina.

Penulis : Lazuardi

Editor   : Gusti Grehenson

Foto     : Firsto

Artikel Peneliti UGM Kembangkan Plastik Kemasan Mudah Terurai  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/peneliti-ugm-kembangkan-plastik-kemasan-mudah-terurai/feed/ 0
Gamelan Elektronik Buatan Peneliti UGM Hadir di Yogyakarta Gamelan Festival https://ugm.ac.id/id/berita/gamelan-elektronik-buatan-peneliti-ugm-hadir-di-yogyakarta-gamelan-festival/ https://ugm.ac.id/id/berita/gamelan-elektronik-buatan-peneliti-ugm-hadir-di-yogyakarta-gamelan-festival/#respond Fri, 23 Aug 2024 08:22:04 +0000 https://ugm.ac.id/?p=69792 Kondisi Plaza Pasar Ngasem pada malam hari Kamis (8/8) itu cukup ramai karena ada pembukaan event Yogyakarta Gamelan Festival 2024. Diantaranya riuhnya penonton, terdapat puluhan dosen dari Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (DTETI), Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada berkumpul untuk menyaksikan pementasan gamelan elektronik atau dikenal dengan nama Gameltron Evo. Pada acara pembukaan Yogyakarta […]

Artikel Gamelan Elektronik Buatan Peneliti UGM Hadir di Yogyakarta Gamelan Festival pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>

Kondisi Plaza Pasar Ngasem pada malam hari Kamis (8/8) itu cukup ramai karena ada pembukaan event Yogyakarta Gamelan Festival 2024. Diantaranya riuhnya penonton, terdapat puluhan dosen dari Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (DTETI), Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada berkumpul untuk menyaksikan pementasan gamelan elektronik atau dikenal dengan nama Gameltron Evo.

Pada acara pembukaan Yogyakarta Gamelan Festival tersebut, Gameltron Evo dimainkan oleh Komunitas Gayam 16, sebuah komunitas pengembangan seni gamelan yang berkantor di Kecamatan Kraton, Yogyakarta. Komunitas inilah yang menjalankan kegiatan Yogyakarta Gamelan Festival 2024 sebagai pertemuan tahunan secara internasional antara pecinta gamelan, pemain gamelan, dan media untuk terlibat jauh dalam dunia seni gamelan.

Gameltron Evo dimainkan oleh total 15 pemain gamelan di bawah pimpinan Ageng Purwo Ariyatno. Komposisi karya dalam pementasan tersebut di antaranya Ladrang Sri Slamet Laras Slendro Pathet Manyura; Ladrang Ayun-Ayun, Ketawang Ilir-Ilir, dan Suwe Ora Jamu; Ladrang Pangkur, Sluku Bathok; dan Lancaran Kuwi Apa Kuwi.

Ketua tim peneliti gamelan elektronik ini, Ir. Addin Suwastono, S.T., M.Eng., IPM., mengatakan Gameltron Evo hadir dengan gebrakan besar untuk menyederhanakan bentuk gamelan tradisional. Kita biasa menjumpai berbagai alat musik gamelan seperti kendang, bonang, gambang, kendang, kempul, dan gong biasanya dimainkan oleh penabuh yang berbeda. Dengan gameltron inisiasi almarhum Prof. Adhi Susanto ini, seluruh alat musik gamelan dijadikan satu dalam teknologi tersebut, dilengkapi sensor suara untuk memantulkan bunyi gamelan aslinya.

Perbedaannya ada pada bahan gameltron yang lebih ringan dengan biaya produksi yang lebih rendah dibandingkan gamelan aslinya. Misalnya, gong dibuat dengan kap lampu dan rotan, saron dibuat dengan kayu, sementara pangkon-nya menggunakan besi. Sementara  bonang dibuat menggunakan 3D printing.

Di samping peralatan gamelan terdapat “gunungan” yang merupakan sound module. Dari sini, bunyi dimanipulasi menjadi suara gamelan asli yang telah tersimpan. Adapun gamelan fisik yang dibuat menjadi controller atau trigger untuk ditabuh oleh penabuh gamelan. Kemudian, speaker amplifier juga dimanfaatkan untuk meningkatkan dan memperkuat sinyal suara dari sound module untuk menghasilkan suara yang dapat didengar dengan jelas.

Disampaikan oleh Addin, kesamaan cara memainkan gameltron menjadi cara untuk mendekatkan gamelan kepada masyarakat. Menurutnya, gameltron evo didesain agar praktis. “Perkembangan gameltron membuat kita bisa memainkan gamelan dengan earphone di dalam kamar,” ujar Addin.

Inovasi gamelan elektronik yang terus berkembang ini menjadi bentuk preservasi budaya gamelan. Dari gameltron yang diinisiasi pada 1970 hingga menjadi Gameltron Evo pada 2023, perkembangan ini menunjukkan bahwa dosen-dosen di Fakultas Teknik UGM tak putus upaya mensinergikan teknologi dengan tradisi untuk menciptakan sesuatu tanpa meninggalkan akar budaya. Proyek gamelan elektronik oleh tim peneliti ini menjadi jembatan antara budaya tradisional dan modern, memperkuat posisi gamelan dalam lanskap musik Indonesia.

Penulis : Rasya Swarnasta/DTETI FT

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Dok. Yogyakarta Gamelan Festival

Artikel Gamelan Elektronik Buatan Peneliti UGM Hadir di Yogyakarta Gamelan Festival pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/gamelan-elektronik-buatan-peneliti-ugm-hadir-di-yogyakarta-gamelan-festival/feed/ 0
Mahasiswa UGM Berdayakan Komunitas Difabel Lewat Budidaya Lebah Madu   https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-berdayakan-komunitas-difabel-lewat-budidaya-lebah-madu/ https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-berdayakan-komunitas-difabel-lewat-budidaya-lebah-madu/#respond Wed, 17 Jul 2024 09:04:30 +0000 https://ugm.ac.id/?p=67022 Untuk membantu mengatasi permasalahan pengangguran terkait minimnya akses pekerjaan bagi kelompok disabilitas, sekelompok mahasiswa UGM melakukan pendampingan budidaya lebah madu tanpa sengat pada Kelompok Pemberdayaan Disabilitas (KPD) Mitra Karya Sejahtera Kabupaten Gunungkidul. Para mahasiswa ini mengenalkan budidaya lebah klanceng (Trigona sp.).karena program ini dapat dijalankan dengan modal terjangkau, tidak memerlukan kegiatan fisik yang berat, dan […]

Artikel Mahasiswa UGM Berdayakan Komunitas Difabel Lewat Budidaya Lebah Madu   pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Untuk membantu mengatasi permasalahan pengangguran terkait minimnya akses pekerjaan bagi kelompok disabilitas, sekelompok mahasiswa UGM melakukan pendampingan budidaya lebah madu tanpa sengat pada Kelompok Pemberdayaan Disabilitas (KPD) Mitra Karya Sejahtera Kabupaten Gunungkidul. Para mahasiswa ini mengenalkan budidaya lebah klanceng (Trigona sp.).karena program ini dapat dijalankan dengan modal terjangkau, tidak memerlukan kegiatan fisik yang berat, dan aman bagi penyandang disabilitas.

Kelima mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Program Kreativitas Mahasiswa ini terdiri atas tiga orang mahasiswa Fakultas Peternakan, yaitu Aliya Rahmawati Nurkhasanah, Desta Lovefiyana Nurpita, dan Satriya Putra Pratama, serta dua mahasiswa lainnya yakni Muhammad Fahmi Rafsanjani dari Fakultas Ilmu budaya dan Paras Ardina Aya Shopya dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Tim tersebut dibimbing oleh Moh. Sofi’ul Anam, S.Pt., M.Sc. sebagai dosen pendamping.

Aliya Rahmawati mengatakan alasan tim mahasiswa memilih kelompok disabilitas karena menyadari pentingnya pemberdayaan bagi mereka dalam rangka meningkatkan keterampilan dan menambah sumber penghasilan. “Tim mahasiswa tidak hanya melakukan pendampingan, namun juga memberikan pelatihan budidaya lebah madu tanpa sengat,” kata Aliya dalam keterangan kepada wartawan, Rabu (17/7).

 Aliya menyebutkan KPD Mitra Sejahtera memiliki lahan seluas 250 m² yang belum dimanfaatkan. Di tangan mahasiswa, lahan tersebut dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan produktif sebagai lokasi  budidaya klanceng. “Kita harapkan lebah akan mencari pakan sendiri melalui tanaman yang ada di sekitar tempat budidaya,” kata Aliya selaku ketua tim.

Desta Lovefiyana Nurpita, anggota tim lainnya menerangkan bahwa program pendampingan dan pelatihan ini berlangsung selama empat bulan, yaitu sejak bulan Mei hingga Agustus 2024. Program dimulai dengan penanaman tanaman pakan lebah, pelatihan budidaya lebah, pemilihan dan pemindahan koloni, pemeliharaan lebah klanceng, hingga pemanenan madu.  Rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan di rumah ketua KPD Mitra Sejahtera. “Ada sebanyak 24 anggota difabel yang mengikuti program ini di antaranya penyandang tuna daksa, tuna rungu, tuna wicara, tuna netra, autism mental retardasi, dan lain-lain,” terangnya.

Sebelumnya, beberapa program pelatihan telah diberikan, seperti beternak ayam, kambing, dan budidaya lele, namun mengalami kegagalan karena membutuhkan modal yang besar dan kondisi fisik yang kuat. Namun demikian, setelah pelatihan budidaya lebah klanceng, menurut Desta, kelompok difabel sudah memiliki pengetahuan dan kemampuan baru mengenai budidaya lebah klanceng tanpa sengat dengan manajemen yang baik. “Kita juga memberikan materi tentang tata cara pemasaran yang baik hingga pengembangan produk turunan madu seperti bee pollen, propolis, dan royal jelly,” paparnya.

Selain pemberdayaan terhadap anggota difabel, kata Desta, tim mahasiswa juga memberikan training of trainer kepada pengurus KPD Mitra Sejahtera yang telah mengikuti program pelatihan agar dapat menjadi fasilitator bagi kelompok pemberdayaan difabel lainnya.

Ketua Pusat Pemberdayaan Disabilitas Mitra Sejahtera Gunungkidul, Hardiyo, mengatakan pendampingan yang diberikan oleh tim mahasiswa UGM diharapkan mampu memberikan keterampilan baru bagi anggota Kelompok Mitra Karya Sejahtera. “Kita berharap pelatihan dapat diterapkan secara berkelanjutan pada kelompok pemberdayaan disabilitas lainnya,” ujarnya.

Penulis: Gusti Grehenson

Artikel Mahasiswa UGM Berdayakan Komunitas Difabel Lewat Budidaya Lebah Madu   pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-berdayakan-komunitas-difabel-lewat-budidaya-lebah-madu/feed/ 0